DISUSUN OLEH:
FAKULTAS KESEHATAN
UNGARAN
2023
DAFTAR ISI
a. UJI ORGANOLEPTIK
Organoleptik adalah sebuah uji bahan makanan berdasarkan kesukaan dan
keinginan pada suatu produk. Uji organoleptik biasa disebut juga uji indera atau uji
sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat
utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Indera yang dipakai dalam
uji organoleptik adalah indera penglihat/mata, indra penciuman/hidung, indera
pengecap/lidah, indera peraba/tangan. Kemampuan alat indera inilah yang akan
menjadi kesan yang nantinya akan menjadi penilaian terhadap produk yang diuji sesuai
dengan sensor atau rangsangan yang diterima oleh indera (Gusnadi et al., 2021).
Kemampuan indera dalam menilai meliputi kemampuan mendeteksi, mengenali,
membedakan, membandingkan, dan kemampuan menilai suka atau tidak suka
Jenis penilaian atau pengukuran yang lain adalah pengukuran atau penilaian
suatu dengan menggunakan alat ukur dan disebut penilaian atau pengukuran
instrumental atau pengukuran obyektif. Pengukuran obyektif hasilnya sangat
ditentukan oleh kondisi obyek atau sesuatu yang diukur. Demikian pula karena
pengukuran atau penilaian dilakukan dengan memberikan rangsangan atau benda
rangsang pada alat atau organ tubuh (indra), maka pengukuran ini disebut juga
pengukuran atau penilaian subyketif atau penilaian organoleptik atau penilaian indrawi.
Yang diukur atau dinilai sebenarnya adalah reaksi psikologis (reaksi mental) berupa
kesadaran seseorang setelah diberi rangsangan, maka disebut juga penilaian sensorik.
Rangsangan yang dapat diindra dapat bersifat mekanis (tekanan, tusukan),
bersifat fisis (dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia (bau, aroma, rasa). Pada waktu
alat indra menerima rangsangan, sebelum terjadi kesadaran prosesnya adalah fisiologis,
yaitu dimulai di reseptor dan diteruskan pada susunan syaraf sensori atau syaraf
penerimaan. Mekanisme pengindraan secara singkat adalah :
1) Penerimaan rangsangan (stimulus) oleh sel-sel peka khusus pada indra
2) Terjadi reaksi dalam sel-sel peka membentuk energi kimia
3) Perubahan energi kimia menjadi energi listrik (impulse) pada sel syaraf
4) Penghantaran energi listrik (impulse) melalui urat syaraf menuju ke syaraf pusat otak
atau sumsum belakang.
5) Terjadi interpretasi psikologis dalam syaraf pusat
6) Hasilnya berupa kesadaran atau kesan psikologis.
Bagian organ tubuh yang berperan dalam pengindraan adalah mata, telinga,
indra pencicip, indra pembau dan indra perabaan atau sentuhan. Kemampuan alat indra
memberikan kesan atau tanggapan dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis
kesan, intensitas kesan, luas daerah kesan, lama kesan dan kesan hedonik. Jenis kesan
adalah kesan spesifik yang dikenali misalnya rasa manis, asin.
b. CHIFFON
Chiffon cake adalah salah satu kue continental dari kelompok sponge cake.
Chiffon cake memiliki ciri- ciri volume yang tinggi, rongga serupa dengan busa
(sponge) serta hasil relatif ringan. Jenis cake ini banyak disukai orang, karena memiliki
kombinasi rasa antara rasa gurih dan manis dan tekstur yang lebih lembut dari jenis
sponge cake lain. Keberhasilan chiffon cake didapat dari bahan dan tehnik pembuatan.
Terigu merupakan salah satu komponen bahan dalam pembuatan chiffon cake,
disamping telur yang berfungsi sebagai agen pengembang. Fungsi terigu sebagai
pembentuk kerangka kue, yang diperoleh dari peran pati yang terdapat pada terigu.
Kandungan pati di dalam terigu 70%. (Firdausa, 2020)
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM
3.1. ALAT
Cawan
Form uji organoleptik
Pensil
Air mineral
3.2. BAHAN
Chiffon pandan kualitas 1
Chiffon pandan kualitas 2
Chiffon pandan kualitas 3
4.1. HASIL
Table 1 Hasil Pengamatan sayur kaleng 3 minggu
1 2 3 4 5
Kode (sangat (tidak (suka) (sangat (sangat
Indikator TOTAL
sampel tidak suka) suka) suka
suka) sekali)
401 Warna 1 8 12 21
Rasa 1 15 5 21
Aroma 1 15 5 21
Tekstur 1 12 8 21
Homogen 1 13 7 21
325 Warna 6 2 12 1 21
Rasa 1 7 3 9 1 21
Aroma 10 1 8 2 21
Tekstur 1 1 13 6 21
Homogen 2 15 4 21
566 Warna 3 2 14 2 21
Rasa 3 1 10 7 21
Aroma 1 4 2 8 6 21
Tekstur 3 1 8 9 21
Homogen 1 1 11 8 21
Kode sampel
401 325 566
Memiliki warna yang Masih tercium amis. Teksturnya sedikit
bagus dan rasa yang Aroma pandan kurang bantat
enak kuat. Aromanya terlalu
Memiliki rasa yang Rasanya terlalu manis, menyengat bukan khas
manis aromanya wangi namun pandan
bukan khas pandan.
Aroma kurang berbau Warna, rasa dan aroma Warna kurang
pandan tidak suka karena ada bau menarik/kurang hijau
Aroma terlalu amis dan warna kurang terlalu coklat
menyengat menarik, tekstur dan Tekstur nya lebih
Warna nya lebih terang homogen suka lembek dari pada
Menyukai warna, rasa, Warna terlalu coklat sampel yang lain
aroma dan tekstur Warna pucat, kurang Memiliki warna yang
Tekstur nya agak keras menarik, rasa tidak terlalu bagus, namun rasa dan
Tidak bau amis dan tidak manis dan aroma amis tekstur kurang suka
kemanisan Warna kurang memikat Warna sedikit pucat,
Setelah dimakan agak dan rasa hambar, aroma rasa sedikit amis,
seret menyengat aromanya terlalu
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan uji organoleptik yang telah dilakukan pada 3 sampel chiffon
pandan dapat disimpulkan berdasarkan warna sampel 566 lebih disukai oleh panelis,
rasa sampel 401 lebih di sukai oleh panelis, untuk aroma sampel 401 lebih disukai
panelis, untuk tekstur sampel 325 lebih disukai oleh panelis, dan untuk homogen
sampel 325 lebih disukai oleh panelis.
DAFTAR PUSTAKA
Firdausa, A. R. (2020). Pengaruh Suhu dan Lama Pemanggangan Terhadap Kualitas Chiffon
Cake. Prosiding Pendidikan Teknik Boga Busana, 15(1), 1–9.
Gusnadi, D., Taufiq, R., & Baharta, E. (2021). Uji Organoleptik dan Daya Terima pada
Produk Mousse Berbasis Tapai Singkong sebagai Komoditi UMKM di Kabupaten
Bandung. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(12), 2883–2888.