PANDAN”
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS KESEHATAN
UNGARAN
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
1.1. JUDUL PRAKTIKUM..........................................................................................................3
1.2. TANGGAL PRAKTIKUM....................................................................................................3
1.3. LATAR BELAKANG............................................................................................................3
1.4. TUJUAN PRAKTIKUM.......................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................5
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM............................................................................................7
3.1. ALAT.......................................................................................................................................7
3.2. BAHAN...................................................................................................................................7
3.3. PROSEDUR PENGOLAHAN..............................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................8
4.1. HASIL.....................................................................................................................................8
4.2. PEMBAHASAN...................................................................................................................10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................................11
5.1. KESIMPULAN.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN
a. UJI ORGANOLEPTIK
Organoleptik adalah sebuah uji bahan makanan berdasarkan kesukaan dan
keinginan pada suatu produk. Uji organoleptik biasa disebut juga uji indera atau uji
sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat
utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Indera yang dipakai
dalam uji organoleptik adalah indera penglihat/mata, indra penciuman/hidung, indera
pengecap/lidah, indera peraba/tangan. Kemampuan alat indera inilah yang akan
menjadi kesan yang nantinya akan menjadi penilaian terhadap produk yang diuji
sesuai dengan sensor atau rangsangan yang diterima oleh indera (Gusnadi et al.,
2021). Kemampuan indera dalam menilai meliputi kemampuan mendeteksi,
mengenali, membedakan, membandingkan, dan kemampuan menilai suka atau tidak
suka
Jenis penilaian atau pengukuran yang lain adalah pengukuran atau penilaian
suatu dengan menggunakan alat ukur dan disebut penilaian atau pengukuran
instrumental atau pengukuran obyektif. Pengukuran obyektif hasilnya sangat
ditentukan oleh kondisi obyek atau sesuatu yang diukur. Demikian pula karena
pengukuran atau penilaian dilakukan dengan memberikan rangsangan atau benda
rangsang pada alat atau organ tubuh (indra), maka pengukuran ini disebut juga
pengukuran atau penilaian subyketif atau penilaian organoleptik atau penilaian
indrawi.
Yang diukur atau dinilai sebenarnya adalah reaksi psikologis (reaksi mental) berupa
kesadaran seseorang setelah diberi rangsangan, maka disebut juga penilaian sensorik.
Rangsangan yang dapat diindra dapat bersifat mekanis (tekanan, tusukan),
bersifat fisis (dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia (bau, aroma, rasa). Pada waktu
alat indra menerima rangsangan, sebelum terjadi kesadaran prosesnya adalah
fisiologis, yaitu dimulai di reseptor dan diteruskan pada susunan syaraf sensori atau
syaraf penerimaan. Mekanisme pengindraan secara singkat adalah :
1) Penerimaan rangsangan (stimulus) oleh sel-sel peka khusus pada indra
2) Terjadi reaksi dalam sel-sel peka membentuk energi kimia
3) Perubahan energi kimia menjadi energi listrik (impulse) pada sel syaraf
4) Penghantaran energi listrik (impulse) melalui urat syaraf menuju ke syaraf pusat
otak atau sumsum belakang.
5) Terjadi interpretasi psikologis dalam syaraf pusat
6) Hasilnya berupa kesadaran atau kesan psikologis.
Bagian organ tubuh yang berperan dalam pengindraan adalah mata, telinga,
indra pencicip, indra pembau dan indra perabaan atau sentuhan. Kemampuan alat
indra memberikan kesan atau tanggapan dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan
jenis kesan, intensitas kesan, luas daerah kesan, lama kesan dan kesan hedonik. Jenis
kesan adalah kesan spesifik yang dikenali misalnya rasa manis, asin.
b. CHIFFON
Chiffon cake adalah salah satu kue continental dari kelompok sponge cake.
Chiffon cake memiliki ciri- ciri volume yang tinggi, rongga serupa dengan busa
(sponge) serta hasil relatif ringan. Jenis cake ini banyak disukai orang, karena
memiliki kombinasi rasa antara rasa gurih dan manis dan tekstur yang lebih lembut
dari jenis sponge cake lain. Keberhasilan chiffon cake didapat dari bahan dan tehnik
pembuatan. Terigu merupakan salah satu komponen bahan dalam pembuatan chiffon
cake, disamping telur yang berfungsi sebagai agen pengembang. Fungsi terigu sebagai
pembentuk kerangka kue, yang diperoleh dari peran pati yang terdapat pada terigu.
Kandungan pati di dalam terigu 70%. (Firdausa, 2020)
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM
3.1. ALAT
Cawan
Form uji organoleptik
Pensil
Air mineral
3.2. BAHAN
Chiffon pandan kualitas
1 Chiffon pandan
kualitas 2 Chiffon
pandan kualitas 3
4.1. HASIL
Table 1 Hasil Pengamatan sayur kaleng 3 minggu
1 2 3 4 5
Kode (sangat (tidak (suka) (sangat (sangat
Indikator TOTAL
sampel tidak suka) suka) suka
suka) sekali)
401 Warna 1 8 12 21
Rasa 1 15 5 21
Aroma 1 15 5 21
Tekstur 1 12 8 21
Homogen 1 13 7 21
325 Warna 6 2 12 1 21
Rasa 1 7 3 9 1 21
Aroma 10 1 8 2 21
Tekstur 1 1 13 6 21
Homogen 2 15 4 21
566 Warna 3 2 14 2 21
Rasa 3 1 10 7 21
Aroma 1 4 2 8 6 21
Tekstur 3 1 8 9 21
Homogen 1 1 11 8 21
Kode sampel
401 325 566
Memiliki warna Masih tercium amis. Teksturnya sedikit
yang bagus dan rasa Aroma pandan bantat
yang enak kurang kuat. Aromanya terlalu
Memiliki rasa Rasanya terlalu manis, menyengat bukan
yang manis aromanya wangi khas pandan
namun
bukan khas pandan.
Aroma kurang Warna, rasa dan aroma Warna kurang
berbau pandan tidak suka karena ada menarik/kurang
hijau terlalu coklat
Aroma bau amis dan warna Tekstur nya lebih
terlalu kurang menarik, tekstur lembek dari pada
menyengat dan homogen suka sampel yang lain
Warna nya lebih terang Warna terlalu coklat Memiliki warna yang
Menyukai warna, Warna pucat, kurang bagus, namun rasa dan
rasa, aroma dan menarik, rasa tidak tekstur kurang suka
tekstur terlalu manis dan aroma Warna sedikit
Tekstur nya agak keras amis pucat, rasa sedikit
Tidak bau amis dan Warna kurang memikat amis, aromanya
tidak kemanisan dan rasa hambar, terlalu menyengat
Setelah dimakan aroma menyengat Warna lebih menarik
agak seret Teksturnya lebih kesat Warna sedikit
Rasanya sedikit pahit dan padat pucat, aroma dan
Warna bagus tetapi rasa pas, tekstur
rasa dan tekstur kurang kurang
suka Memiliki rasa dominan
Rasa masih ada pandan
rasa telur/amis Rasa terlalu strong
Warnanya sedikit pucat Memiliki aroma
Kurang terasa yang tidak tajam
aroma pandan
Warna pucat, rasa sudah
pas, tekstur lebih
lembut
Rasa kurang manis
Aromanya tidak seperti
chiffon, kurang manis
Warna pucat, aroma tajam
Warna kurang menarik,
rasa kurang tajam
Rasa terlalu strong dan
manis
Rasa sedikit hambar
4.2. PEMBAHASAN
Pada sampel 401 diperoleh hasil uji organoleptik untuk warna 12 panelis sangat suka
sekali, 8 sangat suka dan 1 panelis suka. Sehingga dapat disimpulkan bahwa warna dari
chiffon sampel 401 banyak penelis yang sangat menyukainya. Untuk rasa 15 panelis
sangat suka. untuk aromanya 15 panelis sangat suka, untuk tekstur 12 panelis sangat suka,
sedangkan homoge13 panelis suka. akan tetapiterdapat beberapa komentar yangkurang
menyukai chiffon sampel 401. Komentarnya yaitu aroma kurang berbau pandan, aroma
terlalu menyengat, warna nya lebih terang, tekstur nya agak keras, setelah dimakan agak
seret, rasanya sedikit pahit.
Sampel 325 diperoleh hasil uji organooleptik pada warna 12 penelis sangat suka dan 6
penelis tidak suka. Untuk rasa 9 penelis sangat suka dan 1 penelis sangat tidak suka. untuk
aroma 10 penelis tidak suka dan 8 penelis sangat suka. Untuk tekstur 13 penelis sangat
suka dan 1 penelis sangat tidak suka. dan untuk homogen 15 penelis sangat suka dan 2
penelis suka. untuk komentarnya yaitu Masih tercium amis, Aroma pandan kurang kuat,
Rasanya terlalu manis, aromanya wangi namun bukan khas pandan, Warna, rasa dan
aroma tidak suka karena ada bau amis dan warna kurang menarik, tekstur dan homogen
suka, Warna terlalu coklat, Warna pucat, kurang menarik, rasa tidak terlalu manis dan
aroma amis, Warna kurang memikat dan rasa hambar, aroma menyengat, Teksturnya lebih
kesat dan padat, Warna bagus tetapi rasa dan tekstur kurang suka, Rasa masih ada rasa
telur/amis, Warnanya sedikit pucat, Kurang terasa aroma pandan, Warna pucat, rasa sudah
pas, tekstur lebih lembut, Rasa kurang manis, Aromanya tidak seperti chiffon, kurang
manis, Warna pucat, aroma tajam, Warna kurang menarik, rasa kurang tajam, Rasa terlalu
strong dan manis,Rasa sedikit hambar
Pada sampel 566, untuk warna 14 penelis sangat suka, 3 penelis tidak suka. untuk rasa
10 penelis suka dan 3 penelis tidak suka. untuk aroma 8 penelis sangat suka dan 1 penelis
sangat tidak suka. untuk tekstur 9 penelis sangat suka sekali dan 3 penelis tidak suka. dan
untuk homogen 11 penelis sangat suka dan 1 penelis sangat tidak suka. untk komentarnya
yaitu Teksturnya sedikit bantat, aromanya terlalu menyengat bukan khas pandan, Warna
kurang menarik/kurang hijau terlalu coklat, Tekstur nya lebih lembek dari pada sampel
yang lain, Memiliki warna yang bagus, namun rasa dan tekstur kurang suka, Warna
sedikit pucat, rasa sedikit amis, aromanya terlalu menyengat, Warna lebih menarik, Warna
sedikit pucat, aroma dan rasa pas, tekstur kurang, Memiliki rasa dominan pandan, Rasa
terlalu strong, Memiliki aroma yang tidak tajam.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan uji organoleptik yang telah dilakukan pada 3 sampel chiffon
pandan dapat disimpulkan berdasarkan warna sampel 566 lebih disukai oleh panelis,
rasa sampel 401 lebih di sukai oleh panelis, untuk aroma sampel 401 lebih disukai
panelis, untuk tekstur sampel 325 lebih disukai oleh panelis, dan untuk homogen
sampel 325 lebih disukai oleh panelis.
DAFTAR PUSTAKA
Firdausa, A. R. (2020). Pengaruh Suhu dan Lama Pemanggangan Terhadap Kualitas
Chiffon Cake. Prosiding Pendidikan Teknik Boga Busana, 15(1), 1–9.
Gusnadi, D., Taufiq, R., & Baharta, E. (2021). Uji Organoleptik dan Daya Terima pada
Produk Mousse Berbasis Tapai Singkong sebagai Komoditi UMKM di Kabupaten
Bandung. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(12), 2883–2888.