Disusun Oleh :
JURUSAN HOSPITALITI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan penilaian mata kuliah
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dalam
penyusunan maupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan senang hati Penulis terima. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
Bandung, November2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
I. UJI ORGANOLEPTIK
1
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya
penerimaan terhadap produk.
Contoh Organoleptik :
a. Saat produsen dihadapkan pada pilihan untuk mengganti bahan baku atau
kemasan atau sistem produksi dengan harga tanpa merubah kualitas produk
atau ingin membandingkan sifat produk dengan produk milik pesain.
b. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan produk dari bahan baku yang
digunakan, mengidentifikasi proses produksi, atau menentukan atribut
sensori produk yang dapat diterima oleh alat indera konsumen
c. Menguji Daya ikat air, Ph dan sifat organoleptik chicken nugget yang
disubstitusikan dengan telur rebus
d. Uji Organoleptik Terhadap Rasa/Tekstur/Aroma/Warna Pada Biskuit Bebas
Gluten dan Kasein
e. Uji Organoleptik Terhadap Mutu Biskuit Bebas Gluten
f. Uji Organoleptik Terhadap kue yang menggunakan bahan non instant dan
instant
2
Uji ini dapat membantu mengidentifikasi variabel bahan tambahan
(ingredien) atau proses yang berkaitan dengan karakteristik sensori tertentu dari
produk. Informasi ini dapat digunakan untuk pengembangan produk baru,
memperbaiki produk atau proses dan berguna juga untuk pengendalian mutu
rutin.
Pengetahuan analisis mutu sangat diperlukan bagi para ahli ilmu dan
teknologi pangan ataupun bagi mereka yang bergerak dalam industri pangan,
terutama untuk menentukan kualitas dan keamanan produk pangan. (Pengantar
Teknologi Pangan, IPB 2012)
3
D. Pemetaan product (product mapping), pencocokan produk (product matching),
dan reformulasi produk
2. Bidang Pengendalian Mutu (QC / QA)
A. Membuat standar, spesifikasi, dan jaminan mutu produk
B. Menguji umur simpan
C. Mengidentifikasi potensi kerusakan
D. Memilih pemasok
3. Bidang Pemasaran
A. Mengetahui penerimaan dan kesukaan konsumen
B. Mengetahui kompetisi produk di pasar
C. Menentukan posisi produk
D. Menduga peluang kesuksesan produk
E. Memahami harapan konsumen
4
Beberapa faktor yang mempengaruhi kepekaan panelis:
1. Jenis kelamin
Pada umumnya, wanita lebih peka dibanding laki-laki dalam
merasakan sesuatu, wanita juga lebih dapat mengemukakan apa yang
dirasakan dibandingkan laki-laki. Akan tetapi, penilaian sensori wanita
terhadap aroma dan flavor lebih cenderung tidak konsisten dibandingkan laki-
laki. Hal ini berhubungan dengan siklus menstruasi dan kehamilan.
2. Usia
Pada umumnya, kemampuan seseorang dalam merasa, mencium,
mendengar, dan melihat semakin berkurang seiring dengan bertambahnya
usia. Akan tetapi, berkurangnya kemampuan seseorang bervariasi tergantung
pengalaman dan latihan yang diikuti, biasanya sekitar usia 60 tahun atau lebih.
3. Kondisi fisiologis
Kondisi fisiologis panelis yang dapat mempengaruhi kepekaannya
adalah kondisi lapar ataupun kenyang, kelelahan, sakit, obat, waktu bangun
tidur, dan merokok.
4. Faktor genetis
Umumnya orang yang peka terhadap substansi phenylthiocarbamide
(PTC) dan 6-n-propylthiouracil (PROP) sangat peka terhadap rasa pahit.
5. Kondisi Psikologis
Mood, motivasi, bias, tingkah laku, serta kondisi terlalu senang atau
terlalu sedih dapat mempengaruhi kepekaan indera seseorang.
5
II. UJI HEDONIC
6
f. Uji hedonik sering digunakan untuk menilai secara organoleptik terhadap
komoditas sejenis atau produk pengembangan. Uji hedonik banyak digunakan
untuk menilai produk akhir (Soewarno,1981).
Selain untuk mengetahui deskripsi suatu produk secara sensory dari segi warna,
tekstur, aroma, dan rasa terhadap suatu produk kita juga dapat mengetahui tingkatan
penilaian/skala kesukaan panelis terhadap suatu produk atau beberapa produk. Selain
itu juga kita dapat mengetahui uji mutu dalam produk tersebut. Dan digunakan untuk
dapat mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap suatu produk yang diuji dan
sering digunakan untuk menilai secara organoleptic.
Berbeda dengan uji kesukaan, uji mutu hedonik tidak menyatakan suka atau
tidak suka melainkan menyatakan kesan tentang baik atau buruk. Kesan baik – buruk
ini disebut kesan mutu hedonik. Karena itu beberapa ahli memasukkan uji mutu
hedonik kedalam uji hedonik. Kesan mutu hedonik lebih spesifik dari pada sekedar
kesan suka atau tidak suka. Mutu hedonik dapat bersifat umum, yaitu baik atau buruk
dan bersifat spesifik seperti empuk / keras untuk daging, pulen – keras untuk nasi,
renyah, liat untuk mentimun.
Rentangan skala hedonik berkisar dari extrim baik sampai ke extrim jelek.
Skala hedonik pada uji mutu hedonik sesuai dengan tingkat mutu hedonik. Jumlah
tingkat skala juga bervariasi tergantung dari rentangan mutu yang diinginkan dan
sensitivitas antar skala. Skala hedonik untuk uji mutu hedonik dapat berarah satu dan
berarah dua. Seperti halnya pada uji kesukaan pada uji mutu hedonik, data penilaiaan
dapat ditransformasi dalam skala numerik dan selanjutnya dapat dianalisis statistik
untuk interprestasinya.
7
C. Waktu Penggunaan Pengetahuan Uji Hedonic
8
E. Cara Penerapan Uji Hedonic
Analisis respon uji hedonik yaitu setelah di lakukan uji data yang didapat
dengan skala hedonik di bandingkan dengan sekala numeriknya setelah itu dilakukan
uji statistik. Sifat indrawi yang dapat dinilai yaitu sifat inderawi umum (rasa, aroma,
tekstur, warna) (Soekarto, 2000).
Tanggal : 28 februari
Intruksi:
Panelis diminta mencicipi sampel dan memberikan nilai sesuai deskripsi sifat yang
ada dengan tingkat kesukaan sesuai dengan skala penilaian sebagai berikut:
Skala Penilaian
7 : amat sangat suka 3 : agak tidak suka
6 : sangat suka 2 : tidak suka
5 : suka 1 : sangat tidak suka
4 : netral
9
Kode Sampel
Penilaian
P0 P1 P2
Rasa 7 2 5
Warna 4 4 6
Tekstur 7 2 2
Aroma 3 5 6
TOTAL 21 13 19
10
Daftar Pustaka
Al-Maskaty, Balda S.W . 2021. SKRIPSI “UJI HEDONIK DAN MUTU HEDONIK
TEMPE KACANG KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG
SAGU” Institut Agama Islam Negeri Ambon
Arbi, A. S. (2006). Pengenalan Evaluasi Sensori. Modul 1 PANG4427.
11
Wahyuningtias, D. (2010). UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI KUE
MENGGUNAKAN BAHAN NON INSTANT DAN INSTANT. BINUS
BUSINESS REVIEW Vol.1 No.1, 116-125.
12