Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SAINS PATISERI

UJI ORGANOLEPTIK & UJI HEDONIC

DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN PENILAIAN


MATA KULIAH SAINS PATISERI

Disusun Oleh :

Denthamira Cecilyadi 2020411058

Kayla Zahra 2020411067

Humaira Rishendra 2020411081

Sarah Mauren Ramadanti 2020411104

JURUSAN HOSPITALITI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PATISERI

POLITEKNIK PARIWISATA NHI BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Makalah Sains Patiseri dengan materi

Uji Organoleptik & Uji Hedonic.

Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan penilaian mata kuliah

Sains Patiseri pada perkuliahan semester 5 Program Studi Manajemen Patiseri

Politeknik Pariwisata NHI Bandung.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dalam

penyusunan maupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun akan senang hati Penulis terima. Akhir kata, semoga makalah ini dapat

menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, November2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………..…………....i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………ii

I. UJI ORGANOLEPTIK …………………………………………………………..1

A. Definisi Uji Organoleptik……………………………………………..…..1

B. Alasan Memahami Uji Organoleptik………………………………...…..2

C. Waktu Penggunaan Pengetahuan Uji Organoleptik………...………….3

D. Tempat Penggunaan Pengetahuan Uji Organoleptik……………….…..3

E. Cara Penerapan Uji Organoleptik…………………………………...…..4

II. UJI HEDONIK……………………………………………………………………6

A. Definisi Uji Hedonik……………………………………………………...6

B. Alasan Memahami Uji Hedonik……………………………...………….7

C. Waktu Penggunaan Pengetahuan Uji Hedonik………………………...8

D. Tempat Penggunaan Pengetahuan Uji Hedonik……………………….8

E. Cara Penerapan Uji Hedonik……………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………11

ii
I. UJI ORGANOLEPTIK

A. Definisi Uji Organoleptik

a. Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses


pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu
kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya
rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut.
Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat
rangsangan (stimulus). (Gusman, 2013)
b. Pengujian organoleptik adalah pengujian rasa, warna, aroma, bentuk dan tekstur
suatu produk dapat dilakukan dengan pengujian Pengujian ini dilakukan dengan
memanfaatkan indera manusia dalam mengidentifikasi atribut sensori produk
karena belum ada mesin atau alat yang dapat menggantikan kepekaan indera
manusia. (Kupas Tuntas Uji Organoleptik, 2021)
c. Pengujian organoleptik adalah metode untuk mengukur, menganalisa, dan
menginterprestasikan reaksi dari karakteristik bahan pangan yang diterima
melalui penglihatan, bau, rasa, sentuhan, dan pendengaran atausuara. Penilaian
atau uji organoleptik dikenal juga dengan penilaian sensori atau
penilaian inderawi dimana secara tradisional sudah berkembang sejak zaman
dahulu,yakni di saat manusia sudah mulai memperhatikan kualitas lingkungan
disekitarnya.
d. Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori yaitu cara pengujian dengan
memakai indera manusia sbg alat utama untuk pengukuran daya penerimaan
terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam
pelaksanaan kualitas. Pengujian organoleptik bisa memberikan indikasi
kebusukan, kemunduran kualitas dan kerusakan lainnya dari produk.
e. Uji organoleptik merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui
daya terima suatu produk serta untuk menilai mutu suatu bahan pangan dan
penelitian organoleptik merupakan penilaian dengan cara memberi rangsangan
terhadap organ tubuh. (Soekarto, 1985)
f. Organoleptik merupakan pengujian terhadap bahan makanan berdasarkan
kesukaan dan kemauan untuk mempegunakan suatu produk. Uji Organoleptik
atau uji indera atau uji sensori sendiri merupakan cara pengujian dengan

1
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya
penerimaan terhadap produk.

Contoh Organoleptik :

a. Saat produsen dihadapkan pada pilihan untuk mengganti bahan baku atau
kemasan atau sistem produksi dengan harga tanpa merubah kualitas produk
atau ingin membandingkan sifat produk dengan produk milik pesain.
b. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan produk dari bahan baku yang
digunakan, mengidentifikasi proses produksi, atau menentukan atribut
sensori produk yang dapat diterima oleh alat indera konsumen
c. Menguji Daya ikat air, Ph dan sifat organoleptik chicken nugget yang
disubstitusikan dengan telur rebus
d. Uji Organoleptik Terhadap Rasa/Tekstur/Aroma/Warna Pada Biskuit Bebas
Gluten dan Kasein
e. Uji Organoleptik Terhadap Mutu Biskuit Bebas Gluten
f. Uji Organoleptik Terhadap kue yang menggunakan bahan non instant dan
instant

B. Alasan Memahami Uji Organoleptik

Pengujian organoleptik berperan penting dalam pengembangan produk


dengan meminimalkan resiko dalam pengambilan keputusan. Panelis dapat
mengidentifikasi sifat-sifat sensori yang akan membantu untuk mendeskripsikan
produk. Digunakan untuk menilai adanya perubahan yang dikehendaki atau tidak
dikehendaki dalam produk atau bahan-bahan formulasi, mengidentifikasi area
untuk pengembangan, menentukan apakah optimasi telah diperoleh,
mengevaluasi produk pesaing, mengamati perubahan yang terjadi selama proses
atau penyimpanan, dan memberikan data yang diperlukan bagi promosi produk.
Uji organoleptik memiliki relevansi yang tinggi dengan mutu produk
karena berhubungan langsung dengan selera konsumen. Selain itu, metode ini
cukup mudah dan cepat untuk dilakukan, hasil pengukuran dan pengamatannya
juga cepat diperoleh. Dengan demikian, uji organoleptik dapat membantu analisis
usaha untuk meningkatkan produksi atau pemasarannya.

2
Uji ini dapat membantu mengidentifikasi variabel bahan tambahan
(ingredien) atau proses yang berkaitan dengan karakteristik sensori tertentu dari
produk. Informasi ini dapat digunakan untuk pengembangan produk baru,
memperbaiki produk atau proses dan berguna juga untuk pengendalian mutu
rutin.

C. Waktu Penggunaan Pengetahuan Uji Organoleptik

Analisis sensori atau organoleptik merupakan metode dasar dalam


pengembangan produk dan pengawasan mutu untuk penelitian, pengembangan,
dan pemasaran produk. Dengan semakin berkembangnya zaman dan dimulainya
sistem perdagangan, maka terjadilah perkembangan dalam metode pengujian
sensori yang melibatkan panelis yang lebih profesional. (Analisis Sensori untuk
Industri Pangan dan Agro, IPB 2010)
Produk pangan mempunyai hubungan atau respon khusus pada
konsumennya, yaitu respon sikap personal atau respon manusiawi seperti rasa
enak, rasa pahit, warna menyenangkan, tekstur lembut, dan lain-lain.
Sifat indrawi sebenarnya erat sekali hubungannya dengan kehidupan
sehari-hari pada semua orang karena sifat indrawi terdapat pada semua benda di
sekeliling keberadaan manusia dan yang menjadi kebutuhan sehari-hari. (Metode
dan Analisis Uji Indrawi, IPB 2020)

D. Tempat Penggunaan Pengetahuan Uji Organoleptik

Pengetahuan analisis mutu sangat diperlukan bagi para ahli ilmu dan
teknologi pangan ataupun bagi mereka yang bergerak dalam industri pangan,
terutama untuk menentukan kualitas dan keamanan produk pangan. (Pengantar
Teknologi Pangan, IPB 2012)

Tujuan analisis sensori dapat dibedakan berdasarkan tiga bidang yaitu:

1. Penelitian dan Pengembangan (R&D), tujuan:


A. Membandingkan beberapa macam prototipe yang sedang dikembangkan
B. Memahami pengaruh bahan baku, bahan tambahan, dan proses terhadap
karakteristik produk
C. Menghubungkan data sensori, data instrumen dengan data konsumen

3
D. Pemetaan product (product mapping), pencocokan produk (product matching),
dan reformulasi produk
2. Bidang Pengendalian Mutu (QC / QA)
A. Membuat standar, spesifikasi, dan jaminan mutu produk
B. Menguji umur simpan
C. Mengidentifikasi potensi kerusakan
D. Memilih pemasok
3. Bidang Pemasaran
A. Mengetahui penerimaan dan kesukaan konsumen
B. Mengetahui kompetisi produk di pasar
C. Menentukan posisi produk
D. Menduga peluang kesuksesan produk
E. Memahami harapan konsumen

(Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro, IPB 2010)

E. Cara Penerapan Uji Organoleptik

Pelaksanaan suatu pengujian sensori membutuhkan sekelompok orang yang


menilai mitu atau memberikan kesan subjektif berdasarkan prosesur pengujian sensori
tertentu. Kelompok ini disebut panel dan anggotanya disebut panelis yang berasal dari
dalam perusahaan produsen (bagian penelitian dan pengembangan produk dan
pemasaran), dari luar perusahaan (konsumen), ataupun orang atau lembaga yang
memberikan jasa untuk melakukan pengujian sensori (outsourcing).
Terdapat tujuh jenis panel yaitu:
1. Panel pencicip perorangan
2. Panel pencicip terbatas (3-5 orang ahli)
3. Panel terlatih (15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup baik dan telah
diseleksi atau telah menjalani latihan-latihan)
4. Panel agak terlatih
5. Panel tidak terlatih (terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih berdasarkan
jenis kelamin, suku bangsa, tingkat sosial, dan pendidikan)
6. Panel konsumen (30-100 orang yang tergantung pada target pemasaran suatu
komoditas)
7. Panel anak-anak (umumnya menggunakan anak-anak berusia 3-10 tahun)

4
Beberapa faktor yang mempengaruhi kepekaan panelis:
1. Jenis kelamin
Pada umumnya, wanita lebih peka dibanding laki-laki dalam
merasakan sesuatu, wanita juga lebih dapat mengemukakan apa yang
dirasakan dibandingkan laki-laki. Akan tetapi, penilaian sensori wanita
terhadap aroma dan flavor lebih cenderung tidak konsisten dibandingkan laki-
laki. Hal ini berhubungan dengan siklus menstruasi dan kehamilan.
2. Usia
Pada umumnya, kemampuan seseorang dalam merasa, mencium,
mendengar, dan melihat semakin berkurang seiring dengan bertambahnya
usia. Akan tetapi, berkurangnya kemampuan seseorang bervariasi tergantung
pengalaman dan latihan yang diikuti, biasanya sekitar usia 60 tahun atau lebih.
3. Kondisi fisiologis
Kondisi fisiologis panelis yang dapat mempengaruhi kepekaannya
adalah kondisi lapar ataupun kenyang, kelelahan, sakit, obat, waktu bangun
tidur, dan merokok.
4. Faktor genetis
Umumnya orang yang peka terhadap substansi phenylthiocarbamide
(PTC) dan 6-n-propylthiouracil (PROP) sangat peka terhadap rasa pahit.
5. Kondisi Psikologis
Mood, motivasi, bias, tingkah laku, serta kondisi terlalu senang atau
terlalu sedih dapat mempengaruhi kepekaan indera seseorang.

(Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro, IPB 2010)

Pengujian indrawi melibatkan persiapan dan pelaksanaan uji, meliputi:

1. Menetapkan jenis uji indrawi


2. Menyiapkan panelis
3. Persiapan contoh uji
4. Penyajian contoh uji sebagai perangsang
5. Proses penginderaan dengan mencicip dari contoh uji
6. Merespons contoh uji sesuai sifat indrawi dan menuangkan ke format uji
7. Menata ke matriks respon
(Metode dan Analisis Uji Indrawi, IPB 2020)

5
II. UJI HEDONIC

A. Definisi Uji Hedonic

a. Uji hedonik merupakan sebuah pengujian dalam analisa sensori organoleptik


yang digunakan untuk mengetahui besarnya perbedaan kualitas diantara
beberapa produk sejenis dengan memberikan penilaian atau skor terhadap sifat
tertentu dari suatu produk dan untuk mengetahui tingkat kesukaan dari suatu
produk. Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik, misalnya sangat suka, suka,
agak suka, agak tidak suka, tidak suka, sangat tidak suka dan lain-ain.
( Dikutip dari buku “Sensory Evaluation Practiec”, Stone and Joel 2004)
b. Uji hedonic, biasanya panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang
kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan). Disamping panelis mengemukakan
tanggapan senang, suka atau kebalikannya, mereka juga mengemukakan tingkat
kesukaannya. Tingkat – tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik.
(https://prabhagib.blogspot.com/2016/02/pengertian-uji-hedonik-artikel-
singkat.html )
c. Uji Hedonik adalah “teknik yang dirancang untuk mengukur tingkat keinginan
suatu produk. Skala kategori mulai dari yang sangat berbeda, karena tidak
menyukai atau tidak menyukai, sangat tidak suka, dengan jumlah kategori yang
beragam. Panelis menunjukkan tingkat kecintaan mereka terhadap masing-
masing sampel dengan memilih kategori yang sesuai” (Ningrum, Lestari.
(2017). How The Panelists Votes Chicken Ballotine With Analog Chicken
Turkey and Duck. International Journal of Innovative Science and Research
Technology.)
d. Uji hedonik merupakan pengujian yang paling banyak digunakan untuk
mengukur tingkat kesukaan terhadap produksi dan Teknik Uji Hedonik
dirancang untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap suatu produk. Dalam
melakukan pengolahan data hasil penelitian sifat organoleptik dapat dianalisis
dengan menggunakkan teknik skoring. (Amerine et al, 1995; Kusmayadi, 2004)
e. Uji hedonik : Penilaian contoh yang diuji berdasarkan tingkat kesukaan panelis.
Jumlah tingkat kesukaan bervariasi tergantung dari rentangan mutu yang
ditentukan. Penilaian dapat diubah dalam bentuk angka dan selanjutnya dapat
dianalisis secara statistik untuk penarikan kesimpulan.

6
f. Uji hedonik sering digunakan untuk menilai secara organoleptik terhadap
komoditas sejenis atau produk pengembangan. Uji hedonik banyak digunakan
untuk menilai produk akhir (Soewarno,1981).

B. Alasan Memahami Uji Hedonic

Selain untuk mengetahui deskripsi suatu produk secara sensory dari segi warna,
tekstur, aroma, dan rasa terhadap suatu produk kita juga dapat mengetahui tingkatan
penilaian/skala kesukaan panelis terhadap suatu produk atau beberapa produk. Selain
itu juga kita dapat mengetahui uji mutu dalam produk tersebut. Dan digunakan untuk
dapat mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap suatu produk yang diuji dan
sering digunakan untuk menilai secara organoleptic.

Uji hedonik dilakukan untuk mengetahui preference rate terhadap produk


yang diteliti secara keseluruhan.Penilaian secara hedonik merupakan penilaian
konsumen terhadap produk yang diteliti yang meliputi seluruh atribut mutu, yaitu
warna, aroma, rasa, dan tekstur. Uji hedonik bertujuan untuk menentukan produk
mana yang paling disukai atau tidak disukai oleh panelis konsumen.

Berbeda dengan uji kesukaan, uji mutu hedonik tidak menyatakan suka atau
tidak suka melainkan menyatakan kesan tentang baik atau buruk. Kesan baik – buruk
ini disebut kesan mutu hedonik. Karena itu beberapa ahli memasukkan uji mutu
hedonik kedalam uji hedonik. Kesan mutu hedonik lebih spesifik dari pada sekedar
kesan suka atau tidak suka. Mutu hedonik dapat bersifat umum, yaitu baik atau buruk
dan bersifat spesifik seperti empuk / keras untuk daging, pulen – keras untuk nasi,
renyah, liat untuk mentimun.
Rentangan skala hedonik berkisar dari extrim baik sampai ke extrim jelek.
Skala hedonik pada uji mutu hedonik sesuai dengan tingkat mutu hedonik. Jumlah
tingkat skala juga bervariasi tergantung dari rentangan mutu yang diinginkan dan
sensitivitas antar skala. Skala hedonik untuk uji mutu hedonik dapat berarah satu dan
berarah dua. Seperti halnya pada uji kesukaan pada uji mutu hedonik, data penilaiaan
dapat ditransformasi dalam skala numerik dan selanjutnya dapat dianalisis statistik
untuk interprestasinya.

7
C. Waktu Penggunaan Pengetahuan Uji Hedonic

Dalam uji hedonic, panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan


atau sebaliknya (ketidaksukaan). Disamping panelis mengemukakan tanggapan
senang, suka atau kebalikannya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya.
Tingkat – tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal “ suka “
dapat mempunyai skala hedonik seperti : amat sangat suka, sangat suka, suka, agak
suka. Sebaliknya jika tanggapan itu “ tidak suka “ dapat mempunyai skala hedonik
seperti suka dan agak suka, terdapat tanggapannya yang disebut sebagai netral, yaitu
bukan suka tetapi juga bukan tidak suka ( neither like nor dislike ).
Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala
yang dikehendakinya. Skala hedonik dapat juga diubah menjadi skala numerik dengan
angka mutu menurut tingkat kesukaan. Dengan data numeric ini dapat dilakukan
analisis secara statistik. Penggunaan skala hedonik pada prakteknya dapat digunakan
untuk mengetahui perbedaan. Sehingga uji hedonic sering digunakan untuk menilai
secara organoleptik terhadap komoditas sejenis atau produk pengembangan.
Uji hedonik banyak digunakan untuk menilai produk akhir.
Penilaian dalam uji hedonic ini bersifat spontan. Ini berarti panelis diminta
untuk menilai suatu produk secara langsung saat itu juga, pada saat mencoba tanpa
membandingkannya dengan produk sebelum atau sesudahnya.

D. Tempat Penggunaan Pengetahuan Uji Hedonic

Dalam penganalisisan, skala hedonik ditransformasi menjadi skala numerik


dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat
dilakukan analisis statistik.
Aplikasi dalam bidang industry pangan untuk uji hedonik ini digunakan
dalam hal pemasaran, yaitu untuk memperoleh pendapat konsumen terhadap produk
baru, hal ini diperlukan untuk mengetahui perlu tidaknya perbaikan lebih lanjut
terhadap suatu produk baru sebelum dipasarkan, serta untuk mengetahui produk yang
paling disukai oleh konsumen (Susiwi, 2009).

8
E. Cara Penerapan Uji Hedonic

Dalam uji hedonik, panelis diminta tanggapan pribadinya tentang kesukaan


atau ketidaksukaannya terhadap komoditi yang dinilai.
Penilaian kesukaanketidaksukaan dinyatakan dalam bentuk skala hedonik
menurut Soekarto (2000).
− 7 : amat sangat suka
− 6 : sangat suka
− 5 : suka
− 4 : netral
− 3 : tidak suka
− 2 : agak tidak suka
− 1 : sangat tidak suka

Analisis respon uji hedonik yaitu setelah di lakukan uji data yang didapat
dengan skala hedonik di bandingkan dengan sekala numeriknya setelah itu dilakukan
uji statistik. Sifat indrawi yang dapat dinilai yaitu sifat inderawi umum (rasa, aroma,
tekstur, warna) (Soekarto, 2000).

Contoh Penerapan Uji Hedonik

Uji Hedonik Tempe Kacang Kedelai Dengan Penambahan Tepung Sagu

(Dilansir dari SKRIPSI “UJI HEDONIK DAN MUTU HEDONIK TEMPE


KACANG KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG SAGU” Institut
Agama Islam Negeri Ambon 2021)

Nama Panelis : Natasya Almaskat

Tanggal : 28 februari

Intruksi:
Panelis diminta mencicipi sampel dan memberikan nilai sesuai deskripsi sifat yang
ada dengan tingkat kesukaan sesuai dengan skala penilaian sebagai berikut:

Skala Penilaian
7 : amat sangat suka 3 : agak tidak suka
6 : sangat suka 2 : tidak suka
5 : suka 1 : sangat tidak suka
4 : netral

9
Kode Sampel
Penilaian
P0 P1 P2
Rasa 7 2 5
Warna 4 4 6
Tekstur 7 2 2
Aroma 3 5 6
TOTAL 21 13 19

Hasil Analisa data panelis terhadap sampel


• Sampel P0
Panelis sangat suka dengan rasa dan teksturnya, netral akan warna nya, namun
agak tidak suka dengan aroma nya
• Sampel P1
Panelis tidak suka dengan rasa dan teksturnya, netral akan warna nya, namun
suka dengan aroma nya.
• Sampel P2
Panelis suka dengan rasa nya, sangat suka dengan warna dan aroma nya,
namun tidak suka dengan teksturnya

10
Daftar Pustaka

Al-Maskaty, Balda S.W . 2021. SKRIPSI “UJI HEDONIK DAN MUTU HEDONIK
TEMPE KACANG KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG
SAGU” Institut Agama Islam Negeri Ambon
Arbi, A. S. (2006). Pengenalan Evaluasi Sensori. Modul 1 PANG4427.

Gusman. (2013). Pengujian Organoleptik. Program Studi Teknologi Pangan


Universitas Muhammadiyah Semarang.

Kupas Tuntas Uji Organoleptik. (2021, 02 01). Retrieved from ipbtraining.com:


https://blog.ipbtraining.com/kupas-tuntas-uji-organoleptik/
Laksmi, R. T. (2012). DAYA IKAT AIR, pH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK
CHICKEN NUGGET YANG DISUBSTITUSI DENGAN TELUR
REBUS . INDONESIAN JURNAL OF FOOD TECHNOLOGY Vol. 1
No.1.
Lamusu, D. (n.d.). UJI ORGANOLEPTIK JALANGKOTE UBI JALAR UNGU (
Ipomoea batatas L) SEBAGAI UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN.
Jurnal Pengolahan Pangan 3 (1), 9-15.
Mulyani, Sri. (2016). PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH
PENGENDALIAN MUTU JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI
PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERITAS
UDAYANA
Setyaningsih, Dwi. Anton Apriyantono, Maya Puspita Sari. 2010. Analisis Sensori
untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press, Bogor.
Soekarto, Prof. Em. Dr. Soewarno T. 2020. Metode dan Analisis Uji Indrawi, IPB
Press, Bogor
Soekarto, S. T. (1985). Penilaian Organoleptik (untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian). Jakarta: Penerbit Bharata Karya Aksara.
UJI HEDONIK (2013, 02 01). Retrieved from
http://astiandriantini.blogspot.co.id/2013/02/uji-hedonik_11
Wagiyono. (2003). MENGUJI KESUKAAN SECARA ORGANOLEPTIK . BAGIAN
PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT
PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN.

11
Wahyuningtias, D. (2010). UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI KUE
MENGGUNAKAN BAHAN NON INSTANT DAN INSTANT. BINUS
BUSINESS REVIEW Vol.1 No.1, 116-125.

12

Anda mungkin juga menyukai