Anda di halaman 1dari 7

Dialog Antar Iman

Pengertian
Dialog memiliki pengertian hubungan antara satu dengan lainnya yang saling
menanggapi. Sedangkan dialog antar iman merupakan hubungan timbal balik antara umat
beragama yang berbeda yang saling menghargai antar satu agama dengan agama yang lainnya.
Dalam dialog antar beragama, kita haruslah mengesampingkan kepentingan dan kesenangan
pribadi dan berusaha saling memahami.
Dialog antar iman memiliki berbagai tujuan :

Saling memahami antar umat beragama


Saling menghormati antar perbedaan
Saling bertoleransi antar perbedaan umat agama
Membangun kebersamaan
Mengurangi konflik agama yang biasanya berujung pada anarkis
Menciptakan kententaman dalam masyarakat

Peran Dialog Antar Iman


Pada dasarnya dialog antar iman tidak mudah dilaksanakan, namun dapat diwujudkan dalam
keseharian kita seperti di lingkungan sekolah, kerja, bahkan keluarga. Masyarakat di dunia
memiliki keanekaragaman suku, budaya, ras, dan tentunya agama. Dalam perbedaan ini, dialog
antar agama sangatlah berperan dalam menciptakan perdamaian dan toleransi antar umat
beragama yang berbeda. Hal ini sangatlah penting untuk diangkat sekarang ini karena seperti
yang kita lihat di berita, konflik agama muncul dimana mana, baik dalam agama itu sendiri
ataupun 1 agama dengan agama lainnya hingga timbul korban jiwa. Disinilah dialog antar iman
berperan. Diharapkan dialog antar iman dapat mencegah konflik berkelanjutan tersebut agar
korban jiwa tidak berjatuhan lebih banyak. Seperti konflik Agama Islam yaitu ISIS yang
berkonflik di Timur Tengah yang menimbulkan banyak korban jiwa yang tidak berdosa. Lalu,
ada juga konflik di Thailand antara umat Agama Islam selatan Thailand dengan Agama Buddha
di daerah utara yang memicu konflik anarkis. Peran dialog antar iman diwujudkan dalam
permasalahan ini agar menemukan titik temu kedua pihak.
Pada dasarnya, setiap agama memiliki perbedaan yang dominan dan mencolok. Agama Islam
memiliki hari raya seperti Idul Adha dan Idul Fitri yang tidak ada di agama lainnya. Agama

Kristen dan Katolik juga memiliki hari raya Natal dan Paskah. Agama Buddha memiliki hari
rayaWaisak dan Kathina. Agama Hindu memiliki hari raya Nyepi. Dari perbedaan hari raya ini,
dialog antar iman dapat diwujudkan seperti Gereja Kristen menyediakan tempat untuk umat
Islam untuk melaksanakan hari raya IdulAdha dimana hewan qurban dipersembahkan kepada
Allah SWT. Kita juga haruslah menghormati hari raya Nyepi yang dilaksanakan oleh umat
Hindu dengan tidak berisik dan bisa juga ikut melaksanakannya. Contoh riil terlihat pada yang
dilakukan 4 pemuda dari Paris, Perancis yang memiliki agama yang berbeda beda. Mereka
berempat memiliki perbedaan agama dan mereka menjelajahi dunia, Eropa, Timur Tengah,
Afrika, dan Asia sebelum ke Australia, Amerika Selatan dan Amerika Utara dan kembali ke
Paris. Yang mereka lakukan yaitu berdialog dengan pemeluk agama lainnya di beda tempat dan
mencoba mengerti antar mereka sesama.selain berdialog antar umat beragama, mereka juga
mempelajari kebiasaan - kebiasaan mereka. Dalam hal ini tentu terlihat jelas bahwa dialog antara
4 pemuda tersebut dengan suku, ras, dan agama yang berbeda dapat terjalin dengan sangat baik
dan saling toleransi antara satu dengan yang lain.
Adapun penyebab konflik tersebut yaitu :
(http://marinaramadhani.blogspot.com/2012/03/karya-tulis-sma-kusma santo-yosef-lahat.html)
1

Agama sering diperalat atau ditunggangi demi kepentingan lain yang bersifat politis

2
3
4

dan ekonomis.
Fanatisme sempit karena kurang memahami agamanya sendiri dan agama orang lain
Merasa posisi dan pengaruhnya terancam karena adanya agama lain sebagai saingan.
Pencemaran simbol-simbol agama oleh pemeluk agama lain. Hal ini sering membakar
emosi massa karena agama sering diyakini sebagai benteng terakhir untuk
menegakkan martabat pribadi atau kelompoknya.

Dan cara penyelesaiannya sebagai berikut :


1

Membudayakan untuk menghormati sesama

2
3
4

Jika terjadi konflik dapat dibahas bersama


Belajar kekhasan masing-masing
Mengadakan komunikasi antar sesama

Terkadang berdialog antar iman yang berbeda memiliki resiko timbulnya konflik yang sangat
tinggi, perbedaan pendapat lah yang menjadikan konflik terpicu dan apabila dibiarkan terus
menerus akan mengarah konflik anarkis. Dan inilah permasalahan yang sedang dihadapi dunia
ini, dimana konflik - konflik yang terjadi dikarenakan dialog antar iman yang tidak sempurna.
Tidaklah hanya antar pemeluk agama yang berbeda, dalam iman yang sama pun dapat terjadi
konflik dalam agama atau iman tersebut dan juga dapat memicu tindakan anarkis yang
menjatuhkan korban jiwa yang tidak berdosa dengan jumlah yang tentunya tidak sedikit.
Penyelesaian konflik - konflik tersebut dimana peran dialog antar iman akan menyelesaikannya
namun hal tersebut tidaklah mudah dan tidaklah cepat. Dialog antar iman berperan sebagai
pencapaian kesepakatan antar kedua pihak yang berseteru. Diperlukan proses yang lama dan
pasti guna mencapai pencapaian tersebut. Pemerintah pun juga diharapkan dapat menjadi
mediator maupun penengah dalam mencapai kesepakatan kedua atau lebih pihak yang
mengalami konflik yang berkepanjangan.
Terciptanya Dialog Antar Iman
Agar terciptanya dialog antar iman tidaklah sulit, masyarakat diperlukan untuk tidak
mementingkan kepentingan pribadi, mereka dan juga membuang sifat yang membanggakan
agama dan menganggap agamanya yang paling baik dan benar. Perlunya kesadaran akan
perbedaan dan juga toleransi antar umat beragama untuk dapat terciptanya dialog antar iman
yang baik. Tanpa toleransi tersebut, kita tidak akan dapat mencapai kesepakatan maupun
menjalin kebersamaan demi menciptakan lingkungan yang damai dan tentram. Keharmonisan
tentu dapat tercipta dan terjadi apabila semua masyarakat dapat berdialog antar iman dengan
baik. Beberapa konflik dan masalah agama secara tidak langsung diakibatkan karena kurang
sempurnanya dialog antar iman antar umat beragama. Konflik yang terjadi lebih banyak yang
berujung pada keanarkisan yang menimbulkan korban jiwa akibat konflik yang berkelanjutan
baik di Indonesia maupun di luar. Dan juga, konflik tersebut tidak hanya antara umat yang
berbeda keyakinan atau iman namun ada juga yang terdapat konflik dalam agama itu sendiri.
Namun munculnya dialog antar iman memang tidak dapat dipungkiri karena di jaman yang era
modern ini, dialog antar iman haruslah terus menerus terjadi guna memajukan masyarakat dan

iman diri sendiri tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan iman kita. Maka dari itu,
kekurangan tersebut dapat ditutup dengan dialog antar iman. Kita tidak dapat terus menerus
berdialog dengan iman yang sama dengan kita, namun kita juga harus terbuka dengan iman atau
agama lain karena pada dasarnya seluruh agama memiliki tujuan yang sama namun
penjabarannya yang berbeda.
Dialog Antar Iman di Indonesia
Dialog antar iman di Indonesia bermula sekitar tahun 1960, Orde Baru, dimana pada saat
itu, masyarakat dengan iman yang sama berkumpul membahas bahwa perlunya kesadaran
terbuka dengan iman yang berbeda. Mereka masing - masing bersepakat bahwa dialog antar
iman sangatlah perlu agar terciptanya keharmonisan dalam masyarakat dan yang terpenting
adalah keterbukaan dengan agama lain sangatlah diperlukan guna mengikuti perkembangan
jaman ataupun ingin memajukan agama. Masyarakat sadar bahwa dialog antar iman sangatlah
diperlukan karena pada dasarnya iman dimiliki oleh manusia dan manusia adalah mkahluk sosial
yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Oleh karena itu, secara tidak langsung manusia perlulah
untuk berdialog antar iman yang berbeda, tidaklah hanya dengan sesama iman. Masyarakat
Indonesia sadar bahwa mereka tidak akan dapat maju apabila dialog antar iman tidak
dilaksanakan dan juga mengingat semboyan kita yaitu "Bhinneka Tunggal Ika" yang berarti
berbeda - beda namun tetap satu. Pada awalnya, jaman Orde Lama, dimana dialog antar iman
masih saja sulit terjadi dikarenakan pengaruh komunis dan juga ketidakseimbangan posisi
pemerintah saat itu. Dan di Orde Baru dimana PKI telah diberantas barulah muncul ide dialog
anat iman yang lebih luas. Hal ini terjadi demi mengurangi konflik internal yang diakibatkan
oleh perbedaan agama atau iman. Berbagai organisasi agama mulai membuka diri mereka
masing - masing dengan umat beragama yang berbeda atau iman yang berbeda. Meski masih
terdapat dinding pembatas, mereka masih tetap mencoba untuk terbuka dengan sesama.
Walaupun dialog antar iman sudah terjadi dengan baik, tetap saja konflik akan timbul.
Ada beberapa kasus konflik yang terjadi di Indonesia seperti pernyataan seseorang yang secara
tidak langsung menyinggung umat beragama Katolik di Dili, Timor Timur tahun 1995 dan juga
masih banyak konflik yang berjumlah sekitar 25 kasus dan tentunya banyak korban jiwa yang
berjatuhan. Jatuhnya Soeharto, berakhirnya orde baru, dan mulainya masa reformasi, konflik

tersebut mulai berkurang sedikit demi sedikit walau masih ada sebagian konflik yang masih
terjadi hingga sekarang.
Namun, bila kita lihat dan tanyakan apakah dialog antar iman sudah secara langsung
terjadi secara sempurna ataukah belum di Indonesia, kita belum dapat menyimpulkan jawaban
dari pertanyaan tersebut. Apabila kita bandingkan apakah dialog antar iman sudah membuat
kondisi membaik, kita dapat melihatnya secara langsung. Konflik antar agama atau iman mulai
berkurang sedikit demi sedikit. Masyarakat mulai untuk berfikir secara maju dan meninggalkan
ego mereka akan kepentingan pribadi dan rasa bangga yang berlebihan akan agama atau imannya
yang paling baik atau yang biasa kita sebut dengan pluralisme. Di Jaman Reformasi ini, masihlah
ada konflik lama yang belum sepenuhnya hilang dan juga ada konflik baru yang timbul seperti
Konflik Poso dan FPI (Front Pembela Islam) dan masih banyak lagi seperti pembakaran gereja,
penutupan paksa vihara dan gereja dan juga banyak lainnya. Secara tidak langsung, dialog antar
iman yang sedang terjadi Indonesia secara tidak langsung secara perlahan mulai diterima oleh
masyarakat.
Halnya kita perlu mencontoh salah satu pahlawan kita yang telah melaksanakan dialog
antar iman secara baik, Mgr. Albertus Soegijapranata dan juga Ir. Soekarno. Mengapa Mgr.
Soegijapranata dan Ir. Soekarno? Pada masa perjuangan, Mgr. Albertus Soegijapranata tidaklah
pernah memandang perbedaan iman, beliau tidak segan untuk mengulurkan tangannya kepada
siapa yang membutuhkan pertolongan. Beliau juga tidak pernah menyinggung masalah
perbedaan iman dalam pidato - pidatonya dan juga selalu menjaga kerukunan umat beragama
satu sama lainnya. Mgr. Albertus Soegijapranata juga merupakan tokoh yang menyertukan
perlunya dialog antar iman di dalam maupun di luar negeri dan diterima oleh masyarakat
Indonesia maupun masyarakat dunia terutama pemeluk Agama Katolik yang pada akhirnya
beliau wafat demi melaksanakan tugas yang sangat mulia ini. Ir. Soekarno pun juga begitu.
Dalam memerintah, beliau tidaklah pernah memprioritaskan imannya namun masalah
kebangsaan yang beliau selalu prioritaskan. Fakta yang kita dapat lihat secara langsung yaitu saat
Ir. Soekarno berkeliling di Eropa dan pada saat Mgr. Albertus Soegijapranata sedang menyerukan
pentingnya dialog antar iman di Eropa. Terdapat momen dimana Ir. Soekarno menyempatkan
dirinya bertemu dengan Mgr. Albertus Soegijapranata guna meminta doa restu di selang
padatnya jadwal knjungan Ir. Soekarno. Inilah yang menjadi cikal bakal dialog antar iman

dimana melibatkan dua tokoh penting bangsa Indonesia maupun dunia karena keberadaan
mereka berdua sangatlah mempengaruhi dunia ini.

Sumber: beritakabar.com

Foto kebersamaan antar Mgr.


Albertus Soegijapranata
dengan Ir. Soekarno

Daftar Pustaka
http://www.tribunnews.com/internasional/2014/02/26/menjelajahi-dunia-sambil-dialog-antariman. Dikutip Senin, 26 Oktober 2015 pukul 21.35
http://hminews.com/opini/arti-dialog-antar-iman-untuk-dunia-yang-mengglobal/
Dikutip Senin, 26 Oktober 2015 pukul 21.46
http://dialog-antar-umat-beragama.blogspot.co.id
Dikutip Senin, 26 Oktober 2015 pukul 21.48
(http://marinaramadhani.blogspot.com/2012/03/karya-tulis-sma-kusma santo-yosef-lahat.html)
Dikutip Senin, 26 Oktober 2015 pukul 21.50
http://www.academia.edu/5367600/Dialog_Antar_Umat_Beragama
Dikutip Senin, 26 Oktober 2015 pukul 22.13
http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/06/soekarno-dan-soegija-pejuang-indonesia-di-mejadiplomasi-dunia
Dikutip Senin, 26 Oktober 2015 pukul 22.36
http://beritakabar.com/2015/06/20/bung-karno-kita.html
Dikutip Senin, 26 Oktober 2015 pukul 22.41

Anda mungkin juga menyukai