EVALUASI SENSORIS
PRODUK PANGAN
Disusun oleh:
Dr. Ir. Sri Winarti, MP.
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
Agustus 2018
Penyusun,
2
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 2
II. PERSIAPAN UJI SENSORIS …………………………………………… 3
III. UJI PEMBEDAAN (Different Test) ........................................................... 3
3.1. UJI PEMBEDAAN PASANGAN ....................................................... 4
3.2. UJI AMBANG BATAS (Threshold)………………………………… 4
3.3. UJI DUO-TRIO………………………………………………………. 5
3.4. UJI SEGI TIGA (TRIANGEL)………………………………………. 6
IV. UJI DESKRIPTIF ........................................................................................ 7
V. UJI PENERIMAAN (Prefferent Test) ........................................................ 9
4.1. UJI SKORING……………………………………………………….. 10
4.2. UJI RANGKING ……………………………………………………. 11
4.3. UJI HEDONIK (Kesukaan Konsumen) ……………………………... 12
VI. UJI PERBANDINGAN PASANGAN ........................................................ 13
VII. UJI PERBANDINGAN JAMAK ................................................................ 15
VIII. (MULTIPLE COMPARISON TEST) ......................................................... 15
IX. LAMPIRAN ............................................................................................... 17
3
I. PENDAHULUAN
Penilaian dengan indra juga disebut Penilaian Organoleptik atau Penilaian Sensorik
(Evaluasi Sensoris) merupakan suatu cara penilaian yang paling primitif. Penilaian dengan
indra menjadi bidang ilmu setelah prosedur penilaian dibakukan, dirasionalkan, dihubungkan
dengan penilaian secara obyektif, analisa data mejadi lebih sistematis, demikian pula metoda
statistik digunakan dalam analisa serta pengambilan keputusan.
Penilaian organoleptik sangat banyak digunakan untuk menilai mutu dalam industri
pangan dan industri hasil pertanian lainnya. Kadang-kadang penilaian ini dapat memberi
hasil penilaian yang sangat teliti. Dalam beberapa hal penilaian dengan indera bahkan
melebihi ketelitian alat yang paling sensitif.
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan.
Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan
alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang
berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat
indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya
rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak
menyukai akan benda penyebab rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan
adalah reaksi psikologis atau reaksi subyektif. Pengukuran terhadap nilai/tingkat kesan,
kesadaran dan sikap disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif. Disebut penilaian
subyektif karena hasil penilaian atau pengukuran sangat ditentukan oleh pelaku atau yang
melakukan pengukuran.
Pengujian sensori (uji panel) berperan penting dalam pengembangan produk dengan
meminimalkan resiko dalam pengambilan keputusan. Panelis dapat mengidentifikasi sifat-
sifat sensori yang akan membantu untuk mendeskripsikan produk. Evaluasi sensori dapat
digunakan untuk menilai adanya perubahan yang dikehendaki atau tidak dikehendaki dalam
produk atau bahan-bahan formulasi, mengidentifikasi area untuk pengembangan, menentukan
apakah optimasi telah diperoleh, mengevaluasi produk pesaing, mengamati perubahan yang
terjadi selama proses atau penyimpanan, dan memberikan data yang diperlukan bagi promosi
produk. Penerimaan dan kesukaan atau preferensi konsumen, serta korelasi antara pengukuran
sensori dan kimia atau fisik dapat juga diperoleh dengan eveluasi sensori.
Pada prinsipnya terdapat 3 jenis uji organoleptik, yaitu uji pembedaan (discriminative
test) disebut juga Difference Test, uji deskripsi (descriptive test) dan uji afektif (affective test)
disebut juga uji Hedonic (Prefference Test). Kita menggunakan uji pembedaan untuk
memeriksa apakah ada perbedaan diantara contoh-contoh yang disajikan. Uji deskripsi
digunakan untuk menentukan sifat dan intensitas perbedaan tersebut. Kedua kelompok uji di
atas membutuhkan panelis yang terlatih atau berpengalaman. Sedangkan uji afektif didasarkan
pada pengukuran kesukaan (atau penerimaan) atau pengukuran tingkat kesukaan relatif.
Pengujian Afektif yang menguji kesukaan dan/atau penerimaan terhadap suatu produk dan
4
membutuhkan jumlah panelis tidak dilatih yang banyak yang sering dianggap untuk mewakili
kelompok konsumen tertentu.
5
d) Suhu dan Kelembaban : suhu ruang harus dibuat tetap seperti suhu kamar (20-
250C) dan kelembaban diataur sekitar 60%.
e) Cahaya : cahaya dalam ruang tidak terlalu kuat dan tidak terlalu redup.
3) Bilik Pencicip (Booth)
Bilik pencicip terdapat dalam ruang pencicipan, bilik ini berupa sekatan- sekatan dengan
ukuran panjang 60-80 cm dan lebar 50-60 cm. Bilik pencicip berupa bilik yang terisolir dan
cukup untuk duduk satu orang panelis. Hal ini dimaksudkan agar tiap panelis dapat melakukan
penilaian secara individual. Tiap bilik pencicip dilengkapi dengan : a) Jendela (untuk
memasukkan sampel yang diuji); b) Meja (untuk menulis/mencatat kesan, tempat meletakkan
sampel, gelas air kumur); c) Kursi bundar ; d) Kran pipa air, penampung air buangan.
4) Dapur Penyiapan Sampel
Dapur penyiapan sampel harus terpisah tetapi tidak terlalu jauh dari ruang pencicipan.
Bau-bauan dari dapur tidak boleh mencemari ruang pencicipan. Kesibukan penyiapan sampel
tidak boleh terlihat atau terdengar panelis di ruang pencicipan.
3. Persiapan Sampel
Dalam evaluasi sensoris, cara penyediaan contoh sangat perlu mendapat perhatian.
Sampel dalam uji harus disajikan sedemikian rupa sehingga seragam dalam penampilannya.
Bila tidak demikian, panelis akan mudah dipengaruhi penampilan sampel tersebut meskipun
itu tidak termasuk kriteria yang akan diuji.
Penyajian sampel harus memperhatikan estetika dan beberapa hal lainnya seperti
berikut:
a. Suhu
Sampel harus disajikan pada suhu yang seragam, suhu dimana sampel tersbut biasa
dikonsumsi. Misalkan dalam penyajian sampel sup, maka sampel tersebut harus disajikan
dalam keadaan hangat (40-50oC). Penyajian sampel dengan suhu yang ekstrim, yaitu kondisi
dimana suhu sampel terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menyebabkan kepekaan
6
pencicipan berkurang. Selain itu suhu yang terlalu tinggi atau rendah akan mempengaruhi
terhadap pengukuran aroma dan flavor.
b. Ukuran
Sampel untuk uji organoleptik juga harus disajikan dengan ukuran seragam. Untuk
sampel padatan dapat disajikan dalam bentuk kubus, segi empat atau menurut bentuk
asli sampel. Selain itu sampel harus disajikan dalam ukuran yang biasa dikonsumsi, misalnya
penyajian 5-15 gram sampel untuk sekali cicip. Sampel keju cukup disajikan dalam bentuk
kubus seberat kurang lebih 1 gram. Untuk sampel air dapat disajikan dengan berukuran 5-15
ml dan tergantung pada jenis sampelnya. Apabila akan diambil kemasan dari kemasan
tertentu, misalkan produk minuman kaleng, perlu dilakukan pencampuran dan pengadukan
contoh dari beberapa kaleng.
c. Kode
Penamaan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga panelis tidak dapat
menebak isi sampel tersebut berdasarkan penamaannya. Untuk pemberian nama biasanya
digunakan 3 angka arab atau 3 huruf secara acak. Pemberian nama secara berurutan
biasanya menimbulkan bias, karena panelis terbawa untuk meberikan penilaian terbaik
untuk sampel yang bernama/berkode awal (misal 1 dan A) dan memberikan nilai terendah
untuk sampel yang berkode akhir (misal 3 atau C) pada suatu pemberian nama/kode sampai
1,2,3 atau A,B,C
d. Jumlah sampel
Pemberian sampel dalam setiap pengujian sangat tergantung pada jenis uji yang
dilakukan. dalam uji pembedaan akan disajikan jumlah sampel yang lebih sedikit dari uji
penerimaan. selain itu kesulitan faktor yang akan diuji juga mempengaruhi jumlah contoh
yang akan disajikan. Sebagai sampel, bila akan diuji sampel dengan sifat tertentu seperti es
krim (dikonsumsi dalam keadaan beku), maka pemberian sampel untuk setiap pengujian tidak
lebih dari 6 sampel, Karena apabila lebih dari jumlah tersebut produk es krim sudah meleleh
sebelum pengujian. Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah waktu yang disediakan
oleh panelis dan tingkat persediaan produk.
7
Pengujian pembeda dapat digunakan untuk menilai pengaruh macam-macam perlakuan
modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan antara produk dan komoditas yang sama. Dalam pengujian pembedaan
berpasangan, dua contoh disajikan bersamaan atau berurutan dengan nomor kode yang
berlainan. Untuk melakukan uji pembedaan, terlebih dahulu panelis dikenalkan sifat sensoris
yang diujikan dari pasangan contoh yang disajikan. Apabila panelis belum mengenal betul
sifat sensoris yang diujikan maka kemungkinan akan diperoleh respon yang tidak sesuai.
Pengujian pembeda berpasangan ada dua macam cara, yaitu dengan atau tanpa bahan
pembanding. Pada uji dengan bahan pembanding, dari dua contoh yang disajikan, salah
satunya merupakan bahan pembanding atau sebagai kontrol dan yang lain sebagai contoh yang
dibandingkan atau dinilai. Dalam uji ini bahan pembanding/kontrol dicicipi terlebih dahulu
baru contoh kedua dicicipi, sedangkan pada uji pembeda tanpa bahan pembanding, pada dua
contoh yang disajikan tidak terdapat bahan pembanding atau kontrol. Dalam hal ini, yang
ingin diketahui atau dinilai adalah ada tidaknya perbedaan sifat organoleptik (penampakan,
aroma, rasa, flavour, dll) dari dua sampel atau produk tersebut. Hasil uji pembeda berpasangan
dinyatakan cukup jika panelis telah dapat memberikan penilaiaan tentang ada atau tidaknya
perbedaan.
Ada dua bentuk respon uji pembedaan pasangan, yaitu respon berarah dan respon tak
berarah. Uji pasangan dengan respon berarah dipilih apabila interest pengujian pada tujuan
perbaikan mutu atau peningkatan efisiensi. Pada respon berarah tiap panelis diminta
merespon dua pilihan yaitu A>B atau A<B. Uji pasangan dengan respon tak berarah dipilih
apabila pengujian dilakukan dengan tujuan penghematan biaya produksi atau untuk substitusi
bahan. Pada respon tak berarah, tiap panelis diminta merespon dengan 2 pilihan yaitu beda
atau sama.
b. Organisasi Pengujian
Jumlah Panelis : Tidak terlatih : 100 orang
Agak terlatih : 15 – 25 orang
Terlatih : 7 – 15 orang
c. Cara Penyajian Contoh
Contoh disajikan satu per satu atau dua contoh sekaligus (Gambar 2 dan 3). Gambar 2.
menunjukkan contoh pembanding (P) dan contoh yang diujikan (A), sedangkan pada
Gambar 3. terlihat dua contoh (A dan B) yang harus dinilai.
P A : 513
8
A : 948 B : 481
Kode 513
Penilaian Kode 481
Penilaian
Penyajian contoh dengan pembanding atau baku harus dilakukan penilaian awal
terhadap pembanding, sehingga penyajian dilakukan satu persatu diawali dengan
pembanding. Penyajian contoh tanpa menggunakan pembanding dapat dilakukan sacara
acak. Sebagai contoh dapat disajikan sirup dari dua macam merek dengan bahan baku
yang sama.
d. Cara Penilaian
Panelis diminta untuk mengisi formulir isian tersebut dengan memberikan angka 1
(satu) apabila terdapat perbedaan dan angka 0 (nol) bila tidak terdapat perbedaan
kriteria penilaian.
e. Cara Analisis
Pembedaan pasangan menggunakan 2 (dua) contoh produk, sehingga peluang setiap
bentuk dipilih adalah 0,5. kemudian seluruh penilaian panelis tersebut ditabulasikan.
Penilaian lalu dibandingkan dengan tabel jumlah terkecil untuk menyatakan suatu
contoh melalui metode distribusi binomial.
b. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan ambang batas dan ambang
pengenalan pada sample atau produk pangan.
c. Bahan
1) Sukrosa/glukosa/fruktosa 0; 0,05; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8; 1
2) NaCl 0; 0,02; 0,04; 0,06; 0,08; 0,1; 0,12; 0,14; 0,16; 0,18; 0,2
3) Asam sitrat 0; 0,01; 0,012; 0,014; 0,016; 0,018; 0,02; 0,022; 0,024; 0,026;
4) Kopi bubuk 0; 0,003; 0,004; 0,005; 0,006; 0,007; 0,008; 0,009; 0,01; 0,015;
d. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan seperti di atas.
2. Berikan kode pada masing-masing sample dengan 3 digit angka
3. Letakkan masing-masing sample pada wadah yang telah diberi kode.
4. Sajikan satu seri sampel pada nampan dan letakkan di atas meja atau bilik
cicip secara berurutan
10
5. Uji sampel satu persatu dengan cara dicicipi, setiap pindah kesampel berikutnya
harus didahului kumur dengan air putih
6. Tentukan ambang batas dan ambang pengenalan masing-masing sample.
Ambang batas ditetapkan pada konsentrasi terkecil dimana 50% panelis dapat
mendeteksi adanya rasa pada sampel tersebut, sedangkan ambang pengenalan
ditetapkan pada konsentrasi terkecil dimana 75% panelis dapat mengenali adanya
rasa pada sample
7. Sajikan grafik hubungan antara konsentrasi dengan persen reaksi positif panelis.
a. Teori Dasar
Pengujian organoleptik mempunyai bermacam-macam cara yang dapat digolongkan
dalam beberapa kelompok. Cara pengujian yang paling populer adalah kelompok pengujian
pembeda (different test)). Uji pasangan dianggap banyak menimbulkan bias karena peneliti
tidak dapat yakin apakah panelis benar-benar tahu ada tidaknya sifat sensoris produk
yang diuji. Untuk menghindari bias karena hal tersebut, dilakukan modifikasi uji
pembedaan berpasangan, salah satu cara diantaranya menggunakan uji triangle atau uji
segitiga. Uji segitiga ini juga sering dilakukan untuk seleksi panelis apabila akan
menggunakan panelis terlatih pada pengujian sensoris.
Triangle test (uji segitiga) juga merupakan uji pasangan, namun pasangan yang
berganda tiga. Tiga contoh (A, B, C) yang disajikan secara acak dapat membentuk 3
pasangan ganda yaitu (A,B), (A,C) dan (B, C). Dalam pelaksanaan uji, 3 contoh yang terdiri
atas 2 contoh kembar dan 1 contoh beda, disajikan bersama secara acak.
Dalam triangle test, setelah melakukan pengujian panelis diminta menyatakan
responnya: satu sample mana diantara 3 sampel (A, B, C) yang berbeda dengan yang lain.
Karena ada 3 sampel, maka peluang menebak hasil pengujian adalah 1/3 atau 33,3 %.
b. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mendeteksi adanya perbedaan produk akibat
perlakuan yang berbeda dan untuk seleksi panelis.
c. Organisasi Pengujian
Jumlah Panelis
Agak Terlatih : 15 – 25 orang
Terlatih : 5 – 15 orang
Jumlah contoh dalam setiap penyajian : Tiga Contoh
11
contoh tersebut berbeda dengan dua contoh lainnya (Gambar 5). Contoh A adalah
contoh yang berbeda dengan dua contoh B. Kode diberikan secara acak pada ke 3
contoh tersebut. Sebagai contoh dapat disajikan 3 jenis susu sapi pasturisasi dari 3
merek yang berbeda.
Kriteria Penilaian
Kode
Warna Kehalusan Rasa
876
745
269
Nama Panelis :
Tanggal Pengujian :
Jenis Contoh :
Instruksi : Nyatakan salah satu contoh yang berbeda diantara ketiga
contoh ini dan beri tanda 1.
12
ACARA IV. UJI DUO TRIO
a. Dasar Teori
Seperti halnya Uji Segitiga, Uji ini dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
perbedaan yang kecil antara dua contoh. Uji ini relatif lebih mudah karena adanya
contoh baku dalam pengujian. Biasanya Uji Duo-trio digunakan untuk melihat
perlakuan baru terhadap mutu produk ataupun menilai keseragaman mutu bahan.
b. Organisasi Pengujian
Jumlah Panelis : Agak terlatih : 15 – 25 orang
Terlatih : 5 – 15 orang
Jumlah contoh setiap pengujian : Dua contoh dengan 1 contoh baku
c. Cara Penyajian Contoh
Pada setiap panelis dihadapkan 3 contoh. Dua dari contoh tersebut berasal dari jenis
contoh yang sama sedangkan 1 contoh yang lain berbeda. Dalam penyajiannya, ketiga
contoh tersebut dapat diberikan secara bersamaan atau contoh bakunya diberikan
terlebih dahulu untuk dinilai.
b. Bahan
(1). Dua macam keju Cheddar yang mengandung atau ditambah methional
sebanyak 0.125 ppm dan 0.250 ppm, dan keju Cheddar yang tidak ditambah
methional sebagai control.
(2). Air minum sebagai penetral
c. Metode
(1). Panelis diberi subuah nampan yang berisi tiga buah sample yaitu sample
control yang diberi kode R dan dua sample berkode (satu sample merupakan
keju Cheddar yang diberi methional dan satu sample lagi control). Gunakan
kuisioner pada Gambar 8.
(2). Pengujian dilakukan selama dua hari berturut-turut menggunakan 8 orang
panelis. Setiap hari kepada panelis disajikan dua buah nampan : satu
nampan berisi sample berkode yang diberi 0.125 ppm methional dan
nampan yang lain berisi sample berkode yang diberi 0.250 ppm methional.
(3). Dengan menggunakan uji duo-trio tentukan apakah penambahan methional
pada dua macam konsentrasi tersebut masih dapat dideteksi (atau dari dua
macam konsentrasi yaitu 0.125 ppm dan 0.250 ppm methional yang
ditambahkan ke dalam keju Cheddar mana yang masih dapat dideteksi?)
Tabel 3 . Hasil pengujian duo-trio terhadap sample keju yang diberi methional
dan tidak.
Konsentrasi methional (ppm)
Panelis Hari pertama Hari kedua
0.125 0.250 0.125 0.250
p1 X R R R
p2 R R R R
p3 X R X R
p4 R X X R
p5 R R R R
p6 X R X X
p7 R R R R
p8 R R R R
Total 5 7 5 7
16
Table 4 . Tabel hasil pengujian perbandingan jamak
Jumlah atau konsentrasi anti oksidan
Panelis 0 1 unit 2 unit 4 unit 6 unit Total
p1 1 4 5 1 9 20
p2 3 3 5 5 7 23
p3 7 3 4 4 7 25
p4 5 7 7 3 9 31
p5 3 3 3 3 1 13
p6 1 1 1 1 2 6
p7 5 5 3 5 6 24
p8 2 2 3 2 5 14
p9 1 3 3 3 3 13
p10 1 1 1 7 5 15
p11 6 5 1 4 1 17
p12 7 2 1 3 9 22
p13 3 2 3 2 6 16
p14 3 3 1 5 1 13
p15 3 1 5 3 3 15
Total 51 45 46 51 74 267
Analisis Varian
Faktor Koreksi (FK) = (Total)2/Jumlah respon (15 x 5)
FK = (267)2/75 = 71289/75 = 950.52
Jumlah Kuadrat (JK) sample =(Jumlah kuadrat total untuk tiap sample/Jumlah
respon untuk tiap sample) – FK
JK sample = ( (512 + 452 + 462 + 512 + 742)/15 ) – FK
JK = (14819/15) – FK = 987.93 – 950.52
= 37.41
JK panelis = (JK total tiap panelis/jumlah respon oleh tiap panelis) – FK
= ( (202 + 232 + 252 + … + 152)/5 ) – FK
= (5309/5) – FK = 1061.80 – 950.52
= 111.28
Jumlah kuadrat total (JKT) = Jumlah kuadrat tiap respon – FK
JKT = (12 + 32 + 72 + … + 32) – FK
= 1301.00 – 950.52
= 350.48
17
IV. UJI DESKRIPTIF (Descriptive Test)
18
Mutu deskripsi cookies bonggol pisang secara umum masih dibawah cookies
komersil terutama warna coklat dan kerenyahan dengan skor 30 sedangkan cookies komersil
pada skor 60. Pada cookies bonggol pisang juga masih ada sedikit terasa sepat dan aroma
bonggol pisang.
Acara 6: Uji Deskriptif Biskuit Kelapa
UJI SKORING
Nama
Tanggal
Produk
Evaluasi sample-sampel dihadapan anda berdasarkan cita rasanya. Gunakan skala yang
tersedia untuk menunjukkan penilaian anda terhadap flavor masing- masing sample dengan
memberikan tanda V.
Kode Kode Kode
815 558 394
Amat sangat manis ….. ….. …..
Sangat manis ….. ….. …..
Manis ….. ….. …..
Kurang ….. ….. …..
Tidak manis ….. ….. …..
Sangat tidak manis ….. ….. …..
20
Analisis Hasil Percobaan
Misalnya percobaan di atas menggunakan 8 orang panelis. Untuk tabulasi data,
pertama-tama dilakukan transformasi data uji skor ke dalam nilai numerik. Misalnya
amat sangat manis diberi nilai 1 dan sangat tidak manis diberi nilai 6. Suatu pengujian
memberikan data sebagai berikut :
Sirup 1 Sirup 2 Sirup 3 Total
p1 3 2 3 8
p2 4 6 4 14
p3 3 2 3 8
p4 1 4 2 7
p5 2 4 2 8
p6 1 3 3 7
p7 2 6 4 12
p8 2 6 2 10
Total 18 33 23 74
Seperti halnya uji ranking, pada uji skor juga dilakukan analisis sidik ragam.
Factor Koreksi (FK) = 742/24 = 228.17
JK (sample) = (182 + 332 + 232)/8 – FK = 14.58
JK (panelis) = (82 + 142 + 82 + … + 102)/3 – FK
= 15.16
JK (Total) = (32 + 42 + … + 22) – FK = 47.83
Table sidik ragam
Sumber db Jumlah Kuadrat JKR F
Sample 2 14.58 7.29 5.65*
Panelis 7 15.16 2.17
Error atau Sisa 14 18.09 1.29
Total 23 14.83
Nilai F yang didapat dari analisis sidik ragam dibandingkan dengan nilai F yang
didapat pada Tabel Distribusi (Lampiran 5 dan 6). Dari table distribusi F diperoleh
nilai F untuk tingkat 5% adalah 3.74 dan untuk tingkat 1% adalah 6.51. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata diantara sample-sampel pada
tingkat 5%.
Sampai tahap ini analisis dapat dilanjutkan dengan analisis perbedaan antar
contoh. Jenis analisis statistic yang dapat digunakan antara lain uji Ducan (Ducan’s
Multiple Range Test), analisis Newman Keuls, analisis Beda Nyata Terkecil (BNT),
21
Beda Nyata Jujur (BNJ) dll.
Misalnya analisis perbedaan antar sample dilakukan dengan uji Duncan (Multiple
Range Test), untuk menentukan sample mana yang berbeda nyata satu sama lain.
51 52 53
Rata-rata sample = 18/8 33/8 23/8
= 2.25 4.13 2.88
Pengurutan : A B C
S2 S3 S1
4.13 2.88 2.25
P 2 3
rp (5%) 3.03 3.18
Rp 1.21 1.27
22
Acara 8. UJI RANKING
a. Teori Dasar
Di pasaran banyak beredar bermacam-macam produk pangan, baik yang berlawanan
jenis maupun yang mempunyai sifat sensoris yang mirip dan diproduksi oleh pabrik atau
produsen yang berbeda. Konsumen pada umumnya akan memilih produk yang terbaik dan
disukai. Produsen dapat menguji produk-produk yang tersedia dengan uji ranking atau uji
penjenjangan.
Ranking adalah suatu proses pengurutan tiga sampel atau lebih berdasarkan intensitas
atau derajat atribut yang dirancang atau menurut tingkat kesukaan produk dalam rangka
memilih yang terbaik atau menghilangkan yang terjelek, dengan maksud untuk menambah
atau mengurangi jumlah suatu atribut, kualitas secara keseluruhan atau respon pada saat
yang sama.
Uji ranking pada umumnya dilakukan untuk menentukan urutan sejumlah komoditas
atau produk yang berbeda intensitas sifatnya. Selain itu juga, uji ranking dapat digunakan
untuk memperbaiki mutu produk dan memilih contoh yang terbaik. Dalam uji ranking
panelis diminta untuk mengurutkan sampel yang diuji menurut intensitas mutu sensorik.
Sampel diberi nomor urut dari intensitas mutu sensorik. Dari segi jumlah contoh yang
disajikan, uji peringkat mirip dengan uji skor dan uji skala, namun dari segi penginderaan
mirip dengan uji pembandingan.
Uji ranking mempunyai kemudahan bagi panelis yaitu dalam memahami instruksi
dan merespon, setelah panelis mengenal sifat indrawi yang diujikan. Kelebihan lainnya yaitu
bahwa data responnya sudah merupakan data kuantitatif yang kemudian dapat dilakukan
berbagai cara analisis menurut keperluan akuasinya. Uji ranking mempunyai kelemahan
yaitu terbatasnya jumlah contoh yang dapat diuji. Membuat peringkat sampai 6 sampel masih
mudah bagi panelis, tetapi apabila jumlah sample lebih dari 6, panelis akan mengalami
kesulitan.
Respon rangsangan hasil pengujian ranking kemudian ditabulasi menjadi matriks
peringkat. Berdasar matriks peringkat dapat dilakukan beberapa cara analisis data, yaitu (1)
metode rata-rata, (2) metode Tabel Krammer, (3) metode Tebel Fisher-Yates, (4) metode
analisis perbandingan frekuensi, (5) metode analisis perbandingan ganda, (6) metode analisis
komposit.
b. Tujuan
Menilai kualitas sensorik dari sampel dengan cara mengurutkan sampel berdasarkan
derajat intensitas dari atribut mutu produk.
C. Bahan : Daging angsa/ayam/bebek/ikan
D. Prosedur Kerja
Alat dan bahan disiapkan
Sampel dimasukkan dalam cawan kecil dan diberi kode dengan tiga angka
yang berbeda
23
Pasangan sampel disajikan bersamaan
Panelis diminta untuk memberi ranking
Di lakukan analisis data
Uji ranking akan digunakan untuk membandingkan tekstur dari 3 jenis daging angsa.
Daging masak dipotong dengan ukuran 2.5 x 1.25 x 1.25 cm dan masing-masing jenis daging
angsa tersebut diberi kode dan disajikan pada panelis. Panelis diminta untuk mengurutkan
sample berdasarkan kuisioner pada Gambar 3. Jumlah panelis yang menguji adalah 8 orang.
Contoh Pengujian :
Nama
Tanggal
Produk
Ujilah keempukan sample-sampel di bawah ini. Kemudian urutkan tingkat
keempukannya. Sample yang paling empuk diberi ranking satu, yang mempunyai
keempukan kedua diberi ranking 2 dan sample yang paling keras diberi ranking ketiga.
Tempatkan nomor kode sample di dalam kotak-kotak di bawah ini.
1 2 3
24
menentukan nilai numeric dari skor tiap sample. Sample yang mempunyai ranking pertama
dari tiga tingkatan ranking menghasilkan nilai 0.85. Jika mengkonversi ranking selanjutnya
maka ranking kedua (sari 3 tingkatan) akan mempunyai nilai 0 dan tingkat ketiga akan
mempunyai nilai negative dari nilai ranking pertama.
Contoh lain, jika mempunyai 6 tingkatan ranking maka nilai-nilai yang diperoleh :
Pertama = 1.27
Kedua = 0.64
Ketiga = 0.20
Keempat = - 0.20
Kelima = -0.64
Keenam = -1.27
Table hasil di atas dapat dikonversi menjadi table nilai skor, menjadi sebagai
berikut : BH BP BC Total
P1 0 0.85 -0.85 0
P2 0 0.85 -0.85 0
P3 0 0.85 -0.85 0
P4 0.85 0 -0.85 0
P5 0.85 0 -0.85 0
P6 0 0.85 - . 0
P7 0 0.85 -0.85 0
P8 0.85 0 -0.85 0
Total 2.55 3.40 -5.95 0
Table nilai skor tersebut kemudian dianalisis sidik ragamnya.
K = 0
JK sample = ( (2.552 + 3.102 + (-5.95)2 )/8 – FK
= (53.465/8) – 0
= 6.68
JK panelis = 0/3 – 0 = 0
JK Total (JKT) = ( (02 + 02 + 02 + 0.852 + ….. + (-0.85)2 ) - FK
=11.56
Tabel sidik ragam :
Variable df JK JKR F
Sample 2 6.68 3.34 9.54**
Panelis 7 0
Error 14 4.88 0.35
Total 23 11.56
Sample BH Bp BC
2.55 3.40 -5.95
Mean sample 0.32 0.43 -0.74
25
A B C
+0.43 0.32 -0.74
26
ACARA 9. UJI HEDONIK (KESUKAAN)
a. Dasar Teori
Uji kesukaan (hedonik) termasuk juga dalam kelompok uji penerimaan. Dalam uji
hedonik panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya
ketidaksukaan. Di samping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka, atau sebaliknya,
mereka juga mengemukakan tingkat kesukaanya. Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik.
Misalnya dalam hal “suka”, dapat mempunyai skala hedonik seprti: amat sangat suka,
sangat suka, suka, agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu “tidak suka”, dapat mempunyai
skala hedonik seperti: amat sangat tidak suka, sangat tidak suka, tidak suka, agak tidak suka.
Di antara agak tidak suka dan agak suka kadang-kadang ada tanggapan yang disebut sebagi
netral, yaitu bukan suka, tetapi juga bukan tidak suka (Soekarto, 1985).
Skala hedonik dapat direntangkan atau dikecilkan menurut rintangan skala yang
dikehendakinya. Dalam analisis skala hedonik ditransformasi menjadi skala numerik
dengan angka meningkat menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat
dilakukan analisis statistik. Dengan adanya skala hedonik ini sebenarnya uji hedonik
secara tak langsung juga dapat digunakan untuk mengetahui pembedaan. Karena hal ini,
maka uji hedonik paling sering digunakan untuk menilai komoditi sejenis atau produk
pengmbangan secara organoleptik. Jika uji pembedaan banyak digunakan dalam program
pengembangan hasil-hasil baru atau hasil bahan mentah, maka uji hedonik banyak digunakan
untuk menilai hasil akhir produksi (Soekarto, 1985).
Organisasi Pengujian
Jumlah Panelis, Agak Terlatih: 20 – 25 Orang
Tidak Terlatih: 80 Orang keatas
Jumlah contoh setiap penyajian
- Contoh yang sulit dinilai : 1 – 6 contoh
- Contoh yang mudah dinilai : 1 – 12 contoh
Cara Penyajian Contoh
Contoh uji hedonik disajikan secara acak dan dalam memberikan penilaian panelis
tidak mengulang-ulang penilaian atau membanding-mbandingkan contoh yang disajikan.
Sehingga untuk satu panelis yang tidak terlatih, sebaiknya contoh disajikan satu per satu
hingga panelis tidak akan membanding-bandingkan satu contoh dengan lainnya. Sebagai
contoh dapat disajikan 3 jenis teh kotak dari 3 macam merek.
27
Statistika Pengolahan data pengujian organoleptik
Statistika pengelohan data dan laporan pengujian yang penting antara lain adalah
penyusunan data atau penataan data sampai dengan diperoleh tentang jenis data frekuensi data.
Tampilan data dalam bentuk tabel, grafik atau diagram perlu untuk meningkatkan kualitas
informasi. Selanjutnya adalah tahapan pengolahan data yang meliputi analisis pemusatan dan
penyebaran data. Pengolahan data suatu pengujian bertujuan untuk mendapatkan nilai:
- Nilai rata-rata atau nilai tengah pengujian
- Keragaman dari nilai pengujian
- Simpangan baku dari nilai-nilai pengujian
Cara pengolahan data yang sering digunakan adalah dengan menggunakan analisis keragaman
/analisis peragam (Analisys of varian atau ANOVA). Berikut disajikan sebuah data hasil
pengujian organoleptik yang dihimpun dari hasil pengindraan 15 orang panelis yang diberi tugas
untuk menilai kesuakaannya terhadap sejumlah contoh. Dalam uji ini panelis diminta untuk
menentukan tingkat kesukaannya terhadap rasa manis dari 5 contoh manisan nata de coco
dengan keriteria penilaian kesan sebagai berikut:
Nilai 3 jika kurang manis (kurang/tidak suka)
Nilai 5 jika cukup manis (agak suka)
Nilai 7 jika manis (suka)
Nilai 9 jika sangat manis (sangat suka)
28
Contoh Pengujian Hedonik:
Tabel Hasil Uji Kesukaan Kecap
panelis Jenis kecap Jumlah
765 543 431 321
1 8 5 6 2 21
2 9 1 6 4 20
3 9 7 8 6 30
4 7 4 5 2 18
5 9 6 8 2 25
6 8 6 9 2 25
7 9 8 8 6 31
8 9 5 7 2 23
9 8 4 6 2 20
10 8 4 6 2 20
11 8 5 7 6 26
12 9 2 7 8 26
13 8 3 3 2 16
14 9 5 6 3 23
15 8 5 6 4 23
Jumlah 126 70 98 53
347
Jumlah rata2 8,400 4,667 6,533 3,533
Skala mutu :
1 Amat sangat tidak suka
2 Sangat tidak suka
3 Tidak suka
4 Sedikit tidak suka
5 Biasa
6 Sedikit suka
7 Suka
8 Sangat suka
9 Amat sangat suka
Hipotesa :
Ho : tidak ada perbedaan kesukaan terhadap rasa kecap manis
Ha : ada pebedaan kesukaan terhadap rasa kecap manis
Tabel anova
Sumber keragaman db JK KT F hitung
Perlakuan 3 205,783 68,594 27,759
Galat 56 138,400 2,471
Total 52 344,183
F tabel = 2,776
F hitung > F tabel
27, 759 > 2,776 ----------> Ho di tolak, di terima
Kesimpulan : Ada perbedaan terhadap rasa kecap manis Uji lanjut dengan DMRT, BNT
atau BNJ
29
Lampiran 1. Jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata pada Uji Pasangan, Uji Duo
Trio, Uji Pembanding Jamak dan Uji Rangsangan Tunggal.
Jumlah terkecil untuk beda nyata Jumlah terkecil untuk beda nyata
Jumlah tingkat kesalahan Jumlah tingkat
Penguji 5% 1% 0,1% Penguji 5% 1% 0,1%
6 6 36 25 27 29
7 7 37 25 27 29
8 8 8 38 26 28 30
9 8 9 39 27 28 31
10 9 10 40 27 29 31
11 10 11 11 41 28 30 32
12 10 11 12 42 28 30 32
13 11 12 13 43 29 31 33
14 12 13 14 44 29 31 34
15 12 13 14 45 30 32 34
16 13 14 15 46 30 33 35
17 13 15 16 47 31 33 36
18 14 15 17 48 32 34 36
19 15 16 17 49 32 34 37
20 15 17 18 50 33 35 37
21 16 17 19 52 34 36 39
22 17 18 19 54 35 37 40
23 17 19 20 56 36 39 41
24 18 19 21 58 37 40 42
25 18 20 21 60 39 41 44
26 19 20 22 62 40 42 45
27 20 21 23 64 41 43 46
28 20 22 23 66 42 44 47
29 21 22 24 68 43 46 48
30 21 23 25 70 44 47 50
31 22 24 25 92 56 59 63
32 23 24 26 94 57 60 64
33 23 25 27 96 59 62 65
34 24 25 27 98 60 63 66
35 24 26 28 100 61 64 67
30
Lampiran 2. Jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata pada Uji Segitiga
Jumlah terkecil untuk beda Jumlah terkecil untuk beda
Jumlah Jumlah
nyata tingkat nyata tingkat
Penguji Penguji
5% 1% 0,1% 5% 1% 0,1%
1 33 17 18 21
2 34 17 19 21
3 3 35 17 19 22
4 4 36 18 20 22
5 4 5 37 18 20 22
6 5 6 38 19 21 23
7 5 6 7 39 19 21 23
8 6 7 8 40 19 21 24
9 6 7 8 41 20 22 24
10 7 8 9 42 20 22 25
11 7 8 10 43 21 23 25
12 8 9 10 44 21 23 26
13 8 9 11 45 21 24 26
14 9 10 11 46 22 24 27
15 9 10 12 47 22 24 27
16 9 11 12 48 22 25 27
17 10 11 13 49 23 25 28
18 10 12 13 50 23 26 28
19 11 13 14 52 24 26 29
20 11 13 14 54 25 27 30
21 12 13 15 56 26 28 31
22 12 14 15 58 26 29 32
23 12 14 16 60 27 30 33
24 13 15 16 62 28 30 33
25 13 15 17 64 29 31 34
26 14 15 17 66 29 32 35
27 14 16 18 68 30 33 36
28 15 16 18 72 32 34 38
29 15 17 19 74 32 35 39
30 15 17 19 76 33 36 39
31 16 18 20 78 34 37 40
32 16 18 20 80 35 38 41
31
Lampiran 3. Harga nisbah F terendah untuk menyatakan beda nyata pada tingkat 1%
db db pembilang
penyebut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 15 20
1 4052 4999.5 5403 5625 5764 5859 5928 5982 6022 6056 6106 6157 6209
2 98.50 99.00 99.17 99.25 99.30 99.33 99.36 99.37 99.39 99.40 99.42 99.43 99.45
3 34.12 80.82 29.46 23.71 28.24 27.91 27.67 27.49 27.35 27.23 27.05 26.87 26.69
4 21.20 18.00 16.69 15.98 15.52 15.21 14.98 14.80 14.66 14.55 14.37 14.20 14.02
5 16.26 13.27 12.06 11.39 10.97 10.67 10.46 10.29 10.16 10.05 9.89 9.72 9.55
6 13.75 10.92 9.78 9.15 8.75 8.47 8.26 8.10 7.98 7.76 7.72 7.56 7.40
7 12.25 9.55 8.45 7.85 7.46 4.19 6.99 6.84 6.72 6.62 6.47 6.31 6.16
8 11.26 8.65 7.59 7.01 6.63 6.37 6.18 6.03 5.91 5.81 5.67 5.52 5.36
9 10.56 8.02 6.00 6.42 6.06 5.80 5.61 5.47 5.35 5.26 5.11 4.96 4.81
10 10.04 7.56 6.55 5.99 5.64 5.39 5.20 5.06 4.94 4.85 4.71 4.56 4.41
11 9.65 7.21 6.22 5.67 5.32 5.07 4.89 4.74 4.63 4.54 4.40 4.25 4.10
12 9.33 6.93 5.95 5.41 5.06 4.82 4.64 4.50 4.39 4.30 4.16 4.01 3.86
13 9.07 6.70 5.74 5.21 4.86 4.62 4.44 4.30 4.19 4.10 3.96 3.82 3.66
14 8.86 6.51 5.56 5.04 4.69 4.46 4.28 4.14 4.03 3.94 3.80 3.66 3.51
15 8.68 6.36 5.42 4.89 4.56 4.32 4.14 4.00 3.89 3.80 3.67 3.52 3.37
16 8.53 6.23 5.20 4.77 4.44 4.20 4.03 3.89 3.78 3.69 3.55 3.41 3.26
17 8.40 6.11 5.18 4.67 4.34 4.10 3.93 3.79 3.68 3.59 3.46 3.31 3.16
18 8.29 6.01 5.09 4.58 4.25 4.01 3.84 3.71 3.60 3.51 3.37 3.23 3.08
19 8.18 5.93 5.01 4.50 4.17 3.94 3.77 3.63 3.52 3.43 3.30 3.15 3.00
20 8.16 5.85 4.94 4.43 4.10 3.87 3.70 3.56 3.46 3.37 3.23 3.09 2.94
21 8.02 5.78 4.87 4.37 4.04 3.81 3.64 3.51 3.40 3.31 3.17 3.03 2.88
22 7.95 5.72 4.82 4.31 3.99 3.76 3.59 3.45 3.35 3.26 3.12 2.98 2.83
23 7.88 5.66 4.76 4.26 3.94 3.71 3.54 3.41 3.30 3.21 3.07 2.93 2.78
24 7.82 5.61 4.72 4.22 3.90 3.67 3.50 3.36 3.26 3.17 3.03 2.89 2.74
25 7.77 5.57 4.68 4.18 3.85 3.63 3.46 3.32 3.22 3.13 2.99 2.85 2.70
26 7.72 5.53 4.64 4.14 3.82 3.59 3.42 3.29 3.18 3.09 2.96 2.61 2.66
27 7.68 5.49 4.60 4.11 3.78 3.56 3.39 3.26 3.15 3.06 2.93 2.78 2.63
28 7.64 5.45 4.57 4.07 3.75 3.53 3.36 3.23 3.12 3.03 2.90 2.75 2.60
29 7.60 5.42 4.54 4.04 3.73 3.50 3.33 3.20 3.09 3.00 2.87 2.73 2.57
30 7.56 5.39 4.51 4.02 3.70 3.47 3.30 3.17 3.07 2.98 2.84 2.70 2.55
40 7.31 5.18 4.31 3.83 3.51 3.29 3.12 2.99 2.89 2.80 2.66 2.52 2.37
Lampiran 4. Harga nisbah F terendah untuk menyatakan beda nyata pada tingkat 5%
db db pembilang
penye
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 15 20
but
1 161.40 199.50 215.70 224.60 230.20 234.00 236.80 238.90 240.50 241.90 243.90 245.90 248.10
2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.41 19.43 19.45
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.74 8.70 8.66
4 7.71 6.95 6.59 6.39 6.26 6.18 6.09 6.04 6.00 5.96 5.91 5.86 5.80
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.68 4.62 4.68
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.00 3.94 3.87
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 4.64 3.57 3.51 3.44
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.28 3.22 3.15
9 5.12 4.26 3.83 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.03 3.01 2.94
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.91 2.85 2.77
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 3.95 2.90 2.85 2.79 2.72 2.65
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.69 2.62 2.54
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.60 2.53 2.46
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.53 2.46 2.39
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.48 2.40 2.33
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.42 2.35 2.28
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.38 2.31 2.23
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.34 2.27 2.19
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.31 2.23 2.16
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.28 2.20 2.12
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.25 2.18 2.10
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.23 2.15 2.07
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.20 2.13 2.05
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.18 2.11 2.03
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.16 2.09 2.01
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.15 2.07 1.99
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.13 2.06 1.97
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.12 2.04 1.95
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.10 2.03 1.94
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.09 2.01 1.93
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.00 1.92 1.84
DAFTAR PUSTAKA