Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

JENIS - JENIS DAN TEKNIK OBSERVASI


PSIKOLOGI

Oleh
DENY WIMAN YAHYA (20200032001)

PROGAM STUDI S1 PSIKOLOGI


UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA
TAHUN 2020
Jajar, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57144

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak

memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga tetap

tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti oleh

pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah yang berjudul “JENIS-JENIS DAN TEKNIK OBSERVASI” ini sengaja di

bahas karena sangat penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang berada di jurusan

Ilmu Psikologi. Banyak sekali penomena-penomena yang terjadi di masyarakat terkait

masalah psikologi. Untuk itu kita sebagai mahasiswa yang berfungsi sebagai pengabdi di

masyarakat harus dapat memberikan pengarahan agar masyarakat lebih mengenal dan

memahami dari bab yang kami bahas ini.

Selanjutnya, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan

tepat waktu.

Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya

semua yang membaca makalah ini.

Surakarta, 23 Oktober 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4

C. Tujuan Pembahasan .................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Observasi Psikologi................................................................... 5

B. Jenis-jenis Observasi Psikologi.................................................................... 6

C. Teknik-teknik Observasi Psikologi.............................................................. 8

D. Merancang Observasi Psikologi.................................................................. 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Metode observasi merupakan metode assesment yang tertua dalam psikologi. Metode

observasi telah digunakan untuk mengobservasi perilaku verbal maupun non - verbal. Begitu

pula halnya dengan ujian masuk perguruan tinggi. Metode observasi paling banyak

digunakan dalam mengkaji perkembangan dan pendidikan anak. Observasi langsung

merupakan bagian penting dari proses penemuan, dalam pengajaran maupun penelitian.

Observasi merupakan sarana untuk menggeneralisasi hipotesis atau ide. Pemahaman

yang diperoleh dari observasi tersebut dapat dijadikan landasan untuk merancang aktivitas

yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah. Observasi dapat digunakan

sebagai sarana untuk menjawab suatu pertanyaan khusus/spesifik. Observasi dapat

memberikan gambaran yang lebih realistik tentang suatu peristiwa atau perilaku,

dibandingkan metode pengumpulan informasi lainnya . melalui observasi dimungkinkan

untuk mengukur perilaku anak yang tidak dapat diukur dengan alat lain, misalnya pada anak

yang memiliki kemampuan bahasa terbatas dan mengalami kesulitan .melalui observasi

dimungkinkan bagi peneliti atau praktisi untuk memahami perilaku anak dengan lebih baik ,

observasi dapat menjadi sarana dalam melakukan evaluasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis-jenis observasi psikologi?

2. Bagaimana teknik-tenik observasi psikologi ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui jenis-jenis observasi psikologi

2. Untuk mengetahui teknik-teknik observasi psikologi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Observasi

Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan

“memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,

mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam

fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik

ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam konteks

laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.

Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi

sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes.

Observasi harus dilakukan pada beberapa periode waktu. Walaupun tidak ada

ketetapan waktu khusus pada pelaksanaan pengamatan, akan tetapi semakin lama dan

semakin sering dilakukan, akan memantapkan reliabilitas hasil pengamatan. Selain itu, teknik

ini perlu dilakukan pada situasi berbeda dan situasi natural karena tingkah laku yang alami

atau apa adanya akan tampil pada situasi yang alami.

Pengamatan juga harus dilakukan dalam konteks situasi keseluruhan. Dan data hasil

pengamatan harus diintegrasikan dengan data lain. Saat melakukan analisis hal yang sangat

penting adalah menyertakan semua data atau hal tentang objek yang diamati Kegiatan

pengamatan juga harus dilakukan pada kondisi yang baik. Pengamat yang lelah, situasi yang

tidak menguntungkan atau banyak gangguan akan mempengaruhi hasil pengamatan

Observasi merupakan kegiatan yang memperhatikan secara akurat, kemudiam mencatat

fenomena yg muncul selanjutnya melihat hubungan antar aspek dlm fenomena tersebut.

5
B. Jenis-jenis Observasi

Pada pelaksanaan pengamatan, dikenal beberapa jenis pengamatan yang dapat

digolongkan dasi segi keterlibatan peranan observer, yaitu pengamatan partisipasi (participant

abservation), pengamatan nonpartisipasi (nonparticipant observation), pengamatan kuasi

partisipasi, sedangkan dari segi perencanaan dapat digolongkan pada, yaitu: pengamatan

sistematis atau tersruktur (systematic or structured observation) dan pengamatan

nonsistematis atau tidak terstruktur, selain itu observasi juga dapat digolongkan dari

situasinya, yaitu : situasi bebas (free situation/uncontrolled situation), situasi yang

dimanipulasi (manipulated situation/experimental situation) dan percampuran antara dua

situasi ( partially controlled situation observation).

1. Pengamatan partisipasi

Pada pengamatan jenis ini, pengamat(konselor) turut mengambil bagian dari situasi

kehidupan dan situasi dari individu(peserta didik) yang diobservasi. Misalnya konselor ikut

berpartisipasi dalam berbagai aktivitas yang dilakukan peserta didik disekolah, misalnya saat

berolahraga, saat pramuka, dan sebagainya sehingga konselor dapatmengamati tingkah laku

dan sifat-sifat peserta didik yang ingin diketahui saat diamati.

2. Pengamatan nonpartisipasi

Pada pengamatan jenis ini, pengamat (konselor) tidak turut mengambil bagian secara

langsung didalam situasi kehidupan dan situasi dari individu (peserta didik) yang diobservasi.

Tetapi berperan sebagi penomton. Misalnya konselor mengamati peserta didik saat

melakukan berbagai aktivitas di sekolah. Seperti saat peserta didik bermain dengan teman-

temannya. Berolahraga, mengikuti pelajaran di kelas, mengikuti upacara, pramuka, dan lain

sebagainya.  Sehingga konselor dapat mengamati tingkah laku, relasi sosial dan sifat-sifat

peserta didik yang ingin diketahui saat diamati

6
3. Pengamatan sistematis/terstruktur

Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan kerangka rencana terlebih dahulu,

dimana sudah ditetapkan tujuan pengamatan, individu yang akan diamati, waktu dan tempat

pengamatan, frekuensi dilakukan pengamatan, apa yang akan diamati, metode pencatatan

hasil pengamatan yang akan digunakan, siapa yang akan melakukan pengamatan, dan lain

sebagainya. Pada pengamatan ini gejala, perilaku, atau sifat-sifat peserta didik yang akan

diamati telah ditentukan kategorinya, sehingga pengamat tinggal melakukan pengecekan.

4. Pengamatan nonsistematis

Pada pengamatan ini tetap dilakukan perencanaan, hanya saja materi atau fokus apa

yang akan diamati belum dibatasi atau dikategorisasi. Sehingga gejala yang diamati geraknya

lebih luas tidak terbatas pada hal-hal yang dikategorikan, kalau ada kategorisasi pengamat

tinggal memberikan tanda cek, sedangkan pada jenis nonsistematis, pengamat bisa mencatat

hal-hal yang dianggap penting dan menonjol pada proses pengamatan.

5. Free situation

Pengamatan yang dilakukan pada situasi bebas, tidak dibatasi bagaimana jalannya

pengamatan dan dalam situasi yang tidak terkontrol. Misalnya melakukan pengamatan

terhadap berbagai aktivitas peserta didik selama di sekolah.

6. Manipulasi situasi

Pengamatan yang situasinya sengaja diadakan, memasukan berbagai faktor atau

variabel kondisi yang diperlukan untuk memunculkan perilaku yang diharapkan. Biasanya

pengamatan ini lebih banyak dilakukan pada format eksperimen.

7. Percampuran antara dua situasi

Merupakan percampuran antara situasi bebas dan manipulasi situasi , Sebagian situasi

sengaja dikondisikan sehingga sifatnya terkontrol dan sebagian lagi tetap dalam situasi bebas.

7
C. Teknik-teknik Observasi

Penyusunan skala penilaian perlu dilakukan dengan tepat agar benar-benar

menggambarkan kriteria tingkah laku atau sifat-sifat peserta didik yang akan diamati. Adapun

langkah-langkah pembuatan skala penilaian, dapat dilihat berikut ini:

a. Menetapkan tujuan

b. Mengidentifikasi tem atau kriteria yang akan digunakan.

c. Melakukan identifikasi deskriptor dari setiap kriteria yang telah ditetapkan

d. Mengidentifikasi proses evaluasi (menetapkan klasifikasi penilaian yang digunakan,

banyaknya interval skala, menetapkan evaluator, menyediakan kolom komentar, dsb)

e. Membuat format skala penilaian

f. Membuat pedoman pengisian yang jelas

D. Merancang Observasi

Cara merancang observasi pengamatan meliputi penyusunan pedoman pengamatan,

pelaksanaan pengamatan dan melakukan analisis hasil pengamatan.

1. Penyusunan pedoman pengamatan

Sebelum melakukan pengamatan, konselor perlu merancang pedomannya agar

proses pengamatan tetap terarah dan data yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Langkah penyusunan pedoman pengamatan yaitu:

a. Menetapkan tujuan pengamatan

b. Menetapkan bentuk format pencatat hasil pengamatan sesuai tujuan

2. Membuat format pencatat hasil pengamatan

Apakah akan digunakan catatan anekdot atau skala penilaian (penilaian numerik,

skala penilaian grafis dan daftar cek). Untuk mendapat gambaran tentang prosedur

pembuatan, lakukan sesusai dengan langkah-langkah pembuatan dan contoh format

pencatatan hasil pengamatan.

8
3. Melakukan uji coba pedoman pengamatan.

Untuk memperoleh data yang objektif, maka setelah pedoman pengamatan selesai

disusun, perlu dilakukan uji coba pengamatan, Langkah ini juga untuk mengetahui

apakah skala penilaian yang akan digunakan reliabel atau tidak.

4. Pelaksanaan pengamatan

Pada saat konselor melakukan pengamatan, perlu memperhatikan beberapa hal

berikut ini.

a. Menetapkan peserta didik yang aka diamati (subjek pengamatan) sesuai tujuan.

b. Menetapkan jadwal dan tempat pengamatan

c. Menetapkan jumlah peserta didik yang akan diamati

d. Menetapkan jumlah konselor yang akan berfungsi sebagai pengamat.

e. Mempersiapkan format pencatat hasil dan alat perekam gambar sesuai kebutuhan.

f. Mengambil posisi yang tidak diketahui subjek pengamatan, sehingga kehadiran

pengamat tidak menarik perhatian subjek. Kemudian melaksanakan pengamatan.

g. Selama proses pengamatan, konselor harus melakukan pemusatan perhatian pada

situasi dan tingkah laku yang diamati. Setiap pengamat harus mencatat segera

dengan cermat dan teliti setiap tingkah laku dan situasi yang terjadi saat tingkah

laku muncul seperti apa adanya, pada format pencatatan hasil pengamatan yang

sudah disiapkan atau melakukan perekaman tanpa diketahui peserta didik yang

diamati. Untuk menjaga validitas hasil pengamatan pada saat melakukan

pencatatan, konselor sebagai pengamat tidak memasuka pendapat, pandangan ,dan

penilaian apapun terhadap situasi dan tingkah laku yang diamati.Hasil pengamatan

perlu didokumentasikan untuk menjaga kerahasiaan dan data hanya akan

digunakan untuk kepentingan proses membantu peserta didik.

9
h. Menutup pengamatan dengan membuat kesimpulan hasil pengamatan bersama

dengan seluruh pengamat.

5. Analisis hasil pengamatan

a. Hasil pencatatan atau perekaman proses pengamatan yang dilakukan oleh setiap

pengamat dikumpulkan.

b. Setiap pengamat melakukan penskoran dan membuat deskripsi hasil pengamatannya.

c. Hasil pencatatan dan perekaman seluruh pengamat peserta didik, diidentifikasi dan

dikelompokkan sesuai dengan pokok-pokok tingkah laku yang diamati dan

pencapaian tujuan yang ditetapkan. Ini dilakukan dalam tim pengamat.

d. Kemudian secara bersama-sama melakukan analisi dan sintesa hasil pengamatan dan

menarik kesimpulan, sehingga memperkecil kemungkinan terjadi bias hasil dan

menjaga objektivitas hasil pengamatan.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam melakukan observasi ada baiknya memilih objek observasi yang baik, bukan

yang sembarangan agar hasil dari observasi dapat optimal, kemudian lakukan observasi

berkelanjutan agar lebih akurat. Dan dalam melakukan observasi buatlah suasana senarutal

mungkin agar tidak ada kebohongan dalam hasil yang observasi tersebut.

Observasi merupakan salah satu instrument pengumpulan data yang dapat melengkapi

kekurangan metode lain dalam pengumpulan data. Sebelum melakukan observasi, observer

sebaiknya menentukan tujuan khususnya agar observasi terfokus pada apa yang diinginkan.

Kemudian, Agar observasi dapat efektif dan efisien sebaiknya observer membuat pedoman

observasi terlebih dahulu, lalu kemudian melakukan observasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Djemari Marpadi. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta: Mitra

Cendekia Press, 2008.

Kartono, Kartini. Kamus Lengkap Psikologi J.P. Chaplin. Jakarta : Rajawali Pers, 2011.

Margono S. Metologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. Jakarta : PT. Rineka Cipta,

2007.

Mas Tarmudi 2010. http:// http://mastarmudi.blogspot.com/2010/07/pengertian-

observasi.html, diakses Selasa,06 Oktober 2015)

Nurul Hidayah (2012), http://nurul-h--fpsi10.web.unair.ac.id/artikel_detail-45721-umum-

observasi.html, diakses Selasa,06 Oktober 2015)

Riduwan, Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta, 2004.

Suryono,2011,http://kautsarz.wordpress.com /2011/ 03/26/ teknik-pengambilan-data-

Walgito, Bimbingan dan Konseling (Studi &Karir), Yogyakarta : CV Andi Offset, 2004.

Winkel, W.S & Hastuti Sri. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. (Yogyakarta :

Media Abadi, 2005

12

Anda mungkin juga menyukai