Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas perkenan-Nyalah Proposal ini
dapat disusun dan diajukan walaupun masih banyak terdapat kekurangan.
Proposal ini disusun berdasarkan kepada kebutuhan yang sangat mendesak mengenai
ketersedian sarana dan prasarana yang baik dan memadai bagi peningkatan kualitas hidup
masyarakat, juga sebagai upaya wilayah Gampong Juli Tambo Tanjong menuju Gampong
swasembada pangan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan, hal ini semata-mata dikarenakan keterbatasan wawasan dan kemampuan yang
kami miliki, oleh karena itu kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan sangat kami
harapkan.
Atas segala bantuan, dukungan serta bimbingan dan kepedulian dari berbagai pihak yang
membantu merealisasikan proposal ini, kami menghaturkan terimaksih, semoga segala upaya
dan usaha yang kita lakukan demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakat yang menuju ke
masa depan yang lebih baik. Senantiasa mendapat ridho dan hidayah Allah SWT. Amiin.
SYAHRIZAL HUSEN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan nasional. Ada tiga alasan
penting yang melandasi adanya kesadaran dari semua komponen bangsa atas pentingnya ketahanan
pangan yaitu: (i) akses atas pangan yang cukup dan bergizi bagi setiap penduduk merupakan salah satu
pemenuhan hak azasi manusia; (ii) konsumsi pangan dan gizi yang cukup merupakan basis bagi
pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas; (iii) ketahanan pangan merupakan basis bagi
ketahanan ekonomi, bahkan bagi ketahanan nasional suatu negara berdaulat.
Ketahanan pangan nasional dicirikan dengan adanya ketersediaan pangan yang cukup secara makro
namun demikian masih ada beberapa daerah dimana masyarakatnya tidak mampu mengakses pangan yang
cukup. Hal ini disebabkan karena kondisi wilayahnya miskin ataupun pendapatan mereka yang tidak mencukupi
untuk memperoleh akses terhadap pangan.
Berdasarkan data BPS, program yang dilaksanakan oleh pemerintah selama ini telah
mampu menurunkan jumlah kemiskinan di Indonesia dimana secara absolut pada tahun 2008 menjadi sekitar
35 juta jiwa, lebih rendah jika dibandingkan tahun 2007 sebesar 37 juta jiwa yang pada umumnya sebagian
besar dari penduduk miskin tersebut tinggal di wilayah pedesaan dengan mata pencaharian dari sektor pertanian
yang memiliki skala usaha kecil yaitu kurang dari 0,5 hektar atau bahkan sebagai buruh tani.
Disisi lain wilayah sentra produksi pertanian khususnya padi dan jagung memiliki topografi
yang beragam, ketersediaan sarana prasarana yang mendukung sektor tersebut (produksi, pengolahan,
penyimpanan) bervariasi dari satu wilayah dengan wilayah lain, waktu panen yang tidak bersamaan di
beberapa wilayah, dan iklim yang kurang mendukung pada saat tanam maupun panen raya, sehingga
petani, kelompoktani (Poktan) maupun Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) selalu dihadapkan pada
berbagai masalah: (a) keterbatasan modal usaha untuk melakukan kegiatan pengolahan, penyimpanan,
pendistibusian/pemasaran; (b) posisi tawar petani yang rendah pada saat panen raya yang bersamaan
dengan datangnya hujan, sehingga petani terpaksa menjual produknya dengan harga rendah kepada
para pelepas uang (pedagang perantara); (c) keterbatasan akses pangan (beras) saat paceklik yang
disebabkan karena tidak memiliki cadangan pangan yang cukup.
Dampak dari ketidakberdayaan petani, Poktan dan Gapoktan dalam mengolah, menyimpan dan
mendistribusikan/memasarkan hasil produksinya dapat menyebabkan: (a) ketidakstabilan harga di
wilayah sentra produksi pertanian pada saat terjadi panen raya, dan (b) kekurangan pangan pada saat
musim paceklik.
Guna mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh petani, Poktan, Gapoktan di daerah sentra
produksi padi dan jagung, pemerintah melalui Kementerian Pertanian cq Badan Ketahanan Pangan,
sejak tahun 2009 telah mengalokasikan dana APBN untuk memperkuat modal dan kemampuan
Gapoktan sehingga mempunyai posisi tawar yang tinggi, mempunyai nilai tambah produk pertanian,
dan mempunyai akses terhadap pangan.
B. Tujuan
Tujuan dari penyaluran dana Bansos untuk pelaksanaan kegiatan Penguatan-LDPM adalah:
1. Memperkuat modal usaha Gapoktan dan unit-unit usaha yang dikelolanya (distribusi/pemasaran dan cadangan
pangan) untuk dapat mengembangkan sarana penyimpanan, melakukan pembelian hasil produksi petani
anggotanya, dan tersedianya cadangan pangan disaat menghadapi musim paceklik serta tercapainya stabilisasi
harga pangan di tingkat petani saat panen raya;
2. Mengembangkan usaha ekonomi di wilayah dengan: (i) melakukan musyawarah rencana kegiatan bersama
anggota kelompoknya, (ii) melakukanpembelian-penyimpanan-pengolahan-pemasaran sesuai rencana,
kebutuhan anggota, dan kebutuhan pasar, serta mempunyai nilai tambah bagi khususnya unit usaha Gapoktan
yang mengelolanya;
3. Memperluas jejaring kerja sama pemasaran yang saling menguntungkan dengan mitra usaha di dalam maupun di
luar wilayahnya.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup substansi kegiatan Penguatan-LDPM tahun meliputi: perencanaan kegiatan usaha
Gapoktan, penetapan indikator keberhasilan, pengorganisasian kegiatan, pelaksanaan kegiatan termasuk
anggaran, pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pengawasan, serta pelaporan.
D. Dasar Hukum
Untuk mengatasi gejolak harga pangan pada saat panen raya secara eksplisit telah dituangkan
dalam Undang-Undang (UU) No. 7 tahun 1996 tentang Pangan (pasal 48) yang mengatakan bahwa
“Pemerintah dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka mengendalikan harga
pangan untuk mencegah dan/atau menanggulangi gejolak harga pangantertentu yang dapat merugikan
ketahanan pangan”.
Undang-Undang tersebut juga telah dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 68
tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan (pasal 12 ayat 1 dan 2) yang menegaskan bahwa: (i)
“Pengendalian harga pangan tertentu yang bersifat pokok di tingkat masyarakat diselenggarakan untuk
menghindari terjadinya gejolak harga pangan yang mengakibatkan keresahan masyarakat, dan/atau
paceklik yang berkepanjangan”; dan (ii) “Pengendalian harga dapat dilakukan melalui pengaturan
dan pengelolaan pasokan pangan dan pengaturan kelancaran distribusi pangan”.
Mengingat sering terjadinya gejolak harga pangan disaat panen raya maka Gapoktan yang
merupakan wadah dari Poktan dan petani wajib untuk membantu mendistribusikan/memasarkan
produksi anggotanya secara berkelompok untuk dapat memenuhi skala ekonomi sehingga
memudahkan dalam hal pengangkutan, pengolahan, penyimpanan, dan pemasaran dimana pada
akhirnya dapat memberikan harga serta keuntungan yang layak. Agar perputaran usaha pembelian-
penjualan gabah/beras dan/atau jagung meningkat maka Gapoktan perlu mendorong unit usahanya
untuk mengelola kegiatannya secara komersial dengan mengembangkan jejaring pemasaran dengan
mitranya baik di dalam maupun di luar wilayahnya.
Sedangkan untuk mengatasi kelangkaan akses pangan pada saat menghadapi gagal panen ataupun
paceklik, masyarakat wajib membangun cadangan pangan, hal ini sejalan dengan UU No. 7 tahun 1996 tentang
Pangan (Pasal 47 ayat 1) yang menjelaskan bahwa “Cadangan pangan nasional terdiri dari cadangan pangan
pemerintah dan cadangan pangan masyarakat” dan (ayat 3) menjelaskan bahwa “Dalam upaya mewujudkan
cadangan pangan nasional pemerintah mengembangkan, membina, dan/atau membantu penyelenggaraan
cadangan pangan masyarakat dan pemerintah di tingkat pedesaan, perkotaan, provinsi dan nasional”. Untuk
mengembangkan cadangan pangan masyarakat, UU tersebut telah dijabarkan dalam PP No. 68 tahun 2002
(pasal 8) bahwa: “Masyarakat mempunyai hak dan kesempatan seluas-luasnyadalam upaya mewujudkan
cadangan pangan masyarakat yang dilakukan secara mandiri serta sesuai dengan kemampuan masing-masing”.
Selanjutnya pasal 14 menegaskan bahwa “Masyarakat memiliki kesempatan yang seluas-luasnya dalam
mewujudkan ketahanan pangan, dimana peran masyarakat dapat berupa: (a) melaksanakan produksi,
perdagangan, distribusi dan konsumsi pangan; (b) menyelenggarakan cadangan pangan masyarakat; dan (c)
melakukan pencegahan dan penanggulangan masalah pangan”.
Sejalan dengan UU dan PP, Departemen Dalam Negeri, juga telah mendorong pemerintah desa untuk
mewujudkan cadangan pangan pemerintah desa melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 tahun
2008 tentang Cadangan Pangan Pemerintah Desa.
Seperti halnya keberadaan cadangan pangan yang ada di pemerintahan, keberadaan cadangan pangan
masyarakat di tingkat desa khususnya di Gapoktan sangat diperlukan. Mengingat Gapoktan merupakan
kelembagaan petani dan wadah dari Poktan dan petani, sehingga wajib menguasai cadangan pangan secara
kolektif agar dapat: (i) mengantisipasi kekurangan bahan pangan pada musim paceklik, dan (ii) mengantisipasi
ancaman gagal panen akibat bencana alam seperti serangan hama dan penyakit, anomali iklim dan banjir, dan
lain-lain.
E. Penutup
Demikianlah Proposal ini disampaikan besar harapan kami bahwa pembangunan Gudang
Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) beralokasi di Gampong Juli Tambo Tanjong
Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen dapat terealisasikan agar terwujud peningkatan tarap hidup demi
tercapainya kemakmuran masyarakat dan merupakan ketahanan pangan serta pergerakan
perekonomian masyarakat
Atas perhatiannya dan kerjasamanya yang baik dihaturkan ucapan rasa terimakasih
KELOMPOK LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT
MEKAR SALUYU
DESA MEKARASIH KECAMATAN MALANGBONG
KABUPATEN GARUT PROVINSI JAWA BARAT
Nomor : 01/LPM-MS/III/2014
Lampiran : 1 (satu) Bundle
Perihal : Permohonan Bantuan Dana
Pembangunan Lumbung Pangan
Kepada
Yth Gubenur Jawa Barat
Melalui: BKPD
Provinsi Jawa Barat
Di
Bandung
Dalam upaya stabilisasi pangan Nusantara dan dalam upaya memenuhi angka harapan hidup serta
untuk meningkatkan kelayakan dan kesejahteraan masyarakat desa yang mandiri dalam ekonomi serta
percepatan pembangunan pedesaan, perlu direncanakan program- program kegiatan yang
berkesinambungan serta dapat mengembangkan Sumber Daya Alam (SDA) khusus dibidang pangan
dan Sumber Daya Manusia (SDM) maka diperlukan penyediaan dan perbaikan sarana prasarana serta
insfrastruktur wilayah yang memadai serta mendesak bagi kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut di atas kami ajukan proposal permohonan bantuan dana untuk pembangunan
sarana yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan perekonomiaan dibidang hasil pertanian terutama
sarana penyimpanan gabah atau lumbung pangan MEKAR SALUYU sebagai pendukung dalam
ketahanan pangan yang berada di pedesaan yang berlokasi di Kp. Negla RT 04 RW 05 Desa Mekarasih
Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut.
Demikianlah proposal ini disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya yang baik disampaikan
ucapan rasa terima kasih.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena atas perkenan-Nyalah Proposal ini dapat
disusun dan diajukan walaupun masih banyak terdapat kekurangan.
Proposal ini disusun berdasarkan kepada kebutuhan yang sangat mendesak mengenai ketersedian
sarana dan prasarana yang baik dan memadai bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat, juga sebagai
upaya wilayah Desa Mekarasih menuju desa swa sembada pangan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, hal
ini semata-mata dikarenakan keterbatasan wawasan dan kemampuan yang kami miliki, oleh karena itu
kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan sangat kami harapkan.
Atas segala bantuan, dukungan serta bimbingan dan kepedulian dari berbagai pihak yang membantu
merealisasikan proposal ini, kami menghaturkan terimaksih, semoga segala upaya dan usaha yang kita
lakukan demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakat yang menuju ke masa depan yang lebih baik.
Senantiasa mendapat ridho dan hidayah Allah SWT. Amiin.
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Desa Mekarasih adalah bagian dari wilayah Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut yang
pertumbuhan penduduknya setiap tahunnya meningkat, hal tersebut karena angka kelahiran yang
cukup tinggi yang tidak diimbangi dengan pasilitas pendidikan kesehatan dan daya beli masyarakat.
Meningkatnya biaya hidup masyarakat Desa Mekarasih sejalan dengan pertumbuhan penduduk.
Kondisi perekonomian masyarakat yang makin lama terpuruk akibat krisis multi dimensi yang
melanda negeri ini telah mengakibatkan banyak kegiatan pembangunan yang semestinya dapat
dikerjakan dan didanai secara swadaya dan gotong royong oleh masyarakat pada saat ini tidak dapat
dilaksanakan sehingga mengharuskan berbagai elemen bahu membahu secara bersama-sama untuk
pembangunan masyarakat dengan sentuhan langsung pada masyarakat di pedesaan.
Besarnya kebutuhan dan tuntunan masyarakat untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara
kemampuan daya beli yang terbatas sehingga memerlukan perhatian dan kepedulian dari semua pihak
dari pemerintah melelui program-program pemerintah yang terencana dan terpadu serta mampu
menjangkau pelosok desa yang sebagian besar keadaanya masih tertinggal.
2. Tujuan
Tujuan pembangunan Lumbung Pangan Mekar Saluyu Kp. Negla RT.04 RW 05 Desa Mekarasih
Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut adalah
a. Menata dan membenahi wilayah Desa Mekarasih menjadi suatu kawasan Swa-sembada pangan.
b. Mewujudkan kawasan wilayah Desa Mekarasih tertata baik dan dilengkapi dengan sarana dan
prasarana yang memadai sehingga dapat bermanfaat dalam kegiatan perekonomian.
c. Membangkitakan kembali gairah swadaya dan gotong royong dalam membangun masyarakat desa
terus berlanjut dan berkesinambungan dalam percepatan pembangunan kesejahteraan masyarakat.
d. Mendukung program pemerintah dalam rangka percepatan perbaikan indek Pembangunan Manusia
(IPM) melalui peningkatan daya beli masyarakat.
II. GAMBARAN UMUM
Tipologi : 15 %
Curah Hujan : 1.886 mm
Tinggi Tempat : 763 dpl
Kependudukan
Permohonan anggaran biaya Pembangunan Lumbung Pangan Mekar Saluyu Desa Mekarasih
Kecamatan Malangbong adalah RP. 50.0000.000.00 (Lima Puluh Juta Rupiah).
Demikianlah Proposal ini disampaikan besar harapan kami bahwa pembangunan Lumbung pangan
Mekar Saluyu beralokasi Kp. Negla RT 04 RW 05 Desa Mekarasih Kecamatan Malangbong
Kabupaten garut dapat terealisasikan agar terwujud peningkatan tarap hidup demi tercapainya
kemakmuran masyarakat dan merupakan ketahanan pangan serta pergerakan perekonomian
masyarakat
Atas perhatiannya dan kerjasamanya yang baik dihaturkan ucapan rasa terimakasih.
Demak,
Bersama ini Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) “Pilang Makmur” Desa Pilangrejo Kecamatan
Wonosalam Kabupaten Demak berencana mengadakan kegiatan Lumbung Desa Mandiri (LDM).
Mengingat keterbatasan sarana, prasarana, pengetahuan serta dana yang dimiliki, maka dengan
ini Gapoktan “Pilang Makmur” Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak
bermaksud mengajukan permohonan bantuan dalam rangka kegiatan tersebut.
Demikian, besar harapan untuk dapat dikabulkannya permohonan bantuan ini dan atas perhatian
serta kerjasamanya disampaikan terima kasih.
MUSAROFAH
Mengetahui :
Kepala Desa Pilangrejo PPL Desa Pilangrejo
Kec. Wonosalam Kab. Demak Kec. Wonosalam Kab. Demak
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pangan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dimanapun berada. Semakin dewasa
manusia kebutuhan akan pangan semakin bertambah baik kualitas maupun kuantitasnya.
Disamping itu dengan semakin bertambah jumlah manusia yang ada di muka bumi semakin
bertambah pula kebutuhan pangan bagi manusia dalam rangka mempertahankan hidupnya.
Demikian yang terjadi sekarang ini dimana jumlah manusia (penduduk) semakin bertambah
jumlahnya sehingga bertambah pula kebutuhan akan pangan bagi manusia. Untuk mencukupi
kebutuhan pangan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun tersebut dengan kelebihan
pemberian akal, manusia mampu mengelola alam sekitar untuk dimanfaatkan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan manusia termasuk pangan. Pangan dipenuhi dari kegiatan pertanian.
Sektor pertanian merupakan salah satu bagian dari pembangunan pertanian yang mempunyai
peran strategis dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat. Sektor
pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan yang sangat strategis yaitu dengan
memadukan kegiatan dari hulu sampai ke hilir, sektor pertanian akan mampu mendorong
pertumbuhan sektor lain di Kabupaten Demak pada umumnya dan di Desa Pilangrejo Kecamatan
Wonosalam pada khususnya.
Namun demikian masih ditemukan berbagai permasalahan diantaranya: (a) rendahnya posisi
tawar petani terutama pada saat panen raya sehingga terpaksa menjual produknya dengan
harga rendah; (b) rendahnya nilai tambah produk pertanian karena terbatasnya kemampuan
untuk mengolah hasil pertanian; (c) keterbatasan modal untuk melaksanakan kegiatan usaha
(tunda jual); (d) keterbatasan akses pangan (beras) saat paceklik karena tidak mempunyai
cadangan pangan yang cukup.
Berkaitan dengan hal di atas dan dikarenakan keterbatasan modal, sarana- prasarana dan
pengetahuan yang dimiliki kelompok maka diperlukan adanya bantuan pengembangan Lumbung
Desa Mandiri di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) “Pilang Makmur” Desa Pilangrejo
Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak dari berbagai pihak khususnya dari Pemerintah
Kabupaten Demak melalui Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BAPPELUH
dan KP) Kabupaten Demak.
B. Tujuan, Sasaran, Keluaran dan Hasil
1. Tujuan
1. Memberdayakan Gapoktan dalam usaha distribusi pangan pokok, sehingga mampu untuk: (i)
mengembangkan sarana penyimpanan (gudang), (ii) melakukan pembelian gabah/beras/jagung/
bahan pokok lokal spesifik lainnya bagi kebutuhan anggotanya di saat musim paceklik, dan (iii)
melakukan pembelian dari hasil produksi petani anggotanya sehingga harga pangan di tingkat
petani saat panen raya stabil ;
2. Mengembangkan usaha ekonomi di wilayah dengan : (i) meningkatkan volume pembelian
gabah/beras/jagung, (ii) meningkatkan volume pembelian gabah/beras/palawija sehingga modal
usaha Gapoktan meningkat, dan (iii) meningkatkan nilai tambah produk melalui kegiatan
penyimpanan/pengolahan/pengepakan ;
3. Memperluas jejaring kerjasama distribusi/pemasaran yang saling menguntungkan dengan
mitra usaha di dalam maupun luar wilayahnya.
2. Sasaran
Terwujudnya ketahanan pangan masyarakat sampai tingkat rumah tangga di wilayah Gabungan
Kelompok Tani (Gapoktan) “Pilang Makmur” Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten
Demak.
2. Alamat Gapoktan :
Desa : Pilangrejo
Kecamatan : Wonosalam
Kabupaten : Demak
Provinsi : Jawa Tengah
3. Kepengurusan Gapoktan :
Ketua : MUSAROFAH
Sekretaris : KARYADI
Bendahara : JASERIN
4. Bidang usaha Gapoktan : Usaha tani padi sawah, palawija, horti, ternak, perikanan
Partisipasi petani adalah semua petani yang mendapat kemanfaatan langsung dari kegiatan
Pengembangan Lumbung Desa Mandiri di Gapoktan “Pilang Makmur” Desa Pilangrejo
Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak.
c. Pembiayaan
Untuk pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat dan dalam rangka pengembangan
kegiatan kelompok (Gapoktan) serta dalam rangka mendukung program pemerintah maka
diperlukan pengembangan Lumbung Desa Mandiri.
Untuk mewujudkannya diharapkan ada bantuan dari berbagai pihak terutama dari Pemerintah
Kabupaten Demak melalui Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BAPPELUH
dan KP) Kabupaten Demak. Dengan adanya bantuan tersebut dalam usaha pengembangan
lumbung desa ,andiri di Gapoktan “Pilang Makmur” Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam
Kabupaten Demak, diharapkan akan berpengaruh positif pada produksi dari usaha penyediaan
pangan di Kabupaten Demak.
LAMPIRAN
SURAT PERNYATAAN
Bahwa dalam rangka pengajuan proposal permohonan pengadaan Lumbung Desa Mandiri di
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) “Pilang Makmur” Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam
Kabupaten Demak kepada Bupati Demak melalui Badan Pelaksana Penyuluhan (BAPPELUH
dan KP) Kabupaten Demak, yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : MUSAROFAH
Alamat : Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak
Bertindak untuk dan atas nama : Gapoktan “Pilang Makmur” Desa Pilangrejo Kecamatan
Wonosalam Kabupaten Demak
bahwa apabila permohonan/ proposal tersebut disetujui (terealisasi) menyatakan :
1. Bertanggung jawab penuh baik formal maupun materiil atas bantuan yang diterima.
2. Akan menggunakan bantuan sesuai dengan rencana penggunaan dalam proposal yang telah
disetujui.
3. Mempertanggung jawabkan hasil pelaksanaan kegiatan secara tertulis dalam bentuk Laporan
Pertanggung jawaban kepada Bupati.
4. Mentaati kesepakatan/ perjanjian yang dibuat.
5. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya penyimpangan, akan mempertanggungjawabkan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk menjadi periksa.
Demak,
MUSAROFAH
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
KECAMATAN WONOSALAM
DESA PILANGREJO
Nama : TUGIMAN
Alamat : Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak
Jabatan : Kepala Desa Desa Pilangrejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak
Menerangkan bahwa Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) “Pilang Makmur” Desa Pilangrejo
Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak berdomisili di Desa Pilangrejo Kecamatan
Wonosalam Kabupaten Demak dengan kegiatan bidang pertanian, peternakan, perkebunan,
kehutanan serta perikanan dan mengukuhkan dengan susunan pengurus :
Ketua : MUSAROFAH
Sekretaris : KARYADI
Bendahara : JASERIN
Demikian surat keterangan ini dibuat sebenarnya dan untuk dapat digunakan sabagaimana
perlunya.
Demak,
TUGIMAN
GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) “PILANG MAKMUR”
DESA PILANGREJO KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK
SUSUNAN PENGURUS
2. Alamat Kelompok :
Desa : Pilangrejo
Kecamatan : Wonosalam
Kabupaten : Demak
Provinsi : Jawa Tengah
3. Kepengurusan Kelompok :
Ketua : MUSAROFAH
Sekretaris : KARYADI
Bendahara : JASERIN
Demak,
Mengetahui, Gapoktan “Pilang Makmur”
Kepala Desa Pilangrejo Ds. Pilangrejo Kec. Wonosalam
Kec. Wonosalam Kab. Demak Kab. Demak
K e t u a,
TUGIMAN MUSAROFAH
Comment
CONTOH PROPOSAL PENGEMBANGAN JALAN
USAHA TANI ( JUT )
- May 22, 2018
PROPOSAL
PENGEMBANGAN JALAN USAHA TANI ( JUT )
KELOMPOK TANI “NGUDI TANI” DESA BOTOREJO
KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK
A. LATAR BELAKANG
2. Sasaran
a. Mengembangkan/ memperbaiki infrastruktur jalan usaha tani untuk mendukung program
pertanian pada lahan usahatani.
b. Mengembangkan/ memperbaiki dan mengembangkan, fasilitas jalan usaha tani.
c. Melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan pengembangan jalan usaha tani.
3. Manfaat
a. Meningkatkan produktivitas, pendapatan petani dan buruh tani, yang selama ini telah menurun
pendapatannya dari sektor pertanian.
b. Berjalannya kembali pembangunan sektor pertanian, sehingga petani dan atau masyarakat
bangkit semangat untuk membangun ekonominya lewat berusahatani atau bidang pertanian.
c. Terlaksananya pengembangan teknologi budidaya tanaman / usahatani.
BAB II ………..
BAB II
IDENTIFIKASI KELOMPOK PELAKSANA KEGIATAN
3. Susunan Kepengurusan
a. Pelindung : Kepala Desa Botorejo
b. K e t u a : TARSAN
c. Sekretaris : SAKIRAN
d. Bendahara : SUTARMAN
BAB III
PELAKSANAAN
Tanggul
Sawah blok Gempuran
b. W a k t u
Pelaksanaan pengembangan JUT direncanakan pada bulan Juli 2015 sampai dengan bulan
September 2015.
c. Luas Areal penerima manfaat
Luas areal sawah yang mendapat manfaat dari kegiatan pengembangan JUT (Jalan Usaha
Tani), seluas 57,50 ha dengan petani penerima manfaat meliputi petani pemilik penggarap,
penggarap dan penyakap sedang petani penerima manfaat adanya pengembangan jalan usaha
tani sebagaimana daftar berikut :
12345
Jumlah pindahan 25.75
41 Supriyadi 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
42 Purwanto 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
43 Rukmi 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
44 Abdullah Hamid 1.00 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
45 A. Zuhri 1.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
46 Kartubi 1.00 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
47 Suparman 1.00 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
48 Sarwadi 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
49 Jamadi Bonang 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
50 Hamid 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
51 Nurhamid 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
52 Soleh 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
53 Badi Krapyak 1.00 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
54 Parjan 1.00 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
55 Ratmin 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
56 H. Saroji 1.00 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
57 Saronji Guru 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
58 Kaswadi 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
59 Jamari 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
60 Sukesi 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
61 Kasmirah 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
62 Sudarmi 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
63 Mulyono 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
64 Jasmin 1.00 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
65 Mat Tarom 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
66 Sariyah 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
67 Sakdullah 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
68 Trisno 1.00 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
69 Juri 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
70 Suwarno 1.00 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
71 Sumarno 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
72 Sukardi Mojo 1.00 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
73 Lasman 1.00 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
74 Parin 1.00 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
75 Rukinah 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
76 Saki 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
77 Sumarni 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
78 Sumadi 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
79 Ramijan 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
80 Suyitno 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
Jumlah jalan 50.00
12345
Jumlah pindahan 50.00
81 Rouf 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
82 Sakiran 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
83 Sawiran 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
84 Mulyono 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
85 Midi 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
86 Kartono 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
87 Karsidin 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
88 Harmanah 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
89 Mat Sirat 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
90 Parmah 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
91 Yatin 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
92 Karnadi 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
93 Nurhadi 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
94 Sahari, S.Pd 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
95 Suyoto 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
96 Mashudi 0.25 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
97 Lahiran 0.50 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
98 Asroful Muttaqin 1.00 Ds. Botorejo Kec. Wonosalam
Jumlah 57.50
e. Pembiayaan
Pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan jalan usaha tani TA. 2015 Kelompok
Tani “Ngudi Tani” Desa Botorejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak selain swadaya
masyarakat tani / kelompok tani/ desa, dimohonkan pada bantuan Pemerintah Kabupaten Demak
melalui Dinas Pertanian Kabupaten Demak dengan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK)
sebagai berikut :
No. Uraian kegiatan Volume Sumber dana
1. Pengembangan JUT Panjang 1.000 m
Lebar 1,5 m
Tebal 12 cm APBD II
BAB IV ….
BAB IV
PENUTUP
Jalan merupakan sarana yang dapat menentukan proses produksi. Demikian pula dalam usaha
tani, dengan berfungsinya jalan usaha tani dapat menurunkan biaya produksi pertanian. Dengan
adanya pengembangan jalan usaha tani (JUT) diharapkan dapat mempelancar usaha di bidang
pertanian yang selanjutnya diharapkan produksi pertanian di kelompok tani “Ngudi Tani”
khususnya dan Desa Botorejo Kecamatan Wonosalam pada umumnya dapat meningkat yang
selanjutnya diharapkan dapat sebagai salah satu daerah penyangga pertanian di Kabupaten
Demak.
Oleh karenanya untuk mewujudkannya perlu adanya bantuan dari berbagai pihak terutama
Pemerintah Kabupaten Demak melalui Dinas Pertanian Kabupaten Demak dengan adanya
pengembangan JUT di wilayah Kelompok Tani “Ngudi Tani” Desa Botorejo Kecamatan
Wonosalam Kabupaten Demak.
KELOMPOK TANI NGUDI TANI
DESA BOTOREJO KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK
Demak, 26 November 2014
Nomor : 018/ 2014
Lamp : 1 berkas Kepada Yth. :
Perihal : Permohonan pengembangan Bupati Demak
jalan usaha tani ( JUT ) c. q. Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten Demak
Di -
Demak
Bersama ini, Kelompok Tani “Ngudi Tani” Desa Botorejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten
Demak berencana mengadakan kegiatan pengembangan Jalan Usaha Tani ( JUT).
Mengingat keterbatasan sarana, prasarana, pengetahuan serta dana yang dimiliki maka dengan
ini Kelompok Tani “Ngudi Tani” Desa Botorejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak
bermaksud mengajukan permohonan untuk kegiatan sebagaimana tersebut di atas.
Untuk itu dengan kerendahan hati agar dapat direalisasikannya permohonan ini, hingga para
petani dapat melakukan usaha tani secara optimal dengan harapan berdampak pada
peningkatan produksi dan pendapatan petani di wilayah kelompok tani “Ngudi Tani” khususnya
dan masyarakat Desa Botorejo Kecamatan Wonosalam pada umumnya yang selanjutnya dapat
menjadi salah satu wilayah penyangga pertanian di Kabupaten Demak.
Demikian permohonan ini, atas nama kelompok tani “Ngudi Tani” dan masyarakat tani Desa
Botorejo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak, menyampaikan terima kasih.
Kelompok Tani “Ngudi Tani” Ds. Botorejo Kec. Wonosalam Kab. Demak
K e t u a,
TARSAN
Mengetahui :
Kepala Desa Botorejo PPL Desa Botorejo P3K Kec. Wonosalam
Kec. Wonosalam Kab. Demak Kec. Wonosalam Kab. Demak Kab. Demak
LAMPIRAN
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
KECAMATAN WONOSALAM
DESA BOTOREJO
menerangkan bahwa Kelompok Tani “Ngudi Tani” Desa Botorejo Kecamatan Wonosalam
Kabupaten Demak dibentuk pada tahun 1984 dan berdomisili di Desa Botorejo Kecamatan
Wonosalam Kabupaten Demak dengan kegiatan bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan
perikanan dan mengukuhkan kembali dengan susunan pengurus sebagai berikut :
Ketua : TARSAN
Sekretaris : SAKIRAN
Bendahara : SUTARMAN
Demikian surat keterangan ini dibuat sebenarnya dan untuk dapat digunakan sabagaimana
perlunya.
MARJO DUDONO
KELOMPOK TANI NGUDI TANI
DESA BOTOREJO KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK
SUSUNAN PENGURUS DAN IDENTIFIKASI KELOMPOK
Kelompok Tani “Ngudi Tani” Ds. Botorejo Kec. Wonosalam Kab. Demak
K e t u a,
TARSAN