Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ILMU EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN

OLEH
BAIQ YULI HANDAYANI
NIM : 11.6.1.005

FAKULTAS PETERNAAN
UNIVERSITAS NAHDATUL WATHAN MATRAM
TAHUN 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya sehingga penulisan makalah tentang Ilmu ekonomi industri peternakan.ini dapat
terselesaikan sebagaimana mestinya.
Tidak dipungkiri bahwa makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak,
dan kami menyadari sepenuhnya tanpa adanya bantuan dan dukungan tersebut makalah ini
mungkin tidak akan dapat diselesaikan tepat waktu. Terkait dengan semua itu pada kesempatan
yang sangat berbahagia ini kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada dosen yang telah mendidik kami, semoga jerih payah dosen akan tercatat
sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT Amin.

Mataram, 29 November 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Terdapatnya gap antara peningkatan populasi penduduk dan tingkat konbsumsi
masyarakat terutama produk hasil peternakan semakin meningkat. Produksi berupa daging, susu,
telur, dan hasil ikutan masih sangat rendah sehingga untuk memenuhi permintaan yang semakin
meningkat maka selanjutnya diambil kebijakan impor.
Padahal sumber daya alam yang sangat kaya seharusnya berpotensi untuk menjadikan
Negara Indonesia sebagai pengekspor produk-produk peternakan. Tapi pada kenyataannya
pembangunan peternakan di Indonesia menunjukkan hasil produksi yang masih belum mampu
memenuhi kebutuhan dalam negerinya sendiri. Hal ini tiada lain disebabkan oleh banyaknya
faktor yang menghambat, baik yang disebabkan oleh penyebaran penyakit-penyakit ternak yang
berbahaya maupun oleh kelemahan policy serta birokrasi dalam system perdagangannya
sehingga terjadi kebocoran-kebocoran yang dikenal dengan istilah kasus korupsi melalui suap
impor daging sapi. Oleh karena itu, perlu diupayakan pencarian model untuk pengembangan
dan kelembagaan yang tepat serta secara ekonomis memberikan hasil yang menguntungkan
dalam penerapannya.
Untuk mengatasi carut-marut ekonomi peternakan ini maka arah pengembangan masa
depannya, peternakan diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan
membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas berkualitas melalui program ketahanan
pangan terutama dengan adanya/ketersediaan bahan pangan asal hewani yang Aman, Sehat, Utuh
dan Halal (ASUH). Demi tercapainya harapan tersebut diperlukan peningkatan kemampuan daya
beli masyarakat serta kemampuan untuk penyediaan dan distribusi produk-produk peternakan
tersebut ke seluruh wilayah Indonesia secara berkesinambungan sepanjang tahun.

B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mempunyai rumusan masalah antara lain sebagai
berikut :
1. Apa fungsi ekonomi bagi peternakan ?
2. Apa saja kelemahan peternakan unggas dan ruminansia di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut :
1. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Ikonomi Industri Peternakan.
2. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi Ilmu Ekonomi bagi peternakan
3. Untuk mengetahui kelemahan industri peternakan di Indonesia
D. Sistematika
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami makalah ini, penulis menyajikan
sistematika yang menjelaskan secara garis besarnya yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika.
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian dan Fungsi Ekonomi Peternakan, Peternakan dalam perekonomian Indonesia, CarutMarut Ekonomi Peternakan Di Indonesia, Kelemahan peternakan di Indonesia
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN DAN FUNGSI EKONOMI PETERNAKAN


Definisi
Ekonomi peternakan merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu
peternakan yang memberikan arti sebagai berikut :Suatu ilmu yang mempelajari dan
membahas serta menganalisis peternakan secara ekonomi, atau ilmu ekonomi yang
diterapkan pada peternakan.
1. Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara manusia
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dapat juga dikatakan ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari suatu proses yang terjadi pada masyarakat, yang bertujuan untuk mendapatkan
materi yang cukup.
2. Ekonomi Peternakan
Ekonomi peternakan merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu
peternakan. Ilmu ini menjadi satu ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan
berarti dalam proses pembangunan dan pemacu pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Di
dalamnya tecakup analisis ekonomi dari proses (teknis) produksi dan hubungan-hubungan
social dalam produksi peternakan, hubungan antar faktor produksi dan produksi itu sendiri.
Analisis juga diterapkan sesudah proses produksi, antara lain mengkaji hubungan antara
produksi dengan kebutuhan yang sangat erat kaitannya dengan harga dan pendapatan.

3. Fungsi Ekonomi Peternakan

Ekonomi peternakan bukan hanya sekadar gabungan antara ilmu ekonomi dengan
ilmu peternakan, tetapi secara sendiri ia mempunyai arti yang sangat penting bagi peternakan
dan juga bagi ekonomi. Dalam ilmu ekonomi peternakan dipelajari mengenai faktor sumber
daya atau faktor produksi dilengkapi dengan permasalahan, potensi dan kebijakan serta
kemitraan, kelembagaan, dan faktor pendukung lainnya. Sebelum proses produksi atau usaha
tani dijalankan (baik dalam subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor
perkebunan, subsektor peternakan, maupun subsektor perikanan) perlu dilakukan
perencanaan yang matang. Perhitungan yang mendetail harus dilakukan sesuai dengan
potensi dan sumber daya serta kemampuan yang ada. Luas lahan usaha atau skala usaha yang
akan dilakukan disesuaikan dengan kemampuan biaya yang ada, tenaga yang tersedia serta
keahlian yang dikausai. Bila ini dilakukan berarti satu langkah ilmu ekonomi peternakan
sudah berada di depan.Semua ini membutuhkan perhitungan dan pertimbangan yang matang.
Untuk itu dibutuhkan ilmu yang dapat mengantar kita untuk mengatasi masalah pascapanen
dan terutama pemasaran serta harga. Dalam ekonomi peternakan, semua itu akan
diperhitungkan dan dipelajari secara mendalam.
4. Ilmu dan Sifat Ekonomi Peternakan
Ilmu ekonomi peternakan dapatlah diberi definisi sebagai bagian dari ilmu ekonomi
umum yang mempelajari fenomena-fenomena dan persoalan-persoalan yang berhubungan
dengan peternakan, baik mikro maupun makro.
2. EKONOMI PETERNAKAN INDONESIA

Ciri-ciri umum peternakan Indonesia


Perkembangan jenis ternak di Indonesia juga dipengaruhi oleh curah hujan dan kesuburan
tanah serta dua faktor tambahan yakni kelembaban dan suhu udara. Daerah-daerah Sumatera,
Kalimantan, dan Irian Jaya termasuk daerah basah (super-humid) yang ditandai oleh adanya
rawa-rawa, hutan lebat serta hanya mempunyai sedikit persediaan hijauan makanan ternak
(rumput-rumputan) yang tidak diusahakan oleh manusia.

Peternakan dalam Perekonomian Indonesia


Dilihat dari pola pemeliharaannya peternakan di Indonesia dapat dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu :
1. Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang tradisional
2. Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang semi komerisal
3. Peternakan komersial

3. CARUT-MARUT EKONOMI PETERNAKAN DI INDONESIA


Terdapatnya gap antara peningkatan populasi penduduk dan tingkat konbsumsi
masyarakat terutama produk hasil peternakan semakin m,eningkat. Produksi berupa daging,
susu, telur, dan hasil ikutan masih sangat rendah sehingga untuk memenuhi permintaan yang
semakin meningkat maka selanjutnya diambil kebijakan impor.
Padahal sumber daya alam yang sangat kaya seharusnya berpotensi untuk menjadikan
Negara Indonesia sebagai pengekspor produk-produk peternakan. Tapi pada kenyataannya
pembangunan peternakan di Indonesia menunjukkan hasil produksi yang masih belum
mampu memenuhi kebutuhan dalam negerinya sendiri. Hal ini tiada lain disebabkan oleh
banyaknya faktor yang menghambat, baik yang disebabkan oleh penyebaran penyakitpenyakit ternak yang berbahaya maupun oleh kelemahan policy serta birokrasi dalam system
perdagangannya sehingga terjadi kebocoran-kebocoran yang dikenal dengan istilah kasus
korupsi melalui suap impor daging sapi. Oleh karena itu, perlu diupayakan pencarian
model untuk pengembangan dan kelembagaan yang tepat serta secara ekonomis memberikan
hasil yang menguntungkan dalam penerapannya.
Untuk mengatasi carut-marut ekonomi peternakan ini maka arah pengembangan masa
depannya, peternakan diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat
dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas berkualitas melalui program
ketahanan pangan terutama dengan adanya/ketersediaan bahan pangan asal hewani yang
Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Demi tercapainya harapan tersebut diperlukan
peningkatan kemampuan daya beli masyarakat serta kemampuan untuk penyediaan dan

distribusi produk-produk peternakan tersebut ke seluruh wilayah Indonesia secara


berkesinambungan sepanjang tahun.

4. KELEMAHAN PETERNAKAN DI INDONESIA


Peternakan Unggas (= ayam ras)

a. Banyaknya jumlah bahan pakan yang harus diimpor baik sebagai sumber energy maupun
untuk sumber protein, yaitu jagung, bungkil kedelai dan tepung hewani. Kebutuhan
ketiga bahan tersebut dengan populasi yang ada sekarang sekitar 3 juta ton.
b. Mungkinkah kebutuhan tersebut yang merupakan pasar bahan baku pakan dipenuhi oleh
pasokan dari dalam negeri sendiri, dengan catatan tetap dapat meningkatkan efisiensi
produksi dari produk unggas tersebut.
c. Ayam kampung yang merupakan sumber uang tunai bagi masyarakat pedesaan belum
diketahui kearah mana pengembangannya (apakah untuk entertainment ataukah untuk
produksi).

Peternakan Ruminansia
a. Untuk sapi potong, kelemahannya adalah ketergantungan pada supply sapi bakalan dan
daging dalam jumlah besar ( setara 600 ribu ekor /tahun) dan selalu meningkat dari
tahun ke tahun (PPSKI, 2007).
b. Untuk sapi perah, ketergantungan terhadap susu impor dalam jumlah banyak dan juga
selalu meningkat dari tahunke tahun.
c. Peternakan sapi potong, untuk sumber bibit/bakalan sapi impor jumlahnya masih sangat
terbatas, sedangkan untuk sapi perah dan sapi lokal belum ada. Sebagai dampaknya,
pengadaan bakalan sapi calon induk sapi perah dari dalam negeri dalam jumlah besar
menjadi tidak ekonomis, karena harus berasal dari berbagai tempat yang membutuhkan
biaya cukup besar. Dalam hal ini pengadaan sapi impor menjadi lebih ekonomis.
d. Akses modal melalui perbankan cukup sulit

e. Keterbatasan SDM yang dalam hal ini adalah tenaga kerja dalam keluarga sebagai
pencari pakan hijauan yang membatasi jumlah kepemilikan ternak.

BAB III
PENUTUP
Masalah-masdalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan manusia terutama
kebutuhan akan protein hewani disebabkan karena terdaptnya kesenjangan antara jumlah
populasi pinduduk dan tersedianya factor-faktor produksi untuk memenuhinya. Oleh karena itu
diperlukan beberapa alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan ilmu
ekonomi dalam pengambilan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Statistik Peternakan. 2005. Badan Litbang Deptan RI. Jakarta


2. Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Bumi Aksara. Jakarta
3. Krugman, Paul, R., dan Maurice, O. 1994. Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan.
4.
5.
6.
7.

Terjemahan Faisal H. Basri. Raja Grafindo Persada. Jakarta


--------------- 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi III - LP3ES. Jakarta
________ 2000. Membangun Sistem Ekonomi. BPFEE. Yogyakarta
Sudarsono. 1984. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES. Jakarta
Tohir, Kaslan. A.1983. Seuntai Pengetahuan Tentang Usaha Tani Indonesia. Bina Aksara.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai