Anda di halaman 1dari 12

ANGGARAN DASAR

BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) ............................................


KELURAHAN ........................................... KEC. SIBOLGA ......................................
KOTA SIBOLGA

PENDAHULUAN

Permasalahan kemiskinan dan kekumuhan yang ada selama ini tidak lepas dari lemahnya
kedudukan dan peran masyarakat dalam tatanan berbangsa dan bernegara. Untuk itu upaya menguatkan
kedudukan dan peran masyarakat dalam bentuk pengembangan masyarakat warga (civil society) menjadi
sangat mendesak saat ini dan masa akan datang sebagai tatanan baru kehidupan masyarakat dimana
masyarakat berhimpun dan bekerjasama berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan dalam menyelesaikan
permasalahan masyarakat sendiri termasuk permasalahan kemiskinan.

Untuk itu pembangunan institusi masyarakat menjadi kegiatan yang sangat penting sebagai
perwujudan, perkumpulan warga yang dipimpin secara kolektif yang diharapkan mampu bekerja secara
otonom dan menjadi suri tauladan masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan.

Peran aktif masyarakat sebagai pemilik gagasan, penentu dan pelaksana pembangunan, perlu di
atur dalam sebuah tatanan yang disepakati bersama masyarakat, guna dijadikan pedoman dan acuan
bersama antara perencana, pelaku dan pengawas maka perlu dituangkan ke dalam sebuah Anggaran Dasar
seperti tersebut di bawah ini.

BAB I
PENGERTIAN
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah nama suatu lembaga pimpinan kolektif
masyarakat warga ditingkat kelurahan/desa, sebagai wadah kegiatan masyarakat untuk menggalang
kekuatan dan potensi sumber daya, baik yang dimiliki masyarakat maupun mengakses sumber daya dari
luar (patner program) dalam upaya menanggulangi masalah kemiskinan dan perbaikan lingkungan
pemukiman di wilayahnya dengan berbasis pada nilai-nilai luhur kemanusiaan (moral, prinsip-prinsip
kemasyarakatan (kapial sosial) dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan).

BAB II
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ........................................... .
(Dari dan untuk Masyarakat) selanjutnya di dalam Anggaran Dasar ini disebut Badan Keswadayaan
Masyarakat (BKM), yang menjadi pimpinan kolektif dari masyarakat warga. Badan Keswadayaan
Masyarakat (BKM) ini dibentuk pada hari ,.........................,Tgl ..........,............................Tahun 2015 dan
didirikan untuk waktu yang tidak terbatas. Badan Keswadayaan Masyarakat ..............................................
berkedudukan di kelurahan .................................................. Kecamatan sibolga ................. kota sibolga.

BAB III
BENTUK DAN SIFAT LEMBAGA
Pasal 2
1. Bentuk organisasi ini adalah lembaga pimpinan kolektif dari masyarakat warga yang
mempunyai sifat kepemimpinan kolektif.
2. Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah milik seluruh masyarakat dan bukan milik
pemerintah, perorangan atau kelompok masyarakat tertentu.
3. Terkait dengan ayat 2 diatas, siapapun yang diberi kuasa untuk melakukan penandatangan
dokumen resmi, rekening bank, atau administrasi lainnya yang berkaitan dengan aktifitas legal
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), hanya bersifat mewakili dan tidak berhak
mengintervensi kebijakan Badan Keswadayaan Masyrakat (BKM) serta tidak memiliki hak
atas aset tetap maupun bergerak perkumpulan di kemudian hari.

1
BAB IV
LANDASAN, PRINSIP DAN NILAI
Pasal 3
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) .......................................... berlandaskan pada:
1. landasan Idil : Pancasila
2. Landasan Konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945
3. Landasan Operasional : AD/ART

Pasal 4
PRINSIP-PRINSIP
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ......................................... dalam menjalankan kegiatannya
menggunakan prinsip:
1. Demokrasi
2. Partisipasi
3. Transparansi dan Akuntabilitasi (Manajemen terbuka)
4. Desentralisasi

Pasal 5
NILAI-NILAI
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ......................................... dalam setiap kegiatan
mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan sebagai berikut:
1. Keadilan
2. Kejujuran
3. Kesetaraan
4. Dapat dipercaya
5. Ikhlas/kerelaan
6. Kebersamaan dalam keragaman

BAB V
VISI DAN MISI
Pasal 6
VISI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM)
Terwujudnya kesejahteraan masyrakat serta terwujudnya tatanan keserasian hubungan antar sesama
anggota masyrakat maupun dengan lingkungan.

Pasal 7
MISI BADAN KESWADAYAAN MASYRAKAT (BKM)
Misi Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah memberdayakan masyarakat miskin melalui
pengembangan kapasitasnya, mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) nilai moral dan nilai sosial.

BAB VI
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 8
1. BKM dimaksudkan sebagai lembaga untuk menyalurkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat serta
melaksanakan kegiatan yang telah diprogramkan.
2. Tujuan BKM adalah menanggulangi kemiskinan dan perbaikan lingkungan permukiman
berdasarkan aspirasi masyarakat yang terpola melalui skala prioritas yang telah diprogramkan.

BAB VII
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 9
TUGAS
1. Secara Umun tugas Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah mengorganisir dan
memberdayakan segenap potensi masyarakat warga agar mampu mandiri dan berkelanjutan dalam
menangulangi masalah kemiskinan.
2
2. Secara khusus, tugas pokok Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan kebijakan-kebijakan dan keputusan yang berkaitan dengan
penanggulanagan kemiskinan.
b. Memfasilitasi kegiatan Refleksi Kemiskinan, Pemetaan Swadaya, pembangunan Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM), Penyusunan PJM pronangkis sebagai daur program
masyarakat.
c. Menyusun rencana penanggulangan kemiskinan diwilayahnya berdasarkan aspirasi dan
kebutuhan masyarakat.
d. Mengorganisir dan memberdayakan potensi dan kekuatan masyarakat untuk
mengoptimalisasikan upaya penanggulangan kemiskinan.
e. Melembagakan nilai-nilai universal dalam pelaksanaan penanggulangan kemiskinan
dalam kehidupan masyarakat.
f. Memonitoring pelaksanaan kebijakan dan keputusan yang ditetapkan Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM) dalam pelaksanaan penanggulangan kemiskinan dan
membangun kontrol sosial masyarakat.
g. Membangun kepercayaan pihak luar untuk dapat menjalin kerjasama dan kemitraan.

Pasal 10
FUNGSI
1. Sebagai roda penggerak masyarakat warga untuk senantiasa menggali dan melembagakan kembali
nilai-nilai luhur kemanusiaan yang bersifat universal, prinsip-prinsip kemasyarakatan serta prinsip
pembangunan berkelanjutan.
2. Sebagai penggalang solidaritas dan kesatuan sosial warga untuk membangun kepedulian dan
kebersamaan masyarakat menanggulangi masalah kemiskinan secara mandiri berkelanjutan.
3. Sebagai pengorganisir segenap potensi masyarakat yang disinergikan untuk optimalisasi
penanganan masalah kemiskinan.
4. Membudayakan sikap keberpihakan kepada masyarakat miskin, terutama dengan melembagakan
proses pengambilan keputusan dan kebujakan yang adil, jujur, transparan, ikhlas dan akuntabel
melalui mekanisme kolektif dan partisipatif.
5. Bertindak membangun relawan-relawan masyarakat dalam rangka memperkuat kesetiakawanan
sosial yang di landasi keikhlasan, kerelawanan, kepedulian, keberpihakan pada warga miskin dan
komitmen untuk kemajuan bersama.
6. Berperan sebagi lembaga kepercayaan milik masyarakat, yang mampu bekerjasama dan
mengembangkan jaringan dengan pihak luar masyarakat, termasuk dengan Pemerintah Kota, baik
untuk menyuarakan aspirasi masyarakat warga yang diwakili, maupun dalam rangka mengakses
sebagai potensi sumberdaya yang ada diluar untuk melengkapi sumberdaya yang dimiliki oleh
masyarakat.

BAB VIII
KEGIATAN
Pasal 1
1. Penyelenggaraan kegiatan refleksi kemiskinan untuk mengidentifikasi karakteristik kemiskinan
yang ada serta mengidentifikasi kemanfaatan program penanggulanagan kemiskinan yang sudah
berjalan.
2. Penyelenggaraan kegiatan pemetaan swadaya untuk mengidentifikasi karakteristik dan sebaran
persoalan kemiskinan yang ada, serta aspirasi dan kebutuhan warga miskin setempat.
3. Penyusunan program penanggulangan kemiskinan dengan memperhatikan karakteristik dan
sebaran persoalan kemiskinan yang ada, serta aspirasi dan kebutuhan dari warga setempat, serta
memperhatikan keterpaduan dengan berbagai program pembangunan pemerintah maupun pihak
swasta yang terkait.
4. Memfasilitasi terselenggaranya pelatihan dan berbagai bentuk kegiatan peningkatan kualitas
sumber daya manusia, terutama bagi warga miskin.
5. Pengelolaan dana bergulir dan dana hibah bagi kelompok-kelompok swadaya masyarakat
dilingkungan setempat, terutama bagi warga miskin.

3
6. Pembangunan serta perbaikan prasarana dan sarana pemukiman setempat yang bermanfaat
langsung bagi upaya peningkatan kesejahteraan warga miskin.
7. Penyaluran dana sosial bagi warga yang sangat membutuhkna seperti yatim piatu, kaum jompo,
beasiswa warga miskin, dan korban bencana alam.
8. Pengelolaan dan penerbitan media komunikasi warga sebagai sarana penyebaran dan pertukaran
informasi di antara warga setempat berkenaan dengan upaya penanggulanagan kemiskinan.
9. Pengembangan jaringan/kerjasama dengan pihak luar untuk menggalang sumber daya.

BAB IX
PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 12
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) memiliki perangkat organisasi yang meliputi:
1. Musyawarah/Rembug Warga
2. Musyawarah Anggota
3. Kesektariatan
4. Unit-Unit Pelaksana
5. Kelompok Swadaya masyarakat (KSM)

BAB X
KEANGGOTAAN ORGANISASI BKM
Pasal 13
1. Keanggotaan organisasi BKM adalah pemilik dan sekaligus penerima manfaat baik secara
langsung maupun tidak langsung dari kegiatan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM).
2. Keanggotaan organisasi BKM adalah Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
a. Merupakan warga dewasa penduduk tetap yang berdomisili di
Kelurahan ......................................... Kecamatan .........................................
Kota ..........................................
b. Menyetujui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan Keswadayaan
Masyarakat (BKM), serta peraturan-peraturan lain yang berlaku di dalam Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM).
3. Setiap anggota mempunyai kewajiban sebagai berikut:
a. Menjunjung tinggi nama baik lembaga dan tidak melakukan perbuatan –perbuatan yang
akan merusak nama baik lembaga.
b. Memahami dan mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Rapat
Anggota dan peraturan-peraturan lain ang berlaku di dalam lembaga.
c. Berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang di selenggarakan oleh lembaga.
d. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan asas kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
4. Setiap anggota mempunyai hak sebagai berikut:
a. Memilih dan atau dipilih menjadi anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM).
b. Menghadiri dan menyatakan pendapat dalam musyawarah-musyawarah yang di
selenggarakan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM).
c. Memberikan pendapat dan saran kepada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) baik di
minta ataupun tidak diminta.
d. Berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang di selenggarakan oleh Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM).
e. Meminta Keterangan dari Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) tentang
perkembangan BKM.
5. Keanggotaan berakhir bilamana anggota:
a. Meninggal dunia
b. Tidak memenuhi lagi syarat anggota, sebagaimana tertuang dalam pasal ini ayat 2 poin a
dan b Anggaran Dasar.
4
BAB XI
KEANGGOTAAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM)
Pasal 14
KEDUDUKAN ANGGOTA
1. Kedudukan Anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) sebagai Pimpinan Kolektif
masyarakat warga sebagai pembina masyarakat untuk memberdayakan masyarakat dalam upaya
penanggulangan kemiskinan.
2. Anggota Badan Keswadayaaan Masyarakat (BKM) secara kolektif bertanggungjawab untuk
mengambil keputusan dan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan penanggulangan kemiskinan
sesuai dengan aspirasi dan amanat seluruh masyarakat warga
Kelurahan ..........................................
3. Kedudukan antar anggota pimpina kolektif Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah
setara, sehingga tidak ada satu anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang memiliki
hak istimewa atau diistimewakan.
4. Proses keputusan yang mengatasnamakan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) hanya dapat
dilakukan secara kolektif oleh seluruh anggota pimpinan kolektif BKM sesuai dengan quorum
sahnya pengambilan keputusan.

Pasal 15
Jumlah dan masa pengabdian
1. Anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) terdiri dari 13 orang.
2. Anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dipilih dan di sahkan untuk masa bakti 3 tahun.
3. Seseorang dapat menjadi anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dapat memilih secara
bebas, rahasia, tanpa pencalonan dan dianggap mempunyai kemampuan, dari salah satu diantara
mereka untuk menjadi koordinator, akan tetapi hak dan kewajibannya tetap sama dengan anggota
Badan Keswadayaan Masyarakat lainnya.

Pasal 16
KETENTUAN DAN TATACARA PEMILIHAN
1. Anggota Pimpinan Kolektif Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah orang-orang yang
dipilih secara langsung oleh utusan-utusan warga, tanpa rekayasa atau penunjukan atau
penyepakatan.
2. Pemilihan utusan warga dilakukan secara langsung oleh seluruh masyarakat dewasa ditingkat
wilayah Lingkungan/basis terkecil.
3. Tata cara pemilihan anggota pimpinan kolektif Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) akan
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
4. Anggota pimpinan kolektif Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dipilih atas dasar kriteria
orang-oang yang ikhlas, jujur, adil dan tata cara teknis pemilihan dilakukan dengan secara
langsung , rahasia, tertulis, tanpa kampanye, tanpa pencalonan dan tanpa penunjukan maupun
rekayasa penyepakatan.
5. Pemilihan anggota pimpinan kolektif Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) pada periode
berikutnya dilaksanakan pada bulan ke 35, dengan peserta terdiri dari utusan warga yang telah di
pilih secara langsung dari masing-masing kelompok.
6. Bilamana salah seorang atau beberapa anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)
mengundurkan diri atau meninggal dunia sebelum masa jabatannya berakhir, atau sakit parah dan
kondisi lainya yang tidak memungkinkan untuk menjalankan perannya sebagai pimpinan kolektif
BKM atau karena ada anggota pimpinan kolektif BKM dinilai masyarakat telah melakukan
penyimpangan nilai-nilai universal, maka BKM dapat memberikan usulan kepada masyarakat
melalui utusan warga untuk menetapkan nama urutan berikutnya dalam pemilihan anggota
pimpinan kolektif BKM sebagai anggota pimpinan kolektif BKM pengganti.
7. Penyelenggaraan musyawarah pemilihan anggota pimpinan kolektif BKM sebelum masa jabatan
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) berakhir, hanya dapat dilakukan jika sebelumnya telah
disetujui pelaksanaannya melalui referendum oleh lebih dari setengah dari anggota lembaga yang
memiliki hak pilih.

5
Pasal 17
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
1. Anggota pimpinan kolektif Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) sifatnya sukarela, tidak
menerima honor atau imbalan.
2. Anggota pimpinan kolektif Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) memiliki hak suara dalam
pengambilan keputusan BKM, berhak memperoleh informasi secara rutin mengenai kondisi
perkembangan kegiatan dan keuangan yang dikelola Unit Pengelola (UP) BKM.
3. Anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) memiliki hak untuk melakukan tindakan dan
sanksi terhadap penyimpangan yang terjadi di kesekretariatan, UP-UP dan/ atau penerima
manfaaat kegiatan BKM, sesuai dengan aturan yang telah disepakati.
4. Anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) berkewajiban melakukan audit internal setiap
tahunnya secara rutin terhadap kegiatan yang dilakukan oleh kesekretariatan dan UP-UP.
5. Anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) berkewajiban memperjuangkan aspirasi warga,
mempertanggungjawabkan segala yang dilakukan kepada masyarakat melalui Rembug Warga.

BAB XII
KESEKRETARIATAN DAN UNIT PENGELOLA
Pasal 18
KEDUDUKAN KESEKRETARIATAN
Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dapat mengangkat
tenaga kesekretariatan yang berkedudukan sebagai unsur pelaksana operasional dan administrasi kegiatan
sehari-hari.

Pasal 19
TUGAS KESEKRETARIATAN
1. Menyusun agenda rapat/pertemuan BKM.
2. Membuat dan menyebarkan surat undangan
3. Bertindak sebagai notulen dalam setiap acara rapat/pertemuan BKM.
4. Memberikan laporan hasil notulen kepada seluruh anggota BKM ataupun pihak lain yang
berkepentingan.
5. Mencatat administrasi keuangan operasional BKM.
6. Melaporkan administrasi keuangan dan mencatat pengelolaan BKM atau dana lainnya.

Pasal 20
KEDUDUKAN UNIT PENGELOLA
Dalam melaksankan kebijakan / keputusannya, BKM mengangkat Unit Pengelola (UP-UP) yang
berkedudukan sebagai pelaksana kebijakan yang ditetapkan BKM, masing-masing UP mandiri dalam
mengelola kegiatannya sesuai dengan hasil pronangkis yang telah disepakati, serta bertanggungjawab
kepada BKM.

Pasal 21
JENIS-JENIS UNIT PENGELOLA
1. Unit Pengelola Keuangan (UPK) adalah salah satu gugus yang dibentuk oleh BKM sebagai unit
mandiri untuk melaksankan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh BKM mengenai
pengelolaan dana pinjamin bergulir dan administrasi keuangannya.
2. Unit Pengelola Lingkangan (UPL) adalah salah satu gugus tugas yang di bentuk oleh BKM
sebagai unit mandiri untuk menegelola kegiatan dibidang pembangunan lingkungan perumahan
dan permukiman diwilayahnya.
3. Unit Pengelola Sosial (UPS) adalah salah satu gugus tugas yang dibentuk oleh BKM sebagai unit
mandiri untuk melaksanakan kebijakn-kebijakan yang di tetapkan oleh BKM mengenai kegiatan-
kegiatan di bidang sosial. Adapun rincian tugasnya sebagai berikut:
a. Melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSM (Kelompok Swadaya
Masyarakat) / Panitia.
b. Mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksankan oleh KSM/Panitia bidang sosial
6
c. Menbangun/mengembangkan kontrol sosial masyarakat melalui media warga.
d. Memfasilitasi dan mendorong kerelawanan dimasyarakat untuk bersama-sama peduli
terhadap masyarakat dan lingkungan.
e. Mendorong kepedulian warga dalam kegiatan sosial.
f. Menjalani kemitraan (channeling) dengan pihak-pihak lain yang mendukung program-
program sosial UPS.

Pasal 22
PENGANGKATAN UP-UP
1. UP-UP diangkat dan diberhentikan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat.
2. Orang-orang yang diangkat menjadi UP-UP adalah orang yang dinilai memiliki nilai moral yang
cukup tinggi, kerelawanan serta mengetahui dan memiliki keterampilan yang cukup untuk
melaksanakan pekerjaannya.
3. Pengangkatan UP-UP dilakukan dengan teknik seleksi secara transparan dan akuntabilitas oleh
BKM.

Pasal 23
HAK DAN KEWAJIBAN
1. Pengurus UP-UP berhak untuk menerima imbalan/gaji sesuai dengan kemampuan keuangan
BKM, serta mengelola keuangan atas dasar persetujuan BKM.
2. UP-UP mempunyai kewajiban untuk menyampaikan informasi secara rutin mengenai kondisi
perkembangan dan keuangan yang dikelola oleh UP-UP kepada BKM, kewajiaban terbuka untuk
di periksa oleh siapaun dan kapanpun, serta kewajiban diaudit oleh auditor independent setiap
tahun secara rutin.
3. Masa kerja UP-UP akan diatur dalam Kontrak Kerja, Maksimal 1 (satu) tahun. Jika kinerja dari
seorang pengurus Unit Pengelola dianggap baik, maka orang tersebut dapat kembalidikontrak
untuk tahun-tahun berikutnya, namun setiap pembaruan kontrak kerja tetap berlaku maksimal 1
(satu) tahun.

BAB XIII
MUSYAWARAH
Pasal 24
REMBUG WARGA
1. Rembug Warga dapat dilaksanakan dimulai dari kelompok masyarakat yang paling kecil
(kelompok) dengan melibatkan seluruh warga masyarakat.
2. Rembug Warga dilaksanakan ditingkat Kelurahan ......................................... dengan peserta
rembug sebagai berikut:
a. Semua utusan yang terpilih dalam Rembug Warga tingkat kelompok masyarakat paling
kecil.
b. Relawan, perangkat Desa, lembaga-lembaga yang ada ditingkat desa (diluar utusan)
sebagai Peninjau.
3. Pelaksanaan Rembug Warga diatas, dilaksanakan pada kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Pembentukan BKM.
b. Kegiatan pemilihan anggota BKM
c. Kegiatan pertanggungjawaban BKM kepada masyarakat dalam Rapat Tahunan.
d. Kegiatan BKM hendak mengambil keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat
atau masyarakat tidak menerima keputusan yang ditetapkan BKM.
e. Kegiatan apabila ada indikasi penyalahgunaan dan penyimpangan yang dilakukan oleh
BKM.
Pasal 25
MUSYAWARAH ANGGOTA BKM
1. Dalam Musyawarah Anggota BKM, yang berhak hadir sebagai berikut:
a. Semua anggota BKM
b. Relawan, perangkat Desa, Lembaga Desa, utusan warga sebagai peninjau (Tamu).
2. Musyawarah Anggota diselengarakan, dalam kegiatan sebagai berikut:
7
a. Rapat Tahunan Anggota BKM sebagai forum pertanggungjawaban UP-UP, baik
mengambil keputusan, kegiatan maupun keuangan.
b. Rapat anggota untuk pengambilan keputusan atau kebijakan tertentu.
c. Rapat anggota bulanan untuk evaluasi perkembangan dan perbaikan kebijakan serta
kegiatan selanjutnya.
d. Rapat anggota mingguan untuk saran koordinasi, komunikasi dan informasi perkembangan
yang ada.

BAB XIV
SUMBER DANA DAN ASET
Pasal 26
1. Sumber dana dapat berasal dari:
a. Swadaya Masyarakat
b. Bantuan dari Pemerintah
c. Dana titipan untuk kegiatan-kegiatan penanggulangan kemiskinan dan peningkatan
kesejahteraan, (salah satunya titipan dana penanggulangan kemiskinan dari P2KP kepada
seluruh masyarakat Kelurahan .........................................).
2. Dana yang ada dikelola oleh BKM melalui UP-UP digunakan untuk sebesar-besarnya memberi
manfaat bagi kepentingan kemiskinan masyarakat Kelurahan ..........................................
3. Dana Perkumpulan dan asset-asset lainnya dari Lembaga adalah milik dari seluruh anggota
Lembaga.

BAB XV
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
Pasal 27
Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, BKM wajib melaksanakan kegiatan secara transparansi dan
akuntabel. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjalankan hal tersebut, adalah
sebagai berikut.:
a. Pertemuan rutin antara BKM, UP-UP, KSM/ Panitia, relawan, utusan warga dan perangkat Desa,
dalam setiap bulan atau triwulan sekali untuk menyampaikan informasi perkembangan keputusan,
kegiatan dan keuangan yang telah dilakukan dan akan dilaksanakan oleh BKM.
b. Pembuatan dan optimalisasi pemanfaatan papan-papan informasi diseluruh lokasi strategi yang
ada di Kelurahan ..........................................
c. Menyebarluaskan hasil auditor independent kepada warga.
d. Melakukan konsultasi publik dalam hal keputusan dan kebijakan yang akan ditetapkan dan
diterapkan oleh BKM.
e. Membuat dan menyebarluaskan secara berkala buletin tentang informasi perkembangan kegiatan,
keputusan dan keuangan BKM.

BAB XVI
PEMBUBARAN
Pasal 28
1. Pembubaran BKM hanya dapat dilakukan dengan keputusan musyawarah Rembug Warga yang
khusus membahas pembubaran BKM dan di adakan atas dasar permintaan secara tertulis dan
sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah seluruh warga masyarakat Dewasa yang hadir dari
seluruh undangan.
2. Menyimpang dari ketentuan Anggaran Dasar pasal 28 ayat (1) keputusan pembubaran BKM
dianggap sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 peserta yang hadir yang terdiri dari
utusan dan anggota BKM.
3. Tata cara pembubaran BKM yang diusulkan oleh masyarakat diatur dalam ART.
4. Seluruh aset baik barang bergerak maupun tidak bergerak yang dikelola BKM diatur dalam ART.

8
BAB XVII
SANKSI-SANKSI
Pasal 29
1. Setiap anggota lembaga yang melanggar berbagai ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga dan peraturan lainnya yang berlaku di alam lembaga dapat dikenakan sanksi oleh
Badan Keswadayaan Masyarakat berupa teguran dan peringatan.
2. Sebagai tindak lanjut dari sanksi-sanksi sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 1, tidak tertutup
kemungkinan dilakukan penuntutan oleh lembaga sesuai dengan hukum yang berlaku.

BAB XVIII
SANKSI-SANKSI
Pasal 30
Segala ketentuan yang menyangkut kegiatan maupun kebijakan penanggulangan masalah kemiskinan
yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam ketentuan ART.

BAB XIX
PENUTUP
Pasal 31
Anggaran Dasar ini ditetapkan dan disahkan oleh Rembug Warga Masyarakat
Kelurahan ......................................... dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan ditanda tangani
oleh utusan warga yang telah diberi kepercayaan oleh masyarakat.

Ditetapkan :
Di Kelurahan .........................................
Kecamatan SIBOLGA ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Kota SIBOLGA
Pada Tanggal ...... bulan .................... Tahun 2015

Pimpinan Rembug

.............................................. ...............................................
Pimpinan Rapat Ketua Pokja AD

Saksi-saksi

........................................ .......................................... ...........................................

Mengetahui,

KEPALA KELURAHAN .........................................

______________________________
Nip. .....................................................
9
DAFTAR NAMA
ANGGOTA BKM ”.........................................”
KELURAHAN .........................................
KECAMATAN SIBOLGA .........................................
KOTA SIBOLGA

....................................... ................................... .......................................


Koordinator BKM Anggota BKM Anggota BKM

....................................... ....................................... .......................................


Anggota BKM Anggota BKM Anggota BKM

........................................ ......................................... ......................................


Anggota BKM Anggota BKM Anggota BKM

......................................... ..........................................
Anggota BKM Anggota BKM

........................................ ........................................
Anggota BKM Anggota BKM

10
CATATAN PERNYEMPURNAAN AD BKM ..........................................

Dibuat Oleh :

................................................... ................................................ ...............................................


Pimpinan Rapat Ketua Pokja AD Perwakilan Rapat

11
12

Anda mungkin juga menyukai