PEMBUKAAN
Bahwa penanggulangan kemiskinan harus diupayakan oleh masyarakat sendiri serta menempatkan
masyarakat sebagai subyek atau pelaku penanggulangan kemiskinan, sehingga penanggulangan
kemiskinan hendaknya mampu mendorong masyarakat untuk aktif serta mandiri.
Telah banyak upaya memulihkan kembali kedudukan dan peran mayarakat dalam tatanan berbangsa dan
bernegara. Salah satu upaya tersebut diwujudkan dengan membangun kesadaran kritis masyarakat untuk
mengorganisisr dirinya dan memulihkan solidaritas.
Proses masyarakat untuk memulihkan kedaulatannya dimulai dengan melembagakan pola kepemimpinan
bersama (kolektif). Setiap Keputusan dillakukan secara bersama melalui mekanisme rapat anggota.
Sebagai lembaga yang dipercaya maka akan membuka akses yang memadai ke berbagai sumberdaya
yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan hidup secara layak, termasuk akses-akses informasi dan
sumber daya.
Bahwa penanggulangan kemiskinan dipandang sebagai proses yang berkelanjutan dan memerlukan peran
aktif dari seluruh komponen masyarakat. Upaya penanggulangan kemiskinan harus menjunjung tinggi
prinsip-prinsip: demokratis; partisipasi; transparansi; akuntabilitas dan desentralisasi serta menjunjung
tinggi nilai-nilai: dapat dipercaya; ikhlas/ kerelawanan; kejujuran; keadilan; kesetaraan dan kebersamaan
dalam keragaman.
Menyadari bahwa untuk membangun masyarakat warga ( civil society) dan menanggulangi kemiskinan itu
memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, sistematis dan terorganisir, maka kami masyarakat Kelurahan
DESA JATI Kecamatan JATEN KAB. KARANGANYAR dengan ini sepakat untuk mendirikan Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM).
BAB I
Pasal 1
1. BKM ini bernama JATI MANDIRI yang selanjutnya disebut BKM JATI MANDIRI
2. BKM JATI MANDIRI berkedudukan di DESA JATI, Kecamatan JATEN KAB. KARANGANYAR
3. BKM JATI MANDIRI didirikan pada hari SELASA tanggal DUA PULUH TIGA bulan AGUSTUS, tahun
2005 untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya.
BAB II
BENTUK DAN SIFAT LEMBAGA
Pasal 2
1. BKM adalah perhimpunan yang merupakan lembaga kolektif masyarakat warga.
2. BKM merupakan milik seluruh lapisan masyarakat desa dan bukan milik pemerintah, perorangan atau
keompok masyarakat tertentu, dan merupakan wadah sinergis seluruh warga masyarakat warga
desa.
BAB III
AZAS DAN LANDASAN
PASAL 3
1. BKM berazaskan Pancasila
2. Landasan dan dasar filosofis lembaga ini adalah memberdayakan masyarakat untuk dapat
menanggulangi kemiskinan secara mandiri, efektif dan berkelanjutan.
BAB IV
VISI, MISI, DAN NILAI NILAI SERTA PRINSIP -PRINSIP
Pasal 4
Visi dan Misi
1. Visi BKM adalah terciptanya organisasi masyarakat warga (civil society organization) di desa Jati yang
memiliki kemampuan strategis untuk mengatasi persoalan kemiskinan secara mandiri, efektif dan
berkelanjutan berdasarkan nilai-nilai luhur.
2. MISI BKM adalah membangun masyarakat melalui penguatan kelembagaan lokal agar menjadi
Pasal 5
Nilai
Pasal 6
Prinsip
Prinsip-prinsip yang dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkan dan dilestarikan oleh BKM adalah :
a. Demokrasi; dalam setiap proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat
banyak, terutama kepentingan masyarakat kurang mampu, mekanisme pengambilan keputusan
dilakukan secara kolektif dan demokratis.
b. Partisipasi; dalam tiap langkah kegiatan dilakukan secara partisipatif, melibatkan segenap komponen
masyarakat, khususnya kelompok masyarakat rentan yang selama ini tidak memiliki peluang dalam
program dan kegiatan setempat, sehingga mampu membangun rasa memiliki dan proses belajar
melalui mekanisme bekerja sama.
c. Transparansi dan Akuntabilitas; dalam proses manajemen organisasi masyarakat harus menerapkan
prinsip transparansi dan akuntabilitas, sehingga masyarakat belajar dan “melembagakan” sikap
bertanggung jawab serta tanggung gugat terhadap pilihan keputusan dari kegiatan yang
dilaksanakannya.
d. Desentralisasi; dalam proses pengambilan keputusan yang langsung menyangkut kehidupan dan
penghidupan masyarakat agar dilakukan sedekat mungkin dengan pemanfaat pada masyarakat
sendiri, sehingga keputusan yang dibuat oleh masyarakat benar-benar bermanfaat bagi masyarakat
banyak.
BAB V
MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN ORGANISASI
Pasal 7
1. Membangun organisasi masyarakat warga yang layak dan mampu memberikan pelayanan dan wadah
perjuangan masyarakat miskin untuk menyalurkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat, khususnya
dalam penanggulangan kemiskinan dan pembangunan pemukiman.
2. Mempercepat upaya pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan melalui penguatan
kaspital sosial dengan menumbuhkan kembai nilai-nilai kemanusiaan dalam rangka memperkuat
keswadayaan masyarakat warga.
3. Menumbuhkembangkan pemberdayaan sosial kemasyarakat, ekonomi lokal berbasis keluarga,
pemberdayaan sarana dan prasarana dasar lingkungan.
4. Meningkatkan jaringan kerjasama antar lembaga masyarakat dalam koordinasi dan keterpaduan
penanggulangan kemiskinan
BAB VI
PENDIRIAN, LEGALITAS, DAN KEPEMILIKAN
Pasal 8
BKM dibentuk atas persetujuan, kesepakatan serta keputusan dari segenap lapisan masyarakat yang
tinggal di desa JATI yang dilakukan melalui keputusan pertemuan warga secara berjenjang mulai dari
pertemuan warga rukun tetangga sampai perteman warga kelurahan.
Pasal 9
Legalitas
1. Hasil kesepakatan masyarakat yang dirumuskan dalam pertemuan warga yang dilegalisasi adalah
lembaga pimpinan kolektif yang terpilih dan mendapatkan mandat untuk memimpin dan mewakili
himpunan masyarakat warga kelurahan yang bersangkutan.
2. Hasil kesepakatan masyarakat yang dirumuskan dalam pertemuan warga selanjutnya akan disahkan
melalui pencatatan pada Pejabat Notaris.
Pasal 10
Kepemilikan
BAB VII
KEDUDUKAN
Pasal 11
1. BKM berkedudukan sebagai lembaga pimpinan masyarakat warga kelurahan dan merupakan lembaga
pengendali kegiatan penanggulangan kemiskinan di kelurahan yang bersangkutan, yang posisinya di
luar institusi pemerintah, militer, agama, pekerjaan dan keluarga
2. BKM sebagai wadah perjuangan dan wadah aspirasi warga masyarakat Kelurahan, khususnya dalam
kaitan dengan penanggulangan kemiskinan.
BAB VIII
PERAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Pasal 12
Peran
Peran BKM adalah mewadahi aspirasi masyarakat dengan cara melibatkan masyarakat agar proaktif
dalam proses pengambilan keputusan dalam program pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan
kemiskinan di wilayahnya dan kebutuhan, sosial, ekonomi dan sarana prasarana dasar di lingkungan bagi
masyarakat miskin.
Pasal 13
Tugas Pokok
1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan serta aturan (termasuk sanksi) secara demokratis dan
partisipatif mengenai hal-hal yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
kelurahan, termasuk penggunaan dana BLM program pemberdayaan masyarakat dan
penanggulangan kemiskinan di wilayahnya;
2. Mengorganisir masyarakat untuk bersama-sama merumuskan visi, misi, rencana strategis, dan
rencana program penanggulangan kemiskinan (Pronangkis);
3. Memonitor, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan keputusan-keputusan
yang telah diambil BKM, termasuk penggunaan dana program pemberdayaan masyarakat dan
penanggulangan kemiskinan di wilayahnya;
4. Mendorong berlangsungnya proses pembangunan partisipatif sejak tahap penggalian ide dan aspirasi,
pemetaan swadaya atau penilaian kebutuhan, perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan,
pemeliharaan hingga monitoring dan evaluasi;
5. Memverifikasi penilaian yang telah dilakukan oleh unit-unit pelaksana dan memutuskan proposal
mana yang diprioritaskan didanai oleh dana program pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan
kemiskinan di wilayahnya atau dana-dana lain yang dihimpun oleh BKM, atas dasar kriteria dan
prosedur yang disepakati dan ditetapkan bersama;
6. Memonitor, mengawasi dan memberi masukan untuk berbagai kebijakan maupun program
pemerintah lokal yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat kurang mampu maupun
pembangunan di kelurahannya;
7. Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu dan kaum perempuan
Pasal 14
Fungsi
1. Pusat penggerak dan penumbuhan kembali nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kemasyarakatan dan
nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan nyata masyarakat setempat;
2. Pusat pengembangan aturan (kode etik, kode tata laku, dsb);
3. Pusat pengambilan keputusan yang adil dan demokratis dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan
serta pembangunan;
4. Pusat pengendalian dan kontrol sosial terhadap proses pembangunan, utamanya penanggulangan
kemiskinan;
5. Pusat pembangkit dan mediasi aspirasi dan partisipasi masyarakat;
6. Pusat informasi dan komunikasi bagi warga masyarakat kelurahan;
7. Pusat advokasi integrasi kebutuhan dan program masyarakat dengan kebijakan dan program
pemerintah.
Pasal 15
Kewajiban
1. BKM wajib menyelenggarakan kegiatan refleksi kemiskinan, pemetaan swadaya, penyusunan PJM
Pronangkis sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.
2. BKM wajib menyelenggarakan review program, yang mencakup review refleksi kemiskinan, review
pemetaan swadaya, review kelembagaan dan keuangan pada tahun kedua dan ketiga masa baktinya,
3. BKM wajib memfasilitasi penyusunan Program Penanggulangan Kemiskinan yang terdiri dari Program
Jangka Menengah (PJM) untuk rentang waktu tiga tahunan atau sesuai dengan masa bakti BKM dan
Rencana Tahunan (Renta) secara partisipatif.
BAB IX
KEANGGOTAAN
Pasal 16
Anggota BKM
1. Anggota BKM adalah warga yang tinggal di desa Jati yang memenuhi kriteria nilai-nilai kemanusiaan
yang telah ditetapkan warga dan dipercaya warga untuk mengemban amanat masyarakat untuk
menanggulangi masalah kemiskinan.
2. Anggota BKM menggambarkan keterwakilan nilai-nilai kemanusiaan seperti keikhlasan, kejujuran,
keadilan, dan kesetaraan, bukan keterwakilan wilayah, golongan, maupun kelompok tertentu.
Pasal 17
Jumlah Anggota BKM
Pasal 18
Koordinator BKM
1. Untuk memudahkan pengkoordinasian kegiatan, anggota BKM memilih dan mengangkat salah
seorang di antara anggota BKM untuk menjadi koordinator
2. BKM tidak mengenal hirarki, tiap anggota memiliki hak yang sama, oleh karena itu semua keputusan
dilakukan secara kolektif dan
3. Koordinator BKM tidak dapat mengambil keputusan sendiri dengan mengatas namakan BKM.
4. Koordinator BKM dipilih dari dan oleh anggota BKM.
Pasal 19
Masa Bakti BKM
1. Anggota BKM dipilih untuk masa bakti maksimum tiga tahun, dengan tiap tahun dilakukan evaluasi
dan dapat dilakukan penggantian serta dapat dipilih ulang.
2. Bilamana salah seorang anggota BKM mengundurkan diri dan atau meninggal dunia sebelum masa
jabatannya berakhir, maka anggota BKM lainnya mengadakan Rapat Anggota/Pertemuan Khusus
untuk menetapkan anggota pengganti yang berasal dari nama hasil Pemilu BKM sebelumnya yang
memperoleh peringkat tertinggi .
Pasal 20
Gaji atau Imbalan
1. Anggota BKM bertugas berdasarkan kerelaan dan tidak menerima gaji atau imbalan lainnya.
2. Anggota BKM berhak memperoleh biaya transport untuk monitoring dan evaluasi atau rapat di luar
Kelurahan sesuai dengan prakiraan pengeluaran biaya perjalanan dimaksud,
Pasal 21
Prinsip Pendirian BKM
1. Sistem pemilihan anggota BKM dilakukan secara langsung rahasia, tanpa pencalonan, dan tanpa
kampanye atau rekayasa.
2. Kriteria anggota BKM ditentukan sendiri oleh warga melalui refleksi kepemimpinan dengan berbasis
nilai-nilai kemanusiaan.
3. Pemilihan dimulai dari pemilihan utusan di tingkat RT dilanjutkan ke tingkat kelurahan.
4. Semua warga dewasa di kelurahan bersangkutan berhak untuk memilih.
5. Semua warga dewasa di kelurahan bersangkutan yang memenuhi kriteria yang disepakati warga
berhak untuk dipilih.
6. Setiap pemilih tidak diperkenankan untuk diwakilkan atau dikuasakan dengan alasan apapun.
7. Setiap pemilih tidak diperkenankan untuk mewakili golongan, ras, agama, jabatan atau kepentingan
lainnya.
Pasal 22
Tata cara Pemilu BKM
1. Pemilu BKM difasilitasi oleh suatu Panitia Pemilu BKM yang dipilih oleh warga,
2. Panitia Pemilu BKM wajib mengadakan sosialisasi pendirian BKM sebelum dilakukan pemilu
3. Panitia Pemilu BKM memfasilitasi penyusunan tata tertib pemilihan anggota BKM dan mengawal
pelaksanaan pemilu BKM mulai dari tingkat basis (RT) pemilihan utusan RT, yaitu utusan warga yang
akan dipilih menjadi anggota BKM pada pemilihan tingkat kelurahan.
4. Panitia Pemilu BKM berkewajiban melakukan sosialisasi nama BKM terpilih melalui berbagai macam
media di seluruh kelurahan.
5. Sekurang-kurangnya sebulan sebelum masa bakti BKM berakhir BKM hars sudah memfasilitasi
pemilihan utusan warga tingkat basis
BAB X
Pasal 23
Untuk membantu tugas dan fungsinya, maka BKM mengangkat perangkat organisasi sebagai berikut:
1. Sekretariat, diangkat sebagai unsur pelaksana administratif dan pengelola biaya operasional BKM
yang bekerja secara purna waktu
2. Sekretariat tidak diperkenankan diangkat dari dan atau merangkap sebagai anggota BKM serta unit-
unit pengelola BKM.
3. Unit Pengelola Keuangan (UPK), diangkat untuk mengelola dana bergulir.
4. Pengawas UPK, diangkat untuk menjalankan fungsi pengawasan dan peningkatan
kinerja UPK
5. Unit Pengelola lainnya, diangkat untuk mengelola kegiatan khusus seperti Unit Pengelola Lingkungan
(UPL), Unit Pengelola Sosial (UPS), dan Unit-unit yang lain dibentuk sesuai kebutuhan.
Pasal 24
Pasal 25
Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Organisasi BKM
1. Unit-unit pengelola dibentuk dan dibubarkan oleh BKM sesuai dengan kebutuhan dalam rapat khusus
BKM. Hasil rapat khusus diumumkan kepada masyarakat melalui berbagai media, setidak-tidaknya
ditempel di lima tempat strategis dengan masa sanggah 14 hari.
2. Kontrak kerja perangkat organisasi BKM berlaku untuk waktu tiga tahun.
3. Jika kinerja perangkat organisasi BKM dianggap baik, maka dkontrak dapat diperpanjang untuk masa
tiga tahun berikutnya,
Pasal 26
BAB XI
HUBUNGAN KELEMBAGAAN
Pasal 27
Hubungan antara BKM dengan lembaga-lembaga lainnya di tingkat kelurahan adalah sebagai berikut:
1. Hubungan BKM dengan perangkat Kelurahan dan organisasi masyarakat formal lainnya di tingkat
Kelurahan, tidak bersifat struktural formal, melainkan hubungan yang bersifat koordinatif, fungsional
dan komplementer atau saling melengkapi serta mendukung.
2. Perangkat kelurahan sebagai pelaksana kebijakan publik di tingkat lokal berperan sebagai penyedia
dan fasilitator untuk mendukung praksarsa masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan termasuk
yang difasilitasi BKM.
3. Organisasi masyarakat formal di tingkat kelurahan, yaitu organisasi yang dibentuk atas dasar
peraturan pemerintah dan/atau perundangan berperan mendukung prakarsa masyarakat dalam
penanggulanan kemiskinan.
BAB XII
RAPAT-RAPAT
Pasal 28
Rapat Warga Kelurahan
1. Rembug Warga Kelurahan (RWK) merupakan institusi tertinggi dalam pengambilan keputusan untuk
kepentingan masyarakat,
2. RWK diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun guna membahas hasil review
program, review kelembagaan, dan review keuangan BKM,
3. RWK Istimewa dapat diselenggarakan atas usulan 75% utusan warga setiap saat dalam keadaan
istimewa.
Pasal 28
RWK mempunyai wewenang untuk:
Pasal 29
1. Yang dimaksud dengan keadaan istimewa adalah sebagai berikut:
a. Jika RWK tidak dapat berlangsung karena tidak memenuhi ketentuan, dan RWK telah ditunda
paling lama 10 (sepuluh) hari, tetapi pada RWK kedua tetap tidak tercapai syarat tersebut.
b. Keadaan yang mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada RWK.
c. Keadaan ketika perubahan AD harus segera dilakukan karena adanya ketentuan Undang-Undang
atau Peraturan Pemerintah Republik Indonesia yang mengharuskan perubahan tersebut.
2. Keputusan RWK Istimewa hanya sah jika keputusan tersebut untuk menyelamatkan kelangsungan
BKM.
3. RWK Istimewa dapat diselenggarakan atas keputusan hasil referendum yang menyetujui pelaksanaan
RWK Istimewa.
Pasal 30
Rapat BKM
1. Rapat Anggota Tahunan (RAT), dilakukan setiap tahun untuk evaluasi terhadap kinerja unit-unit
pelaksana BKM, membahas perkembangan kegiatan tahun sebelumnya menjelang pelaksanaan RWK,
memilih koordinator BKM dan pengelola UP-UP pada akhir masa jabatan.
2. Rapat Koordinasi Anggota (RKA), dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan
untuk melakukan pembahasan kemajuan dan perkembangan kegiatan serta menetapkan rencana
bulan berikutnya.
3. Rapat Prioritas Usulan Kegiatan (RPUK), dilakukan untuk menetapkan prioritas/ perankingan
usulan-usulan kegiatan yang telah dinilai layak oleh UPK untuk disetujui memperoleh dana BKM, baik
penyerapan maupun pergulirannya.
4. Rapat Keputusan Khusus (RKK), dilakukan secara insidental sesuai kebutuhan untuk mengambil
keputusan yang berkenaan dengan kegiatan penanggulangan kemiskinan secara umum sesuai batas
kewenangannya, misalnya keputusan mengenai auditor untuk audit independent, keanggotaan dalam
forum BKM, utusan peserta pelatihan, dll.
BAB XIII
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 31
1. Rapat-rapat sebagaimana dimaksud dalam BAB X dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari ½ dari
jumlah anggota plus 1.
2. Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat dan apabila hal
ini tidak mungkin, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
BAB XIV
KEUANGAN
Pasal 32
Sumber Dana
Sumber Dana untuk pelaksanaan program dan kegiatan BKM terdiri atas:
1. Modal sendiri yang berasal dari dukungan atau swadaya masyarakat.
2. Dukungan dari pemerintah, diantaranya Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang berasal dari
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat – Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan
PNPM-PNPM MP.
3. Kegiatan, program, proyek dari lembaga di luar kelurahan untuk kegiatan penanggulangan
kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan.
4. Kegiatan-kegiatan lain oleh unit pengelola yang sah.
Pasal 33
Pemanfaatan Dana
1. Dana yang diamanahkan kepada BKM dimanfaatkan bagi kepentingan penanggulangan kemiskinan di
Kelurahan.
2. Dana yang diamanahkan kepada BKM adalah milik masyarakat kelurahan dan dikelola oleh UPK –
BKM.
Pasal 34
Pengelolaan Dana
Pasal 35
Transparansi dan Akuntabilitas
BAB XV
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 36
Perubahan Anggaran Dasar BKM dapat dilakukan dalam RWK atau RWK Istimewa, sebagaimana diatur
dalam pasal-pasal mengenai RWK.
BAB XVI
PEMBUBARAN
Pasal 37
1. Pembubaran BKM hanya dapat dilakukan dengan keputusan yang melibatkan seluruh masyarakat
melalui RWK atau RWK istimewa.
2. Dalam hal BKM dibubarkan maka seluruh kekayaan yang dimiliki diserahkan kepada masyarakat, yang
pelaksanaannya diatur tersendiri melalui RKK.
BAB XVII
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN LAINNYA
Pasal 38
1. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar, akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
2. Rapat anggota BKM untuk menyusun dan menetapkan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan
khusus yang memuat peraturan pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan lain tidak boleh bertentangan
dengan Anggaran Dasar.
3. BKM dapat mengeluarkan Surat Keputusan yang isinya tidak boleh bertentangan dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta keputusan lain dari RWK.
BAB XVIII
PENUTUP
Pasal 39
1. Demikian Anggaran Dasar BKM ini ditetapkan oleh warga kelurahan melalui RWK.
2. Anggaran dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Utusan Warga Peserta RWK Utusan Warga Peserta RWK Utusan Warga Peserta RWK
BAB I
Pasal 1
LAMBANG ATAU LOGO DAN CAP
1. BKM JATI MANDIRI Desa JATI memiliki lambang / logo yang berbentuk :
3. BKM JATI MANDIRI Desa JATI sebagai sebuah organisasi memiliki cap/ stempel yang berbentuk :
BAB II
Sekretariat BKM
Pasal 2
1. Kantor Sekretariat BKM JATI MANDIRI Desa JATI , berkedudukan di Kompleks Balai Desa JATI
Kecamatan JATEN, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah.
2. Sekretariat BKM terdiri dari 2 (dua) orang yang bertindak sebagai Sekretaris dan staf.
3. Personalia Sekretariat BKM diangkat dan di berhentikan oleh BKM melalui rapat BKM.
4. Sekretariat BKM bekerja secara purna waktu untuk mengelola administrasi kegiatan sehari-hari,
BAB III
PENASEHAT
Pasal 3
1. Jika dipandang perlu BKM dapat meminta warga yang peduli dan mempunyai kerelawanan tinggi
terhadap penanggulangan kemiskinan sebagai penasehat.
2. Jumlah penasehat paling banyak tiga orang, yang dipilih dan ditentukan oleh BKM.
3. Masa kerja penasehat satu periode adalah satu tahun dan sesudah nya dapat dipilih kembali untuk
masa bakti maksimal dua perioda atau dua tahun.
BAB IV
ANGGOTA BKM
Pasal 4
KEDUDUKAN
1. Anggota BKM mewakili masyarakat miskin di desa setempat yang memperjuangkan kepentingan
masyarakat miskin.
2. Anggota BKM secara kelembagaan melakukan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan melalui
kebijakan yang dibuat.
Pasal 5
SYARAT
Untuk menjadi anggota BKM, disyaratkan sebagai berikut :
1. Dipilih melalui proses pemilihan ditingkat basis yaitu RT setempat.
Pasal 6
PROSES PEMILIHAN
1. Sudah Terpilih dari proses pemilihan tingkat basis RT sebagai Utusan Warga dalam Rembug Warga
Desa.
2. Utusan Warga harus hadir pada acara pemilihan anggota BKM dalam RWD.
3. Utusan Warga yang diajukan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam ART pasal 5.
4. Dalam RWD proses pemilihan anggota BKM diperlukan TATA TERTIB PEMILIHAN BKM yang disahkan
oleh Rembug Warga Sebelum RWD dilaksanakan, yang difasilitasi oleh Panitia Pemilihan BKM.
5. Pemilihan anggota BKM secara langsung, umum, bebas dan rahasia.
Pasal 7
PENGGANTIAN ANGGOTA BKM ANTAR WAKTU
1. Dalam hal terjadinya pemberhentian anggota, maka penggantian melalui rapat anggota BKM yang
dilakukan selambat-lambatya 60 ( Enam puluh) hari terhitung sejak terjadinya kekosongan anggota.
2. Pengganti untuk mengisi kekosongan tersebut diambilkan dari utusan warga yang menjadi nomor
urut di bawahnya dalam pemilihan BKM dan diusulkan melalui rapat BKM .
Pasal 8
1. Setiap Anggota BKM memiliki hak bicara dan hak suara dalam rapat anggota BKM,
2. Hak bicara dan hak suara dalam rapat BKM tidak dapat diwakilkan.
3. Anggota BKM berkewajiban :
a. Mentaati AD/ART serta keputusan rapat BKM
b. Menjunjung nama baik BKM.
c. Menghadiri rapat rutin BKM.
Pasal 9
Komisi BKM
1. Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan program BKM dapat membentuk komisi.
2. Setiap komisi dipimpin oleh seorang anggota BKM sebagai penanggung jawabnya.
3. Penanggung jawab Komisi dibentuk oleh BKM untuk memperlancar pelaksanaan program
4. Penanggung jawab Komisi yang ada : Komisi Lingkungan, Komisi Sosial, dan Komisi Ekonomi.
5. Penanggung jawab Komisi disesuaikan dengan kebutuhan
6. Masing-masing penanggung jawab berugas; membuat program, mengawasi pelaksanaan program,
dan melaporkan program yang telah dilaksanakan.
7. Masing-masing penanggung jawab Komisi bertanggung jawab kepada koordinator
Pasal 10
BAB V
REMBUG WARGA TAHUNAN
RAPAT ANGGOTA, HAK SUARA, KUORUM DAN KEPUTUSAN RAPAT
Pasal 11
Pasal 12
RAPAT ANGGOTA
1. Rapat anggota BKM dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan sekali.
2. Rapat anggota BKM dianggap sah apabila dihadiri oleh sedikitnya 50% +1 dari jumlah anggota BKM.
BAB VI
PENCATATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
1. Pencatatan keuangan yang berasal dari dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk pertama
kalinya dilakukan oleh Sekretariat BKM,
2. Pencatatan dan pengelolaan keuangan selanjutnya dilakukan oleh UPK dengan persetujuan BKM,
3. Dana BKM tidak diperkenankan dikembangkan melalui deposito atau sejenisnya,
4. Biaya operasional BKM diperoleh dari persentase pendapatan bunga jasa sesuai AD/ART.
Pasal 16
JASA PINJAMAN
1. Semua bentuk penyaluran pinjaman dana bergulir kepada KSM dikenakan bunga jasa pinjaman
sebesar 1,5% per bulan menetap dan biaya lain yang timbul.
BAB. VII
UP – UP BKM
Pasal 18
Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab UPK
1. Unit pengelola keuangan atau UPK adalah unit pelaksana BKM yang bertugas menjalankan keputusan
serta kebijakan yang ditetapkan BKM dalam mengelola dana bergulir masyarakat dan dana lainnya.
2. UPK melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSM ekonomi.
3. UPK berwenang menilai kelayakan usulan KSM berdasarkan pada kelayakan usaha, dan finansial,
yang diverifikasi oleh anggota BKM dan Ketua RT, dan Kadus .
4. UPK mempunyai tugas mencairkan dan menyalurkan dana kepada KSM yang dinilai layak dan
disetujui Rapat Prioritas Usulan Kegiatan (RPUK).
5. UPK mempunyai tanggung jawab melakukan pemantauan, pengawasan dana yang disalurkan kepada
warga/KSM penerima pinjaman dana dari BKM.
6. Menjalin kemitraan (channeling) dengan pihak-pihak lain yang mendukung program ekonomi UPK
Pasal 19
Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab Manajer UPK
1. Manajer bertugas mendeskripsikan rencana, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kebutuhan
dan realisasi dana yang disalurkan kepada warga/KSM.
2. Manajer berwenang melakukan perjanjian dengan warga/KSM binaan BKM
3. Manajer bertanggungjawab kepada anggota BKM melalui rapat-rapat BKM
4. Manager UPK berwenang menunjuk staf pembantu untuk melakukan verifikasi usulan, penagihan,
pencatatan dan penyimpanan dokumen yang imbalannya ditentukan oleh Rapat Anggota BKM.
5. Apabila manajer berhalangan maka tugas harian akan dilakukan oleh Sekretariat BKM yang ditunjuk
dan keputusan dilakukan dalam rapat koordinasi BKM.
Pasal 20
Pengangkatan dan Pemberhentian Manajer dan Staf UPK
1. Manajer dan staf UPK diangkat serta diberhentikan oleh BKM.
2. Pengangkatan dan pemberhentian Manajer dan staf lainnya dilakukan melalui mekanisme Rapat
Anggota BKM.
Pasal 21
Pertanggungjawaban UPK
1. Pengelola UPK bertanggungjawab langsung kepada BKM
2. UPK bertanggungjawab kepada BKM dalam hal pengelolaan keuangan yang disalurkan lewat BKM ke
KSM dan penggulirannya serta bidang keuangan yang lain.
Pasal 22
Pasal 23
1. Sesuai kebutuhan masyarakat BKM dapat membentuk Unit Pengelola Lingkungan UPL yang menjadi
pelaksana atau gugus tugas BKM untuk perencanaan, penataan, perbaikan, pembangunan maupun
pemeliharaan prasarana Lingkungan.
2. Pembentukan UPL menjawab atau memenuhi kebutuhan warga akan peningkatan kualitas perumahan
dan lingkungannya.
3. Pembentukan UPL ditetapkan dalam mekanisme Rapat BKM.
Pasal 24
Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab UPL
1. Unit pengelola lingkungan atau UPL adalah unit pelaksana BKM yang bertugas menjalankan
keputusan serta kebijakan yang ditetapkan BKM dalam mengelola dana saran dan prasarana
lingkungan (infrastruktur) masyarakat dan dana lainnya.
2. UPL melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan Panitia
3. UPL berwenang menilai kelayakan usulan warga/Panitia berdasarkan pada kelayakan kegiatan,
finansial, kelayakan teknis dan kelayakan lingkungan yang diverifikasi oleh anggota BKM dan KMW
selama pendampingan berlangsung.
4. UPL mempunyai tugas mencairkan dan menyalurkan dana kepada Panitia yang dinilai layak dan
disetujui Rapat Prioritas Usulan Kegiatan (RPUK).
5. UPL mempunyai tanggung jawab melakukan pemantauan, pengawasan dana yang disalurkan kepada
Panitia penerima dana dari BKM.
6. Menjalin kemitraan (channeling) dengan pihak-pihak lain yang mendukung program lingkungan UPL
Pasal 25
Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab Manajer UPL
1. Manajer bertugas mendeskripsikan rencana, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kebutuhan
dan realisasi dana yang disalurkan kepada warga/Panitia.
2. Manajer berwenang melakukan perjanjian dengan warga/Panitia binaan BKM
3. Manajer bertanggungjawab kepada anggota BKM melalui rapat-rapat BKM
4. Manager UPL berwenang menunjuk staf pembantu untuk melakukan verifikasi usulan, penagihan,
pencatatan dan penyimpanan dokumen yang imbalannya ditentukan oleh Rapat Anggota BKM.
5. Apabila manajer berhalangan maka tugas harian akan dilakukan oleh Sekretariat BKM yang ditunjuk
dan keputusan dilakukan dalam rapat koordinasi BKM.
Pasal 26
Pengangkatan dan Pemberhentian Staf UPL
Pasal 27
Pertanggungjawaban UPL
Pasal 28
Keputusan, Kebijakan dan Lembaga UPL
1. UPL menjalankan keputusan serta kebijakan yang telah ditetapkan oleh BKM.
2. Pengelola UPL sebaiknya orang-orang yang peduli dan mempunyai ketrampilan dalam bidang
pengelolaan sarana dan prasarana lingkungan.
3. Pengelola UPL berhak mendapatkan honor yang ditetapkan oleh BKM berdasarkan kemampuan dan
kondisi keuangan.
Pasal 24
UNIT PENGELOLA SOSIAL
Pasal 25
Pengangkatan dan Pemberhentian Staf UPS
(1) Pengelola UPS diangkat serta diberhentikan oleh BKM
(2) Pengangkatan dan pemberhentian Pengelola Sosial dilakukan melalui mekanisme Rapat Anggota
BKM.
Pasal 26
Pertanggungjawaban UPS
Pasal 27
Keputusan, Kebijakan dan Lembaga UPS
1. UPS menjalankan keputusan serta kebijakan yang telah ditetapkan oleh BKM.
2. Pengelola UPS adalah orang yang peduli dan mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dalam
menjalankan kebijakan BKM dan pengelolaan sarana dan prasarana Sosial.
3. Pengelola UPS berhak mendapatkan honor yang ditetapkan oleh BKM berdasarkan kemampuan dan
kondisi keuangan.
BAB VIII
PENGAWAS UPK
Pasal 28
1. Dalam rangka meningkatkan kinerja dan transparansi UPK, BKM membentuk badan pengawas UPK
(BPUPK)
2. Pembentukan BPUPK dilakukan dalam rapat anggota BKM dan jumlahnya 3 orang.
3. BPUPK bertanggungjawab langsung kepada BKM dan melaporkan tugasnya dalam forum rapat BKM.
4. BPUPK berhak mendapat honor yang ditetapkan oleh BKM berdasarkan kemapuan dan kondisi
keuangan BKM.
Pasal 29
Tugas dan Kewenangan BPUPK
Pasal 30
Pengangkatan dan Pemberhentian staf BP UPK
(1) BP UPK diangkat serta diberhentikan oleh BKM
(2) Pengangkatan dan pemberhentian BP UPK dilakukan melalui mekanisme Rapat Anggota BKM.
BAB IX
Pasal 31
Pengertian
1. Kelompok swadaya masyarakat atau KSM adalah kumpulan orang-orang yang menyatukan diri dalam
usaha-usaha bidang sosial ekonomi yang tumbuh dan berkembang dengan prinsip dari, oleh dan
untuk anggota.
2. Kelompok swadaya masyarakat dibentuk secara sadar oleh mereka yang merasa memiliki persamaan
permasalahan dan kesamaan pandangan bahwa permasalahan yang dihadapi mustahil dipecahkan
sendiri-sendiri,
3. Bekal utama pembentukan KSM adalah kesadaran dan kemauan bersama untuk mengatasi masalah di
masyarakat serta peduli terhadap warga miskin.
Pasal 32
Tujuan
1. Mempelajari serta menanamkan pengertian tatalaksana ekonomi keluarga dan kelompok yang sehat,
2. Mengembangkan sikap ekonomi yang sehat diantara para anggota agar lebih sadar diri dan
bertanggung jawab terhadap kelompoknya,
3. Memberikan pelayanan kepada anggota, baik dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi atau usaha
produktif, sosial dan politik,
4. Membina dan mengembangkan produksi dan pemasaran untuk meningkatkan taraf hidup anggota,
5. Membudayakan cara-cara pengambilan keputusan yang demokratis,
6. Meningkatkan kemampuan tawar kelompok dan masyarakat,
7. Menanamkan pada anggota dan masyarakat sekitar tentang nilai-nilai kejujuran, keadilan, kesetaraan,
kebersamaan, dan keterbukaan,
8. Ikut serta memperjuangkan terpenuhinya hak-hak warga negara termasuk menciptakan
tatapemerintahan yang baik (good governence).
Pasal 33
Ciri-ciri
1. KSM merupakan kumpulan orang yang beranggotakan sedikitnya 5 (lima) orang dan sebanyaknya
10(sepuluh) orang
2. Keanggotaan KSM berdasar kesadaran, kejujuran, sukarela dan terbuka,
3. KSM bekerja dengan prinsip dari, oleh, dan untuk anggota,
4. Kedudukan anggota KSM setara,
5. KSM mengadakan rapat anggota dan pengurus secara teratur,
6. Anggota KSM ekonomi guliran wajib memberikan simpanan dan iurann di KSM secara teratur untuk
pemupukan modal, dan menunjang kegiatan KSM.
7. KSM menjalankan upaya pendidikan dan pembinaan anggota secara teratur,
8. Usaha dan tatalaksana dilakukan secara terbuka,
9. Manfaat kegiatan diperluas.
Pasal 34
Status
BAB IX
REFERENDUM
1. Apabila BKM dalam melaksanakan tugasnya menyimpang atau tidak sesuai dengan prinsip, nilai
maupun visi dan misi PNPM MP, masyarakat berhak untuk mengusulkan pembubaran melalui
referendum (RW Khusus).
2. Memperhatikan pasal 27 ayat (1) Anggaran Dasar, masyarakat dapat mengusulkan pembubaran BKM
melalui Referendum yang diadakan untuk itu.
3. Tata cara pelaksaaan Referendum diatur dalam ketetapan rapat BKM
BAB X
LAIN-LAIN
Pasal 36
Aturan Tambahan
1. Staf sekretariat UPK, UPL dan UPS wajib mengembangkan prakarsa, inisiatif dan kreatifitas agar
tercipta keadaan kegiatan yang sebaik-baiknya dengan persetujuan BKM.
2. KSM wajib membuat identitas yang jelas, meliputi nama KSM, alamat KSM dan anggotanya.
3. KSM wajib membuat kesepakatan aturan dan tata tertib untuk semua anggotanya dan harus
disampaikan kepada BKM untuk mendapatkan persetujuan.
Pasal 37
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini dapat diatur oleh rapat anggota sepajang
peraturan tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran dasar dan Anggara Rumah Tangga.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 38
Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan dan disahkan oleh BKM JATI MANDIRI Desa JATI Pada hari
Jum’at Tanggal dua puluh empat Bulan Desember Tahun 2010 dan mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.
Disahkan
Joko Pramono,S.Pd.)
PERATURAN DAN TATA CARA PEMANFAATAN DANA PNPM MP
BKM JATI MANDIRI
BAB I
Pasal 1
Alokasi dana sarana dan Prasarana dasar dan Sosial dari dana Bantuan Langsung Masyarakat ( BLM )
dapat dimanfaatkan oleh warga ( personal ) / lingkungan (Kelompok) dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Santunan bagi anak putus sekolah / kurang mampu dari keluarga sasaran,yang telah tertuang dalam
hasil Pemetaan swadaya diutamakan untuk biaya sekolah, untuk sekolah Dasar maksimal enam
2. Santunan bagi orang jompo, diutamakan bagi orang jompo yang tidak mempunyai/tidak rawat oleh
keluarganya yang diwujudkan barang, yang sedapat mungkin bersifat mendidik, bukan menciptakan
ketergatungan.
3. Besarnya santunan disesuaikan dengan kemampuan BKM, yang akan ditentukan pada rapat anggota
BKM setelah dana tersedia, dengan melihat tingkat /frekwensi persoalan.
4. Perbaikan rumah bagi rumah yang tidak layak huni bagi janda/warga sasaran yang telah terdaftar
dalam pemetaan swadaya.
5. Perbaikan rumah sedapat mungkin menggali kemampuan bagi pemilik, serta menggugah kepedulian
warga dilingkungannya.besarnya biaya akan disesuaikan dengan kemampuan BKM, dan akan
dibahas dalam rapat anggota BKM
Pasal 2
Yang termasuk Sanitasi / lingkungan adalah : Saluran Pembuangan Air Limbah ( SPAL), Tempat
Pembuangan Sampah, Drinase, jalan kampung, Jamban umum, Pengadaan air bersih dll.
a. Bantuan Sanitasi dan lingkungan dapat dimanfaatkan oleh lingkungan yang telah di prioritaskan
dalam BAPPUK dan PJM Pronangkis.
b. Warga lingkungan membuat usulan kegiatan dan rincian biaya yang akan digunakan yang
menampilkan porsi pembiayaan dan disampaikan kepada BKM melalui UPK
c. Bantuan perbaikan sanitasi dan lingkungan hanya merupakan stimulan, sehingga warga lingkungan
diwajibkan dapat menggali dana swadaya, yang besaran swadaya minimal 50 % dari total biaya.
d. Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi/lingkungan , harus ada panitia pelaksananya yang dibentuk
secara demokratis oleh warga lingkungan setempat
e. Setelah pembangunan selesai, harus ada kelompok / panitia yang akan merawat hasil pembangunan
tersebut
f. Panitia pengelola diwajibkan membuat kesepakatan kepada warga lingkungan, untuk menarik dana
perawatan dari warga, yang akan dikelola oleh panitia sebagai cadangan perbaikan.
BAB II
Pasal 3
Peningkatan Sumberdaya
Pelatihan ketrampilan yang dapat dibiyai antara lain, pelatihan-pelatihan yang bersifat untuk
meningkatkan produktifitas warga sasaran ( Bengkel, Menjahit, Home Industri, kerajinan tangan dll )
1. Pelatihan ketrampilan diperuntukan bagi warga sasaran yang telah terdaftar dalam pemetaan
swadaya
2. Peserta latihan antara 10 – 15 orang per pelatihan
3. Peserta pelatihan berhimpun dalam satu kelompok
4. Kelompok membuat usulan kegiatan tentang pelat
5. ihan yang diminati disampaikan kepada BKM melalui UPK
BAB III
Pasal 4
Pengguliran dana
1. BKM melalui UPK, dapat memberikan pinjaman kepada warga masyarakat yang telah terdaftar
dalam pemetaan swadaya
2. Warga sasaran yang berminat memanfaatkan dana bergulir, harus berhimpun dalam satu wadah
( KSM ), atau masuk menjadi anggota kelompok / KSM yang sudah ada dilingkungannya.
3. Jumlah anggota kelompok,/KSM minimal 5 (lima ) orang,
4. Kelompok /KSM tersebut, harus sudah pernah melakukan rapat anggota secara berkala/rutin paling