Pengurus LKD terdiri atas:[2]
a. ketua;
b. sekretaris;
c. bendahara; dan
d. bidang sesuai kebutuhan.
Karena Anda tidak menyebutkan tempat tinggal, maka kami
asumsikan Pengurus RW yang Anda maksud berada dalam wilayah Daerah Khusus
Ibukota (“DKI”) Jakarta.
Pertama-tama, mengenai Pengurus RW diatur dalam Peraturan Gubernur Provinsi
DKI Jakarta Nomor 171 tahun 2016 tentang Pedoman Rukun Tetangga dan Rukun
Warga (“Pergub 171/2016”).
Dalam aturan hukum tersebut dijelaskan bahwa RW adalah bagian dari wilayah kerja
Lurah dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah RW di wilayah
kerjanya yang ditetapkan oleh Lurah.[3] Maksud dan tujuan dibentuknya RW adalah
untuk membantu Lurah dalam pelaksanaan penyelenggaraan urusan pemerintahan,
pembangunan, sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. RW [4]
Pengurus RW adalah terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan bidang yang ada di
kepengurusan RW yang ditetapkan oleh Lurah.[6] Untuk di DKI Jakarta, Ketua RW
memiliki masa bakti selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal dibuatnya berita acara
pemilihan Ketua RW dan/atau saat penandatanganan berita acara penyerahan tugas
dan tanggung jawab dari panitia pemilihan kepada Ketua RW terpilih, kemudian
ditetapkan dengan Keputusan Lurah.[7]
Ketua RW dalam permasalahan Anda dapat dinonaktifkan,[9] karena diduga melakukan
tindakan tercela atau tidak terpuji yang menyebabkan hilangnya kepercayaan warga
terhadap kepemimpinannya sebagai Ketua RW dalam bentuk menahan Pajak Bumi
dan Bangunan (“PBB”) yang bukan miliknya tanpa penjelasan yang jelas merupakan
pelanggaran ketentuan dan dikriminasi karena PBB warga yang lain diberikan tepat
waktu, dan hanya milik PBB Anda yang memiliki masalah pribadi dengan Ketua RW
yang tak kunjung diberikan.[10]
Anda juga dapat menuliskan dalam surat pengaduan tersebut bahwa Ketua RW selaku
Pejabat Pemerintahan telah melanggar Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik,
suatu prinsip yang digunakan sebagai acuan penggunaan wewenang bagi Pejabat
Pemerintahan dalam mengeluarkan keputusan dan/atau tindakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Beberapa asas yang dilanggar oleh Ketua
[11]