Anda di halaman 1dari 68

PANITIA PEMILIHAN KETUA RT DAN RW 06

DESA LINGGAR KECAMATAN RANCAEKEK


MASA BHAKTI TAHUN 2023-2028
Sekretariat : Kp. Babakan Cereme RT 001/006 Desa Linggar Kecamatan Rancaekek Bandung 40394

KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KETUA RT DAN RW


NOMOR 01 TAHUN 2023

TENTANG

TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA RT DAN RW


RUKUN WARGA 06 DESA LINGGAR

j
PANITIA PEMILIHAN KETUA RT DAN RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 16 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun
2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa, rukun
tetangga dan rukun warga merupakan salah satu jenis lembaga kemasyarakatan
di desa/kelurahan;
b. bahwa untuk menyesuaikan dinamika perkembangan pemerintahan desa dan
meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pelayanan pemerintahan,
pembangunan, pemberdayaan, dan pembinaan kemasyarakan di desa secara
periodik, perlu diadakan pemilihan Ketua RT dan Ketua RW;
c. bahwa untuk kelancaran dan ketertiban penyelenggaraan pemilihan Ketua RT
dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Kecamatan Rancaekek Kabupaten
Bandung, perlu diatur dengan tata tertib;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf
b dan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Panitia Pemilihan Ketua RT dan RW
tentang Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa
Linggar Tahun 2023.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 1
Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6321);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman
Teknis Peraturan di Desa;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa;
6. Peraturan Bupati Bandung Nomor 3 Tahun 2022 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pembentukan Rukun Tetangga dan Rukun Warga di Kabupaten Bandung;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA RT DAN RW DI LINGKUNGAN RW 06 DESA


LINGGAR TAHUN 2023.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam tata tertib ini yang dimaksud dengan:
1. Desa adalah Desa Linggar Kecamatan Rancaekek yang merupakan kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
4. Kepala Desa adalah Kepala Desa Linggar sebagai pejabat Pemerintah Desa yang
mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah
tangga Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah.
5. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam
penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam Sekretariat Desa,

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 2
dan unsur pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang
diwadahi dalam bentuk Pelaksana Teknis dan Unsur Kewilayahan.
6. Lembaga Kemasyarakatan Desa, yang selanjutnya disingkat LKD, adalah wadah
partisipasi masyarakat sebagai mitra Pemerintah Desa yang ikut serta dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, serta meningkatkan
pelayanan masyarakat desa.
7. Rukun Tetangga, yang selanjutnya disingkat RT adalah lembaga yang dibentuk
melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan
pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa.
8. Ketua RT adalah seseorang yang ditunjuk oleh masayarakat di wilayah RT
setempat melalui musyawarah dalam rangka pelayanan pemerintahan dan
kemasyarakatan yang ditetapkan dalam Keputusan Kepala Desa.
9. Rukun Warga, yang selanjutnya disingkat RW adalah bagian dari wilayah kerja
Desa dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat
setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang
ditetapkan oleh Pemerintah Desa.
10. Ketua RW adalah seseorang yang ditunjuk oleh masayarakat di wilayah RW
setempat melalui musyawarah dalam rangka pelayanan pemerintahan dan
kemasyarakatan yang ditetapkan dalam Keputusan Kepala Desa.
11. Panitia Pemilihan Ketua RT dan RW, yang selajutnya disebut Panitia Pemilihan,
adalah Panitia Pemilihan Ketua RT dan RW yang dibentuk oleh Kepala Desa dan
bertugas untuk menyusun Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW serta
menyelenggarakan seluruh proses pemilihan Ketua RT dan RW.
12. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, yang selanjutnya disingkat KPPS,
adalah kelompok yang dibentuk oleh Panitia Pemilihan untuk
menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
13. Panitia Pengawas Pemilihan Ketua RT dan RW, yang selanjutnya disebut Panwas
Pemilihan, adalah panitia penyelenggara pemilihan yang dibentuk oleh Kepala
Desa yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan di wilayah
setempat.
14. Pemilih adalah penduduk wilayah setempat dan telah memenuhi persyaratan
untuk menggunakan hak pilihnya.
15. Hak Pilih adalah hak yang dimiliki Pemilih untuk menentukan sikap pilihannya.
16. Kartu Tanda Penduduk Elektronik, yang selanjutnya disingkat KTP-el adalah
identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi
Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Administrasi
Kependudukan.
17. Surat Keterangan adalah surat keterangan telah dilakukan perekaman KTP-el
yang diterbitkan oleh perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan di
bidang kependudukan dan catatan sipil.
18. Bakal calon Ketua RT dan RW, yang selanjutnya disebut bakal calon adalah
warga negara Republik Indonesia di wilayah setempat yang mendaftar kepada
Panitia Pemilihan untuk mengikuti Pemilihan.

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 3
19. Calon Ketua RT dan RW, yang selanjutnya disebut Calon adalah bakal calon yang
telah memenuhi persyaratan administrasi dan ditetapkan oleh Panitia
Pemilihan sebagai calon Ketua RT dan RW yang berhak dipilih.
20. Calon Ketua RT dan RW Terpilih, yang selanjutnya disebut Calon Terpilih adalah
calon Ketua RT dan RW yang berhak dipilih dan memperoleh suara terbanyak
dalam Pemilihan.
21. Penelitian administratif berkenaan dengan persyaratan bakal calon menjadi
peserta Pemilihan adalah pemeriksaan terhadap bukti tertulis yang berkaitan
dengan keabsahan pemenuhan persyaratan bakal calon menjadi peserta
Pemilihan.
22. Kampanye Pemilihan, yang selanjutnya disebut Kampanye adalah kegiatan
untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program Calon
Ketua RT dan RW apabila terpilih menjadi Ketua RT dan RW di wilayah
setempat.
23. Alat Peraga Kampanye adalah semua benda atau bentuk lain yang memuat visi,
misi, dan program calon, simbol, atau tanda gambar calon yang dipasang untuk
keperluan kampanye yang bertujuan untuk mengajak orang memilih calon
tertentu, yang difasilitasi oleh Panitia Pemilihan yang didanai Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa dan/atau dibiayai sendiri oleh Calon.
24. Bahan Kampanye adalah semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi,
program calon, simbol, atau tanda gambar yang disebar untuk keperluan
kampanye yang bertujuan untuk mengajak orang memilih calon tertentu, yang
difasilitasi oleh Panitia Pemilihan yang didanai Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa dan/atau dibiayai sendiri oleh Calon.
25. Masa Tenang adalah masa yang tidak dapat digunakan untuk melakukan
aktivitas kampanye.
26. Pemungutan Suara adalah proses pemberian suara oleh Pemilih di tempat
pemungutan suara dengan cara mencoblos pada nomor urut, nama, atau foto
Calon.
27. Penghitungan Suara adalah proses penghitungan Surat Suara oleh KPPS untuk
menentukan suara sah yang diperoleh Calon, Surat Suara yang dinyatakan tidak
sah, Surat Suara yang tidak digunakan dan Surat Suara rusak/keliru dicoblos.
28. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara adalah proses pencatatan hasil
penghitungan perolehan suara oleh Panitia pemilihan.
29. Surat Suara adalah salah satu jenis perlengkapan Pemungutan Suara yang
berbentuk lembaran kertas dengan desain khusus yang digunakan oleh Pemilih
untuk memberikan suara pada pemilihan yang memuat foto, nama, dan nomor
Calon.
30. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat
dilaksanakannya Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara untuk Pemilihan.
31. Saksi Calon Ketua RT dan RW, yang selanjutnya disebut Saksi adalah seseorang
yang terdaftar di Panitia Pemilihan dan mendapat surat mandat tertulis dari
Calon untuk menyaksikan pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara.

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 4
32. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa, adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
33. Media Dalam Jaringan yang selanjutnya disebut Media Daring adalah segala
bentuk platform media dalam jaringan internet atau online yang memiliki
tautan, konten aktual secara multimedia, atau fasilitasi pertemuan virtual
dengan menggunakan teknologi informasi.
34. Media Sosial adalah platform berbasis internet yang bersifat dua arah yang
terbuka bagi siapa saja, yang memungkinkan para penggunanya berinteraksi,
berpartisipasi, berdiskusi, berkolaborasi, berbagi, serta menciptakan konten
berbasis komunitas.
35. Hari adalah hari kalender.

Sistem Pemilihan Ketua RT dan RW


Pasal 2
(1) Pemilihan Ketua RW dapat diselenggarakan bersamaan dengan pemilihan
Ketua RT.
(2) Ketua RT dan RW dipilih oleh Kepala Keluarga berdasarkan musyawarah
mufakat di wilayah kerjanya.
(3) Musyawarah pemilihan Ketua RT dan RW dianggap sah apabila persidangan
telah memenuhi quorum yaitu dihadiri lebih dari 50% (lima puluh persen)
kepala keluarga dari wilayah RT atau RW bersangkutan.
(4) Apabila hanya terdapat 1 (satu) orang calon ketua, bakal calon tersebut
langsung ditetapkan sebagai Ketua RT atau RW terpilih secara aklamasi.
(5) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) orang calon ketua RT atau RW, maka
diadakan proses pemilihan secara langsung melalui pemungutan suara.
(6) Dalam hal Pemilihan Ketua RT tidak memungkinkan untuk diselenggarakan
bersamaan dengan Pemilihan Ketua RW, maka Pemilihan Ketua RT dilakukan
terpisah dengan cara musyawarah terbatas yang dihadiri oleh:
a. Panitia Pemilihan
b. Kepala Desa
c. Kasi Pemerintahan Desa
d. Kepala Dusun
e. Ketua RW terpilih
f. Kepala Keluarga dari wilayah RT bersangkutan
(7) Apabila peserta musyawarah tidak mencapai quorum, maka diadakan
pemilihan terbatas sesuai persetujuan peserta sidang.
(8) Musyawarah terbatas untuk Pemilihan Ketua RT diatur secara khusus dalam
Tata Cara Pemilihan Ketua RT yang ditetapkan berdasarkan persetujuan
peserta sidang.

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 5
BAB II
PANITIA PEMILIHAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 3
(1) Pemilihan diselenggarakan oleh Panitia Pemilihan.
(2) Panitia Pemilihan berasal dari unsur masyarakat yang dibentuk berdasarkan
musyawarah warga dan difasilitasi serta disahkan oleh Pemerintah Desa.
(3) Dalam menyelenggarakan Pemilihan, Panitia Pemilihan bebas dari pengaruh
pihak mana pun berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya.
(4) Panitia Pemilihan bersifat ad hoc.

Bagian Kedua
Struktur dan Komposisi Personalia Panitia Pemilihan
Pasal 4
(1) Struktur Panitia Pemilihan terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.
(2) Anggota Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara fungsional
diposisikan dalam beberapa divisi yang terdiri dari:
a. divisi penjaringan dan penyaringan bakal calon;
b. divisi pendataan, verifikasi, pemutakhiran data pemilih;
c. divisi kampanye dan pubhumas;
d. divisi pemungutan, penghitungan, dan rekapitulasi hasil penghitungan
suara; dan
e. divisi umum dan logistik.

Bagian Ketiga
Tugas, Asas-asas, Kewajiban, Wewenang, Tanggungjawab Panitia Pemilihan
Pasal 5
Panitia Pemilihan Ketua RT dan RW bertugas :
a. Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengawasi dan
mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan;
b. Menyusun dan menetapkan tata tertib pemilihan;
c. Menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan;
d. Menetapkan tata cara pelaksanaan kampanye;
e. Menyusun dan menetapkan pedoman yang bersifat teknis untuk tiap-tiap
tahapan berdasarkan peraturan perundang-undangan;
f. Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan dan/atau yang
berkaitan dengan tugas Panitia Pemilihan kepada masyarakat;
g. Melaksanakan pemutakhirkan data pemilih berdasarkan data
kependudukan;
h. Melakukan pendaftaran dan penetapan pemilih;
i. Mengadakan penjaringan dan penyaringan bakal calon;

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 6
j. Menetapkan bakal Calon yang telah lolos penjaringan dan penyaringan
menjadi Calon;
k. Melakukan undian tanda gambar bagi calon yang berhak dipilih;
l. Mengumumkan nama-nama calon yang berhak dipilih kepada masyarakat
di tempat-tempat yang terbuka sesuai dengan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat;
m. Menetapkan jumlah kotak suara dan kotak suara;
n. Memfasilitasi pencetakan surat suara dan penyediaan kotak suara serta
perlengkapan pemilihan lainnya;
o. Melaksanakan pemungutan suara dan penghitungan suara;
p. Menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan mengumumkan
hasil pemilihan;
q. Menetapkan Calon Terpilih;
r. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan; dan
s. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.

Pasal 6
Dalam pelaksanaan tugasnya panitia pemilihan berpedoman pada asas-asas:
a. mandiri;
b. jujur;
c. adil;
d. kepastian hukum;
e. tertib penyelenggaraan pemilihan;
f. kepentingan umum;
g. terbuka;
h. proporsional;
i. profesional;
j. akuntabel;
k. efisien; dan
l. efektif.

Pasal 7
Panitia Pemilihan dalam menyelenggarakan pemilihan wajib:
a. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan pemilihan dengan tepat
waktu;
b. memperlakukan peserta pemilihan secara adil dan setara;
c. menyampaikan semua informasi penyelenggaraan kepada masyarakat;
d. melaporkan pertanggungjawaban penggunaan anggaran sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. menyampaikan laporan pertanggungjawaban semua kegiatan
penyelenggaraan pemilihan kepada Kepala Desa/Penjabat Kepala Desa;
f. menyerahkan arsip/dokumen dan barang inventaris sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan kepada Kepala Desa;

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 7
g. menyampaikan laporan secara periodik/berkala mengenai tahapan
penyelenggaraan pemilihan kepada Kepala Desa dan menyampaikan
tembusannya kepada Kepala Dusun setempat;
h. membuat berita acara pada setiap rapat Panitia Pemilihan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
i. melaksanakan kewajiban lain yang sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 8
Panitia Pemilihan dalam pelaksanaan tugasnya sebagaimana dimaksud pada Pasal
7, memiliki wewenang dan tanggungjawab dengan uraian sebagai berikut:
a. Ketua
1. Membuat perencanaan dan mengadakan persiapan pelaksanaan proses
kegiatan pemilihan;
2. Mengkoordinasikan program-program kegiatan Sekretaris dan divisi-
divisi yang telah dibentuk;
3. Memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan proses
kegiatan Pemilihan;
4. Menetapkan arah dan kebijakan strategis dalam proses kegiatan
Pemilihan;
5. Melakukan koordinasi dengan Kepala Dusun dan pihak terkait;
b. Sekretaris
1. Membantu Ketua dalam melaksanakan pengelolaan administrasi
panitia;
2. Membantu dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan Ketua;
3. Mengatur dan mengerjakan hal-hal yang bersifat administrasi
kesekretariatan dan menginformasikan tentang kegiatan panitia;
4. Mempersiapkan setiap kegiatan Panitia;
5. Menandatangani surat-surat dan berita acara kegiatan;
6. Bertanggung jawab kepada Ketua.
c. Divisi Penjaringan dan Penyaringan Bakal Calon
1. Mempersiapkan berkas-berkas administrasi persyaratan untuk
pendaftaran Bakal Calon;
2. Membuka dan menerima pendaftaran Bakal Calon dengan jadwal yang
sudah ditentukan dalam Jadwal Tahapan Kegiatan Pemilihan;
3. Memeriksa dan meneliti berkas-berkas persyaratan Bakal Calon sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan;
4. Melakukan penyaringan Bakal Calon;
5. Melakukan koordinasi dengan Sekretaris dalam hal administrasi;
6. Bertanggung jawab kepada Ketua Panitia.
d. Divisi Pendataan, Verifikasi, Pemutakhiran Data Pemilih
1. Mempersiapkan jadwal Pendataan Daftar Pemilih Sementara yang telah
ditetapkan oleh Panitia;

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 8
2. Melakukan koordinasi dengan Sekretaris Panitia, Kepala Dusun dan
para Ketua RT/Penjabat Ketua RT dalam pendataan dan verifikasi Data
Pemilih;
3. Membentuk Petugas Pendataan Pemilih yang terdiri dari unsur Ketua
RT/Penjabat Ketua RT;
4. Menginventarisir Daftar Pemilih sementara;
5. Merekap Daftar Pemilih Sementara untuk dijadikan bahan dalam
penetapan Daftar Pemilih Tetap dibantu oleh Sekretaris;
6. Melaporkan hasil pendataan dan rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara
kepada Ketua Panitia;
7. Bertanggung jawab kepada Ketua Panitia.
e. Divisi Kampanye dan Pub Humas;
1. Mengatur jadwal, mekanisme, dan aturan teknis kampanye yang telah
ditetapkan dalam peraturan dan tata tertib;
2. Melakukan koordinasi dengan para Calon, Pengawas Pemilihan dan
Unsur Keamanan dalam pelaksanaan kegiatan kampanye;
3. Mempersiapkan alat-alat dan fasilitas untuk sosialisasi proses kegiatan
pemilihan;
4. Mensosialisasikan setiap kegiatan proses pemilihan Ketua RT dan RW
dengan alat-alat dan fasilitas yang telah ditetapkan dalam peraturan dan
tata tertib;
5. Melakukan koordinasi dengan Sekretaris dalam hal sosialisasi kegiatan
proses pemilihan Ketua RT dan RW;
6. Membantu Sekretaris dalam mengatur pembagian surat-surat
undangan dan pemberitahuan;
7. Bertanggung jawab kepada Ketua Panitia.

f. Divisi Pemungutan, Penghitungan, dan Rekapitulasi Hasil Penghitungan


Suara
1. Mengatur peran dan tugas Panitia dalam perannya sebagai petugas
KPPS;
2. Melakukan bimbingan teknis tentang tugas dan wewenang KPPS;
3. Melaksanakan kegiatan monitoring pada saat penghitungan;
4. Melaksanakan rekapitulasi hasil Berita Acara Penghitungan di KPPS;
5. Bertanggung jawab kepada Ketua Panitia.
g. Divisi Umum dan Logistik
1. Menyiapkan segala kelengkapan dengan koordinasi kepada setiap
divisi;
2. Menyiapkan kelengkapan logistik dan mendistribusikan kelengkapan
logistik untuk TPS;
3. Bertanggung jawab kepada Ketua Panitia.

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 9
Bagian Keempat
Larangan, Sanksi dan Pemberhentian Panitia Pemilihan
Paragraf 1
Larangan Panitia Pemilihan
Pasal 9
Panitia Pemilihan Ketua RT dan RW dilarang :
a. Memihak kepada salah satu Calon;
b. Melakukan komunikasi khusus dengan calon atau salah satu Calon terkait
dengan suksesi Calon Ketua RT dan RW atau Tim Suksesnya;
c. Membantu dalam mensukseskan salah satu Calon Ketua RT dan RW;
d. Menerima gratifikasi dari salah satu Calon Ketua RT dan RW atau tim
suksesnya;
e. Melanggar Tata Tertib Panitia Pemilihan Ketua RT dan RW;

Paragraf 2
Sanksi Bagi Panitia Pemilihan
Pasal 10
(1) Bagi setiap anggota Panitia Pemilihan Ketua RT dan RW yang tidak dapat
melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap akan
dikenakan sanksi berupa teguran oleh Ketua Panitia, dan apabila sanksi
teguran tidak diindahkan maka Ketua Panitia akan langsung
memberhentikannya;
(2) Apabila salah satu anggota Panitia Pemilihan melanggar aturan Tata Tertib
Pemilihan, maka akan dikenakan sanksi berupa teguran, dan apabila sanksi
teguran tidak diindahkan maka Ketua Panitia akan langsung memberhenti-
kannya;
(3) Apabila salah satu anggota Panitia Pemilhan Ketua RT dan RW terbukti
memihak kepada salah satu Calon Kepala Desa dan membantu dalam suksesi
salah satu Calon, maka Ketua Panitia akan memberhentikannya langsung dari
kepengurusan Panitia;
(4) Apabila salah satu anggota Panitia terbukti menerima gratifikasi dari salah
satu Calon Ketua RT dan RW atau Tim Suksesnya, maka Ketua Panitia akan
langsung memberhentikannya.
Paragraf 3
Pemberhentian Panitia Pemilihan
Pasal 11
(1) Anggota Panitia Pemilihan berhenti karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri; atau
c. diberhentikan.
(2) Diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c apabila:
a. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota Panitia Pemilihan;

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 10
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan secara berturut-
turut selama 1 (satu) bulan atau berhalangan tetap;
c. tidak menghadiri rapat Panitia Pemilihan yang menjadi tugas dan
kewajibannya selama 3 (tiga) kali berturut-turut tanpa alasan yang jelas;
d. melakukan perbuatan yang terbukti menghambat Panitia Pemilihan
dalam mengambil keputusan dan penetapan sebagaimana ketentuan
peraturan perundang-undangan;
e. telah habis masa tugas.
(3) Pemberhentian anggota yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh Kepala Desa.

Bagian Kelima
Rapat, Quorum dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Pasal 12
Pengambilan keputusan Panitia Pemilihan dilakukan dalam rapat Panitia
Pemilihan.

Pasal 13
(1) Jenis rapat Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 adalah:
a. rapat kerja
b. rapat koordinasi
c. rapat pleno tertutup; dan
d. rapat pleno terbuka.
(2) Rapat Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, adalah rapat
Panitia Pemilihan yang dihadiri oleh Pengurus harian yang terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan/atau divisi-divisi tertentu sesuai tahapan kegiatan dengan
fungsi dan wewenang :
a. mengambil keputusan tentang perkembangan tugas kegiatan pengurus
Panitia pemilihan dan proses pemilihan Ketua RT dan RW;
b. mendengar informasi tentang perkembangan tugas kegiatan pengurus
Panitia pemilihan dan proses pemilihan Ketua RT dan RW;
c. mengevaluasi dan mengambil sikap atas perkembangan tugas kegiatan
pengurus Panitia pemilihan dan proses pemilihan Ketua RT dan RW;
(3) Rapat Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, adalah rapat
Panitia Pemilihan yang dihadiri oleh unsur Kasi Pemerintahan Desa, unsur
Pengawas, dan Bakal Calon atau Calon Ketua RT dan RW, dengan fungsi dan
wewenang :
a. mengkoordinasikan setiap kebijakan dan hasil keputusan Panitia
Pemilihan;
b. menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berkembang dalam
proses kegiatan Pemilihan Calon Ketua RT dan RW;
(4) Rapat Pleno Tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, adalah
rapat Panitia Pemilihan dengan ketentuan dinyatakan sah apabila dihadiri
oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari seluruh anggota Panitia
Pemilihan yang dibuktikan dengan daftar hadir, dengan fungsi dan
wewenang:

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 11
a. mengkaji dan mengevaluasi keputusan-keputusan yang diambil oleh
Pengurus Harian untuk kemudian mengambil dan mempertimbangkan
tindak lanjutnya;
b. mendengar laporan dari seluruh divisi Panitia Pemilihan;
c. membahas dan menjabarkan berbagai kebijakan dan program kerja
terkait Pemilihan Ketua RT dan RW;
d. merumuskan program kerja dan kebijakan;
e. mengambil kebijakan dan keputusan.
(5) Dalam hal Rapat Pleno Tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak
tercapai persetujuan, keputusan Rapat Pleno Tertutup diambil berdasarkan
suara terbanyak.
(6) Rapat Pleno Terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, adalah
rapat Panitia Pemilihan yang dihadiri oleh unsur Kasi Pemerintahan Desa,
unsur Pengawas, dan Bakal Calon atau Calon Ketua RT dan RW, dan/atau
pihak terkait yang diundang dengan fungsi dan wewenang :
a. menetapkan setiap kebijakan dan hasil keputusan Panitia Pemilihan;
b. menginformasikan setiap kebijakan dan hasil keputusan Panitia
Pemilihan.
(7) Ketentuan mengenai tata tertib Rapat Pleno Terbuka sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) adalah :
a. Peserta rapat hadir sesuai dengan waktu yang telah ditentukan;
b. Perwakilan Bakal Calon atau Calon yang diperkenankan hadir adalah
yang memiliki mandat dari setiap Bakal Calon atau Calon Ketua RT dan
RW;
c. Selama rapat berlangsung peserta rapat mematikan handphone atau
menggunakan nada silent atau getar;
d. Penyampaian keberatan atau saran dilaksanakan setelah mendapat izin
dari pimpinan sidang;
e. Peserta rapat tidak boleh menyampaikan keberatan dan saran selama
Panitia Pemilihan menjalankan persidangan;
f. Panitia berhak mengeluarkan peserta rapat yang mengganggu jalannya
rapat dari ruangan sidang;
g. Segala kejadian dalam rapat diberita-acarakan dan ditandatangani oleh
Ketua Panitia, Bakal Calon atau Calon dan diketahui oleh Kepala Desa;

Bagian Keenam
Petugas Pendaftaran Pemilih dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
(KPPS)

Paragraf 1
Petugas Pendaftaran Pemilih
Pasal 14
(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf h,
Panitia Pemilihan dibantu oleh petugas pendaftaran pemilih yang dibentuk
dan ditetapkan dengan keputusan Panitia Pemilihan;

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 12
(2) Petugas pendaftaran pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal
dari unsur Ketua RT/Penjabat Ketua RT dengan jumlah keanggotaan
disesuaikan dengan kebutuhan;
(3) Petugas pendaftaran pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertugas :
a. melakukan pendataan calon pemilih; dan
b. melaporkan hasil pendataan kepada Panitia Pemilihan melalui Divisi
Pendaftaran dan Verifikasi Data Pemilih.

Paragraf 2
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)
Pasal 15
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf o, Panitia
Pemilihan Ketua RT dan RW bertugas secara langsung sebagai Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS);

Pasal 16
(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 KPPS
menyelenggarakan fungsi :
a. menyampaikan surat undangan pemungutan suara;
b. menerima dan memeriksa kelengkapan sarana dan dokumen
pemungutan suara;
c. menyiapkan sarana kelengkapan pelaksanaan pemungutan suara di TPS;
d. menerima surat mandat Saksi Calon Ketua RT dan RW;
e. melaksanakan kegiatan pemungutan suara dan penghitungan suara pada
TPS;
f. mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS;
g. membuat dan menandatangani berita acara tiap tahapan pemungutan
suara dan penghitungan suara;
h. menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara berisi surat suara,
berita acara pemungutan, penghitungan suara dan perlengkapan
lainnya;
(2) Sebelum melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPPS
memulai kegiatan dengan pembukaan berupa arahan dari Ketua Panitia dan
do’a untuk kelancaran kegiatan;

BAB III
PERSYARATAN PEMILIH DAN PENETAPAN PEMILIH
Bagian Kesatu
Persyaratan Pemilih
Pasal 17
(1) Pemilih yang menggunakan hak pilih harus terdaftar sebagai pemilih;
(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat:
a. berdomisili di lingkungan setempat sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan
dengan tidak terputus-putus sampai dengan sebelum disahkannya DPS
Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 13
yang dibuktikan dengan KTP-el atau KK atau surat keterangan
penduduk;
b. penduduk setempat yang pada hari pemungutan suara pemilihan sudah
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah menikah;
c. tidak terganggu jiwa dan ingatannya;
d. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
e. tidak sedang menjalani hukuman pidana atau kurungan berdasarkan
putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap;
f. tidak pernah terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam suatu
kegiatan mengkhianati Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 seperti gerakan
separatis, gerakan inkonstitusional untuk mengubah dasar negara dan
melanggar Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 kecuali
ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Pemilih yang telah terdaftar dalam daftar pemilih ternyata tidak lagi
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak dapat
menggunakan hak memilih;
(4) Pemilih yang tidak terdaftar di DPT dapat melakukan pemilihan dengan
menyerahkan bukti E-KTP yang masih berlaku dan membuktikan sebagai
warga sah di lingkungan setempat sesuai dengan ayat (2).
(5) Pemilih yang tidak terdaftar di DPT dan sudah/pernah menikah sebelum usia
17 tahun dapat melakukan pemilihan dengan menyerahkan bukti Surat
Keterangan dari Kepala Desa.

Pasal 18
(1) Daftar penduduk potensial pemilih dari Pemerintahan Desa, digunakan
sebagai bahan penyusunan daftar pemilih untuk Pemilihan;
(2) Daftar pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimutakhirkan dan
divalidasi oleh Panitia Pemilihan berdasarkan perbaikan dari Petugas
Pendaftaran Pemilih;
(3) Pemutakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan karena:
a. memenuhi syarat usia pemilih, yang sampai dengan hari dan tanggal
pemungutan suara pemilihan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun;
b. belum berumur 17 (tujuh belas) tahun, tetapi sudah/pernah menikah;
c. telah meninggal dunia;
d. pindah domisili ke desa atau RW lain; atau
e. belum terdaftar.
(4) Berdasarkan daftar pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Panitia
Pemilihan melalui Divisi Pendaftaran dan Verifikasi Data Pemilih melakukan
rekapitulasi daftar pemilih hasil pemutakhiran.

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 14
Bagian Kedua
Penetapan Pemilih
Pasal 19
(1) Berdasarkan rekapitulasi daftar pemilih hasil pemutakhiran sebagaimana
dimaksud pada Pasal 18 ayat (4), Panitia Pemilihan menetapkan DPS dalam
rapat pleno terbuka;
(2) Rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihadiri oleh:
a. Panitia Pemilihan;
b. 1 (satu) orang dari utusan Pemerintahan Desa;
c. 1 (satu) orang Pengawas;
d. masing-masing 1 (satu) orang perwakilan pengurus Rukun Tetangga.

Pasal 20
(1) DPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) diumumkan secara luas
oleh Panitia Pemilihan melalui papan pengumuman Rukun Tetangga/Rukun
Warga dan/atau media pengumuman lainnya yang mudah dijangkau oleh
masyarakat, untuk mendapatkan masukan dan tanggapan dari masyarakat
setempat;
(2) Jangka waktu pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama 3
(tiga) hari;
(3) Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), pemilih atau
anggota keluarga atau pihak yang berkepentingan dapat mengajukan usul
perbaikan data Pemilih yang tercantum dalam DPS kepada Panitia Pemilihan;
(4) Selain usul perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), pemilih atau
anggota keluarga dapat memberikan informasi yang meliputi:
e. Pemilih yang terdaftar sudah meninggal dunia;
f. Pemilih sudah tidak berdomisili di lingkungan tersebut;
g. Pemilih yang sudah nikah di bawah umur 17 (tujuh belas) tahun; atau
h. Pemilih yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak memenuhi syarat
sebagai pemilih.
(5) Usul perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan/atau pemberian
informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib disertai dengan
penyerahan bukti dokumen yang sah;
(6) Panitia Pemilihan melakukan verifikasi bukti dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (5);
(7) Dalam hal usul perbaikan dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dan ayat (5) diterima, Panitia Pemilihan segera mengadakan perbaikan DPS.

Pasal 21
(1) Pemilih yang belum terdaftar, secara aktif melaporkan kepada Panitia
Pemilihan melalui pengurus Rukun Tetangga/Rukun Warga setempat;
(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftar sebagai pemilih
tambahan;
(3) Pencatatan data pemilih tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari;

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 15
(4) Daftar pemilih tambahan diumumkan secara luas oleh Panitia Pemilihan
melalui papan pengumuman Rukun Tetangga/Rukun Warga dan/atau media
pengumuman lainnya yang mudah dijangkau oleh masyarakat;
(5) Jangka waktu pengumuman daftar pemilih tambahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilaksanakan selama 3 (tiga) hari terhitung sejak berakhirnya
jangka waktu penyusunan data pemilih tambahan.

Pasal 22
(1) Panitia Pemilihan melakukan rekapitulasi DPS hasil perbaikan serta daftar
pemilih tambahan dan menetapkan DPT dalam rapat pleno terbuka;
(2) Rapat pleno terbuka sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihadiri oleh:
a. Panitia Pemilihan;
b. Bakal Calon atau Calon;
c. 1 (satu) orang Pengawas;
d. 1 (satu) orang unsur Pemerintah Desa;
e. masing-masing 1 (satu) orang perwakilan pengurus Rukun Tetangga/
Rukun Warga;
f. 1 (satu) orang koordinator tim sukses.
(3) Panitia Pemilihan menyampaikan hasil rekapitulasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepada Kepala Desa;
(4) DPT yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pada
masing-masing lembar diparaf oleh para Bakal Calon atau Calon dan disahkan
oleh Ketua dan Sekretaris Panitia Pemilihan;
(5) DPT yang telah ditetapkan dan disahkan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), diumumkan secara luas oleh Panitia Pemilihan melalui papan
pengumuman di tempat-tempat strategis melalui media pengumuman
lainnya yang mudah dijangkau oleh masyarakat;
(6) Jangka waktu pengumuman Daftar Pemilih Tetap sebagaimana dimaksud
pada ayat (5), selama 3 (tiga) hari terhitung sejak berakhirnya jangka waktu
penyusunan DPT.

Pasal 23
Untuk keperluan pemungutan suara di TPS, Panitia menyusun salinan DPT untuk
TPS.

Pasal 24
Rekapitulasi jumlah pemilih tetap, digunakan sebagai bahan penyusunan
kebutuhan surat suara dan alat perlengkapan pemilihan.

Pasal 25
DPT yang sudah disahkan oleh panitia pemilihan tidak dapat diubah, kecuali ada
pemilih yang meninggal dunia, Panitia Pemilihan membubuhkan catatan dalam DPT
pada kolom keterangan "meninggal dunia".

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 16
BAB IV
PENCALONAN
Paragraf 1
Penjaringan Bakal Calon
Pasal 26
(1) Panitia pemilihan melakukan penjaringan Bakal Calon Ketua RT dan RW
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf i, dengan cara :
a. mengumumkan/mensosialisasikan pelaksanaan pemilihan Ketua RT dan
RW kepada masyarakat setempat; dan
b. menerima pendaftaran Bakal Calon Ketua RT dan RW.
(2) Penjaringan Bakal Calon Ketua RT dan RW sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan paling lama dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak
pengumuman pendaftaran Bakal Calon Ketua RT dan RW;
(3) Jumlah Bakal Calon Ketua RT dan RW hasil penjaringan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) paling sedikit 2 (dua) orang;
(4) Bakal Calon Ketua RT dan RW sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan dalam berita acara dan diumumkan kepada masyarakat;
(5) Apabila sampai batas akhir waktu penjaringan ternyata Bakal Calon Ketua RT
dan RW kurang dari 2 (dua) orang, maka ditetapkan sebagai Ketua RT dan
RW secara aklamasi;
(6) Dalam hal Bakal Calon yang memenuhi persyaratan tetap kurang dari 2 (dua)
orang setelah perpanjangan waktu pendaftaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (5), Panitia Pemilihan mengambil kebijakan dengan persetujuan Kepala
Desa;

Paragraf 2
Pendaftaran Bakal Calon
Pasal 27
(1) Bakal Calon Ketua RT dan RW mengajukan surat permohonan mencalonkan
diri sebagai Calon Ketua RT atau RW secara tertulis, di atas kertas segel atau
bermaterai cukup;
(2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada
Panitia Pemilihan dengan dilampiri berkas kelengkapan persyaratan
administrasi Bakal Calon Ketua RT dan RW secara langsung;
(3) Bakal Calon Ketua RT dan RW wajib memenuhi persyaratan sebagai bagian
dari kelengkapan persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), yaitu sebagai berikut :
a. Warga Negara Republik Indonesia;
b. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dibuktikan dengan Surat
Pernyataan bermaterai cukup;
c. Setia dan taat kepada Pancasila sebagai dasar negara dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dibuktikan
dengan Surat Pernyataan bermaterai cukup;
d. Berpendidikan minimal Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
dan/atau sederajat yang dibuktikan dengan menunjukkan Ijazah/Surat

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 17
Tanda Tamat Belajar (STTB) aslinya yang legal dan resmi dari mulai
Sekolah Dasar (SD) dan/atau sederajat, dilengkapi dengan photo
copinya yang telah dilegalisir oleh dinas/instansi yang berwenang;
e. Berusia paling rendah 21 (dua puluh satu) tahun pada saat mendaftar
atau pernah menikah dan paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun, yang
dibuktikan dengan menyerahkan surat Akte Kelahiran dan KTP-el ;
f. Terdaftar sebagai penduduk Desa Linggar dan bertempat tinggal tetap di
wilayah pemilihan/lingkungan setempat paling singkat 12 (dua belas)
bulan dengan tidak terputus atau berpindah tempat sebelum
pendaftaran, dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Kepala Desa dan
dilengkapi dengan foto copy Kartu Keluarga dan E-KTP yang dilegalisir;
g. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat Keterangan
dokter (Puskesmas);
h. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat Keterangan catatan
kepolisian (SKCK) dari Pejabat yang berwenang (POLSEK);
i. Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat setempat, dibuktikan
dengan Surat Keterangan dari Kepala Desa;
j. Daftar riwayat hidup dan biodata Bakal Calon;
k. Pas Photo 4 buah ukuran 4 x 6 dan/atau ukuran lainnya sesuai
kebutuhan;
l. Bersedia menjadi calon Ketua RT dan/atau Ketua RW, dibuktikan dengan
Surat Pernyataan bermaterai cukup;
m. Belum pernah menjabat sebagai Ketua RT atau Ketua RW bagi masing-
masing Bakal Calon sesuai jenjangnya selama 2 (dua) kali masa jabatan
secara berturut-turut atau tidak berturut-turut, yang dibuktikan dengan
Surat Keterangan dari Pejabat yang berwenang (Kepala Desa);
n. Siap menerima dan mengakui hasil pemilihandengan sadar dan penuh
tanggung jawab, yang dibuktikan dengan Surat Pernyataan bermaterai
cukup;
o. Surat persetujuan dari isteri/suami bagi yang sudah berkeluarga
dan/atau orang tua bagi yang belum berkeluarga bermaterai cukup;
p. Tidak sedang menjabat sebagai perangkat Desa, pengurus Badan Usaha
Milik Desa, BPD dan jenis LKD lainnya, dibuktikan dengan Surat
Keterangan dari Kepala Desa bermaterai cukup.
(4) Format berkas permohonan dan kelengkapan persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), dan ayat (3) ditetapkan oleh Panitia Pemilihan;
(5) Bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus hadir pada saat
pendaftaran;
(6) Dalam hal bakal calon tidak hadir, pendaftaran yang disampaikan oleh selain
bakal calon tidak diterima, kecuali ketidakhadiran tersebut disebabkan
halangan yang tidak dapat dihindari yang dibuktikan berdasarkan surat
keterangan dari yang berwenang;

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 18
Paragraf 3
Tugas Panitia Pendaftaran
Pasal 28
Panitia Pemilihan dalam pendaftaran Bakal Calon bertugas:
a. menerima berkas kelengkapan persyaratan pendaftaran dari bakal calon
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3);
b. mencatat dalam buku registrasi pendaftaran bakal calon paling sedikit
meliputi:
1. nama bakal calon;
2. hari, tanggal dan waktu penerimaan;
3. alamat dan nomor telepon bakal calon.
c. memeriksa kelengkapan berkas persyaratan sebagaimana dimaksud pada
huruf a; dan
d. memberikan tanda bukti penerimaan pendaftaran sebagai Bakal Calon.

Pasal 29
(1) Kegiatan Pendaftaran Bakal Calon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
dibuka tanggal 11 April 2023, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tempat : Sekretariat Panitia Pemilihan Ketua RT dan RW
Rumah Farhan Jazmi (Sekretaris) Kp. Babakan Cereme
RT 006 RW 006 Desa Linggar Kec. Rancaekek Kab. Bandung
b. Waktu : Pukul 09.00 s.d. 17.00 WIB
(2) Berkas pendaftaran Bakal Calon yang tidak lengkap tidak dapat diterima oleh
Panitia dan dianjurkan untuk melengkapinya sebelum masa pendaftaran
berakhir;
(3) Kegiatan Pendaftaran Bakal Calon ditutup tanggal 18 April 2023 Pukul 18.00
WIB (Waktu Indonesia Barat).

Paragraf 4
Penelitian Persyaratan Bakal Calon
Pasal 30
(1) Panitia Pemilihan melakukan penyaringan melalui penelitian persyaratan
administrasi terhadap kelengkapan dan keabsahan dokumen persyaratan
Bakal Calon;
(2) Dalam hal diperlukan koordinasi dan/atau klarifikasi dengan pihak
perorangan, instansi/lembaga lain dalam melakukan penelitian dokumen
persyaratan Bakal Calon, Panitia Pemilihan melakukan klarifikasi dan
koordinasi;
(3) Penelitian syarat administrasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan
sesuai jadwal yang telah ditetapkan;

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 19
Paragraf 5
Penetapan Calon, Pengundian Nomor Urut, dan Pengumuman
Pasal 31
(1) Panitia Pemilihan menuangkan hasil penelitian syarat administrasi dan
penetapan calon dalam Berita Acara Penetapan Calon Ketua RT dan RW;
(2) Berdasarkan Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Panitia
Pemilihan menetapkan paling sedikit 2 (dua) orang calon yang berhak dipilih
dengan Surat Keputusan Panitia Pemilihan;
(3) Penetapan Calon Ketua RT dan RW disertai dengan penentuan nomor urut
melalui undian secara terbuka oleh Panitia Pemilihan;
(4) Pengundian nomor urut calon sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dihadiri
oleh:
a. Para calon, dengan didampingi isteri/suami;
b. Panitia Pemilihan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan anggota paling
sedikit 2 (dua) orang;
c. 1 (satu) orang Pengawas;
d. 1 (satu) orang utusan Pemerintah Desa;
e. 2 (dua) orang unsur Pengamanan Desa;
f. 1 (satu) orang koordinator Tim Sukses dari masing-masing Calon;
g. 1 (satu) orang pengurus RT dari masing-masing RT;
h. 1 (satu) orang perwakilan tokoh masyarakat dari setiap RT.
(5) Nomor urut calon sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bersifat tetap dan
menjadi dasar Panitia Pemilihan dalam pengadaan surat suara;
(6) Panitia Pemilihan menyampaikan salinan penetapan calon sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada Calon;
(7) Calon yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diumumkan secara terbuka kepada masyarakat oleh Panitia Pemilihan
melalui media-media yang memungkinkan, efektif dan efisien;
(8) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (8) bersifat final dan
mengikat.

Pasal 32
(1) Calon dilarang mengundurkan diri terhitung sejak ditetapkan sebagai calon
oleh Panitia Pemilihan;
(2) Dalam hal calon mengundurkan diri setelah ditetapkan oleh Panitia
Pemilihan, terhadap calon yang mengundurkan diri dikenai sanksi
administratif berupa penggantian biaya pemilihan;
(3) Besaran penggantian biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berdasarkan hasil rapat Panitia Pemilihan dengan Kepala Desa yang dihadiri
calon yang mengundurkan diri;
(4) Hasil rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan ke dalam Berita
Acara dan dilaporkan oleh Panitia Pemilihan kepada Kepala Desa;

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 20
BAB V
KAMPANYE
Bagian Kesatu
Kampanye
Pasal 33
(1) Calon Ketua RT dan RW dapat melakukan kampanye sesuai dengan kondisi
sosial budaya masyarakat Desa;
(2) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam jangka
waktu 7 (tujuh) hari terhitung pada tanggal 23 – 30 April 2023;
(3) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan prinsip
jujur, terbuka, dialogis, bertanggung jawab dan menjaga keamanan
lingkungan.

Pasal 34
(1) Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) memuat visi dan
misi calon apabila terpilih sebagai Ketua RT dan RW;
(2) Visi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keinginan yang ingin
diwujudkan dalam jangka waktu masa jabatan Ketua RT dan RW;
(3) Misi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi program yang akan
dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2).

Pasal 35
(1) Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dapat dilakukan
dengan meliputi:
a. pertemuan terbatas;
b. pertemuan tatap muka;
c. dialog;
d. penyebaran bahan kampanye kepada umum;
e. pemasangan tanda gambar Calon Ketua RT dan RW;
f. pemasangan alat peraga di tempat kampanye dan di tempat lain yang
ditentukan oleh panitia pemilihan; dan
g. kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan.

Pasal 36
(1) Kampanye melalui pertemuan terbatas atau tatap muka atau dialog
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c,
dilaksanakan di tempat yang ditentukan oleh Panitia Pemilihan Ketua RT dan
RW dengan ketentuan:
a. membatasi jumlah peserta yang hadir secara keseluruhan paling banyak
30 (tiga puluh) orang;
b. menjaga keamanan lingkungan.
c. Tidak melakukan kampanye hitam (black campaign) kepada calon yang
lain.

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 21
(2) Kampanye melalui pertemuan terbatas atau tatap muka atau dialog
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c,
dilaksanakan dengan mekanisme:
a. pelaksanaan kampanye dipandu oleh Tim Pemandu yang ditetapkan oleh
Panitia Pemilihan;
b. setiap Calon Ketua RT dan RW menyampaikan pidato atau orasi materi
kampanye dengan durasi maksimal 15 menit;
c. Calon Ketua RT dan RW dalam pidato atau orasi dan menjawab
pertanyaan tidak boleh menyinggung, menyudutkan, dan/atau mengejek
salah satu calon.

Pasal 37
(1) Penyebaran bahan kampanye kepada umum dapat dilakukan pada setiap
metode kampanye oleh Calon atau pelaksana kampanye;
(2) Bahan kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disertai dengan
identitas Calon Ketua RT dan RW berupa nama, gambar, nomor urut dan
pesan Calon Ketua RT dan RW;

Pasal 38
(1) Kampanye melalui pemasangan tanda gambar Calon dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. dilakukan di lingkungan setempat oleh Panitia Pemilihan; dan
b. dilakukan di lingkungan TPS oleh KPPS.
(2) Pemasangan Spanduk, Pamplet, Brosur dan alat peraga lainnya dilarang
sebelum waktunya kampanye kecuali di rumah Calon atau Sekretariat Tim
Calon.

Pasal 39
(1) Dalam melaksanakan proses kampanye, setiap Calon Ketua RT dan RW
diperbolehkan untuk membentuk Tim Sukses Calon dengan fungsi dan
tanggung jawab :
a. Membantu Calon Ketua RT dan RW dalam melaksanakan proses kegiatan
kampanye Calon;
b. Mewakili Calon Ketua RT dan RW dalam rapat-rapat koordinasi yang
diselenggarakan oleh Panitia Pemilihan terkait dengan sosialisasi dan
klarifikasi proses penyelenggaraan Pemilihan Ketua RT dan RW;
c. Bertanggung jawab dalam menjaga stabilitas keamanan, ketertiban
proses pemilihan Ketua RT dan RW.
(2) Dalam melaksanakan proses kampanye, setiap Calon Ketua RT dan RW
diperbolehkan untuk menetapkan tempat kesekretariatan atau posko
pemenangan maksimal sebanyak 2 titik/tempat;
(3) Calon Ketua RT dan RW harus melaporkan Tim Sukses dan tempat
kesekretariatan/posko kepada Panitia Pemilihan maksimal 2 (dua) hari
setelah ditetapkan sebagai Calon dan nomor urut Calon.

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 22
(4) Personalia Tim Sukses Calon Ketua RT dan RW dipimpin oleh satu orang
Koordinator/Ketua Tim Sukses yang dilaporkan ke Panitia Pemilihan.
(5) Koordinator atau Ketua Tim Sukses bertanggung jawab terhadap
konstituennya dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban Pemilihan
Ketua RT dan RW.

Pasal 40
(1) Pelaksana kampanye dilarang:
a. mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
b. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
c. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, dan/atau calon yang
lain;
d. menghasut dan mengadu-domba perseorangan atau masyarakat;
e. mengganggu ketertiban umum;
f. mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan
penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota
masyarakat, dan/atau calon yang lain;
g. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga Kampanye Calon lain;
h. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat
pendidikan;
i. membawa atau menggunakan gambar dan/atau atribut calon lain selain
dari gambar dan/atau atribut calon yang bersangkutan;
j. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta
kampanye;
k. melakukan kampanye dalam bentuk kegiatan bazar, konser, pertunjukan
seni budaya, pawai kendaraan bermotor atau arak-arakan serta kegiatan
lomba dan olahraga bersama;
l. melakukan segala bentuk kegiatan yang berpotensi menciptakan
kerumunan dan sulit menjaga jarak yaitu deklarasi, iring-iringan, konvoi
dan mengundang massa pendukung baik di dalam maupun di luar
ruangan.
(2) Pelaksana kampanye dalam kegiatan kampanye dilarang mengikutsertakan:
a. kepala desa/penjabat kepala desa;
b. perangkat desa;
c. anggota BPD;
d. anggota KPPS; dan
e. unsur lembaga kemasyarakatan desa.

Pasal 41
(1) Pelaksana kampanye yang melanggar larangan kampanye dikenai sanksi:
a. peringatan tertulis apabila pelaksana kampanye melanggar larangan
walaupun belum terjadi gangguan; dan

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 23
b. penghentian kegiatan kampanye di tempat terjadinya pelanggaran atau
di suatu wilayah yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap
keamanan yang berpotensi menyebar ke wilayah lain.
(2) Peringatan tertulis dan penghentian kegiatan kampanye dilakukan oleh
Panitia dengan diketahui oleh Kepala Desa.

Bagian Kedua
Masa Tenang
Pasal 42
(1) Masa tenang yaitu hari yang tidak boleh digunakan oleh calon yang berhak
dipilih, masyarakat pemilih atau tim suksesnya untuk mengkampanyekan
calon baik siang ataupun malam hari;
(2) Masa tenang berlangsung selama 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal
pemungutan suara;
(3) Terhitung sejak waktu mulai diberlakukannya masa tenang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) segala atribut-atribut para calon harus dicabut dan
dibersihkan oleh Tim Sukses Calon, Panitia Pemilihan dibantu oleh Pengawas.

BAB VI
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 43
(1) Hari dan tanggal pemungutan suara ditetapkan oleh Panitia Pemilihan yaitu
pada hari Ahad tanggal 07 Mei 2023;
(2) Pemungutan Suara di TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
mulai pukul 07.00 Waktu Indonesia Barat (WIB) sampai dengan pukul 13.00
Waktu Iindonesia Barat (WIB).
(3) Dalam hal pemilih tidak dapat melakukan proses pemungutan suara sampai
pukul 13.00 WIB, karena suatu alasan yang tidak dapat dihindari, diberikan
toleransi waktu sampai pukul 14.30 WIB dengan membawa Surat Keterangan
dari Kepala Desa yang diserahkan kepada Panitia Pemilihan 1 (satu) hari
sebelum pemungutan suara serta dibuatkan berita acara yang memuat
kesiapan atau kesediaan waktu untuk melakukan proses pemilihan.

Pasal 44
(1) Penghitungan Suara dilaksanakan pada hari yang sama dengan pelaksanaan
Pemungutan Suara di TPS;
(2) Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
setelah berakhirnya waktu pelaksanaan Pemungutan Suara di TPS.

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 24
Bagian Kedua
Pemilih dan TPS
Pasal 45
(1) Pemilih yang berhak memberikan suara di TPS, yaitu Pemilih yang terdaftar
dalam DPT di TPS yang bersangkutan;
(2) Pemilih yang terdaftar dalam DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memberikan suaranya di TPS tempat Pemilih terdaftar dalam DPT;
(3) Dalam memberikan suara di TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pemilih menyerahkan Surat Undangan Memilih kepada KPPS;
(4) Dalam hal Pemilih yang terdaftar dalam DPT tidak dapat menyerahkan Surat
Undangan Memilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pemilih wajib
menunjukkan KTP-el atau Surat Keterangan.

Bagian Ketiga
Pemungutan Suara
Paragraf 1
Pengumuman dan Penyampaian Surat Undangan Memilih
Pasal 46
(1) Ketua KPPS wajib mengumumkan hari, tanggal, dan waktu Pemungutan
Suara, dan tempat TPS kepada Pemilih paling lambat 5 (lima) hari sebelum
hari Pemungutan Suara;
(2) Pengumuman hari, tanggal, dan waktu Pemungutan Suara di TPS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan menurut tata cara yang lazim
digunakan di lingkungan setempat.

Pasal 47
(1) Ketua KPPS menyampaikan Surat Undangan Memilih kepada pemilih yang
terdaftar dalam DPT, di wilayah kerjanya paling lambat 3 (tiga) hari sebelum
hari Pemungutan Suara;
(2) Dalam Surat Undangan Memilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
disebutkan adanya kemudahan bagi penyandang disabilitas dalam
memberikan suara di TPS;
(3) Pemilih menandatangani tanda terima penyerahan Surat Undangan Memilih
sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
(4) Dalam hal pemilih tidak berada di tempat tinggalnya, ketua KPPS dapat
menyampaikan Surat Undangan Memilih kepada keluarganya dan diminta
untuk menandatangani tanda terima;
(5) Dalam hal sampai dengan 1 (satu) hari sebelum hari Pemungutan Suara
pemilih belum menerima Surat Undangan Memilih, pemilih dapat mengambil
di KPPS/Panitia Pemilihan.

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 25
Pasal 48
(1) Dalam hal sampai dengan 1 (satu) hari sebelum hari Pemungutan Suara
terdapat Surat Undangan Memilih yang tidak dapat diserahkan kepada
Pemilih, Panitia membuat Berita Acara pengembalian Surat Undangan
Memilih.
(2) Dalam hal terdapat pemilih yang belum menerima Surat Undangan Memilih
sampai dengan 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan suara, Pemilih yang
bersangkutan dapat meminta Surat Undangan Memilih kepada Panitia
Pemilihan;
(3) Panitia meneliti nama pemilih yang belum menerima Surat Undangan
Memilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam DPT, dan mencocokkan
dengan KTP-el atau Surat Keterangan;
(4) Dalam hal pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam
DPT, Ketua KPPS memberikan Surat Undangan Memilih kepada Pemilih;
(5) Pemilih yang belum menerima atau kehilangan Surat Pemberitahuan
Pemungutan Suara, dapat menggunakan hak pilih pada hari Pemungutan
Suara dengan menunjukkan KTP-el atau Surat Keterangan;

Paragraf 2
Penyiapan TPS
Pasal 49
(1) TPS dibuat di tempat yang mudah dijangkau, termasuk oleh penyandang
disabilitas, dan menjamin setiap pemilih dapat memberikan suaranya secara
langsung, umum, bebas dan rahasia;
(2) Pembuatan TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sudah selesai
paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari Pemungutan Suara;
(3) Dalam pembuatan TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPPS/Panitai
Pemilihan dapat bekerja sama dengan masyarakat.

Pasal 50
(1) Ukuran TPS ditetapkan oleh Panitia Pemilihan;
(2) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi tanda batas dengan
menggunakan tali atau tambang atau bahan lain;
(3) Pintu masuk dan keluar TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dapat menjamin akses gerak bagi Pemilih penyandang disabilitas yang
menggunakan kursi roda;
(4) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diadakan di ruang terbuka
dan/atau ruang tertutup, dengan ketentuan:
a. apabila di ruang terbuka, tempat duduk ketua KPPS dan anggota KPPS,
Pemilih, dan Saksi dapat diberi pelindung terhadap panas matahari,
hujan, dan tidak memungkinkan orang lalu lalang di belakang Pemilih
pada saat memberikan suara di Bilik Suara; atau
b. apabila di ruang tertutup, luas TPS harus mampu menampung
pelaksanaan rapat Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS, dan

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 26
posisi Pemilih membelakangi tembok/dinding pada saat memberikan
suara di Bilik Suara.
(5) Dalam hal pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf b, dilakukan dalam keadaan kurang
penerangan, perlu ditambah alat penerangan yang cukup;
(6) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan sarana dan
prasarana:
a. ruangan atau tenda;
b. alat pembatas transparan pada meja KPPS untuk menghindari kontak
langsung antara KPPS dengan Pemilih;
c. papan pengumuman untuk memasang:
1. daftar Calon yang memuat nomor urut, foto, nama, serta visi dan
misi Calon; dan
2. salinan DPT;
d. tempat duduk dan meja ketua dan anggota KPPS;
e. meja untuk menempatkan kotak suara dan Bilik Suara;
f. tempat duduk Pemilih, Saksi, Pengawas; dan
g. alat penerangan yang cukup.

Pasal 51
(1) TPS dapat dibuat di halaman atau ruangan/gedung sekolah, balai pertemuan
masyarakat, ruangan/gedung tempat pendidikan lainnya, gedung atau kantor
milik pemerintah dan non pemerintah termasuk halamannya;
(2) Pembuatan TPS di tempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terlebih
dahulu harus mendapat izin dari pengurus/pimpinan atau pihak yang
berwenang atas gedung/kantor tersebut;
(3) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang dibuat di dalam ruangan
tempat ibadah;
(4) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlokasi di halaman Rumah KH
Salim Husin Allohu Yarham Kp. Bojong Kalong RT 04 RW 06;

Pasal 52
(1) KPPS menyiapkan dan mengatur:
a. tempat duduk Pemilih yang menampung paling sedikit 25 (dua puluh
lima) orang, yang ditempatkan di dekat pintu masuk TPS;
b. meja dan tempat duduk ketua KPPS, dan anggota KPPS;
c. tempat duduk untuk Pemilih, Saksi dan Panwas Pilkades yang
ditempatkan di dalam TPS, dan untuk Pemantau Pemilihan ditempatkan
di luar TPS;
d. meja untuk tempat kotak suara yang ditempatkan di dekat pintu keluar
TPS, dengan jarak kurang lebih 3 (tiga) meter dari tempat duduk ketua
KPPS dan berhadapan dengan tempat duduk Pemilih;
e. meja kotak suara tidak terlalu tinggi sehingga kotak suara bisa dicapai
oleh umumnya Pemilih, dan Pemilih yang menggunakan kursi roda;

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 27
f. Bilik Suara yang ditempatkan berhadapan dengan tempat duduk ketua
KPPS dan Saksi, dengan ketentuan jarak antara Bilik Suara dengan batas
lebar TPS paling sedikit 1 (satu) meter;
g. meja tempat Bilik Suara, dibuat berkolong di bawah meja yang
memungkinkan Pemilih berkursi roda dapat mencapai meja Bilik Suara
dengan leluasa;
h. papan pada saat Pemungutan Suara ditempatkan di dekat pintu masuk
untuk memasang:
1. daftar Calon yang memuat nomor urut, foto, nama, serta visi dan
misi Calon; dan
2. salinan DPT;
i. papan sebagaimana dimaksud dalam huruf h, digunakan untuk
memasang formulir catatan pelaksanaan pemungutan dan penghitungan
suara di TPS pada saat Penghitungan Suara;
j. papan nama TPS ditempatkan di dekat pintu masuk TPS di sebelah luar
TPS; dan
k. tambang, tali, kayu atau bambu untuk membuat batas TPS.

Paragraf 3
Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara
Pasal 53
(1) KPPS memastikan perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara, dan
perlengkapan lainnya sudah tersedia paling lambat pada hari dan waktu
sebelum pelaksanaan Pemungutan Suara;
(2) Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
a. kotak suara;
b. surat suara;
c. tinta;
d. bilik suara;
e. segel;
f. alat untuk memberi tanda pilihan; dan
g. TPS.
(3) Perlengkapan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. sampul kertas;
b. tanda pengenal KPPS, petugas ketertiban TPS dan Saksi;
c. karet pengikat Surat Suara;
d. lem/perekat;
e. kantong plastik;
f. ballpoint;
g. gembok/kabel ties/alat pengaman lainnya;
h. spidol;
i. stiker nomor kotak suara;
j. tali pengikat alat pemberi tanda pilihan;
k. alat bantu tuna netra;
l. formulir lainnya.

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 28
(4) Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS bertanggung jawab terhadap
keamanan perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS;
(5) Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b, huruf c, huruf e dan huruf f, dan perlengkapan lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, huruf c, huruf e, huruf j, huruf
k, dan huruf l berada di dalam kotak suara;
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perlengkapan Pemungutan dan
Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan perlengkapan
lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Panitia
Pemilihan.

Paragraf 4
Pembagian Tugas KPPS
Pasal 54
(1) Ketua KPPS memberikan penjelasan kepada anggota KPPS mengenai:
a. tata cara pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS; dan
b. pembagian tugas anggota KPPS.
(2) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lambat
1 (satu) hari sebelum hari Pemungutan Suara;
(3) Dalam hal ketua KPPS berhalangan pada hari Pemungutan Suara, anggota
KPPS memilih salah satu anggota KPPS sebagai ketua KPPS;
(4) Dalam hal terdapat 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) orang anggota KPPS
berhalangan pada hari Pemungutan Suara, pembagian tugas masing-masing
anggota KPPS ditetapkan oleh ketua KPPS;
(5) Dalam hal anggota KPPS yang berhalangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) lebih dari 2 (dua) orang, sehingga jumlah anggota KPPS kurang dari 2
(dua) orang, dilakukan penggantian anggota KPPS;
(6) KPPS dibantu 2 (dua) orang petugas ketertiban TPS yang bertugas menjaga
ketenteraman, ketertiban dan keamanan di TPS;
(7) Dalam melaksanakan tugasnya, petugas ketertiban TPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (6), berada di depan pintu masuk TPS dan di depan pintu
keluar TPS;
(8) Pembagian tugas anggota KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
adalah sebagai berikut :
a. ketua sebagai anggota kesatu memimpin pelaksanaan pemungutan
suara di TPS;
b. anggota kedua bertugas membantu Ketua KPPS, mencocokkan surat
panggilan dengan DPT, memberikan surat suara, dan menyiapkan Berita
Acara;
c. anggota ketiga bertugas menerima pemilih yang akan masuk ke TPS,
membubuhkan nomor urut kedatangan pada surat panggilan, mendata
pemilih dan memeriksa tanda khusus pada jari tangan pemilih;
d. anggota keempat bertugas mengatur pemilih yang menunggu giliran
untuk memberikan suara dan pemilih yang akan menuju bilik suara;
e. anggota kelima bertugas mengatur pemilih yang akan memasukkan
surat suara ke dalam kotak suara dan memberikan tanda khusus/tinta
pada jari pemilih;
Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 29
f. anggota lainnya bertugas sesuai dengan keperluan dan kebutuhan
pelayanan TPS.

Paragraf 5
Kegiatan Sebelum Rapat Pemungutan Suara
Pasal 55
Sebelum rapat Pemungutan Suara, ketua KPPS bersama dengan anggota KPPS yang
hadir melaksanakan kegiatan:
a. memeriksa TPS dan perlengkapannya;
b. memasang daftar Calon yang memuat nomor urut, foto, nama, serta visi dan
misi Calon, dan salinan DPT pada papan pengumuman;
c. menempatkan kotak suara yang berisi Surat Suara beserta kelengkapan
administrasinya di depan meja ketua KPPS;
d. mempersilakan dan mengatur pemilih untuk menempati tempat duduk yang
telah disediakan;
e. menerima surat mandat dari Saksi; dan
f. memberikan salinan DPT kepada Saksi dan Panwas Pilkades yang sudah hadir.

Paragraf 6
Pelaksanaan Rapat Pemungutan Suara
Pasal 56
(1) Peserta rapat Pemungutan Suara terdiri atas:
a. KPPS;
b. Pemilih;
c. Saksi; dan
d. Pengawas.
(2) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berjumlah 1 (satu) orang
untuk setiap Calon;
(3) Dalam melaksanakan tugasnya, Saksi dilarang mengenakan atau membawa
atribut yang memuat nomor, nama calon, foto calon, atau mengenakan
seragam dan/atau atribut lain yang mencitrakan pendukung atau menolak
peserta Pemilihan;
(4) Rapat Pemungutan Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimulai pada
pukul 07.00 Waktu Indonesia Barat (WIB);
(5) Apabila pada pukul 07.00 Waktu Indonesia Barat (WIB) sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) Saksi, Pemilih dan/atau Pengawas belum hadir, rapat
Pemungutan Suara ditunda sampai dengan kehadiran Saksi, Pemilih dan/atau
Pengawas, atau paling lama 30 (tiga puluh) menit;
(6) Apabila sampai dengan waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) Saksi, Pemilih dan/atau Pengawas belum hadir, rapat Pemungutan
Suara dibuka dan dilanjutkan dengan Pemungutan Suara.

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 30
Pasal 57
Agenda rapat Pemungutan Suara terdiri atas:
a. Arahan dari Ketua dan doa anggota KPPS;
b. pembukaan perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara;
c. penjelasan mengenai tata cara pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan
Suara.

Pasal 58
(1) Dalam melaksanakan agenda rapat Pemungutan Suara, ketua KPPS:
a. membuka perlengkapan Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara,
meliputi:
1. membuka kotak suara, mengeluarkan seluruh isi kotak suara di atas
meja secara tertib dan teratur, mengidentifikasi dan menghitung
jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan, dan memeriksa sampul
yang berisi Surat Suara masih dalam keadaan disegel;
2. memperlihatkan kepada Pemilih dan Saksi serta Panwas Pilkades
yang hadir bahwa kotak suara benar-benar telah kosong, menutup
kembali, mengunci kotak suara dan meletakkannya di tempat yang
telah ditentukan;
3. memperlihatkan kepada Pemilih dan Saksi serta Panwas Pilkades
yang hadir bahwa sampul yang berisi Surat Suara dan formulir
masih dalam keadaan disegel; dan
4. menghitung dan memeriksa kondisi seluruh Surat Suara termasuk
Surat Suara cadangan sebanyak 2,5% (dua koma lima persen) dari
jumlah Pemilih yang tercantum dalam DPT, dan membubuhkan
paraf pada Surat Suara yang akan digunakan;
b. memberikan penjelasan kepada Pemilih dan Saksi serta Panitia
Pengawas mengenai:
1. jumlah Surat Suara yang diterima;
2. tata cara pemberian suara; dan
3. tata cara penyampaian keberatan oleh Saksi, Panwas Pilkades atau
warga masyarakat/Pemilih.
c. memberikan penjelasan sebagaimana dimaksud dalam huruf b angka 2
secara berulang-ulang selama pelaksanaan Pemungutan Suara.
(2) Ketua KPPS memastikan petugas ketertiban TPS dan anggota KPPS berada
pada tempat sesuai dengan tugasnya.

Pasal 59
(1) Penjelasan ketua KPPS kepada Pemilih meliputi:
a. format/isi Surat Suara yang memuat nomor urut, pas foto, dan nama
calon;
b. pemilih memberikan suara di bilik suara;
c. tata cara pemberian tanda pada Surat Suara;
d. dalam hal Surat Suara diterima oleh Pemilih dalam keadaan rusak atau
pemilih keliru dalam memberikan suara, Pemilih dapat meminta Surat

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 31
Suara pengganti kepada ketua KPPS, dan hanya mendapat 1 (satu) kali
penggantian;
e. pemberian tinta menggunakan alat tetes pada salah satu jari tangan
pemilih hingga mengenai seluruh bagian kuku setelah pemilih
memberikan suara;
f. pemilih yang memberikan suara yaitu pemilih yang namanya tercantum
dalam salinan DPT;
g. kesempatan untuk memberikan suara kepada pemilih berdasarkan
prinsip urutan kehadiran pemilih; dan
h. larangan menggunakan telepon genggam dan/atau alat perekam gambar
lainnya di bilik suara.
(2) Tata cara pemberian suara pada Surat Suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c ditetapkan sebagai berikut:
a. memastikan Surat Suara yang diterima telah diparaf oleh ketua KPPS;
b. pemberian suara dilakukan dengan cara mencoblos;
c. menggunakan alat coblos yang telah disediakan berupa paku; dan
d. pemberian suara pada Surat Suara dilakukan dengan cara mencoblos 1
(satu) kali pada kolom yang berisi nomor urut, pas foto, dan nama Calon.

Pasal 60
(1) Jumlah pemilih di dalam lokasi TPS pada satu waktu diatur sesuai dengan
kapasitas TPS;
(2) Petugas ketertiban TPS yang bertugas di depan pintu masuk TPS
mengarahkan pemilih untuk memastikan namanya tercantum dalam salinan
DPT;
(3) Dalam hal pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
salinan DPT, petugas ketertiban mengarahkan Pemilih untuk masuk ke TPS;
(4) Anggota KPPS meneliti nama pemilih pada Surat Undangan Memilih dan
mencocokkan dengan KTP-el atau Surat Keterangan;
(5) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat menggunakan hak pilih
pada hari Pemungutan Suara dengan menunjukkan KTP-el atau Surat
Keterangan;
(6) Anggota KPPS dan petugas ketertiban TPS menghimbau kepada pemilih
untuk tidak berkerumun di lingkungan TPS sebelum dan sesudah melakukan
pemberian suara.

Paragraf 7
Pemberian Suara
Pasal 61
(1) Setelah memberikan penjelasan sebagaimana dimaksud pada Pasal 59 ayat
(1), ketua KPPS:
a. membubuhkan paraf Surat Suara pada tempat yang telah ditentukan
untuk kemudian diberikan kepada pemilih yang akan dipanggil;
b. memanggil pemilih untuk memberikan suara berdasarkan prinsip
urutan kehadiran pemilih;
c. memberikan Surat Suara kepada pemilih dalam keadaan terbuka; dan
Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 32
d. mengingatkan dan melarang pemilih membawa telepon genggam
dan/atau alat perekam gambar lainnya ke bilik suara.
(2) Ketua KPPS dapat mendahulukan pemilih penyandang disabilitas, ibu hamil
atau orang tua untuk memberikan suara atas persetujuan pemilih yang
seharusnya mendapat giliran sesuai dengan nomor urut kehadiran pemilih
tersebut.

Pasal 62
(1) Setelah menerima Surat Suara, pemilih wajib memeriksa dan meneliti Surat
Suara dalam keadaan baik atau tidak rusak;
(2) Dalam hal pemilih menerima Surat Suara dalam keadaan rusak atau keliru
dicoblos, pemilih dapat meminta Surat Suara pengganti kepada ketua KPPS;
(3) Ketua KPPS wajib memberikan Surat Suara pengganti sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) hanya 1 (satu) kali dan mencatat Surat Suara yang rusak atau
keliru dicoblos tersebut dalam berita acara.

Pasal 63
Pemilih yang telah menerima Surat Suara dari ketua KPPS melakukan kegiatan:
a. menuju bilik suara;
b. membuka Surat Suara lebar-lebar dan meletakkan di atas meja yang disediakan
sebelum dicoblos;
c. mencoblos Surat Suara dengan paku di atas alas coblos yang telah disediakan;
d. melipat kembali Surat Suara seperti semula, sehingga paraf ketua KPPS tetap
terlihat dan tanda coblos tidak dapat dilihat;
e. memasukkan Surat Suara ke dalam kotak suara;
f. pemilih yang telah selesai memberikan suara membuang sarung tangan sekali
pakai pada tempat pembuangan yang telah disediakan di TPS;
g. pemilih yang telah memberikan suaranya sebagaimana dimaksud pada huruf f
mendatangi anggota KPPS yang bertempat di dekat pintu keluar TPS, untuk
diberikan tanda khusus berupa tinta yang diteteskan ke salah satu jari pemilih
dan tidak mencelupkan jari pemilih ke dalam tinta, sebagai bukti bahwa
pemilih yang bersangkutan telah memberikan hak pilihnya;
h. pemilih yang telah diberikan tanda khusus berupa tinta sebagaimana
dimaksud pada huruf g segera meninggalkan area TPS dan tidak berkerumun
di lingkungan TPS.

Pasal 64
(1) Pemilih dilarang mendokumentasikan hak pilihnya di bilik suara;
(2) Pelarangan dokumentasi hak pilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Pemilih dilarang membawa kamera atau handphone dan alat perekam
lainnya ke dalam bilik suara;
b. KPPS yang bertugas menerima kedatangan pemilih, memeriksa dan
memberitahukan kepada pemilih bahwa pemilih dilarang membawa
kamera atau handpone dan alat perekam lainnya ke dalam bilik suara;

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 33
c. Apabila pemilih membawa handphone, maka pemilih dapat menitipkan
handphonenya kepada KPPS;

Pasal 65
(1) Pemilih penyandang disabilitas dapat dibantu oleh pendamping;
(2) Pendamping dapat berasal dari anggota KPPS atau orang lain atas permintaan
pemilih yang bersangkutan;
(3) Pemilih tunanetra, dalam pemberian suara dapat menggunakan alat bantu
tunanetra yang disediakan.

Pasal 66
(1) Pemberian bantuan terhadap pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65
ayat (1), dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. bagi pemilih yang tidak dapat berjalan, pendamping yang ditunjuk
membantu pemilih menuju Bilik Suara, dan pencoblosan Surat Suara
dilakukan oleh pemilih sendiri; dan
b. bagi pemilih yang tidak mempunyai dua belah tangan dan tuna netra,
pendamping yang ditunjuk membantu mencoblos Surat Suara sesuai
kehendak pemilih dengan disaksikan oleh salah satu anggota KPPS.
(2) Pendamping yang ditunjuk membantu pemilih sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), wajib merahasiakan pilihan pemilih yang bersangkutan dan
menandatangani formulir surat pernyataan;
(3) Formulir surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
oleh Panitia Pemilihan.

Pasal 67
(1) Pada pukul 13.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), ketua KPPS mengumumkan
batas waktu Pemungutan Suara telah berakhir kecuali jika ada pemilih yang
mendapatkan toleransi waktu dan yang dapat menggunakan hak pilihnya
hanya pemilih yang telah hadir di TPS yang sedang menunggu giliran untuk
memberikan suara, dan telah terdaftar atau tercatat kehadirannya oleh
anggota KPPS;
(2) Setelah seluruh pemilih selesai memberikan suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ketua KPPS mengumumkan kepada yang hadir di TPS bahwa
Pemungutan Suara telah selesai dan akan segera dilanjutkan dengan rapat
Penghitungan Suara di TPS;
(3) Setelah pengumuman Ketua KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
KPPS dan Saksi menandatangani Berita Acara Pemungutan Suara.

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 34
Bagian Keempat
Penghitungan Suara
Paragraf 1
Penghitungan Suara di TPS
Pasal 68
(1) Pelaksanaan rapat Penghitungan Suara dimulai setelah waktu Pemungutan
Suara selesai, dipimpin oleh Ketua KPPS dengan ketentuan sebagai berikut:
a. KPPS mengatur tempat rapat, papan atau tempat untuk memasang
formulir dan kotak suara;
b. KPPS mengatur posisi tempat duduk anggota KPPS, Saksi, Pengawas,
Pemilih, dan masyarakat dalam Penghitungan Suara; dan
c. pendokumentasian hasil Penghitungan Suara setelah rapat
Penghitungan Suara berakhir.

Pasal 69
(1) Sebelum Penghitungan Suara dimulai, KPPS melakukan pencatatan ke dalam
formulir meliputi:
a. jumlah pemilih dalam DPT dan yang menggunakan hak pilihnya;
b. jumlah pemilih disabilitas yang terdaftar dan menggunakan hak pilihnya;
c. jumlah Surat Suara yang diterima termasuk Surat Suara cadangan;
d. jumlah Surat Suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau
keliru dicoblos;
e. jumlah Surat Suara yang tidak digunakan; dan
f. jumlah Surat Suara yang digunakan.
(2) Penjumlahan terhadap Surat Suara yang digunakan, Surat Suara yang rusak
atau keliru dicoblos, dan Surat Suara yang tidak digunakan termasuk sisa
Surat Suara cadangan harus sama dengan jumlah Surat Suara yang diterima
termasuk Surat Suara cadangan oleh KPPS;
(3) Surat Suara yang tidak digunakan dan Surat Suara yang rusak atau keliru
dicoblos sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberi tanda silang pada bagian
luar Surat Suara yang memuat tempat nomor, alamat TPS dan paraf ketua
KPPS dalam keadaan terlipat dengan menggunakan spidol/ballpoint;
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai formulir sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.

Pasal 70
(1) Ketua KPPS dibantu oleh Anggota KPPS melakukan Penghitungan Suara
dengan cara:
a. membuka kunci dan tutup kotak suara dengan disaksikan oleh semua
yang hadir;
b. mengeluarkan Surat Suara dari kotak suara dan diletakkan di meja ketua
KPPS;
c. menghitung jumlah Surat Suara dan memberitahukan jumlah tersebut
kepada yang hadir dan mencatat jumlahnya;

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 35
d. mencocokkan jumlah Surat Suara yang terdapat di dalam kotak suara
dengan jumlah total pemilih dari DPT pada TPS yang menggunakan hak
pilih; dan
e. mencatat hasil penghitungan jumlah Surat Suara yang diumumkan
sebagaimana dimaksud pada huruf d dengan menggunakan formulir
yang telah disediakan.
(2) Anggota KPPS Kedua membuka Surat Suara, dan memberikan kepada ketua
KPPS;
(3) Ketua KPPS bertugas:
a. memeriksa tanda coblos pada Surat Suara dan menunjukkan kepada
Saksi, Pengawas, anggota KPPS atau Pemilih/masyarakat yang hadir
dengan ketentuan 1 (satu) Surat Suara dihitung 1 (satu) suara dan
dinyatakan sah atau tidak sah; dan
b. mengumumkan hasil pencoblosan pada Surat Suara dan perolehan suara
calon dengan suara yang terdengar jelas.
(4) Penghitungan Suara dilakukan secara terbuka di tempat yang terang atau
yang mendapat penerangan cahaya cukup, dicatat dengan tulisan yang jelas
dan terbaca pada formulir hasil penghitungan suara yang ditempelkan pada
papan yang telah disediakan;
(5) Saksi dan Pengawas yang hadir pada rapat Pemungutan dan Penghitungan
Suara diberi kesempatan untuk mendokumentasikan formulir hasil
penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) setelah
ditandatangani oleh KPPS dan Saksi yang hadir;

Pasal 71
(1) Anggota KPPS mencatat hasil Penghitungan Suara ke dalam formulir hasil
penghitungan suara yang ditempel pada papan atau tempat tertentu dengan
cara tally, yaitu:
a. memberikan tanda berupa 1 (satu) garis tegak setiap hitungan suara sah
dan setiap hitungan kelima diberi garis datar memotong 4 (empat) garis
tegak tersebut (IIII);
b. memberikan tanda berupa 1 (satu) garis tegak setiap hitungan suara
tidak sah pada kolom jumlah suara tidak sah, dan setiap hitungan kelima
diberi garis datar memotong 4 (empat) garis tegak tersebut (IIII);
c. menghitung perolehan suara sah masing-masing Calon;
d. menjumlahkan seluruh suara sah;
e. menjumlahkan seluruh suara tidak sah; dan
f. menjumlahkan suara sah dan tidak sah.
(2) Ketua KPPS dibantu anggota KPPS mengisi formulir hasil penghitungan suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
(3) Dalam hal terjadi kesalahan penulisan pada formulir sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), ketua KPPS melakukan pembetulan;
(4) Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan cara:
a. dalam hal kesalahan penulisan terjadi pada bagian data administrasi
berupa data Pemilih dan pengguna hak pilih, data Pemilih disabilitas, dan
data penggunaan Surat Suara dalam formulir hasil penghitungan suara,
pembetulan dilakukan dengan mencoret angka atau kata yang salah

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 36
dengan 2 (dua) garis horizontal, dan menuliskan angka atau kata hasil
pembetulan; dan
b. dalam hal kesalahan penulisan terjadi pada bagian salinan jumlah
perolehan suara dalam formulir hasil penghitungan suara, pembetulan
dilakukan dengan menghapus angka yang salah dengan alat penghapus
tulisan cair dan mengganti angka hasil pembetulan.
(5) Ketua KPPS membubuhkan paraf pada angka atau kata hasil pembetulan yang
dicoret sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a ;
(6) Ketua KPPS menuangkan pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ke dalam formulir Kejadian Khusus dan/atau Keberatan;
(7) Pengisian formulir hanya dilakukan oleh KPPS.

Pasal 72
(1) Surat Suara untuk pemilihan dinyatakan sah, jika:
a. ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan dengan dibubuhi paraf
Ketua KPPS; dan
b. diberi tanda coblos pada nomor urut, foto atau nama salah 1 (satu) calon
dalam Surat Suara.
(2) Tanda coblos sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, diatur sebagai
berikut:
a. tanda coblos pada 1 (satu) kolom Calon yang memuat nomor urut atau
nama Calon atau foto Calon, dinyatakan sah untuk Calon yang
bersangkutan;
b. tanda coblos lebih dari satu kali pada 1 (satu) kolom Calon yang memuat
nomor urut, nama Calon dan foto Calon, dinyatakan sah untuk Calon yang
bersangkutan; atau
c. tanda coblos tepat pada garis 1 (satu) kolom Calon yang memuat nomor
urut, nama Calon dan foto Calon, dinyatakan sah untuk Calon yang
bersangkutan.
(3) Dalam hal terdapat tanda coblos pada 1 (satu) kolom Calon yang tembus
secara garis lurus sehingga terdapat dua atau lebih hasil pencoblosan yang
simetris dari lipatan Surat Suara, dan tidak mengenai kolom Calon lain,
dinyatakan sah;
(4) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai sah atau tidak sahnya surat
suara antara KPPS dan Saksi, maka Ketua KPPS berkewajiban untuk
memutuskan setelah berkonsultasi dengan Panitia Pemilihan.

Pasal 73
Setelah rapat Penghitungan Suara, Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS keempat
dan kelima menyusun, menghitung dan memisahkan:
a. Surat Suara yang sudah diperiksa dan suaranya dinyatakan sah untuk masing-
masing Calon, diikat dengan karet dan dimasukkan ke dalam sampul kertas;
b. Surat Suara yang sudah diperiksa dan suaranya dinyatakan tidak sah, diikat
dengan karet dan dimasukkan ke dalam sampul kertas;
c. Surat Suara yang tidak digunakan, diikat dengan karet dan dimasukkan ke
dalam sampul kertas; dan

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 37
d. Surat Suara yang rusak atau keliru dicoblos, diikat dengan karet dan
dimasukkan ke dalam sampul kertas.

Pasal 74
(1) Ketua KPPS dibantu anggota KPPS dan Saksi memeriksa kembali pengisian
data pada formulir hasil penghitungan suara;
(2) Ketua KPPS dan paling sedikit 2 (dua) orang anggota KPPS menandatangani
formulir hasil penghitungan suara, dan dapat ditandatangani oleh Saksi;
(3) Dalam hal terdapat anggota KPPS dan Saksi yang hadir tetapi tidak bersedia
menandatangani formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (2), formulir
hasil penghitungan suara ditandatangani oleh anggota KPPS dan Saksi yang
hadir yang bersedia menandatangani;
(4) Penandatanganan formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
dilakukan setelah rapat Penghitungan Suara selesai.

Pasal 75
(1) Ketua KPPS dibantu anggota KPPS menuangkan hasil Penghitungan Suara
pada formulir hasil penghitungan suara ke dalam Berita Acara Penghitungan
Suara;
(2) Ketua KPPS dibantu anggota KPPS dan Saksi memeriksa dan mencocokkan
kembali data pada Berita Acara Penghitungan Suara dengan formulir hasil
penghitungan suara;
(3) Ketua KPPS dan paling sedikit 2 (dua) orang anggota KPPS menandatangani
Berita Acara Penghitungan Suara, dan dapat ditandatangani oleh Saksi
dengan menggunakan alat tulis masing-masing;
(4) Dalam hal terdapat anggota KPPS dan Saksi yang hadir tetapi tidak bersedia
menandatangani Berita Acara Hasil Penghitungan Suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Berita Acara Hasil Penghitungan Suara
ditandatangani oleh anggota KPPS dan Saksi yang hadir yang bersedia
menandatangani dengan menggunakan alat tulis masing-masing;
(5) Berita Acara Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diberikan untuk masing-masing Saksi sebanyak 1 (satu) rangkap dan 2 (dua)
rangkap untuk Panitia Pemilihan.

Pasal 76
(1) Formulir hasil penghitungan suara dimasukkan ke dalam kantong plastik dan
disegel;
(2) Formulir Kejadian Khusus dan/atau Keberatan, dan Daftar Hadir Pemilih
dimasukkan ke dalam masing-masing sampul sesuai dengan peruntukannya
dan disegel;
(3) KPPS memasukkan ke dalam kotak suara formulir dan perlengkapan
Pemungutan Suara yang terdiri atas:
a. formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2);
b. Berita Acara Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92
ayat (5) ;

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 38
c. formulir Pendamping Pemilih Disabilitas;
d. formulir Surat Undangan Memilih; dan
e. Surat Suara sah, Surat Suara tidak sah, Surat Suara yang tidak digunakan,
dan Surat Suara yang rusak atau keliru dicoblos yang masing-masing
telah dimasukkan ke dalam sampul.
(4) KPPS memasang gembok/kabel ties/pengaman lainnya pada kotak suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan menempel segel.

Pasal 77
(1) Saksi atau Pengawas dapat mengajukan keberatan terhadap prosedur
dan/atau selisih penghitungan perolehan suara kepada KPPS apabila
terdapat hal yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
(2) Dalam hal terdapat keberatan Saksi atau Pengawas, KPPS wajib menjelaskan
prosedur dan/atau memeriksa selisih Penghitungan Suara yang tidak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1);
(3) Dalam hal keberatan yang diajukan Saksi atau Pengawas sebagaimana pada
ayat (1) dapat diterima, KPPS seketika melakukan pembetulan;
(4) Dalam hal Saksi masih keberatan terhadap hasil pembetulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), KPPS meminta pendapat Pengawas yang hadir;
(5) Dalam hal pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diterbitkan dalam
bentuk rekomendasi, KPPS wajib menindaklanjuti rekomendasi Pengawas
dimaksud;
(6) KPPS wajib mencatat keberatan Saksi yang diterima sebagai kejadian khusus
pada formulir kejadian khusus dan/atau keberatan dan ditandatangani oleh
ketua KPPS;
(7) Keberatan Saksi yang belum atau tidak dapat diterima, dicatat pada formulir
kejadian khusus dan/atau keberatan sebagai keberatan Saksi dan
ditandatangani oleh Saksi dengan menggunakan alat tulis masing-masing;
(8) KPPS wajib mencatat seluruh kejadian khusus dalam rapat Penghitungan
Suara pada formulir kejadian khusus dan/atau keberatan.

Pasal 78
Keberatan yang diajukan oleh Calon, Saksi, Pengawas atau masyarakat/Pemilih
terhadap pelaksanaan Penghitungan Suara di TPS sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 74, tidak menghalangi pelaksanaan rapat Penghitungan Suara di TPS.

Paragraf 2
Penyampaian Hasil Penghitungan Suara
Pasal 79
(1) Dalam hal Saksi tidak hadir dalam Pemungutan dan Penghitungan Suara di
TPS, Berita Acara Penghitungan Suara dapat diperoleh dari Panitia Pemilihan,
dengan mekanisme sebagai berikut:

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 39
a. KPPS membuat Berita Acara Penghitungan Suara sejumlah Saksi yang
tidak hadir dalam Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS;
b. KPPS menyerahkan Berita Acara Penghitungan Suara sebagaimana
dimaksud dalam huruf a kepada Panitia Pemilihan; dan
c. Panitia Pemilihan menyerahkan Berita Acara Penghitungan Suara
sebagaimana dimaksud dalam huruf b kepada Saksi yang tidak hadir
dalam Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS.
(2) KPPS dan Panitia Pemilihan memberikan tanda terima penyampaian Berita
Acara Penghitungan Suara kepada Saksi.

Pasal 80
KPPS dilarang memberikan Berita Acara Hasil Penghitungan Suara kepada
siapapun dan/atau pihak manapun, kecuali kepada Saksi dan Pengawas.

Pasal 81
Perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, disimpan di
kantor desa atau di tempat lain yang terjamin keamanannya.

Paragraf 4
Penetapan Calon Terpilih
Pasal 82
(1) Calon yang memperoleh suara terbanyak dari jumlah suara sah berdasarkan
Berita Acara Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara ditetapkan
sebagai Calon Terpilih;
(2) Penetapan Calon Terpilih ditetapkan dengan Keputusan Panitia Pemilihan.

BAB VIII
STANDAR, KEBUTUHAN PERLENGKAPAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN
DAN PENGADAAN, DISTRIBUSI PERLENGKAPAN PEMILIHAN
Bagian Kesatu
Standar dan Kebutuhan Perlengkapan Pemilihan
Pasal 83
(1) Standar dan kebutuhan perlengkapan penyelenggaraan Pemilihan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
(2) Standar dan kebutuhan perlengkapan penyelenggaraan Pemilihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. kotak suara;
b. Surat Suara;
c. tinta;
d. bilik suara;
e. segel;
f. alat untuk memberi tanda pilihan; dan
g. TPS.

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 40
(3) Standar dan kebutuhan perlengkapan penyelenggaraan Pemilihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. sampul kertas;
b. tanda pengenal KPPS, petugas ketertiban TPS dan Saksi;
c. karet pengikat Surat Suara;
d. lem/perekat;
e. kantong plastik;
f. ballpoint;
g. gembok/kabel ties/alat pengaman lainnya;
h. spidol;
i. stiker nomor kotak suara;
j. tali pengikat alat pemberi tanda pilihan;
k. alat bantu tuna netra.
l. kunci gembok dan anak kuncinya;
m. formulir Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara dan
lampirannya;
n. Sertifikat Hasil Penghitungan Suara ukuran Plano;
o. Salinan Daftar Pemilih Tetap;
p. Daftar Calon Tetap; dan
q. Surat Undangan Memilih Untuk Pemilih.
(4) Kebutuhan Perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf g,
meliputi:
a. meja;
b. kursi;
c. soundsystem;
d. bilik Suara;
e. tali Plastik;
f. tiang penyangga bilik suara;
(5) Jumlah dari masing-masing kebutuhan perlengkapan Pemilihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) menyesuaikan dengan jumlah
pemilih yang telah ditetapkan Panitia Pemilihan, dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Jumlah Surat Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b. sesuai
dengan jumlah pemilih dalam DPT ditambah sebanyak 2,5 % ;
b. Jumlah Surat Undangan Memilih sesuai dengan jumlah pemilih;

Bagian Kedua
Pengadaan, Pengepakan dan Penyimpanan
Pasal 84
(1) Pengadaan Perlengkapan Pemilihan dilaksanakan berdasarkan prinsip
sebagai berikut :
a. tepat jumlah;
b. tepat jenis;
c. tepat sasaran;
d. tepat waktu;
e. tepat kualitas; dan
f. efisien.
Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 41
(2) Dalam hal pengadaan Surat Suara, Panitia Pemilihan dapat bekerjasama
dengan perusahaan pengadaan Surat Suara atau percetakan;
(3) Jumlah Surat Suara yang dicetak sebagaimana yang dimaksud pada ayat (4),
sesuai dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT), ditambah cadangan 2,5%;
(4) Dalam Hal Surat Suara yang telah dicetak lebih banyak dari Daftar Pemiih
Tetap (DPT) ditambah cadangan 2,5%, Panitia Pemilihan memusnahkan
kelebihan Surat Suara dengan disaksikan Panitia Pengawas dan perwakilan
dari unsur Kepolisian yang bertindak selaku pengamanan;
(5) Dalam hal Pemusnahan Surat Suara yang lebih, apabila dipandang perlu maka
dapat disaksikan oleh para Calon.

Pasal 85
(1) Dalam hal semua perlengkapan Pemilihan telah selesai pengadaannya dari
penyedia barang yang bekerjasama dengan Panitia Pemilihan, Panitia
Pemilihan memilah perlengkapan sesuai jumlah dan jenisnya dan
menyimpan perlengkapan pemilihan di tempat yang aman;
(2) Pemilahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. perlengkapan di dalam Kotak Suara yang digembok; dan
b. perlengkapan di luar Kotak Suara.
(3) Perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a. meliputi :
a. Surat Suara;
b. tinta;
c. segel;
d. alat untuk memberi tanda pilihan;
e. sampul kertas;
f. tanda pengenal KPPS, petugas ketertiban TPS dan Saksi;
g. karet pengikat Surat Suara;
h. lem/perekat;
i. kantong plastik;
j. ballpoint;
k. gembok/kabel ties/alat pengaman lainnya;
l. spidol;
m. tali pengikat alat pemberi tanda pilihan;
n. alat bantu tuna netra;
o. formulir;
p. formulir Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara dan
Lampirannya; dan
q. Sertifikat Hasil Penghitungan Suara ukuran Plano;
(4) Perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b. meliputi :
a. salinan Daftar Pemilih Tetap;
b. surat undangan memilih untuk pemilih;
c. bilik suara;
d. tempat sampah;

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 42
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 86
Tata Tertib ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan maka dapat dilakukan perbaikan.

Ditetapkan di: Linggar


Tanggal : 10 April 2023

Mengetahui : Ketua Panitia


KEPALA DESA LINGGAR Pemilihan Ketua RT dan RW
RW 06 Desa Linggar,

UDUNG HIDAYAT YOSEP SAEFUL AZHAR, S.Pd.I

Tata Tertib Pemilihan Ketua RT dan RW di lingkungan RW 06 Desa Linggar Tahun 2023 | 43
SALINAN
BUPATI BANDUNG
PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI BANDUNG

NOMOR 3 TAHUN 2022

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN


RUKUN WARGA DI KABUPATEN BANDUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 16 Peraturan Menteri Dalam


Negeri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga
Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa, rukun
tetangga dan rukun warga merupakan salah satu jenis
lembaga kemasyarakatan di desa/kelurahan;
b. bahwa untuk menyesuaikan dinamika perkembangan
pemerintahan desa serta untuk meningkatkan efektifitas
penyelenggaraan pelayanan pemerintahan,
pembangunan, pemberdayaan, dan pembinaan
kemasyarakatan di desa/kelurahan, Peraturan Bupati
Bandung Nomor 67 tahun 2011 tentang Rukun
Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di Kabupaten
Bandung perlu diganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Bupati Bandung tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pembentukan Rukun Tetangga dan Rukun
Warga di Kabupaten Bandung;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang


pembentukan Daerah-daerah kabupaten dalam
lingkungan Provinsi jawa barat (berita negara tahun
1950) sebagaimana telah diubah dengan undang-
undang nomor 4 tahun 1968 tentang pembentukan
kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan
mengubah undang-undang Nomor 14 tahun 1950
tentang pembentukan Daerah-daerah kabupaten dalam
lingkungan Provinsi Jawa Barat (lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1968 nomor 31, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539); sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan
Lemabaran Negara Republik Indonesia Nomor 6321);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 (lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864);
6. Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2018 tentang
Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6206);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016
Tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018
tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga
Adat Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 569);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1037);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2018
tentang kegiatan Pembangunan Sarana Prasarana
Kelurahan dan Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan
(Berita Negara Republik Indonesia tahun 2019 nomor
139);
12. Peraturan Bupati Bandung Nomor 17 tahun 2019
tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan
Sarana Dan Prasarana Kelurahan dan Pemberdayaan
Masyarakat di Kelurahan (Berita Daerah Kabupaten
Bandung Tahun 2019 Nomor 18).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI BANDUNG TENTANG PETUNJUK


PELAKSANAAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN
RUKUN WARGA DI KABUPATEN BANDUNG.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Bandung.
2. Bupati adalah Bupati Bandung.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD
dan di tetapkan dengan Peraturan Daerah.
6. Kecamatan adalah bagian dari Daerah yang dipimpin
oleh Camat.
7. Kelurahan adalah bagian wilayah dari Kecamatan
sebagai perangkat Kecamatan.
8. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut
dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia.
10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut
dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai
penyelenggara Pemerintahan Desa.
11. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang
mempunyai wewenang tugas dan kewajiban untuk
menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan
melaksanakan tugas dari Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
12. Lurah adalah merupakan pimpinan dari Kelurahan
sebagai Perangkat Daerah Kabupaten atau Kota.
Seorang Lurah berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Camat.
13. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya
disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan
fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil
dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah
dan ditetapkan secara demokratis.
14. Anggaran Pendapatan Belanja Desa yang selanjutnya
disebut APBdes adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui
bersama oleh Pemerintah Desa bersama BPD dan
ditetapkan dengan Peraturan Desa.
15. Musyawarah Desa yang selanjutnya disebut Musdes
adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa dan
unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD
untuk menyepakati hal hal yang bersifat strategis.
16. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa yang
selanjutnya disebut Musrenbang Desa adalah
musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Desa untuk menetapkan prioritas, program, kegiatan
dan kebutuhan pembangunan Desa yang didanai oleh
APBdes, swadaya masyarakat Desa, dan atau APBD.
17. Lembaga Kemasyarakatan Desa yang selanjutnya
disingkat LKD adalah wadah partisipasi masyarakat,
sebagai mitra Pemerintah Desa ikut serta dalam
perencanaan, pelaksanaan serta meningkatkan
pelayanan masyarakat Desa.
18. Rukun Tetangga, yang selanjutnya disingkat RT adalah
lembaga yang dibentuk melalui musyawarah
masyarakat setempat dalam rangka pelayanan
pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa/Lurah.
19. Rukun Warga yang selanjutnya disingkat RW adalah
bagian dari wilayah kerja Desa dan merupakan lembaga
yang di bentuk melalui musyawarah pengurus RT di
wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Pemerintah
Desa.
20. Penduduk adalah warga negara Indonesia tang
bertempat tinggal tetap di wilayah kerja RT dan RW
setempat yang dibuktikan dengan kepemilikan kartu
keluarga dan kartu tanda penduduk.
21. Kartu Keluarga yang selanjutnya disingkat KK adalah
kartu identitas keluarga yang memuat tentang nama
dan susunan dan hubungan dalam keluarga serta
identitas anggota keluarga.
22. Kartu Tanda Penduduk yang selanjutnya disingkat KTP
adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri
yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang berlaku
di seluruh wilayah negara kesatuan Republik
Indonesia.
23. Stempel adalah alat/cap yang digunakan untuk
mengesahkan suatu naskah yang telah ditandatangani
oleh Ketua RT dan Ketua RW yang diberi wewenang
oleh dan atas nama RT dan RW.
24. Kop adalah bagian teratas dari naskah yang memuat
sebutan RT dan RW yang bersangkutan.
25. Papan Nama adalah papan nama/plang yang
menerangkan nama RT dan RW yang bersangkutan.
26. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.
27. Swadaya Masyarakat adalah kemampuan dari warga
masyarakat dengan kesadaran maupun inisiatif sendiri,
guna mengadakan usaha untuk pemenuhan kebutuhan
bidang pembangunan, pemerintahan dan
kemasyarakatan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
28. Gotong Royong adalah kegiatan dalam bentuk
kerjasama yang spontan dan sudah melembaga serta
mengandung unsur timbal balik yang bersifat sukarela
antar warga masyarakat guna memenuhi kebutuhan
yang dilakukan secara berkesinambungan dalam
rangka meningkatkan pembangunan di Daerah.
29. Wilayah Desa adalah suatu wilayah yang kondisi
tempat tinggal penduduknya berjauhan yang dibatasi
oleh faktor alam berupa lahan pertanian perkebunan
dan hutan.

BAB II
TUGAS DAN FUNGSI RT DAN RW

Bagian Kesatu
Tugas RT dan RW

Pasal 2
(1) RT dan RW bertugas:
a. membantu Kepala Desa/Lurah dalam bidang
pelayanan pemerintahan;
b. membantu Kepala Desa/Lurah dalam menyediakan
data kependudukan dan perizinan;
c. melakukan pemberdayaan masyarakat
Desa/Kelurahan;
d. ikut serta dalam perencanaan dan pelaksanaan
Pembangunan Desa;
e. meningkatkan pelayanan masyarakat
Desa/Kelurahaan; dan
f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Desa/Lurah.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d, RT dan RW melalui musyawarah RW
mengusulkan program dan kegiatan kepada Pemerintah
Desa/Kelurahan.

Bagian kedua
Fungsi RT dan RW

Pasal 3
(1) RT dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 berfungsi:
a. melakukan pendataan kependudukan dan pelayanan
administrasi lainnya;
b. memfasilitasi hubungan antar penduduk di wilayah
kerja RT;
c. membantu penanganan masalah kependudukan,
kemasyarakatan, dan pembangunan di wilayah kerja
RT;
d. pengkoordinasian antar penduduk wilayah kerja RT;
e. menjaga kerukunan antar tetangga, memelihara dan
melestarikan kegotongroyongan dan kekeluargaan
dalam rangka meningkatkan ketentraman dan
ketertiban;
f. menampung dan mengusulkan aspirasi warga dalam
rencana dan pelaksanaan pembangunan di wilayah
kerja RT;
g. membantu RW dalam menjalankan tugas pelayanan
kepada masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya di
wilayah kerja RT;
h. menggali potensi swadaya masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan dan menumbuh
kembangkan kondisi masyarakat di wilayah kerja RT;
dan
i. membantu sosialisasi program Pemerintah Daerah
kepada masyarakat di wilayah kerja RT.
(2) RW dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2, berfungsi:
a. melakukan pendataan kependudukan dan pelayanan
administrasi pemerintahan lainnya;
b. memfasilitasi hubungan antar penduduk di wilayah
kerja RW;
c. membantu penanganan masalah kependudukan,
kemasyarakatan, dan pembangunan di wilayah kerja
RW;
d. pengoordinasian antar penduduk wilayah kerja RW;
e. menjaga kerukunan antar tetangga, memelihara dan
melestarikan kegotongroyongan dan kekeluargaan
dalam rangka meningkatkan ketentraman dan
ketertiban;
f. menampung dan mengusulkan aspirasi warga dalam
rencana dan pelaksanaan pembangunan di wilayah
kerja RW;
g. membantu Kepala Desa/Lurah dalam menjalankan
tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi
tanggungjawabnya di wilayah kerja RW;
h. menggali potensi swadaya murni masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan dan menumbuh
kembangkan kondisi masyarakat di wilayah kerja RW;
dan
i. membantu sosialisasi program Pemerintah Daerah
kepada masyarakat di wilayah kerja RW.
BAB III
TATA CARA PEMBENTUKAN, PEMEKARAN RT DAN RW

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 4
(1) RT dan RW dibentuk atas prakarsa Pemerintah
Desa/Kelurahan dan masyarakat.
(2) Syarat pembentukan RT dan RW sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. berkedudukan di Desa setempat;
c. keberadaannya bermanfaat dan dibutuhkan
masyarakat Desa;
d. memiliki kepengurusan tetap yang dipilih setiap 5
(lima) tahun sekali;
e. memiliki sekretariat yang bersifat tetap; dan
f. tidak berafiliasi kepada partai politik.
(3) Dalam hal RT dan atau RW tidak mempunyai
kesekretariatan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua)
huruf e pengaturannya diatur oleh Peraturan
Desa/Keputusan Lurah.

Bagian Kedua
Pembentukan, Pemekaran dan Penghapusan RT

Pasal 5
(1) Pembentukan RT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
dengan ketentuan:
a. RT di lingkungan RW dapat dibentuk dengan terdiri
dari paling sedikit 150 (seratus lima puluh) kepala
keluarga untuk di Wilayah Desa dan paling banyak
200 (dua ratus) kepala keluarga untuk di wilayah
Kelurahan;
b. pembentukan RT sebagaimana dimaksud pada huruf a
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan
keuangan Desa;
c. pembentukan RT sebagaimana dimaksud pada huruf a
dapat dikecualikan dan disesuaikan dengan kondisi
Wilayah Desa;
d. setiap pembentukan RT ditentukan luas dan batas
wilayah kerjanya oleh Pemerintah Desa/Kelurahan
melalui kesepakatan musyawarah dari warga atau
kepala keluarga setempat yang difasilitasi oleh
Kepala Desa /Lurah atau petugas yang di tunjuk;
e. hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada huruf
d dituangkan dalam berita acara hasil musyawarah,
dengan dilengkapi daftar hadir dan notulen;
f. hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada huruf
e di dibahas melalui musdes/musyawarah Kelurahan;
g. pembentukan RT sebagaimana dimaksud pada huruf d
dinyatakan sah setelah diatur dalam Peraturan
Desa/Keputusan Lurah dan di sahkan oleh camat.
h. disetiap komplek, asrama, perumahan atau tempat
pemukiman lain yang sejenis sesuai dengan keadaan
dapat dibentuk RT;
i. pembentukan RT sebagaimana dimaksud pada huruf g
setelah warga tersebut bertempat tinggal tetap, serta
memiliki KTP dan Kartu Keluarga yang beralamat
sesuai dengan komplek, asrama, perumahan atau
tempat pemukiman berada;
j. pembentukan RT sebagaimana dimaksud pada huruf i
disesuaikan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, huruf d, huruf e dan huruf g;
k. dalam hal terjadi perluasan wilayah dan penambahan
jumlah penduduk RT, dapat diadakan pemekaran,
penghapusan dan perubahan batas RT;
l. pemekaran, penghapusan dan perubahan batas RT
sebagaimana dimaksud pada huruf j disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat dan keuangan Desa;
m. dalam hal terjadi pemekaran, penghapusan, dan
perubahan batas RT sebagaimana dimaksud pada
huruf k, ketua RW wajib mengajukan permohonan
kepada Kepala Desa/Lurah untuk mendapatkan
pengesahan dari Camat;
n. usulan permohonan pemekaran, penghapusan, dan
perubahan batas RT sebagaimana dimaksud pada
huruf k merupakan hasil musyawarah RW yang
dihadiri dan ditanda tangani oleh 2/3 (dua pertiga)
jumlah kepala keluarga di wilayah kerja RT;
o. hasil musyawarah RW sebagaimana dimaksud pada
huruf m dituangkan dalam berita acara dan dilampiri
dengan daftar hadir, notulen rapat dan data nama
kepala keluarga yang termasuk dalam wilayah kerja RT
yang akan dimekarkan;
p. hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada huruf
m dibahas dalam Musdes/musyawarah kelurahan dan
dituangkan dalam berita acara yang dilampiri dengan
daftar hadir, notulen dan ditetapkan dalam Peraturan
Desa/Keputusan Lurah;
q. Peraturan Desa/Keputusan Lurah dan hasil
musyawarah RW yang dilampiri sebagaimana
dimaksud pada huruf n disampaikan kepada
Kecamatan sebagai laporan; dan
r. Camat atau pejabat yang ditunjuk penyampaian
laporan Peraturan Desa/Keputusan Lurah dan hasil
musyawarah RW sebagaimana dimaksud pada huruf q
kepada Perangkat Daerah yang menyelenggarakan
tugas dan fungsi di bidang administrasi kependudukan
untuk perubahan elemen data kependudukan, dan
Perangkat Daerah yang menyelenggarakan tugas dan
fungsi di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa
sebagai laporan.

Bagian Ketiga
Pembentukan, Pemekaran dan Penghapusan RW

Pasal 6
(1) Pembentukan RW harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. RW dapat dibentuk paling sedikit terdiri dari 8
(Delapan) RT untuk di wilayah Desa dan 10 (sepuluh)
RT untuk di wilayah Kelurahan;
b. pembentukan RW sebagaimana dimaksud pada huruf
a disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan
keuangan Desa;
c. pembentukan RW untuk wilayah kerja Desa
sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat
dikecualikan dan disesuaikan dengan kondisi Wilayah
Desa yang pengaturannya diatur melalui Peraturan
Desa;
d. setiap pembentukan RW ditentukan luas dan batas-
wilayah kerjanya oleh Pemerintah Desa/Kelurahan,
melalui kesepakatan musyawarah dari warga atau
kepala keluarga setempat yang difasilitasi oleh
Kepala Desa/ Lurah atau pejabat yang di tunjuk;
e. hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada huruf
d dituangkan dalam berita acara hasil musyawarah
serta dilampiri daftar hadir dan notulen rapat.
f. hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada huruf
e dibahas dalam Musdes/musyawarah kelurahan;
g. pembentukan RW sebagaimana dimaksud pada huruf
a dinyatakan sah setelah diatur dalam Peraturan
Desa/Keputusan Lurah dan di sahkan oleh Camat;
h. disetiap komplek, asrama atau tempat pemukiman lain
yang sejenis sesuai dengan keadaan dapat dibentuk
RW;
i. pembentukan RW sebagaimana dimaksud huruf g
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan
keuangan Desa;
j. pembentukan RW sebagaimana dimaksud pada huruf i
setelah warga tersebut bertempat tinggal tetap, serta
memiliki KTP dan Kartu Keluarga yang beralamat
sesuai dengan komplek, asrama atau tempat
pemukiman berada;
k. dalam hal bertambahnya luas wilayah dan jumlah
penduduk, dapat dilakukan pemekaran, penghapusan
dan perubahan batas RW;
l. pemekaran, penghapusan, dan perubahan batas RW
sebagaimana dimaksud pada huruf k disesuaikan
dengan keuangan Desa;

m. dalam hal terjadi pemekaran, penghapusan, dan


perubahan batas RW sebagaimana dimaksud pada
huruf m Ketua RW wajib mengajukan permohonan
kepada Kepala Desa/Lurah untuk mendapatkan
pengesahan dari Camat;
n. usulan permohonan pemekaran dan perubahan batas
wilayah sebagaimana dimaksud pada huruf m
merupakan hasil musyawarah RW yang dihadiri dan
ditanda tangani oleh seluruh Ketua RT dan 2/3 (dua
pertiga) dari jumlah kepala Keluarga di wilayah kerja
RW;
o. hasil musyawarah RW sebagaimana dimaksud pada
huruf n dituangkan dalam berita acara dan dilampiri
dengan daftar hadir, notulen rapat dan data nama
kepala keluarga yang termasuk dalam wilayah kerja
RW yang akan dimekarkan;
p. hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada huruf
o dibahas dalam Musdes/musyawarah kelurahan dan
dituangkan dalam berita acara yang dilampiri dengan
daftar hadir, notulen dan pengaturannya diatur dalam
Peraturan Desa/Keputusan Lurah;
q. Peraturan Desa/Keputusan Lurah dan hasil
musyawarah RW yang dilampiri sebagaimana
dimaksud pada huruf p dan hasil
Musdes/musyawarah Kelurahan sebagaimana
dimaksud pada huruf p disampaikan kepada
Kecamatan sebagai laporan; dan
r. Camat atau pejabat yang ditunjuk menyampaikan
laporan beserta lampiran sebagaimana dimaksud pada
pada huruf q kepada Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan tugas dan fungsi di bidang
administrasi kependudukan untuk perubahan elemen
data kependudukan, dan Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan tugas dan fungsi di bidang
pemberdayaan masyarakat dan desa sebagai laporan.
Bagian Keempat
Persyaratan Kepengurusan RT dan RW

Pasal 7
(1) Untuk dapat menjadi Pengurus RT dan/atau RW harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Warga Negara Indonesia yang telah berusia paling
rendah 21 (dua puluh satu) tahun atau pernah
menikah dan paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun
pada saat pencalonan;
b. Penduduk Desa/Kelurahan dan bertempat tinggal
tetap di wilayah RT dan RW tersebut, paling singkat 12
(dua belas) bulan dengan tidak terputus atau
berpindah tempat, terdaftar pada Kartu Keluarga dan
memiliki KTP setempat;
c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
d. pendidikan minimal sekolah lanjutan tingkat
pertama/sederajat;
e. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
f. berkelakuan, baik, jujur, adil dan penuh pengabdian
terhadap masyarakat;
g. sehat jasmani dan rohani;
h. mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat
setempat; dan
i. bukan perangkat Desa, pengurus badan usaha milik
desa, BPD dan jenis LKD lainnya;
(2) Dalam hal tidak terdapat warga yang mengajukan calon
pengurus RT atau RW, dan/atau warga masyarakat
setempat mencalonkan pengurus RT atau RW yang
usianya melebihi persyaratan batas usia 60 (enam puluh)
tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), panitia
pemilihan harus menyampaikan permohonan
pengecualian persyaratan secara tertulis kepada Kepala
Desa/Lurah disertai dengan alasan dan pertimbangan.
(3) Berdasarkan permohonan dari panitia pemilihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Desa/Lurah
dapat memberikan pengecualian persyaratan usia
tersebut.
(4) Dalam hal tidak terdapat warga yang mengajukan calon
pengurus RT sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diadakan musyawarah untuk memilih calon pengurus RT
dan harus mendapat persetujuan dari warga masyarakat
yang diwakili oleh kepala Keluarga di wilayah RT paling
sedikit 60% (enam puluh) persen.
(5) Dalam hal tidak terdapat warga yang mengajukan calon
pengurus RW sebagaimana dimaksud pada ayat 2
diadakan musyawarah untuk memilih calon pengurus RW
dan harus mendapat persetujuan dari seluruh Ketua RT
dan tokoh masyarakat perwakilan dari 2/3 (dua pertiga) di
setiap wilayah kerja RT.
(6) Tokoh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 5
sebanyak 3 (tiga) orang.

Bagian Kelima
Susunan Organisasi

Pasal 8
(1) Pengurus RT terdiri atas:
a. 1 (satu) orang ketua;
b. 1 (satu) orang sekretaris;
c. 1 (satu) orang bendahara; dan
d. seksi sesuai dengan kebutuhan.
(2) Pengurus RW terdiri atas:
a. 1 (satu) orang ketua;
b. 1 (satu) orang sekretaris;
c. 1 (satu) orang bendahara; dan
d. seksi sesuai dengan kebutuhan.
(3) Pengurus RT dan Pengurus RW dilarang merangkap
jabatan sebagai pengurus baik dalam kepengurusan RT,
RW, BPD, badan usaha milik Desa dan LKD lainnya.

Bagian Keenam
Tata Cara Pemilihan Ketua RT dan Pengurus RT

Pasal 9
(1) Ketua RT dipilih oleh kepala Keluarga berdasarkan
musyawarah mufakat di wilayah kerjanya.
(2) Dalam hal musyawarah mufakat tidak tercapai, maka
pemilihan Ketua RT dilaksanakan secara langsung oleh
masyarakat.
(3) Dalam proses pemilihan Ketua RT sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) dibentuk panitia pemilihan yang
difasilitasi oleh RW.
(4) Panitia pemilihan Ketua RT sebagaimana dimaksud pada
ayat 3 (tiga) berasal dari unsur masyarakat yang dibentuk
berdasarkan musyawarah warga yang dihadiri oleh kepala
keluarga dan difasilitasi oleh pengurus RW atau Pejabat
yang ditunjuk untuk pemilihan pengurus RT.
(5) Panitia pemilihan Ketua RT sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dibentuk paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
berakhirnya masa bakti kepengurusan RT.
(6) Panitia pemilihan Ketua RT terdiri atas:
a. Ketua;
b. sekretaris; dan
c. beberapa orang anggota sesuai kebutuhan.
(7) Ketua RT yang terpilih berdasarkan musyawarah mufakat
atau pemilihan langsung dituangkan dalam berita acara
yang ditandatangani oleh Ketua RT terpilih.
(8) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
disampaikan oleh panitia pemilihan kepada Kepala Desa
untuk ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(9) Panitia pemilihan Ketua RT sebagaimana dimaksud pada
ayat (6) bertugas melaksanakan tahapan pemilihan,
meliputi:
a. tahap persiapan;
b. tahap pendafataran bakal calon ketua RT;
c. tahap pemilihan ketua RT;
d. tahap pelaporan; dan
e. tahap pelantikan pengurus RT terpilih.
(10) Pemilihan Ketua RT yang bersamaan dengan pemilihan
Ketua RW dapat dilakukan secara bersamaan dalam 1
(satu) waktu.

Pasal 10

(1) Tahap persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9


ayat (9) huruf a dilakukan setelah menerima Keputusan
Kepala Desa tentang Pengangkatan Panitia Pemilihan
Ketua RT, yaitu meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. musyawarah panitia pemilihan ketua RT yang dipimpin
oleh ketua panitia dengan agenda pembahasan tentang
penetapan jadwal kegiatan mulai dari persiapan,
pelaksanaan dan pelaporan;
b. penyusunan rencana anggaran biaya untuk kegiatan
pemilihan pemilihan ketua RT, bersumber dari dana
masyarakat setempat berdasarkan musyawarah/
mufakat kepala keluarga;
c. pendataan kepala keluarga sebagai pemilih di setiap
wilayah RT;
d. pengumuman, dan pemberitahuan, dan sosialisasi
kepada warga masyarakat tentang rencana kegiatan
pemilihan ketua RT; dan
e. penyiapan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan
pemilihan ketua RT.
(2) Penyiapan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e meliputi:
a. data pemilih di setiap RT;
b. surat pemberitahuan kepada pemilih di setiap RT yang
memuat hari, tanggal, dan jam, serta tempat pemilihan
ketua RT;
c. penentuan tempat dan penataannya yang akan
digunakan pemilihan ketua RT;
d. pengadaan tempat untuk menampung surat suara dari
pemilih sesuai dengan kebutuhan yang dapat dijaga
kerahasiannya di setiap RT; dan
e. papan tulis kertas untuk pencatatan penghitungan
suara pada saat pembukaan kotak suara di setiap RT.

Pasal 11

Tahap pendaftaran bakal calon ketua RT sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 9 ayat (9) huruf b, sesuai dengan
jadwal pendaftaran yang telah ditetapkan panitia pemilihan
ketua RT

Pasal 12

(1) Tahap pemilihan ketua RT sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 9 ayat (9) huruf c meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. melaksanakan pemilihan ketua RT di setiap wilayah
kerja RT; dan
b. menetapkan ketua RT terpilih di setiap wilayah kerja
RT.
(2) Pemilihan Ketua RT sebagaimana dimaksud pada ayat 1
huruf a dilaksanakan berdasarkan musyawarah mufakat.
(3) Musyawarah RT sebagaimana dimaksud pada ayat 2
dianggap sah apabila persidangan telah memenuhi
quorum yaitu dihadiri lebih 50% (lima puluh persen)
kepala keluarga dari wilayah RT yang bersangkutan.
(4) Apabila hanya terdapat 1 (satu) orang bakal calon ketua,
bakal calon tersebut langsung ditetapkan sebagai ketua RT
terpilih secara aklamasi.
(5) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) orang calon ketua
RT maka diadakan proses pemilihan secara langsung
melalui pemungutan suara.
(6) Dalam proses pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) calon yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan
sebagai Ketua RT terpilih.
(7) Apabila dalam proses pemilihan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5), diperoleh hasil yang sama, dilakukan
pemungutan ulang suara.
(8) Apabila dalam pemungutan suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) masih diperoleh jumlah suara sama,
dilakukan pemungutan suara sekali lagi untuk terakhir
kalinya, selanjutnya apabila dari hasil ketiga masih
diperoleh hasil yang sama, panitia Pemilihan mengambil
keputusan berdasarkan musyawarah mufakat.
Pasal 13

(1) Panitia pemilihan ketua RT bersama dengan Ketua RT


terpilih menyusun pengurus RT lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1).
(2) Penyusunan pengurus RT sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan paling lama 14 (empat belas) hari kerja
sejak pemilihan ketua RT.

Pasal 14

(1) Tahap pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9


ayat (9) huruf d dilakukan dengan penyampaian laporan
pelaksanaan pemilihan Ketua RT oleh panitia pemilihan
pengurus RT kepada Kepala Desa/Lurah.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilampiri:
a. berita acara hasil pelaksanaan pemilihan pengurus RT;
dan
b. susunan pengurus RT terpilih sesuai dengan wilayah
kerjanya.

Pasal 15

(1) Tahap pelantikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9


ayat (9) huruf e dilakukan oleh Kepala Desa/Lurah yang
meliputi kegiatan:
a. menerbitkan Keputusan Kepala Desa/Lurah tentang
pengangkatan pengurus RT berdasarkan berita acara
yang dilaporkan oleh panitia pemilihan;
b. menetapkan jadwal pelaksanaan pelantikan pengurus
RT;
c. melaksanakan pelantikan pengurus RT terpilih; dan
d. membubarkan panitia pemilihan ketua dan pengurus
RT sebelumnya.
(2) Pelantikan pengurus RT sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c dilakukan sebelum pembentukan panitia
pemilihan pengurus RT.
(3) susunan acara dan teknis pelaksanaan pelantikan
pengurus RT sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Kepala Desa/Lurah sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat.

Pasal 16

Pengaturan lebih lanjut mengenai pemilihan Ketua RT


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 sampai dengan Pasal
15 diatur dalam Peraturan Desa/Keputusan Lurah.
Bagian Ketujuh
Tata Cara Pemilihan Ketua RW dan Pengurus RW

Pasal 17
(1) Ketua RW dipilih oleh kepala Keluarga berdasarkan
musyawarah mufakat di wilayah kerjanya.
(2) Dalam hal musyawarah mufakat tidak tercapai, maka
pemilihan Ketua RW dilaksanakan secara langsung oleh
masyarakat.
(3) Dalam proses pemilihan Ketua RW sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dibentuk panitia
pemilihan yang difasilitasi oleh Pemerintah
Desa/Kelurahan.
(4) Panitia pemilihan Ketua RW sebagaimana dimaksud pada
ayat 3 (tiga) berasal dari unsur masyarakat yang
dibentuk berdasarkan musyawarah warga yang dihadiri
oleh kepala keluarga dan difasilitasi oleh Desa/Kelurahan
atau Pejabat yang ditunjuk untuk pemilihan ketua RW.
(5) Panitia pemilihan Ketua RW sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dibentuk paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
berakhirnya masa bakti kepengurusan RW.
(6) Panitia pemilihan Ketua RT terdiri atas:
a. Ketua;
b. sekretaris; dan
c. beberapa orang anggota sesuai kebutuhan.
(7) Ketua RW yang terpilih berdasarkan musyawarah
mufakat atau pemilihan langsung dituangkan dalam
berita acara yang ditandatangani oleh Ketua RW terpilih.
(8) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
disampaikan oleh panitia pemilihan kepada Kepala Desa
untuk ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(9) Panitia pemilihan Ketua RW sebagaimana dimaksud pada
ayat (6) bertugas melaksanakan tahapan pemilihan,
meliputi:
a. tahap persiapan;
b. tahap pendafataran bakal calon ketua RW;
c. tahap pemilihan ketua RW;
d. tahap pelaporan; dan
e. tahap pelantikan pengurus RW terpilih.
(11) Pemilihan Ketua RT yang bersamaan dengan pemilihan
Ketua RW dapat dilakukan secara bersamaan dalam 1
(satu) waktu.

Pasal 18

(1) Tahap persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17


ayat (9) huruf a dilakukan setelah menerima Keputusan
Kepala Desa tentang Pengangkatan Panitia Pemilihan
Ketua RW, yaitu meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. musyawarah panitia pemilihan ketua RW yang
dipimpin oleh ketua panitia dengan agenda
pembahasan tentang penetapan jadwal kegiatan
mulai dari persiapan, pelaksanaan dan pelaporan;
b. penyusunan rencana anggaran biaya untuk kegiatan
pemilihan pemilihan ketua RW, bersumber dari dana
masyarakat setempat berdasarkan musyawarah/
mufakat kepala keluarga;
c. pendataan kepala keluarga sebagai pemilih di setiap
wilayah RW;
d. pengumuman, dan pemberitahuan, dan sosialisasi
kepada warga masyarakat tentang rencana kegiatan
pemilihan ketua RW; dan
e. penyiapan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan
pemilihan ketua RW.
(2) Penyiapan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e meliputi:
a. data pemilih di setiap RW;
b. surat pemberitahuan kepada pemilih di setiap RW
yang memuat hari, tanggal, dan jam, serta tempat
pemilihan ketua RW;
c. penentuan tempat dan penataannya yang akan
digunakan pemilihan ketua RW;
d. pengadaan tempat untuk menampung surat suara
dari pemilih sesuai dengan kebutuhan yang dapat
dijaga kerahasiannya di setiap RW; dan
e. papan tulis kertas untuk pencatatan penghitungan
suara pada saat pembukaan kotak suara di setiap
RW.

Pasal 19

Tahap pendaftaran bakal calon ketua RW sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 17 ayat (9) huruf b, sesuai dengan
jadwal pendaftaran yang telah ditetapkan panitia pemilihan
ketua RW.

Pasal 20

(1) Tahap pemilihan ketua RW sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 17 ayat (9) huruf c meliputi kegiatan sebagai
berikut:
a. melaksanakan pemilihan ketua RW di setiap wilayah
kerja RW; dan
b. menetapkan ketua RW terpilih di setiap wilayah kerja
RW.
(2) Pemilihan Ketua RW sebagaimana dimaksud pada ayat 1
huruf a dilaksanakan berdasarkan musyawarah mufakat.
(3) Musyawarah RW sebagaimana dimaksud pada ayat 2
dianggap sah apabila persidangan telah memenuhi
quorum yaitu dihadiri lebih 50% (lima puluh persen)
kepala keluarga dari wilayah RW yang bersangkutan.
(4) Apabila hanya terdapat 1 (satu) orang bakal calon ketua,
bakal calon tersebut langsung ditetapkan sebagai ketua
RW terpilih secara aklamasi.
(5) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) orang calon ketua
RW maka diadakan proses pemilihan secara langsung
melalui pemungutan suara.
(6) Dalam proses pemilihan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) calon yang memperoleh suara terbanyak
ditetapkan sebagai Ketua RW terpilih.
(7) Apabila dalam proses pemilihan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5), diperoleh hasil yang sama, dilakukan
pemungutan ulang suara.
(8) Apabila dalam pemungutan suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) masih diperoleh jumlah suara
sama, dilakukan pemungutan suara sekali lagi untuk
terakhir kalinya, selanjutnya apabila dari hasil ketiga
masih diperoleh hasil yang sama, panitia Pemilihan
mengambil keputusan berdasarkan musyawarah
mufakat.

Pasal 21

(1) Panitia pemilihan ketua RW bersama dengan Ketua RW


terpilih menyusun pengurus RW lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1).
(2) Penyusunan pengurus RW sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan paling lama 14 (empat belas) hari kerja
sejak pemilihan ketua RW.

Pasal 22

(1) Tahap pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17


ayat (9) huruf d dilakukan dengan penyampaian laporan
pelaksanaan pemilihan Ketua RW oleh panitia pemilihan
pengurus RW kepada Kepala Desa/Lurah.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilampiri:
a. berita acara hasil pelaksanaan pemilihan pengurus
RW; dan
b. susunan pengurus RW terpilih sesuai dengan wilayah
kerjanya.
Pasal 23

(1) Tahap pelantikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17


ayat (9) huruf e dilakukan oleh Kepala Desa/Lurah yang
meliputi kegiatan:
a. menerbitkan Keputusan Kepala Desa/Lurah tentang
pengangkatan pengurus RW berdasarkan berita acara
yang dilaporkan oleh panitia pemilihan;
b. menetapkan jadwal pelaksanaan pelantikan pengurus
RW;
c. melaksanakan pelantikan pengurus RW terpilih; dan
d. membubarkan panitia pemilihan ketua dan pengurus
RW sebelumnya.
(2) Pelantikan pengurus RW sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c dilakukan sebelum pembentukan panitia
pemilihan pengurus RW.
(3) susunan acara dan teknis pelaksanaan pelantikan
pengurus RW sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Kepala Desa/Lurah sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat.

Pasal 24

Pengaturan lebih lanjut mengenai pemilihan Ketua RW


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal
23 diatur dalam Peraturan Desa/Keputusan Lurah.

BAB IV
MASA BAKTI

Pasal 25
(1) Pengurus RT dan RW memegang jabatan selama 5 (lima)
tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan oleh Kepala
Desa/Lurah.
(2) Pengurus RT dan RW sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat menjabat paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan
secara berturut-turut atau tidak berturut-turut.
(3) Pengurus RT dan RW yang berakhir masa baktinya
menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada
pengurus yang baru.

Pasal 26

Dalam hal pengurus RT atau pengurus RW habis masa


baktinya Ketua RT atau Ketua RW wajib memberitahukan
kepada seluruh pengurus tentang pemberhentian dan
penggantian pengurus serta melaporkan kepada Kepala
Desa/Lurah paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhir
masa bakti kepengurusan RT atau RW.
BAB V
PEMBERHENTIAN PENGURUS RT ATAU RW

Pasal 27

(1) Pengurus RT atau pengurus RW berhenti atau


diberhentikan karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri;
c. melakukan tindakan yang menghilangkan kepercayaan
warga masyarakat terhadap kepemimpinannya sebagai
pengurus RT dan pengurus RW;
d. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7;
e. pindah tempat tinggal dari lingkungan RT atau RW
yang bersangkutan;
f. tidak melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3; dan
g. sebab lain yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan/atau norma
kehidupan masyarakat.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengurus RT dan RW
sebagaimana pada ayat 1 (satu) diatur dalam Peraturan
Desa

BAB VI
JENIS MUSYAWARAH RT DAN RW

Pasal 28

(1) Jenis musyawarah RT dan RW sebagai berikut;


a. musyawarah bulanan;
b. musyawarah semesteran;
c. musyawarah tahunan;
d. musyawarah insedental; dan
(2) musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat 1
berfungsi untuk:
a. memilih pengurus;
b. menentukan program kerja; dan
c. membasah dan atau menangani permasalahan
dilingkungan kerja RT dan atau RW.
(3) Setiap keputusan hasil musyawarah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita acara
dilampiri daftar hadir dan notulen.

BAB VII
SUMBER PEMBIAYAAN

Pasal 29

(1) Sumber dana RT dan RW dapat diperoleh dari:


a. Iuran atau sumbangan warga atas dasar musyawarah
mufakat;
b. Swadaya dan gtotong royong warga; dan
c. Bantuan anggaran dari pemerintahan Desa/Kelurahan
d. Bantuan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Daerah serta pendapatan lainnya yang sah
dan tidak mengikat.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sumber pembiayaan,
penggunaan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 (satu) diatur dalam Peraturan Desa/Keputusan
Lurah.

BAB VIII
ADMINISTRASI DAN KELENGKAPAN RT DAN RW

Pasal 30

Dalam melaksanakan tata kerja pengurus RT dan pengurus


RW perlu didukung dengan administrasi dan alat
kelengkapan sebagai berikut:
a. administrasi meliputi:
1. buku induk penduduk tetap;
2. buku penduduk sementara/penduduk non
permanen dalam daerah/luar daerah di wilayah
Provinsi Jawa Barat dan luar wilayah Provinsi Jawa
Barat;
3. buku perubahan penduduk tetap;
4. buku perubahan penduduk non permanen
dalam/luar Daerah dalam/luar Provinsi Jawa
Barat;
5. buku perkembangan penduduk;
6. buku kas RT dan RW;
7. buku surat masuk dan keluar;
8. buku tamu;
9. buku notulensi rapat;
10. buku data pengurus RW, RT dan perlindungan
masyarakat;
11. buku daftar proyek pembangunan;
12. buku kejadian; dan
13. buku profil RW.
b. alat kelengkapan RT/RW meliputi:
1. Stempel RT/RW;
2. Papan Nama ketua RT/ketua RW;
3. Kop surat RT/RW; dan
4. tata naskah surat.
BAB IX
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 31

Pembinaan dan pengawasan umum terhadap Ketua RT dan


atau Ketua RW dilakukan Kepala Desa/Lurah.

Pasal 32

(1) Pembinaan pengelolaan keuangan dilingkungan RT


dilakukan oleh Ketua dan atau pengurus RT.
(2) Pembinaan keuangan ketua RW dilakukan oleh Kepala
Desa/Lurah.
(3) Apabila dianggap perlu Kepala Desa/Lurah dapat
mengadakan pemeriksaan keuangan RT dan RW.

BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 33

(1) Pengurus RT dan/ atau pengurus RW dapat berhimpun


dalam wadah sarana komunikasi forum RW atau forum RT
yang diatur dalam Peraturan Desa.
(2) Dalam rangka perencanaan pelaksanaan dan
pengendalian pembangunan RT dan atau RW bekerja
sama dengan LKD/Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan
lainnya.

BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 34

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, pengurus


RT dan pengurus RW yang sudah terbentuk tetap
menjalankan tugasnya sampai dengan berakhir masa
jabatannya.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 35

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan


Bupati Bandung Nomor 67 tahun 2011 tentang Rukun
Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) Di Kabupaten
Bandung (Berita Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2011
Nomor 67), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 36

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal di


undangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan peraturan Bupati ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Bandung.

Ditetapkan di Soreang.
pada tanggal 2 Pebruari 2022

BUPATI BANDUNG,

ttd

M. DADANG SUPRIATNA

Diundangkan di soreang
pada tanggal 2 Pebruari 2022

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BANDUNG,

ttd

CAKRA AMIYANA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2022 NOMOR 3

Salinan sesuai dengan aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM

YANA ROSMIANA, S.H.M.H


Pembina
NIP. 196901011999012001

Anda mungkin juga menyukai