Anda di halaman 1dari 18

ANGGARAN DASAR

KELOMPOK KESWADAYAAN MASYARAKAT (KKM)

DESA : BOBOLIO
KECAMATAN : WAWONII SELATAN
KABUPATEN : KONAWE KEPULAUAN

PEMBUKAAN

Bahwa model pembangunan yang sentralistis secara sistematis berakibat mematikan

inisiatif, memperlemah solidaritas dan menumbuhkan ketidakberdayaan masyarakat untuk

membangun masyarakat di tingkat akar rumput. Oleh karena itu, model penanggulangan

kemiskinan yang sentralistis harus diganti dengan model yang menjadikan masyarakat sebagai

subyek dan pemilik otoritas, sehingga penanggulangan kemiskinan dapat lebih terjamin

keberlanjutannya.

Membangun masyarakat warga (Civil Society) di tingkat lokal (Desa/Kelurahan)

merupakan upaya yang strategis untuk menumbuhkan inisiatif, solidaritas dan keberdayaan

masyarakat, oleh karena itu kehadiran masyarakat warga menjadi sangat penting sebagai suatu

tatanan baru dalam hidup bermasyarakat, dimana warga masyarakat berhimpun atas prakarsa

sendiri, bekerja sama dan secara damai berupaya memenuhi kebutuhan atau kepentingan bersama,

memecahkan persoalan bersama dan atau menyatakan kepedulian bersama, dengan tetap

menghargai hak orang lain untuk berbuat yang sama dan tetap mempertahankan otonominya

terhadap institusi pemerintah, politik, militer, agama, usaha/pekerjaan dan keluarga. Dan tatanan

hidup bermasyarakat tersebut harus tumbuh dan berkembang berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan

dan nilai-nilai kemasyarakatan.

Bahwa penanggulangan kemiskinan dipandang sebagai proses yang berkelanjutan dan

memerlukan peran aktif dari seluruh komponen masyarakat. Upaya penanggulangan kemiskinan

harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip Demokratis, Partisipatif, Transparansi, Akuntabilitas dan

Desentralisasi. Menjunjung tinggi nilai-nilai : dapat dipercaya, Ikhlas/Kerelawanan, Kejujuran,

Keadilan, Kesetaraan dan Kebersamaan dalam Keragaman.

Menyadari bahwa untuk membangun masyarakat warga (Civil Society) dan

menanggulangi kemiskinan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, sistematis dan

1
terorganisir, maka kami masyarakat Desa Bobolio Kecamatan Wawonii Selatan Kabupaten

Konawe Kepulauan Propinsi Sulawesi Tenggara, dengan ini sepakat untuk mendirikan Kelompok

Keswadayaan Masyarakat (KKM).

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksudkan dengan :

1. Kelompok Keswadayaan Masyarakat atau disingkat KKM adalah merupakan Dewan

Pimpinan Kolektif masyarakat warga penduduk Desa, dan sebagai Lembaga KKM dapat

bertindak sebagai representasi masyarakat warga penduduk Desa Bobolio.

2. AD adalah Anggaran Dasar KKM Desa BobolioAmbekairi i-Wangi

3. Desa Bobolio adalah Desa yang berada di Kecamatan Wawonii Selatan Kabupaten Konawe

Kepulauan Propinsi Sulawesi Tenggara.Sulawesi Tenggara

BAB II
NAMA, WAKTU PENDIRIAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 2

1. KKM ini bernama KKM Desa Bobolio yang selanjutnya disebut dengan KKM Desa

Bobolio.DIRI

2. KKM Desa Bobolio. berkedudukan di Desa Bobolio Kecamatan Wawonii Selatan Kabupaten

Konawe Kepulauan Propinsi Sulawesi Tenggara.wesi Tenggara

3. KKM Desa Bobolio didirikan pada hari …………….. tanggal ………….bulan

…………..Atahun 2016 untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya.

2
BAB III
PRINSIP DAN NILAI
Pasal 3

Prinsip

Prinsip-Prinsip yang dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkan dan dilestarikan adalah :

1. Musyawarah; Bahwa dalam setiap proses pengambilan keputusan yang menyangkut

kepentingan masyarakat banyak, terutama kepentingan masyarakat miskin, maka mekanisme

pengambilan keputusan dilakukan secara kolektif dan musyawarah.

2. Partisipasi; Bahwa dalam tiap langkah kegiatan perlu dilakukan secara partisipatif, dengan

melibatkan segenap komponen masyarakat, khususnya masyarakat rentan yang selama ini

tidak memiliki peluang dalam program dan kegiatan setempat, sehingga diharapkan mampu

membangun rasa kepemilikan dan proses belajar melalui mekanisme bekerja sama.

3. Transparansi dan Akuntabilitas; Bahwa dalam proses manajemen organisasi masyarakat

harus menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas, sehingga masyarakat belajar dan

melembagakan sikap bertanggung jawab serta tanggung gugat terhadap pilihan keputusan dan

kegiatan yang dilaksanakannya.

4. Desentralisasi; Bahwa dalam proses pengambilan keputusan yang langsung menyangkut

kehidupan dan penghidupan masyarakat agar dilakukan sedekat mungkin dengan pemanfaat

pada masyarakat sendiri, sehingga keputusan yang dibuat benar-benar bermanfaat bagi

masyarakat banyak.

Pasal 4

Nilai

Nilai-Nilai yang dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkan dan dilestarikan adalah:

1. Dapat dipercaya atau amanah; Bahwa dalam melaksanakan kegiatan harus benar-benar

dapat menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat.

3
2. Ikhlas atau Kerelawanan; Bahwa dalam melaksanakan kegiatan benar-benar berlandaskan

niat ikhlas untuk turut memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat

miskin yang ada di wilayahnya, dan tidak mengharapkan imbalan materi, jasa serta tidak

mengutamakan kepentingan pribadi serta golongan atau kelompoknya.

3. Kejujuran; Bahwa dalam proses pengambilan keputusan, pengelolaan dana serta

pelaksanaan kegiatan harus dilakukan dengan jujur, sehingga tidak dibenarkan adanya

upaya-upaya untuk merekayasa, memanipulasi maupun menutup-nutupi sesuatu yang dapat

merugikan masyarakat terlebih menyimpang dari Visi, Misi dan Tujuan KKM Desa

Bobolio.

4. Keadilan; Bahwa dalam menetapkan kebijakan dan melaksanakan kegiatan harus

menekankan asas keadilan, kebutuhan nyata dan untuk kepentingan masyarakat miskin.

5. Kesetaraan; Bahwa dalam pelibatan masyarakat pada pelaksanaan dan pemanfaatan dana

yang dipercayakan pada KKM, maka tidak membeda-bedakan latar belakang, asal-usul,

agama, status, jenis kelamin dan lain-lainnya.

6. Kebersamaan dalam Keragaman; Bahwa dalam melaksanakan kegiatan penanggulangan

kemiskinan perlu dioptimalkan gerakan masyarakat, sehingga kemiskinan benar-benar

menjadi urusan semua warga masyarakat tanpa ada pengecualian.

BAB IV
PENDIRIAN, LEGALITAS, KEPEMILIKAN

Pasal 5

Pendirian

KKM Desa Bobolio dibentuk atas persetujuan, kesepakatan serta keputusan dari segenap lapisan

masyarakat yang tinggal di Desa Bobolio yang dilakukan melalui Pemilihan secara berjenjang

mulai dari Tingkat RT/Dusun sampai Tingkat Desa.

Pasal 6

Legalitas

4
1. Hasil kesepakatan masyarakat yang dirumuskan dalam pemilihan yang dilegalisasi adalah

Dewan Pimpinan Kolektif yang terpilih dan mendapatkan mandat untuk memimpin dan

mewakili himpunan masyarakat warga desa yang bersangkutan.

2. Dewan Pimpinan Kolektif tersebut selanjutnya diresmikan melalui Pencatatan pada Notaris,

dan atau dalam bentuk Akta Notaris.

Pasal 7

Kepemilikan

1. KKM Desa Bobolio adalah milik seluruh masyarakat Desa Bobolio

2. Dana dan segala asset KKM merupakan milik warga masyarakat Desa Bobolio bukan milik

pribadi, golongan maupun KKM beserta unit-unit pengelolanya.

BAB V
KEDUDUKAN
Pasal 8

1. KKM berkedudukan sebagai Lembaga Pimpinan Masyarakat Warga Perdesaan/Kelurahan

dan merupakan Lembaga Pengendali kegiatan penanggulangan kemiskinan di Desa yang

bersangkutan, yang posisinya di luar institusi Pemerintah, Militer, Agama, Pekerjaan dan

Keluarga.

2. KKM sebagai wadah perjuangan dan wadah aspirasi warga masyarakat Kelurahan

khususnya dalam kaitan dengan penanggulangan kemiskinan.

BAB VI
PERAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Pasal 9

Peran

Peran KKM adalah mewadahi aspirasi masyarakat dengan cara melibatkan masyarakat agar

proaktif dalam proses pengambilan keputusan dalam program pemberdayaan masyarakat dan

penanggulangan kemiskinan di wilayahnya, dan turut memperjuangkan kebutuhan dasar, sosial,

ekonomi dan sarana prasarana dasar serta lingkungan bagi masyarakat miskin.

Pasal 10

5
Tugas Pokok

1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan serta aturan main (termasuk sanksi) secara

demokratis dan partisipatif mengenai hal-hal yang bermanfaat untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat kelurahan, termasuk pemanfaatan dana Bantuan Langsung

Masyarakat (BLM) program Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan

di Wilayahnya.

2. Mengorganisasi masyarakat untuk bersama-sama merumuskan Visi, Misi, Rencana Strategis

dan Rencana Program Penanggulangan Kemiskinan.

3. Memonitor, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan keputusan-keputusan yang telah

diambil oleh KKM, termasuk penggunaan dana program pemberdayaan masyarakat dan

penanggulangan kemiskinan di wilayahnya.

4. Mendorong berlangsungnya proses pembangunan partisipatif sejak tahap penggalian ide dan

aspirasi, penilaian kebutuhan, perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan,

pemeliharaan, monitoring dan evaluasi hingga keberlanjutan.

5. Memverifikasi penilaian yang telah dilakukan oleh unit-unit pelaksana dan memutuskan

kegiatan-kegiatan yang layak diprioritaskan didanai oleh dana-dana program pemberdayaan

masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di wilayahnya; ataupun dana-dana lain yang

dihimpun oleh KKM, atas dasar kriteria dan prosedur yang disepakati dan ditetapkan

bersama.

6. Memonitor, mengawasi dan memberi masukan untuk berbagai kebijakan maupun program

pemerintah lokal yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat miskin maupun

pembangunan di Desanya.

7. Menjamin dan mendorong peran serta berbagai unsur masyarakat, khususnya masyarakat

miskin dan kaum perempuan di wilayahnya, melalui proses serta hasil keputusan yang adil

dan demokratis.

8. Membangun transparansi kepada masyarakat khususnya, dan pihak luar umumnya, melalui

berbagai media seperti papan informasi, sirkulasi laporan kegiatan dan keuangan

bulanan/triwulanan, rapat-rapat terbuka, dan lainnya.

6
9. Membangun akuntabilitas kepada masyarakat dengan mengauditkan diri melalui auditor

exketrnal/independen serta menyebarluaskan hasil auditnya kepada seluruh lapisan

masyarakat.

10. Melaksanakan Rapat Anggota Tahunan dengan dihadiri masyarakat luas dan memberikan

pertanggungjawaban atas segala keputusan dan kebijakan yang diambil kepada masyarakat.

11. Membuka akses dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk melakukan

kontrol terhadap kebijakan, keputusan, kegiatan dan keuangan yang di bawah kendali

KKM.

12. Memfasilitasi aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam perumusan kebutuhan dan usulan

program penanggulangan kemiskinan dan pembangunan wilayah kelurahan setempat, untuk

dapat dikomunikasikan, dikoordinasikan dan diintegrasikan dengan program serta kebijakan

Pemerintah Desa, Kecamatan dan Kabupaten.

13. Mengawal penerapan nilai-nilai dasar, dalam setiap keputusan maupun pelaksanaan kegiatan

penanggulangan kemiskinan dan pembangunan.

14. Menghidupkan serta menumbuhkembangkan kembali nilai-nilai luhur dalam kehidupan

bermasyarakat, pada setiap tahapan dan proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan

kegiatan penanggulangan kemiskinan dan atau pembangunan desa dengan bertumpu pada

kondisi budaya masyarakat setempat (kearifan lokal).

15. Merencanakan dan menetapkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan penciptaan

lapangan kerja baru, pengembangan ekonomi rakyat, dan peningkatan kualitas lingkungan

serta permukiman yang berkaitan langsung dengan upaya-upaya perbaikan kesejahteraan

masyarakat miskin setempat.

16. Memfasilitasi networking/jaringan kerja sama dengan berbagai potensi sumber daya yang

ada di luar sumber-sumber luar masyarakat setempat.

Pasal 11

Fungsi

1. Pusat penggerak dan penumbuhan kembali nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai

kemasyarakatan dan nilai-nilai demokratis dalam kehidupan nyata masyarakat setempat.

7
2. Pusat pengembangan aturan (kode etik, kode tata laku dan lainnya).

3. Pusat pengambilan keputusan yang adil dan demokratis kegiatan penanggulangan

kemiskinan serta pembangunan.

4. Pusat pengendalian dan kontrol sosial terhadap proses pembangunan, utamanya

penanggulangan kemiskinan.

5. Pusat pembangkit dan mediasi aspirasi dan partisipasi masyarakat.

6. Pusat informasi dan komunikasi bagi warga masyarakat kelurahan.

7. Pusat advokasi integrasi kebutuhan dan program masyarakat dengan kebijakan dan program

pemerintah.

Pasal 12

1. KKM wajib menyelenggarakan kegiatan identifikasi maslah dan analisa kebutuhan

sekurang-kurangnya satu kali dalam 1 tahun.

2. KKM wajib menyusun Program Penanggulangan Kemiskinan yang terdiri dari Perencanaan

Jangka Menengah Program Program Air Minum Kesehatan dan Sanitasi (PJM Pro Aksi)

untuk rentang waktu lima tahun dan rencana tahunan yakni Rencana Kerja Masyarakat

RKM).

BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 13

Anggota KKM
1. Anggota KKM adalah warga yang tinggal di Desa Wawo Indah yang memenuhi kriteria

nilai-nilai kemanusiaan yang telah ditetapkan warga dan dipercaya warga untuk mengemban

amanat masyarakat.

2. Anggota KKM menggambarkan keterwakilan nilai-nilai kemanusiaan, dan bukan

keterwakilan wilayah, golongan maupun kelompok tertentu.

Pasal 14

8
Jumlah Anggota KKM

1. Anggota KKM berjumlah 5 sampai 9 orang.

2. Jumlah anggota KKM setiap masa bakti, ditetapkan dalam musyawarah warga Desa dari

wakil seluruh masyarakat Desa.

Pasal 15
Koordinator KKM

1. Untuk memudahkan pengkoordinasian, anggota KKM akan memilih dan mengangkat salah

seorang diantara anggota KKM untuk menjadi Koordinator yang disebut dengan

Koordinator KKM.

2. KKM tidak mengenal hirarki, tiap anggota memiliki hak yang sama, oleh karena itu semua

keputusan dilakukan secara kolektif dan koordinator KKM tidak dapat mengambil

keputusan sendiri dengan mengatas namakan KKM.

3. Koordinator KKM dipilih dari dan oleh anggota KKM.

Pasal 16
Masa Bakti KKM

1. Anggota KKM dipilih untuk masa bakti maksimum 5 (Lima) tahun, dengan tiap tahun

dilakukan evaluasi dan dapat dilakukan penggantian serta dapat dipilih ulang.

2. Bilamana salah seorang anggota KKM mengundurkan diri atau diberhentikan dan atau

meninggal dunia sebelum masa jabatannya berakhir, maka anggota KKM lainnya

mengadakan Musyawarah Khusus untuk menetapkan anggota pengganti yang berasal dari

nama hasil Pemilihan Warga yang mendapatkan perolehan suara lebih tinggi berikutnya,

kemudian dipertimbangkan dan atau disahkan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).

3. Bilamana Masa jabatan anggota KKM sudah berakhir maka 1 (satu) bulan sebelum

berakhirnya masa jabatan akan dilakukan pemilihan ulang mulai tingkat RT/Dusun sampai

pada tingkat desa sesuai mekanisme.

Pasal 17

9
Anggota KKM bertugas berdasarkan kerelawanan dan tidak menerima gaji atau imbalan lainnya.

Pasal 18
Prinsip Pendirian KKM
1. Sistem pemilihan KKM adalah pemilihan langsung secara rahasia, tanpa pencalonan dan

tanpa kampanye atau rekayasa.

2. Kriteria anggota KKM ditentukan sendiri oleh warga melalui refleksi kepemimpinan dengan

berbasis nilai-nilai kemanusiaan.

3. Pemilihan dimulai dari utusan di tingkat RT hingga dilanjutkan ke tingkat Desa.

4. Semua warga dewasa di Desa bersangkutan berhak untuk memilih.

5. Semua warga dewasa di Desa bersangkutan yang memenuhi kriteria yang disepakati warga

berhak untuk dipilih.

6. Setiap pemilih tidak diperkenankan untuk diwakilkan atau dikuasakan dengan alasan

apapun.

7. Setiap pemilih tidak diperkenankan untuk mewakili golongan, ras, agama, jabatan atau

kepentingan lainnya.

Pasal 19

Tata Cara Pendirian KKM

1. Sosialisasi pendirian KKM.

2. Membentuk panitia pemilihan KKM dan yang independen dan yang mewakili wilayah

administrasi geografis dari Desa. Ambekairi

3. Penyusunan Tata Tertib pemilihan anggota KKM.

4. Pemilihan utusan RW/RT/Dusun, yaitu utusan warga yang akan dipilih menjadi anggota

KKM pada Pemilihan tingkat Desa.

5. Pemilihan anggota KKM tingkat Desa.

6. Sosialisasi nama-nama KKM terpilih melalui berbagai macam media di seluruh Desa.

BAB VIII
PERANGKAT ORGANISASI

Pasal 20

10
Untuk membantu tugas dan fungsinya, maka KKM dapat mengangkat perangkat organisasi atau

Satuan Pelaksana (Satlak) dengan komposisi sebagai berikut :

1. Ketua, diangkat sebagai penanggungjawab utama dalam pelaksanaan kegiatan, bekerja

purna waktu dan tidak diperkenankan diangkat dari dan atau merangkap sebagai anggota

KKM serta unit-unit pengelola KKM.

2. Sekretariat, diangkat sebagai unsur pelaksana harian bekerja purna waktu dan tidak

diperkenankan diangkat dari dan atau merangkap sebagai anggota KKM serta unit-unit

pengelola KKM.

3. Unit-Unit Pengelola, yakni Unit Pengelola Keuangan/Bendahara, Unit Kerja Teknis Sarana

Air Minum dan Sanitasi, Unit Kerja Teknis Hygiene/Kesehatan, Pengaduan Masyarakat dan

Unit-Unit lainnya sesuai kebutuhan.

4. Penasehat, bila dikehendaki oleh KKM sesuai kebutuhan dan bersifat relawan.

Pasal 21

1. Perangkat organisasi KKM berperan menjalankan kebijakan/keputusan yang ditetapkan oleh

KKM.

2. Perangkat organisasi KKM adalah warga dari Desa setempat yang dianggap memiliki nilai-

nilai kemanusiaan serta keahlian dibidang yang bersangkutan.

3. Perangkat organisasi KKM bertanggung jawab kepada KKM.

4. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk perangkat organisasi KKM akan diatur dalam

Anggaran Rumah Tangga KKM.

Pasal 22

Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Organisasi KKM

1. Unit-Unit Pengelola dibentuk dan dibubarkan oleh KKM sesuai dengan kebutuhan dalam

rapat khusus KKM. Hasil rapat khusus diumumkan kepada masyarakat melalui berbagai

media, setidak-tidaknya ditempel di lima tempat strategis dengan masa sanggah 17 hari

2. Pengurus UP/perangkat organisasi KKM diangkat dan diberhentikan oleh KKM sesuai

dengan kebutuhan dalam rapat khusus KKM. Hasil rapat khusus diumumkan kepada

11
masyarakat melalui berbagai media, setidak-tidaknya ditempel di lima tempat strategis

dengan masa sanggah 15 hari

3. Kontrak kerja perangkat organisasi KKM berlaku untuk maksimal 1 (satu) tahun. Jika

kinerja dari seorang pengurus perangkat organisasi KKM dianggap baik, maka orang

tersebut dapat kembali dikontrak untuk tahun-tahun berikutnya, namun setiap pembaruan

kontrak kerja tetap hanya berlaku maksimal 1 (satu) tahun.

BAB IX
HUBUNGAN KELEMBAGAAN
Pasal 23

Hubungan antara KKM dengan Lembaga-Lembaga lainnya di tingkat Desa/Kelurahan adalah

sebagai berikut :

1. Hubungan KKM dengan perangkat desa/kelurahan dan organisasi masyarakat formal

lainnya di tingkat Desa/Kelurahan, tidak bersifat struktural formal, melainkan hubungan

yang bersifat koordinatif, fungsional dan komplementer atau saling melengkapi serta

mendukung satu sama lainnya.

2. Perangkat Desa/Kelurahan sebagai pelaksana kebijakan publik di tingkat lokal diharapkan

dapat berperan sebagai penyedia dan fasilitator untuk mendukung prakarsa masyarakat

dalam penanggulangan kemiskinan.

3. Organisasi msyarakat formal di tingkat desa/Kelurahan, yaitu organisasi yang dibentuk atas

dasar peraturan pemerintah dan atau perundangan diharapkan dapat mendukung prakarsa

masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan.

BAB X
RAPAT-RAPAT
Pasal 24

Musyawarah Warga Desa/Kelurahan

1. Musyawarah Warga Desa/Kelurahan adalah musyawarah warga di tingkat Desa/Kelurahan

yang merupakan institusi tertinggi, yang wajib dilakukan pada setiap pergantian masa bakti

KKM atau bila dianggap ada hal-hal penting yang memerlukan kesepakatan warga secara

menyeluruh.

12
2. Musyawarah Warga Kelurahan dapat mengeluarkan keputusan lain di luar Anggaran Dasar

(AD) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Musyawarah Warga Desa/Kelurahan.

3. Musyawarah Warga Desa/Kelurahan dapat diselenggarakan setiap saat dalam keadaan

istimewa.

Pasal 25

Musyawarah Warga Desa/Kelurahan istimewa berhak dan mempunyai wewenang untuk :

1. Meminta pertanggung jawaban KKM tentang pengelolaan KKM.

2. Merubah dan menetapkan Anggaran Dasar (AD).

3. Memilih, mengangkat dan memberhentikan KKM.

4. Mengadakan Referendum.

Pasal 26

1. Yang dimaksud dengan keadaan istimewa adalah sebagai berikut:

a. Jika Musyawarah Warga Desa/Kelurahan tidak dapat berlangsung karena tidak

memenuhi ketentuan, dan Musyawarah Warga Desa/Kelurahan telah ditunda paling

lama 10 (sepuluh) hari, tetapi pada Musyawarah Warga Desa/Kelurahan kedua tetap

tidak tercapai syarat tersebut.

b. Keadaan yang mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada

Musyawarah Warga Desa/Kelurahan.

c. Keadaan ketika perubahan AD harus segera dilakukan karena adanya ketentuan

Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Republik Indonesia yang mengharuskan

perubahan tersebut.

d. Keputusan Musyawarah Warga Desa/Kelurahan Istimewa hanya sah jika keputusan

tersebut untuk menyelamatkan kelangsungan KKM MANDIRI

2. Musyawarah Warga Desa/Kelurahan Istimewa dapat diselenggarakan:

a. Atas keputusan hasil referendum yang menyetujui pelaksanaan Musyawarah Warga

Desa/Kelurahan Istimewa.

b. Atas permintaan tertulis lebih dari setengah jumlah anggota KKM.

Pasal 27
Musyawarah KKM

13
1. Rembuk Warga Tahunan (RWT), dilakukan setiap tahun untuk evaluasi dan penilaian

terhadap kinerja Unit-Unit Pengelola KKM, membahas perkembangan kegiatan tahun

sebelumnya, dan menetapkan rencana UP-UP dan kegiatan KKM, serta memilih

Koordinator KKM dan pengelola UP-UP pada akhir masa jabatan.

2. Rapat Koordinasi Anggota (RKA), dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu

bulan untuk melakukan pembahasan kemajuan dan perkembangan kegiatan serta

menetapkan rencana bulan berikutnya untuk kegiatan yang dilaksanakan oleh Unit-Unit

Pelaksana yang ada.

3. Rapat Prioritas Usulan Kegiatan (RPUK), dilakukan untuk menetapkan

prioritas/perangkingan usulan-usulan kegiatan yang telah dinilai layak, untuk disetujui

memperoleh dana KKM.

4. Rapat Keputusan Khusus (RKK), dilakukan secara insidentil sesuai kebutuhan untuk

mengambil keputusan yang berkenan dengan kegiatan penanggulangan kemiskinan secara

umum sesuai batas kewenangannya, misalnya keputusan mengenai auditor untuk audit

independen, keaggotaan dalam forum KKM, utusan peserta pelatihan, dll.

BAB XI
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 28

1. Rapat-rapat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 27 dinyatakan sah apabila dihadiri

oleh lebih dari setengah dari jumlah anggota plus satu.

2. Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat dan

apabila hal ini tidak mungkin, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak

(Voting).

BAB XII
KEUANGAN
Pasal 29

Sumber Dana

Sumber Dana KKM terdiri atas :

14
1. Modal sendiri yang berasal dari dukungan atau swadaya masyarakat.

2. Dukungan dari pemerintah, diantaranya Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang berasal

dari Program PAMSIMAS dan Program lainnya.

3. Kegiatan/program/proyek/lembaga di luar kelurahan untuk kegiatan penanggulangan

kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan.

4. Kegiatan-kegiatan lain oleh lembaga sendiri yang sah.

Pasal 30

Pemanfaatan Dana

1. Dana KKM dimanfaatkan bagi kepentingan penangulangan kemiskinan di

Desa/Kelurahan.Ambekairi

2. Dana KKM adalah milik masyarakat kelurahan dan dikelola oleh KKM melalui Satuan

Pelaksana (Satlak) KKM.

3. Dana KKM tidak boleh disimpan dalam bentuk deposito dan jenis lainnya yang dilakukan

untuk pemupukan dana.

Pasal 31
Pengelolaan Dana

1. Dana KKM seluruhnya dikelola melalui Unit-Unit Pengelolanya.

2. Dana KKM tidak boleh dijadikan jaminan utang.

Pasal 32

Transparansi dan Akuntabilitas

1. KKM dan perangkat organisasinya berkewajiban melaksanakan dan mengembangkan

Transparansi dan Akuntabilitas.

2. Pembukuan keuangan UP KKM terbuka untuk diketahui oleh seluruh masyarakat.

3. Pengawasan dilakukan oleh masyarakat kelurahan dan kelompok peduli di luar kelurahan

melalui :

a. Penyebaran informasi tentang kegiatan KKM.

b. Rapat-Rapat.

15
c. Audit oleh auditor independen dan BPKP.

d. Monitoring, supervisi dan evaluasi setiap kegiatan oleh kelompok peduli.

e. Kotak-kotak pengaduan.

4. KKM wajib mengadakan audit tahunan terhadap UP yang dilakukan oleh auditor

independen yang berkedudukan di luar Desa Ambeua Raya.

BAB XIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 33

Perubahan Anggaran Dasar KKM dapat dilakukan dalam Musyawarah Warga Desa/Kelurahan

atau Musyawarah Warga Desa/Kelurahan Istimewa, sebagaimana diatur dalam pasal-pasal

mengenai Musyawarah Warga Desa/Kelurahan.

BAB XIV
PEMBUBARAN
Pasal 34

1. Pembubaran KKM hanya dapat dilakukan dengan keputusan yang melibatkan seluruh

masyarakat melalui Musyawarah Warga Kelurahan atau Musyawarah Warga

Desa/Kelurahan Istimewa.

2. Tata cara pembubaran akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART)

3. Dalam hal KKM dibubarkan maka seluruh kekayaan yang dimiliki diserahkan kepada

masyarakat, yang pelaksanaannya diatur tersendiri melalui rapat anggota KKM.

BAB XV

16
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN LAINNYA
Pasal 35

1. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar, akan diatur dalam Anggaran Rumah

Tangga (ART). Musyawarah KKM akan menyusun dan menetapkan ART serta peraturan

khusus yang memuat peraturan pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan dalam Anggaran

Dasar ini dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar.

2. KKM dapat mengeluarkan Surat Keputusan yang isinya tidak boleh bertentangan dengan

Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta keputusan lain dari Musyawarah Warga

Desa/Kelurahan.

BAB XVI
PENUTUP
Pasal 36

1. Demikian Anggaran Dasar KKM Desa Ambeua Raya,ini ditetapkan dan ditandatangani

oleh kami yang diberi kuasa oleh Rapat Pembentukan KKM

2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Desa Bobolio Kec Wawonii Selatan Kab Konawe Kepulauan


Pada Tanggal : …………………….. 2016

17
(.............................................) (.............................................)
Pimpinan Musyawarah Warga Panitia Penyusun AD/ART

(.............................................) (.............................................)
Panitia Penyusun AD/ART Panitia Penyusun AD/ART

(.............................................) (.............................................)
Peserta Rapat Peserta Rapat

Mengetahui,
Lurah Ladianta

(.............................................)
( ) Peserta Rapat

18

Anda mungkin juga menyukai