Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan
wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Anggota BPD terdiri
dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh
atau pemuka masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota BPD adalah 6 tahun dan
dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya. Pimpinan dan
Anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan
Perangkat Desa.
Ketua BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam Rapat BPD yang
diadakan secara khusus. BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala
Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
Penggunaan nama/istilah BPD tidak harus seragam pada seluruh desa di Indonesia,
dan dapat disebut dengan nama lain.
1
BB 5.2
B.Karang Taruna
Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna
merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas
dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat
khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat,
yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial
kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta
pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan
pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia
maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang
Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah
pula diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah
mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada
regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang
Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.
karang Taruna beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya diatur
keanggotaannya mulai dari pemuda/i berusia mulai dari 11 - 45 tahun) dan batasan
sebagai Pengurus adalah berusia mulai 17 - 35 tahun.
Tujuan
2
BB 5.2
b. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang
Taruna yang Trampil dan berkepribadian serta berpengetahuan.
d. Termotivasinya setiap generasi muda warga Karang Taruna untuk mampu
menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
e. Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna dalam rangka
mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.
Tugas
Fungsi
3
BB 5.2
Dengan terbitnya Permensos 77 Tahun 2010 tentang Pedoman Dasar Kaang Taruna
maka Permnesos tahun 2005 dinyatakan tidak berlaku.
4
BB 5.2
C.Posyandu
A. Pengertian Posyandu
Adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat
yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
Posyandu juga merupakan tempat kegiatan terpadu antara program Keluarga
Berencana – Kesehatan di tingkat desa.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan
keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan
dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS.
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita
dan anak prasekolah
Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan
protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral
Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya
Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.
2) Keluarga Berencana
Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus
kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan
golongan ibu beresiko tinggi
Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya
3) Immunisasi
Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan campak
1x pada bayi.
4) Peningkatan gizi
5
BB 5.2
5) Penanggulangan Diare
C. Pembentukan Posyandu
E. Penyelenggara Posyandu
1) Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader
kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas
2) Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal
dari keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada
di wilayah tersebut (Effendi, 1998).
6
BB 5.2
a) Penimbangan bulanan
b) Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurang
c) Immunisasi bayi 3-14 bulan
d) Pemberian orlit untuk menanggiulangi diare
e) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur
Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari
Puskesmas, seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila kader menemui masalah
kesehatan, kader harus berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada, masalah
tersebut dapat berupa:
7
BB 5.2
a) Bidan desa.
b) Kepala Desa.
c) Tokoh masyarakat / tokoh agama.
d) Petugas LKMD, RT, RW.
e) Tim Penggerak PKK.
f) Petugas PLKB.
g) Petugas pertanian ( PPL ).
h) Tutor dari P dan K.
1) Aspek komunikasi.
2) Tehnik berpidato.
3) Kepemimpinan yang mendukung Posyandu.
4) Proses pengembangan.
5) Tehnik pergerakan peranserta masyarakat.
6) Memberikan pembinaan pada kader setelah kegiatan Posyandu berupa:
8
BB 5.2
9
BB 5.2
Logo PKK
10 Program Pokok PKK pada hakekatnya merupakan kebutuhan dasar manusia, yaitu :
Sejarah
10
BB 5.2
Pada tanggal 27 Desember 1972 mendagri mengeluarkan surat kawat no. Sus 3/6/12
kepada seluruh gubernur kdh tk. I Jawa Tengah dengan tembusan gubernur kdh
seluruh indonesia, agar mengubah nama pendidikan kesejahteraan keluarga menjadi
pembinaan kesejahteraan keluarga. Sejak itu gerakan PKKdilaksanakan di seluruh
Indonesia dengan nama Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan tanggal 27
Desember ditetapkan sebagai "hari kesatuan gerak PKK" yang diperingati pada setiap
tahun.
Dalam era reformasi dan ditetapkannya TAP MPR no. IV/MPR/1999 tentang GBHN
1999-2004, serta pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan undang-undang no.22
tahun 1999 dan undang-undang no.25 tahun 1999, tp pkk pusat taggap dengan
mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang disepakati dalam rakernaslub pkk tanggal
31 Oktober s.d 2 November 2000 di bandung dan hasilnya merupakan dasar dalam
perumusan keputusan menteri dalam negeri dan otonomi daerah no. 53 tahun 2000,
yang selanjutnya dijabarkan dalam pedoman umum gerakan Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) ini.
Hal yang mendasar antara lain adalah perubahan nama gerakan PKK dari gerakan
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga menjadi gerakan Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga.[1]
11
BB 5.2
E. Bidan Desa
Bidan adalah sebutan bagi orang yang belajar di sekolah khusus untuk menolong
perempuan saat melahirkan. 'Definisi bidan' menurut International Confederation Of
Midwives (ICM) yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh
dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of International Gynecologist Obstetrition
(FIGO). Definisi tersebut secara berkala di review dalam pertemuan Internasional /
Kongres ICM. Definisi terakhir disusun melalui konggres ICM ke 27, pada bulan Juli
tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut: Bidan adalah seseorang
yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus
dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau
memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah: seorang
perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi
profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi
untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan
praktik kebidanan.
Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel,
yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan
nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan
atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi.
Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi
komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai,
serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak
hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini
harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat
meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan
asuhan anak.
Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat,
Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.
12
BB 5.2
1. a. Peran Teknis b. Peranan non teknis bidan desa 1. Peran Bidan Desa
terbagi 2, yaitu Teknis & Non Teknis (Depkes RI, 1994) 1.Pendayagunaan bidan
desa ditujukan untuk mendukung percepatan penurunan AKI dan AKB 2.
Bertujuan untuk memastikan bahwa mereka melaksankan tugas pokoknya
sesuai standar yang ditetapkan dan mempunyai bekal pengetahuan serta
keterampilan cukup untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. 3.
Pembinaan bidan desa hendaknya dikembangkan per kabupaten sesuai kondisi
setempat di bawah pembinaan tingkat propinsi dengan mengacu kepada pola
pembinaan teknis yang berlaku nasional. 1.Melakukan penyuluhan kes
Penyuluhan yg khususnya mengenai kespro kpd masy.. Penyuluhan ini
diharapkan dpt meningkatkan pengetahuan masy. mengenai pentingnya
melakukan pemeriksaan kehamilan serta persalinan yg ditolong oleh tenaga
bides. 2.Melakukan pelayanan rujukan Jika bides tak mampu menangani pasien
atau pasien mengalami kegawatdaruratan,mk diharapkan bides dptmelakukan
rujukan ke PKM atau RS 3 Memberikan pelayanan antenatal Antenatal care
adalah merupakan cara penting untuk memonitoring & mendukung kes. ibu hamil
normal & mendeteksi ibu dgn kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil
untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal
2. 2. Kompetensi Bidan Poskesdes Berdasarkan Kepmenkes 900 tahun 2002
tentang registrasi dan praktik bidan dan memperhatikan draft ke VI kompetensi
inti bidan yang disusun oleh ICM Februari 1999, kompetensi bidan sbb: 1.Bidan
memiliki persyarakatan pengetahuan dan keterampilan. 2. Bidan memberikan
asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap
budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat untuk meningkatkan
kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi
orang tua. 3. Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
13
BB 5.2
14