Anda di halaman 1dari 9

HASIL LAPORAN OBSERVASI YATIM PIATU TERLANTAR

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah dari Kesejahteraan Sosial
yang diampu oleh Dr. Hj. Isma Widiaty, S.Pd., M.Pd. dan
Aprellia Anggraeni, S.Pd., M.Kesos

Disusun oleh :
KELOMPOK 4 PKK 2022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat membuat dan menyusun hasil laporan
mengenai yatim piatu terlantar dengan sebaik mungkin.
Walaupun demikian, kami berusaha dengan semaksimal mungkin demi kesempurnaan
penyusunan laporan ini baik dari hasil kegiatan belajar mengajar di kampus, maupun dalam
menganalisis jurnal mengenai yatim piatu terlantar. Saran dan kritik yang sifatnya membangun
begitu diharapkan oleh kami demi kesempurnaan dalam penulisan laporan berikutnya.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan hasil laporan analisis. Akhir kata, kami berharap
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat membantu pembaca dalam mencari
informasi mengenai yatim piatu terlantar. kami ucapkan terima kasih banyak kepada semua
pihak yang telah membantu.

Bandung, 07 Mei 2023


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesejahteraan Sosial merupakan suatu kondisi yang harus diwujudkan bagi
seluruh warga negara di dalam pemenuhan kebutuhan material, spiritual, dan sosial agar
dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi
sosialnya. Apabila di tinjau dari definisi tersebut, masalah kesejahteraan sosial erat
kaitannya dengan masalah sosial yang dianggap sebagai kondisi yang dapat menghambat
terwujudnya kesejahteraan sosial. Maka dari itu perlu adanya penanganan lebih lanjut
untuk meminimalisir permasalahan dalam kesejahteraan sosial yang timbul dari adanya
suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Dalam usaha membangun kesejahteraan sosial diperlukan data sebagai dasar bagi
proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program pelayanan kesejahteraan
sosial, data yang dipakai ini disebut dengan data Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial
(PPKS). PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) adalah perseorangan, keluarga,
kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan,
tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga memerlukan pelayanan sosial untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani dan rohani maupun sosial secara memadai
dan wajar (Permensos Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial).
Mengaju pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Kesejahteraan
Sosial, salah satu kriteria yang termasuk ke dalam masalah sosial adalah ketelantaran.
Anak-anak terlantar dipengaruhi oleh berbagai macam penyebab yang diantaranya seperti
karena ditinggal wafat oleh ibu (piatu), ditinggal wafat oleh ayah (yatim), atau yang
ditinggal wafat oleh kedua orang tuanya (yatim piatu). Badan Perserikatan Bangsa-
Bangsa untuk Anak-anak (Unicef) mencatat sedikitnya ada 153 juta anak yatim piatu di
seluruh dunia. Sekitar 5,2 persennya tinggal di lembaga pengasuhan atau panti asuhan.
Jumlah anak panti asuhan diperkirakan terus naik karena berbagai macam faktor.
Setiap harinya diperkirakan ada 5.700 anak yatim piatu baru karena konflik
peperangan, bencana alam, kemiskinan, serta wabah penyakit. Indonesia sendiri juga
termasuk negara dengan jumlah anak yatim piatu cukup besar. Berdasarkan data terpadu
kesejahteraan sosial tahun 2019, ada 106.406 anak tinggal di 4.800 panti asuhan atau
lembaga kesejahteraan sosial anak. Jumlah panti asuhan terkonsentrasi di Pulau Jawa,
khususnya Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Dengan permasalahan sosial yang
ada, maka kelompok kami ingin mencari lebih jauh lagi mengenai konsep, upaya
penanganan dan juga peran pekerja sosial dalam PPKS yatim piatu terlantar.
B. Tujuan
1. Menjelaskan konsep anak yatim piatu terlantar.
2. Memaparkan upaya penanganan anak yatim piatu terlantar.
3. Menjelaskan peran pekerjaan sosial terhadap anak yatim piatu terlantar.

C. Manfaat
1. Mengetahui seperti apa konsep anak yatim piatu terlantar.
2. Memahami bagaimana cara penanganan anak yatim piatu terlantar.
3. Memahami peran pekerjaan sosial terhadap anak yatim piatu terlantar.
4. dapat dijadikan sumber penelitian selanjutnya serta menambah ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep PPKS
B. Upaya Penanganan PPKS
C. Peran Pekerja Sosial
Peran pekerja sosial dalam penanganan anak terlantar itu sangat berpengaruh terhadap
keberlansungan hidupnya, beberapa peran pekerja sosial yaitu :
1. Meningkatkan kapasitas keluarga untuk melindungi dan mengasuh anak terlantar,
anak yatim, dan anak yatim piatu.
2. Memberikan bantuan ekonomi, psikososial dan dukungan lain.
3. Memobilisasi dan mendukung respon berbasis masyarakat.
4. Menjamin akses anak terlantar, anak yatim, dan anak yatim piatu untuk mendapat
layanan penting, termasuk pendidikan dan layanan kesehatan.
5. Menjamin bahwa pemerintah melindungi anak terlantar, anak yatim, dan anak
yatim piatu melalui kebijakan dan peraturan yang diperbaiki dan melalui
penyaluran beberapa sumber pada keluarga dan masyarakat.
6. Meningkatkan kesadaran pada semua tingkatan melalui mobilisasi advokassi dan
sosial untuk menciptakan suatu lingkungan yang mendukung bagi anak terlantar,
anak yatim, dan anak yatim piatu.
Salah satu pekerja sosial yang bergerak menangani anak yatim piatu terlantar
yaitu adanya panti asuhan, panti asuhan ini memiliki peran sebagai berikut:
a. Pemberi Perlindungan Terhadap Anak
Adapun salah satu fungsi panti asuhan sebagai pemberi perlindungan terhadap
anak sudah berjalan secara optimal dan berdasarkan peraturan, dimana ada
delapan fungsi keluarga dalam memberikan perlindungan yaitu melaksanakan
fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, fungsi reproduksi,
pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan. Berbagai sarana dan
prasarana bagi anak asuh disediakan agar mereka merasa seperti berada dalam
keluarga sendiri, sedangkan peranan panti ini bukan hanya untuk pemenuhan
hak dasar tetapi kami juga memberikan bekal kesenian seperti tarian dan
selain itu untuk memberikan rasa kekeluargaan antar anak asuh maupun
pengasuh/ pembimbing kami lakukan konsultasi.
b. Pemenuhan Hak Anak Dalam Kelangsungan Hidup
Dalam Pemenuhan hak anak dalam kelangsungan hidup, Panti Asuhan hadir
ditengah-tengah masyarakat untuk memenuhi hak-hak anak yang kurang
mampu, terlantar, dan yatim piatu agar tetap dapat hidup dengan layak.
Adapun dipanti asuhan ini bertujuan untuk melahirkan anak asuh sebagai
generasi yang siap bersaing sehingga kebutuhan mulai dari tempat tinggal,
makanan, pakaian, pendidikan, dan kesehatan menjadi tanggung jawab Panti
Sosial Asuhan Anak Harapan. Serta untuk membantu anak-anak yang berasal
dari keluarga yang tidak mampu agar dapat hidup layak dan bisa mendapatkan
haknya sebagai anak.
c. Pendukung Perkembangan Kepribadian Anak
Dalam mendukung perkembangan anak asuh Panti Sosial Asuhan Anak
bukan hanya memenuhi kebutuhan pokok tetapi juga memberikan bimbingan
mental/rohani, bimbingan keterampilan/ pengembangan bakat, serta
bimbingan rekreatif (kesenian) sebagai penunjang dalam mendukung
perkembangan anak asuh setelah keluar dari panti. Ada dua cara yang
diterapkan panti bagi anak asuh yaitu pembinaan (teguran/nasehat) bagi yang
melanggar peraturan dan memberikan motivasi sedangkan untuk pencapaian
anak asuh yaitu mereka bisa menampilkan kesenian berupa tarian/band, dan
teater di acara-acara daerah seperti peringatan hari anak dan hari lanjut usia,
selain itu sudah banyak anak asuh yang telah meninggalkan panti dan telah
bekerja di minimarket, mall, lembaga pelatihan, dan karyawan swasta. Dengan
adanya bimbingan dan arahan yang diberikan panti anak asuh dituntut untuk
lebih mandiri dan bisa mengembangankan keterampilan yang kami miliki
serta intinya menjadi anak yang lebih bertaqwa pada Tuhan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
masalah kesejahteraan sosial erat kaitannya dengan masalah sosial yang dianggap sebagai
kondisi yang dapat menghambat terwujudnya kesejahteraan sosial. Maka dari itu perlu
adanya penanganan lebih lanjut untuk meminimalisir permasalahan dalam kesejahteraan
sosial yang timbul dari adanya suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi. Dalam usaha
membangun kesejahteraan sosial diperlukan data sebagai dasar bagi proses
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program pelayanan kesejahteraan sosial, data
yang dipakai ini disebut dengan data Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial . PPKS adalah
perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu
hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga
memerlukan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani dan rohani
maupun sosial secara memadai dan wajar .

B. Saran
1. mengadakan penyuluhan terhadap masyarkat luas terkait tindakan seks bebas sampai
tahap terjadinya kehamilan sehingga anak yang terlahir tidak terlantarkan
2. Melakukan kontroling atau pengawasan oleh pemerintah terhadap pelaku seks bebas
3. Pemerintah menyediakan lapangan pekekerjaan bagi keluarga agar dapat tepenuhi
ekoniminya
DAFTAR PUSTAKA

(2023). diakses 7 Mei 2023, dari


https://dinsos.sumbarprov.go.id/images/2020/12/file/Buku_Data_PPKS_dan_PSKS_Tahun_202
0Compressed.pdf
budianto. (2022). Sengkarut Kehidupan Anak Panti Asuhan. diakses 7 Mei 2023, dari
https://www.kompas.id/baca/riset/2022/10/30/sengkarut-kehidupan-anak-panti-asuhan
PENJELASAN. (2023). diakses 7 Mei 2023, dari
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2012/39TAHUN2012PPPenjel.htm#:~:text=I.&text=Kesejah
teraan%20Sosial%20merupakan%20suatu%20kondisi,sehingga%20dapat%20melaksanakan
%20fungsi%20sosialnya.
Permensos No. 5 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial [JDIH
BPK RI]. (2023). diakses 7 Mei 2023, dari
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/129415/permensos-no-5-tahun-2019
PPKS ( Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial ). (2021). diakses 7 Mei 2023, dari
https://dinsos.bogorkab.go.id/ppks-pemerlu-pelayanan-kesejahteraan-sosial/
UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial [JDIH BPK RI]. (2023). diakses 7 Mei
2023, dari https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38601/uu-no-11-tahun-2009

Anda mungkin juga menyukai