Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK PPM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI POSYANDU


MASALAH GIZI KURANG PADA BALITA

DISUSUN OLEH:
YULITA
AFIDELYA KANAYA OZARA SUSANTO
ANZELIA SIMARMATA
ARSELA EKA PUTRI
EMILIA SUHARMAWATI
JUITA FEBRIANI
KASMA WATI
MICHAEL YONAS

DOSEN PENGAMPU:SHOMEDRAN, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
2022/ 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan hanya kepada Allah SWT. Dzat
yang hanya kepadanya kita meminta tolong dan meminta ampunan. Shalawat serta
salam kita curahkan kepada baginda rasul, Muhammad SAW yang telah
memberikan kita teladan menuju jalan kebenaran. Shalawat dan salam semoga
tercurah pula kepada keluarganya, para sahabatnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, penulis telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
terkait tugas PPM yang berjudul “Masalah gizi kurang pada balita”diharapkan
nantinya penulis ataupun membaca bisa untuk menjaga yang sehat agar tetap sehat
bahkan hingga meningkat, serta yang sakit supaya tidak memberat sakitnya atau
bahkan bisa lebih meningkat lagi derajat kesehatannya.
Dan saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Shomedran, S.Pd., M.Pd.yang
telah membimbing dan memberikan tugas ini. Sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan lebih dan dapat bermanfaat. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada para kader dan anggota posyandu Damai yang telah berkontribusi
dalam memberikan jawabannya sehingga Tugas PPM ini bisa disusun dengan
baik. Meskipun saya sudah mengumpulkan hasil wawancara yang sudah saya
lakukan, namun saya menyadari bahwa di Tugas PPM ini masih terdapat banyak
kekurangan. Penulis mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Harapan penulis semoga Booklet ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kendari, 08 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengorganisasian Masyarakat


B. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
C. Pengertian Posyandu
D. Pengertian Gizi Kurang
E. Tujuan dan Fungsi Posyandu
F. Manfaat Penyelenggaraan Posyandu
G. Sasaran Posyandu
H. Kegiatan Posyandu

BAB III OBSERVASI

A. Penjelasan Posyandu Damai


B. Waktu dan Lokasi Observasi
C. Teknik Pengumpulan Data Observasi
D. Pendekatan POACE Observasi
E. Analisis Hasil Observasi

BAB IV KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan Pemberdayaan Masyarakat adalah bagian dari Satuan Kerja
Perangkat daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah atau keputusan
kepala daerah maupun peraturan kepala daerah. Betugas sebagai pelaksana urusan
pemerintahan daerah dalam menyusun maupun melaksanakan kebijakan daerah
dalam bidang pemberdayaan masyarakat, serta tugas lainnya sesuai dengan bidang
tugas yang ada di dalamnya yang telah diberikan oleh Kepala daerah.
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan juga bisa dilakukan di
posyandu seperti pada tema kali ini. Yang dimana mengangkat posyandu dalam
memberdayakan masyarakat salah satunya seperti masalah gizi kurang. Adanya
posyandu ini ada masyarakat yang berpartisipasi untuk memeriksakan kesehatan
anaknya dan memantau kesehatan anaknya, tidak hanya bagi anak, bisa juga untuk
ibu maupun lansia.
Masalah gizi kurang sering terjadi di masyarakat baik menengah ke atas
ataupun ke bawah karena mempunyai banyak faktor seperti faktor dari balita yang
tidak nafsu makan, cacingan, diare, sariawan, ataupun masalah ekonomi yang
menyebabkan balita tersebut mengalami masalah kurang gizi. Dengan adanya
pemberdayaan masyarakat di posyandu ini diharapkan masyarakat dapat
berpartisipasi dalam pencegahan serta pengobatan kesehatan agar dapat
mewujudkan masyarakat yang lebih sehat lagi sesuai dengan tujuan dari
posyandu. Masalah gizi kurang juga menjadi suatu tantangan bagi masyarakat
serta bagi negara Indonesia itu sendiri agar menciptakan generasi penerus bangsa
yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses POAC dalam pemberdayaan masyarakat di posyandu
tersebut dalam penanganan masalah gizi kurang?
2. Bagaimana posyandu tersebut melakukan pencegahan dan penanganan
masalah gizi kurang di masyarakat ?

4
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat memahami teknik POAC dalam pelaksanaan Masalah
Gizi Kurang di masyarakat, serta bagaimana cara memberdayakan
masyarakat agar menjaga kualitas kesehatan yang di punya.
2. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui cara pencegahan serta
penanganan masalah gizi kurang.

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengorganisasian Masyarakat

6
Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat
dapatmengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari
kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi berdasarkan
atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari
luar, dengan usaha secara gotong-royong.

B. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat,
terutama masyarakat yang lemahnya dalam berpartisipasi, dan kelompok yang
terabaikannya, didukung agar mampu meningkatkan kesejahtraannya secara
mandiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apa bila warganya ikut
berpartisipasi. Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud dalam hal ini adalah
suatu upaya untuk mengembangkan segala potensi atau partisipasi yang ada di
masyarakat, dengan cara mendorong, memberi motivasi (membangkitkan
kesadaran) akan potensi yang mereka miliki sehingga dapat memberikan
perubahan terhadap masyarakat baik itu dalam segi partisipasi maupun dalam segi
sosial.

C. Pengertian Posyandu
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari
dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan
anak balita.

D. Pengertian Gizi Kurang


Gizi kurang merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan
oleh rendahnya konsumsi energi protein dari makanan sehari-hari dan terjadi
dalam waktu yang cukup lama (Sodikin, 2013).

7
E. Tujuan dan Fungsi Posyandu
Tujuan utama pelayanan kesehatan posyandu adalah meningkatkan
kesejateraan sosial masyarakat. Kesejahteraan sosial meliputi kesehatan, keadaan
ekonomi, kebahagiaan, dan kualitas hidup rakyat. Kesejahteraan masyarakat
adalah ukuran tertentu akan tingkat kebutuhan suatu kelompok di suatu tempat
dimana dalam kondisi sejahtera. Dengan demikian yang paling diharapkan dari
pelaksanan program pelayanan posyandu adalah terbentuknya masyarakat yang
sejahtera, ditandai dengan kehidupan yang layak dalam memenuhi kebutuhan
dasar hidup, pangan, sandang papan, pendidikan, kesehatan, rasa aman dan
kesempatan memperoleh pekerjaan serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
Fungsi Posyandu adalahuntuk memberdayakan masyarakat dan
memberikankemudahan kepada masyarakat dalam memperolehpelayanan
kesehatan dasar guna mempercepatpenurunan angka kematian ibu dan bayi.
PosPelayanan Terpadu (Posyandu) merupakanperpanjangan tangan Puskesmas
yang memberikanpelayanan dan pemantauan kesehatan yangdilaksanakan secara
terpadu. Masyarakatinternasional menghargai kesuksesan usahapemerintah
Indonesia dalam memberikan pelayanandasar melalui pemberdayaan masyarakat
sepertiPosyandu, sehingga tidak sedikit negara lain yang ikut mencontoh
menerapkan program ini di negaramereka.Namun ketika Indonesia mengalami
krisisekonomi di tahun 1997, kegiatan Posyandu ikutmenerima dampaknya.
Perubahan sistempemerintahan menjadi desentralisasi mengakibatkankegiatan
Posyandu sangat tergantung padakemampuan dan komitmen pemerintah
daerah.Kempuam dan kesadaran masyarakat lokal yangterkena dampak krisis
ekonomi juga sangatmempengaruhi efektivitas fungsi Posyandu.

F. Manfaat Penyelenggaraan Posyandu


Adapun manfaat Sistem Informasi Posyandu yaitu sebagai bahan kader
Posyandu untuk memahami permasalahan sehingga dapat mengembangkan
kegiatan yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan sasaran dan sebagai bahan
informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai pengelolaan posyandu, agar

8
berbagai pihak yang berperan dalam pengelolaan Posyandu dapat
menggunakannya untuk membina posyandu demi kepentingan masyarakat.

G. Sasaran Posyandu
Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya :Bayi, anak balita,
Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui, pasangan usia subur (PUS) (Kemenkes RI,
2011).

H. Kegiatan Posyandu

1. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)


2. KB (Keluarga Berencana)
3. Imunisasi
4. Gizi
5. Penanggulangan diare (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU.
2007)

BAB III

OBSERVASI

A. Penjelasan Posyandu Damai


Pada tugas kali ini terkait transkip pengembangan masyarakat di bidang
kesehatan yaitu posyandu dalam penanganang Masalah Gizi Kurang. Posyandu
Damai menjadi obeservasi tugas ini di RT. 1, LorokPakjo, Palembang, Sumatera
Selatan. Posyandu Damai akan melakukan pemantauan dan pengobatan kepada
ibu, anak, serta lansia setiap bulan sekali pada hari Kamis di Minggu ke-4.
Sebelum adanya korona Posyandu Damai sangat lengkap bagi masyarakat sekitar
seperti ada penyuluhan, pelatihan para kader, imunisasi, pemeriksaan serta
pemantauan lansia, ibu hamil, bayi, serta anak-anak.

9
Setelah adanya korona hanya pemantauan serta pemberian vitamin A saja
yang boleh dilakukan Posyandu Damai, bahkan pemberian Vitamin A harus
dibawa pulang bukan dikonsumsi langsung di Posyandu. Dan juga pemberian
makanan tambahan seperti susu dan roti bagi bayi dan ibu hamil saat ini diatur
oleh Puskesmas terdekat yaitu Puskesmas Kampus. Tidak hanya itu pemberian
imunisasi pun dari Puskesmas, tidak ada lagi pemeriksaan lansia, tidak ada lagi
pelatihan bagi para kader, dan juga tidak ada lagi penyuluhan setiap bulannya bagi
peraturan baru ini.
Ketua kader dan para anggota kader Posyandu meningkatkan
pengetahuannya dengan cara dari televisi, internet, ataupun YouTube, sehingga
hal ini juga menyulitkan para kader tetapi karena ada kendala seperti sekarang
sulit untuk melakukan pelatihan sehingga Posyandu hanya meng-observasi saja
yang di bantu oleh petugas kesehatan seperti ahli gizi, bidan, dan juga ada dokter.
Dalam hal ini partisipasi masyarakat juga menurun karena harus ke puskesmas
langsung tapi ada masyarakat yang masih berpartisipasi dalam posyandu ini untuk
pemantauan kesehatan anak-anak mereka.
Ketua kader, serta anggota Kader ada 5 orang antara lain ada ketua kader,
sekretaris Kader, bendahara kader, dan 2 anggota kader. Yang dalam hal ini ikut
berpartisipasi dalam program pemberdayaan bagi masyarakat untuk
mensejahterakan serta meningkatkan kesehatan bagi anak-anak, ibu, maupun
lansia.
Banyak sekali permasalahan kesehatan bagi masyarakat yang
berpartisipasi di Posyandu Damai ini salah satunya Masalah Kurang Gizi (Kurang
Timbangan) dimana dalam hal ini kader bekerja sama dengan ahli gizi serta bidan
untuk penanganannya dan bagaimana cara pencegahan bagi anak yang lainnya.
Sekitar 2-3 anak yang mengalami Masalah Gizi Kurang pada posyandu Damai.
Hal ini di dapat dari hasil wawancara dengan kader Posyandu Damai RT. 1,
LorokPakjo, Palembang, Sumatera Selatan.

B. Waktu dan Lokasi Observasi

10
Pada observasi tugas Transkip PPM ini pada hari Kamis pagi yaitu pada
pukul jam 10.00 WIB. Dimana masyarakat yang ikut berpartisipasi hadir di
Posyandu Damai mulai dari warga sekitar ataupun RT. Lainnya Posyandu Damai
juga memperbolehkan hal tersebut sehingga masyarakat tidak perlu jauh-jauh
untuk pergi ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit. Lokasi Observasi yaitu di
Posyandu Damai, gg. Famili 2, LorokPakjo, Palembang, Sumatera Selatan.

C. Teknik Pengumpulan Data Observasi


Teknik pengumpulan Observasi menggunakan Observasi secara langsung
dan juga wawancara kepada Kader dalam pemberian informasi. Serta melakukan
recorder lalu di Transkip hasil recorder tersebut.

D. Pendekatan POACE Observasi


1. Planning (P)
Dari hasil wawancara dengan kader Posyandu Damai yaitu ibu
Suvriyanti yang menjabat sebagai Bendahara Kader bahwa Masalah Gizi
Kurang memang sedang ditekankan baik dari pemerintah sendiri ataupun
Puskesmas Kampus. Kader mengatakan bahwa “Idak banyak sebenernya
cuma 2-3 wong be yang kurang timbangan/ kurang gizi tuh, dari Posyandu
Damai dan ibu ahli gizi dewekngasih ke makanan tambangan bagi budak
yang kurang timbangan ini, mereka ditimbang, dipantau setiap ke posyandu
untuk di jingok berat badannya, kalo memungkinan untuk dikasih Yo dikasih
tapi ngambeknyo sekarang di Puskesmas Kampus langsung tapi di data dulu
dari Posyandu Damai ini”. Sekitar 2-3 Balita yang mengalami Masalah Gizi
Kurang dimana rencana dari posyandu ini adalah melakukan observasi setiap
bulannya, melakukan pemantauan, dan juga memberitahu kepada orang
tuanya agar melakukan pemantauan terhadap gizi anak, dan juga memberikan
makanan tambahan seperti susu dan roti yang di ambil ke Puskesmas Kampus
langsung.
Sebelum adanya korona Kader tersebut mengatakan bahwa “Dulu
sebelum korona nih kami ngelakui pemantauan kerumah budak yang kurang

11
timbangan tadi, terus tuh kami jugomantau langsung mereka tuh makan
nyoaposegalomacem kadang tuh makanannya bagus tapi memang
anaknyodak galak makan, susah nian nak makan, terus Ado yang faktor dari
cacingan, Ado jugo mereka tuh Diare, terus kadang sariawan susah nak
makan jadi turun timbangan. Pas lahado korona nih susah nakmantau dulu
besempet Posyandu tutup jadi budak tuhnurun drastis galo Alhamdulillah
nian sekarang mendingan, kami sekarang mantau lewat hp, nanyoin kek
mano makannya segalomacem”. Semenjak korona semuanya terhambat
termasuk dalam pengontrolan langsung anak yang mengalami Masalah Gizi
Kurang, dan juga Masalah Gizi Kurang ini dapat dilihat dari banyak faktor
seperti ekonomi keluarga, Diare, Sariawan, Cacingan, dan kurangnya nafsu
pada anak tersebut. Padahal terkadang kebutuhan gizi dalam makanan sudah
terpenuhi. Saat sedang korona sekarang pemantauan dilakukan via WhatsApp
dan mengirim pesan kepada orang tua anak yang bersangkutan.
Ibu Suvriyanti mengatakan “Memang Ado yang budak ini kurang
timbangannyo Karno yo bapak nyo Becak, jadi minum susu seadonyo, jadi
itulah Dio dikasih tiap bulan dari Puskesmas susu formula sekotak, Roti
tambahan kadang 1 kotak besak itu kadang lebih”. Bantuan dari pemerintah
cukup bermanfaat bagi masyarakat di daerah Posyandu Damai karena adanya
bantuan pemberian makanan tambahan seperti susu dan roti yang juga
mengandung susu untuk pemenuhan kebutuhan Gizi anak yang mengalami
Masalah Gizi Kurang, seperti yang di jelaskan oleh ibu Suvriyanti.
2. OrganizingOrganizing (O)
Dalam hal Organizing ini sesuai dengan wawancara pada ibu Suvriyanti
mengatakan bahwa “Kalo kami nihadoketuo kader, ibu nih bendahara,
sekretaris, nah 2 nyo anggota kami nihIdak Ado pembagian tugas khusus jadi
kalo Ado tugas ini yosiapo pacak gaweke terus siapo yang dakbisoyo kami
ajarin, kalo misal Ado posyandu Alhamdulillah mereka tuh sadar galo tapi
yoketuo kader tuhngingetinsecaro omongan atau dakWhatsApp kan terus pas
posyandu kami Ado seragamnya dan tugas nyo Ado yang nimbangbagiin
bubur kacang, bantuinnyatet laporan, seluruhnyobegawegalo katek yang

12
dakbegawe jadi sikokbiso, galo-galonyobisogalo, dan jugoIdak susah sejauh
ini bagi tugas tuh aman be”. Pembagian tugas pada para Kader dan Anggota
Kader Posyandu Damai dilakukan secara kerja sama walaupun ada ketua
kader, sekretaris, bendahara, dan anggota para kader melakukannya secara
bersama-sama dan ramah kepada masyarakat sehingga masyarakat banyak
ikut berpartisipasi dalam program Posyandu ini. Dan juga para anggota Kader
serta yang lainnya tidak sulit untuk melakukan kerja sama mereka membagi
tugas ada yang menimbang, menyatat laporan, membantu petugas kesehatan,
dan lain sebagainya sehingga 5 orang ini punya tugas masing-masing dan
punya kewajibannya masing-masing dalam memajukan program Posyandu
yang ada.
Dalam Posyandu Damai para kader dan anggota melakukan kerja sama
yang sangat baik dimana hal ini atas kesadaran diri masing-masing untuk
tugasnya mereka juga mengkoordinasikan masyarakat dalam memberitahu
misalnya besok akan ada posyandu walaupun sudah tau, kader hanya
membina masyarakat agar dapat ikut serta berpartisipasi sehingga
menekankan angka kesakitan dan mensejahterakan masyarakat dan juga
Posyandu Damai menjadi Posyandu yang lebih baik lagi dan juga dapat
membantu masyarakat secara berkelanjutan nantinya.
3. Actuating (A)
Pada wawancara dan hasil observasi semua anggota, kader, petugas
kesehatan serta ibu dari balita yang mengalami Masalah Gizi Kurang ini ikut
berpartisipasi dalam tugas masing-masing. Seperti para kader yang memantau
tiap bulannya, dan petugas kesehatan ahli gizi memberikan arahan tentang
gizi dan membuat laporan untuk pemberian makanan tambahan seperti susu
dan roti. Dan para ibu yang ikut serta dalam kewajibannya menjaga balita
dengan memperhatikan makanannya, dan memberikan Gizi cukup bagi anak
sehingga gizi dapat terpenuhi dengan baik.
Baik petugas sendiri Ketua kader yaitu ibu Suriyati mengatakan bahwa
tidak sulit menggerakkan para anggotanya untuk melakukan tugas mereka
masing-masing mereka sudah memahaminya jadi yang bisa di laporan mereka

13
buat laporan untuk ke DepKes, dan sebagainya sehingga Posyandu Damai
saat ini aman-aman saja dan juga Posyandu Damai saat ini sudah mengalami
kemajuan dari sebelumnya yaitu dari partisipasi masyarakat serta kader, dan
petugas kesehatan lah yang menggerakkannya untuk mencapai tujuan
masyarakat yang sehat dan sejahtera.

4. Controlling (C)
Dalam wawancara dengan para kader mereka mengatakan menggerakkan
para anggota sangat tidak sulit mereka akan menyadari tugas masing-masing
hanya saja dari ketua kader mengingatkan kembali agar semuanya berjalan
dengan baik. Bendahara kader ibu Surviyanti juga mengatakan
"Alhamdulillah ye Posyandu Damai nih aman bedak Ado kendala baik dari
para kader, ibu-ibu, apolagi tugas kesehatannyo. Rencana-rencana program
jugo berjalan Baekgalo Karno Ado korona be ini agak susah kek lansia Idak
lagi, imunisasi dak lagi sudah dak boleh dari pemerintah Kito jadi kalo
nakperikso, nak makanan tambahan, nak imunisasi langsung di rujuk ke
Puskesmas Kampus nihlah". Tidak sulit bagi Posyandu Damai untuk bekerja
sama sesama tim. Rencana kerja program Posyandu juga berjalan dengan
baik, tapi terkendala saat ini ada korona saja. Adanya korona menyebabkan
tidak ada lagi pemeriksaan Lansia, imunisasi, serta makanan tambahan pun di
berikan langsung oleh Puskesmas Kampus dibantu dengan rujukan dari
posyandu Damai.

5. Evaluating (E)
Ibu Surviyanti juga mengatakan dalam wawancara ini bahwa saat ini
belum ada permasalahan yang kompleks, evaluasi akan dilakukan saat ada
masalah saja karena selebihnya memang baik-baik saja tidak ada terkendala
baik bagi petugas kesehatan, para kader dan anggota ataupun masyarakat
setelah selasai melakukan posyandu mereka akan membereskannya lalu
pulang kerumah masing-masing. Tapi jika ada permasalahan yang memang
harus di bahas baru mereka melakukan evaluasi terhadap kegiatan tersebut.

14
Evaluasi juga dilakukan bagi Balita dan peranan orang tua bagi anaknya
yang mengalami Masalah Gizi Kurang dimana mereka akan di evaluasi setiap
bulannya jika timbangan masih kurang maka akan direkomendasikan oleh
ahli gizi untuk mengambil makanan tambahan di puskesmas berupa susu
formula kotak dan roti bagi Balita dalam pemenuhan Gizinya. Evaluasi juga
makanan yang Balita makan, bagaimana kesehatannya akhir-akhir ini dan
sebagainya, sehingga baik dari Balita sendiri dapat terkontrol oleh petugas
kesehatan dan Posyandu sehingga mudah untuk menangani serta mencegah
hal ini.

F. Analisis Hasil Observasi


Hasil observasi dapat disimpulkan bahwa anak yang mengalami Masalah
Gizi Kurang yaitu mengalami penurunan Berat Badan karena dilakukan oleh
banyak faktor seperti ekonomi, kurang nafsu makan, dan juga penyakit
berpengaruh lainnya seperti Diare, cacingan, dan lain sebagainya. Biasanya Balita
yang mengalami Masalah Gizi Kurang lebih banyak memakan-makanan ringan
seperti ciki-cikian, Jajan sembarangan, Minum es yang berlebihan yang
mengandung banyak pemanis buatan. Tidak hanya itu Balita pun sering
memainkan tanah atau pun tempat-tempat kotor sehingga dapat menimbulkan
cacingan. Dan ada juga yang dari faktor ekonomi yaitu kurangnya memakan
makanan yang bergizi, kurangnya minum susu, dan sebaginya sehingga
mempengaruhi pada perkembangan anak dan menimbulkan Masalah Gizi Kurang.
Kinerja yang dilakukan oleh petugas kesehatan, para kader dan
anggotanya serta masyarakat yang berpartisipasi dalam program ini baik, karena
walaupun masih terkendala oleh Covid-19 masih banyak masyarakat yang ikut
serta dan petugas tetap semangat dalam mensejahterakan masyarakat dengan
melakukan pencegahan serta pengobatan dan kontrol bagi masyarakat terutama
pada Balita yang mengalami Masalah Gizi Kurang.

15
BAB IV
KESIMPULAN

Pemberdayaan masyarakat bagi kader yaitu untuk meningkatkan


pengetahuan para kader dan anggota serta meningkatkan kemampuan dan kinerja
kader posyandu sehingga mampu mempertahankan dan meningkatkan status gizi
serta kesehatan ibu dan anak. Tidak hanya itu pemberdayaan bagi ibu-ibu juga
agar dapat menjaga anak-anaknya tetap sehat dan juga dapat terhindar dari
Masalah Gizi Kurang atau penyakit lainnya, sehingga anak tetap sehat dan
terhindar dari penyakit lainnya.
Tetapi pemberdayaan bagi kader saat ini tidak lagi dilakukan karena
kendala dari Covid-19 dulu sebelum adanya Covid-19 para kader akan dilakukan
pemberdayaan satu minggu sekali atau satu bulan sekali dimana semua tentang
kesehatan dan cara meningkatkan kinerja dan mutu posyandu atau para kader di

16
beritahukan tetapi semenjak adanya Covid-19 para kader dan anggota hanya dapat
meningkatkan pengetahuannya dari berita televisi, YouTube, dan sebaginya.
Sehingga sulit saat ini tetapi Para kader dan anggota Posyandu Damai masih tetap
mau mempertahankan dan meningkatkan mutu bagi dari para kader dan anggota
ataupun Posyandu Damai sendiri.
Masalah Gizi Kurang dapat diatasi jika baik dari orang tua, anak maupun
tugas kesehatan mau dalam melakukan observasi serta pemantauan. Masalah Gizi
Kurang yaitu mengalami penurunan Berat Badan karena dilakukan oleh banyak
faktor seperti ekonomi, kurang nafsu makan, dan juga penyakit berpengaruh
lainnya seperti Diare, cacingan, dan lain sebagainya. Biasanya Balita yang
mengalami Masalah Gizi Kurang lebih banyak memakan-makanan ringan seperti
ciki-cikian, Jajan sembarangan, Minum es yang berlebihan yang mengandung
banyak pemanis buatan. Tidak hanya itu Balita pun sering memainkan tanah atau
pun tempat-tempat kotor sehingga dapat menimbulkan cacingan. Dan ada juga
yang dari faktor ekonomi yaitu kurangnya memakan makanan yang bergizi,
kurangnya minum susu, dan sebaginya sehingga mempengaruhi pada
perkembangan anak dan menimbulkan Masalah Gizi Kurang.
DAFTAR PUSTAKA

Evliyani. (2017). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Anggaran Dana


Desa (ADD) Di Desa Wayharu Kecamatan Bangkunat Belimbing
Kabupaten Pesisir Barat.Prodi Pengembangan Masyarakat Islam. Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.

Ismarawanti, Dwi Nastiti. (2010). KADER POSYANDU: PERANAN DAN


TANTANGAN PEMBERDAYAANNYA DALAM USAHA PENINGKATAN
GIZI ANAK DI INDONESIA. Jurnal manajemen pelayanan kesehatan,
13(4): 169-173

17
Saepudin, Encang., Rizal, Edwin., Rusman, Agus. (2017). Peran Posyandu
Sebagai Pusat Informasi Kesehatan Ibu dan Anak. Record and
libraryJournal, 3(2): 201-208

Sodikin. (2013). Asuhan Keperawatan Anak Gangguan Sistem Gastrointestinal.


Jakarta: Salemba Medika

18

Anda mungkin juga menyukai