DOSEN PENGAMPUH :
JUSNIAR RUSLIAFA, SKM., M.KES
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
WA ODE SALSABILLAH A. P J1A121091
WULAN ENDANG SARI J1A121231
ALIANA PUTRI J1A121242
AULIA J1A121249
IKSAN ARIANSYAH J1A121264
KESLING A
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
2
3
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Lingkungan
Menurut Munadjat Danusaputro Lingkungan adalah semua benda dan
daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya,
terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi
kelangsungan hidupnya serta kesejahteraan manusia. Menurut Emil Salim
lingkungan diartikan sebagai benda, kondisi, kead aan dan pengaruh yang
terdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup
termasuk kehidupan manusia. Sedangkan menurut Soedjono lingkungan hidup
sebagai lingkungan fisik atau jasmani yang terdapat di alam. Pengertian ini
menjelaskan bahwa manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan dilihat dan
dianggap sebagai perwujudan fisik jasmani (Alfazani & Khoirunisa A, 2021).
Pengertian lingkungan hidup dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan umum serta makhluk hidup lain. Berdasarkan
pengertian diatas, pengertian lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Alfazani & Khoirunisa A,
2021).
B. Pengertian Timbal Pb
Timbal adalah logam berkilau berwarna putih kebiruan atau kelabu
keperakan. Logam ini memiliki nomor atom 82, bobot atom 207,20 g/mo1, titik
leleh 327oC, dan titik didih 1755oC . Timbal mulai pudar atau kusam ketika
kontak dengan udara, kemudian membentuk campuran kompleks sesuai
kondisi . Beberapa sifat khusus logam timbal menurut Lanntech antara lain
(Irianti et al., 2020):
4
5
C. Penggunaan
Timbal banyak digunakan dalam pembuatan gelas, penstabil senyawa-
senyawa PVC, cat berbasis minyak, zat pengoksidasi, bahan bakar, bensin
untuk kendaraan, cat, dan pestisida . Dalam industri baterai kendaraan
bermotor, timbal metalik dan komponenkomponennya digunakan sebagai grid,
yang merupakan alloy (suatu persenyawaan) dengan logam berat (Pb-Bi)
dengan perbandingan 93:7 Menurut Sihite , timbal juga dapat digunakan untuk
produkproduk logam seperti amunisi, pelapis kabel, bahan kimia, pewarna,
pipa, dan solder. Timbal bermanfaat sebagai campuran dalam pembuatan
pelapis keramik, disebut glaze-silika dengan oksida lainnya. Komponen timbal
(PbO) ditambahkan ke dalam glaze untuk membentuk sifat yang mengkilap
(Irianti et al., 2020).
5
6
D. Timbal di lingkungan
Bentu logam timbal asli jarang diemukan di alam. Saat ini, timbal
biasanya ditemukan dalam bijih bersama zink, perak dan tembaga, kemudian
akan diekstraksi bersama dengan logam tersebut. Mineral timbal utama
terdapat di galena (PbS). Galena ditambang oleh negara Australia dan menjadi
produsen dengan kapasitas 19 % dari timbal baru dunia. Produksi timbal baru
dunia adalah sebesar 6 juta ton per tahun. Total cadangan timbal diperkirakan
sebesar 85 juta ton, sebagai persediaan selama kurang lebih 15 tahun (Irianti et
al., 2020).
Timbal sebenarnya terbentuk secara alami di alam, namun kebanyakan
dari konsentrasi timbal di lingkungan berasal dari hasil aktivitas manusia.
Akibat penggunaan timbal pada bahan bakar, siklus timbal buatan telah
terbentuk. Pada mesin kendaraan, timbal dibakar sehingga garam timbal
(klorin, bromin dan oksida) akan terbentuk. Garam timbal ini masuk ke dalam
lingkungan melalui buangan gas kendaraan. Partikel berukuran lebih besar
akan segera jatuh ke tanah kemudian mencemari tanah atau permukaan air.
Sementara itu, partikel berukuran lebih kecil akan bergerak pada jarak yang
jauh melalui udara dan menetap di atmosfer. Timbal ini akan jatuh kembali ke
tanah ketika hujan. Siklus timbal akibat aktivitas manusia ini jauh lebih luas
dari siklus timbal alami. Hal tersebut menyebabkan polusi timbal menjadi
masalah dunia (Irianti et al., 2020).
Timbal sebagian besar diakumulasi oleh organ tanaman, yaitu daun,
batang, akar, dan umbi-umbian. Perpindahan timbal dari tanah ke tanaman
bergantung pada komposisi dan pH tanah. Konsentrasi timbal tertinggi (100-
1000 mg/kg) akan mengakibatkan pengaruh toksik pada proses fotosintesa dan
pertumbuhan tanaman. Tanaman dapat menyerap timbal pada saat kondisi
kesuburan tanah dan kandungan bahan organik tanah rendah. Pada keadaan ini,
logam Pb akan terlepas dari ikatan tanah dan bergerak bebas pada larutan tanah
dalam bentuk ion. Jika logam lain tidak mampu menghambat keberadaannya,
maka akan terjadi serapan Pb oleh akar tanaman (Irianti et al., 2020).
6
7
E. Metabolisme Timbal
a) Absorbsi
Timbal dan senyawanya masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi dan
ingesti. Absorpsi melalui kulit hanya terjadi pada timbal dalam bentuk
organik. Timbal yang masuk melalui inhalasi akan masuk ke dalam
sistem pernapasan. Partikel < 10 µm dapat tertahan di paru- paru,
sedangkan partikel yang > 10 µm mengendap di saluran pernapasan
bagian atas (Nurul, 2021).
b) Distribusi
Timbal yang diabsorbsi diangkut oleh darah ke organ tubuh. 95% timbal
akan diikat oleh eritrosit dalam darah, 90% diikat oleh tulang, sisanya
terdeposit dalam jaringan lunak (hati, ginjal dan saraf). Waktu tinggal
timbal dalam darah yaitu 35 hari, pada jaringan lunak selama 40 hari,
tulang trabekular selama 3-4 tahun, dan komponen kortikal tulang
selama 16-20 tahun (Nurul, 2021).
c) Ekskresi
Ekskresi timbal melalui saluran cerna berupa tinja, melalui saluran
eksresi berupa urin dan melalui keringat serta rambut. Ekskresi timbal
melalui urin sebanyak 75-80%, sedangkan melalui tinja hanya 15%.
Eksresi timbal melalui saluran cerna dipengaruhi oleh saluran aktif dan
pasif kelenjar saliva, pankreas dan kelenjar lainnya di dinding usus,
regenerasi sel epitel serta ekskresi empedu. Sedangkan proses ekskresi
timbal melalui ginjal dipengaruhi oleh filtrasi glomerulus (Nurul,
2021).
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Patofisiologi Penyakit
Salah satu contoh penyakit dari meningkatnya kadar Pb di lingkungan
yaitu anemia dan hipertensi. Anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti
defisiensi besi, defisiensi asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung
anemia terutama disebabkan karena produksi/kualitas sel darah merah yang
kurang dan kehilangan darah baik secara akut atau menahun.
Ada 3 penyebab anemia, yaitu:
1. Defisiensi zat gizi
Rendahnya asupan zat gizi baik hewani dan nabati yang merupakan
pangan sumber zat besi yang berperan penting untuk pembuatan
hemoglobin sebagai komponen dari sel darah merah/eritrosit. Zat gizi
lain yang berperan penting dalam pembuatan hemoglobin antara lain
asam folat dan vitamin B12.
Pada penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/AIDS, dan
keganasan seringkali disertai anemia, karena kekurangan asupan zat
gizi atau akibat dari infeksi itu sendiri.
2. Perdarahan (Loss of blood volume)
Perdarahan karena kecacingan dan trauma atau luka yang
mengakibatkan kadar Hb menurun.
Perdarahan karena menstruasi yang lama dan berlebihan
3. Hemolitik
Perdarahan pada penderita malaria kronis perlu diwaspadai karena
terjadi hemolitik yang mengakibatkan penumpukan zat besi
(hemosiderosis) di organ tubuh, seperti hati dan limpa. Bagian 1 15.
Pada penderita Thalasemia, kelainan darah terjadi secara genetik
yang menyebabkan anemia karena sel darah merah/eritrosit cepat
pecah, sehingga mengakibatkan akumulasi zat besi dalam tubuh.
8
9
9
10
10
11
B. Faktor risiko
Faktor resiko peningkatan kadar timbal di lingkungan adalah aktivitas
manusia yang menggunakan atau membuang bahan-bahan yang mengandung
timbal, seperti baterai, cat, bahan bakar, dan peralatan elektronik. Timbel dapat
terkontaminasi di udara, air, tanah, dan makanan, dan dapat masuk ke tubuh
manusia melalui inhalasi, ingestasi, atau penetrasi kulit. Selain itu, Aktivitas-
aktivitas manusia yang berkaitan dengan keracunan timbal termasuk daur ulang
baterai/aki asam timbal bekas formal maupun informal, penggunaan pigmen
timbal pada pewarnaan cat dan batik, pembangkit listrik tenaga batu bara,
penambangan emas tradisional dan skala kecil, pembakaran bahan bakar
11
12
bertimbal yang mencemari tanah, aktivitas industri, dan limbah kapal. Timbal
dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, terutama pada anak-anak,
seperti anemia, gangguan fungsi ginjal, hipertensi, penurunan intelegensi, dan
kerusakan jaringan neurologis (Lynn Tang et al., 2022).
C. Pencegahan
Menurut WHO, langkah- langkah yang dapat diterapkan untuk mencegah
dan mengurangi paparan timbal di dalam tubuh adalah dengan mengeliminasi
sumber paparan timbal, mengenali hal-hal yang dapat terkontaminasi, sehingga
kita dapat menghindari adanya exposure, seperti menghilangkan penggunaan
timbal dalam produk rumah tangga, melakukan monitoring kadar timbal dalam
tubuh, memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai timbal sehingga
meningkatkan pengetahuannya (Salsabila & Hananingtyas, 2023).
Keracunan timbal menyebabkan efek yang parah dan merupakan
masalah yang serius, namun yang penting, hal ini dapat dicegah. Pendekatan
terbaik adalah dengan menghindari paparan timbal. Disarankan untuk sering
mencuci tangan dan juga meningkatkan asupan kalsium dan zat besi.
Disarankan juga untuk tidak memasukkan tangan mereka, yang dapat
terkontaminasi, ke dalam mulut, sehingga meningkatkan kemungkinan
keracunan timbal. Sering-seringlah menyedot debu dan hilangkan penggunaan
dan atau keberadaan benda-benda yang mengandung timbal seperti tirai dan
perhiasan di dalam rumah juga dapat membantu mencegah paparan.
Keracunan timbal umumnya diobati dengan menggunakan chelating
garam disodium kalsium edentat, yang merupakan pengkelat kalsium dari
garam disodium asam etilen-diamin-tetrasetat (EDTA). Zat pengkelat tersebut
memiliki afinitas yang tinggi terhadap zat penghilang. Zat pengkhelat timbal
memiliki afinitas yang lebih besar terhadap timbal daripada kalsium sehingga
timbal yang terkhelat terbentuk melalui pertukaran. Ini kemudian
diekskresikan dalam urin, meninggalkan kalsium yang tidak berbahaya. Kadar
timbal dalam darah terbukti dapat diturunkan dengan pengobatan
menggunakan succimer yang digunakan sebagai terapi khelasi pada anak-anak
12
13
13
14
14
15
E. Determinan Penyakit
Determinan penyakit kasus peningkatan kadar Pb di lingkungan meliputi:
1. Paparan: Paparan adalah faktor terpenting yang menentukan apakah
15
16
16
17
E. Cscscscsa
F. Sxascsc
G. csacascs
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain. Timbal merupakan logam sangat beracun terutama
terhadap anak-anak. Penggunaan timbal yang telah tersebar luas, menyebabkan
kontaminasi pada lingkungan dan timbulnya masalah kesehatan di berbagai
belahan dunia. Timbal secara alami ditemukan pada tanah, serta bersifat tidak
berbau dan tidak berasal. Timbal sebenarnya terbentuk secara alami di alam,
namun kebanyakan dari konsentrasi timbal di lingkungan berasal dari hasil
aktivitas manusia.
Akibat penggunaan timbal pada bahan bakar, siklus timbal buatan telah
terbentuk. Pada mesin kendaraan, timbal dibakar sehingga garam timbal
(klorin, bromin dan oksida) akan terbentuk. Garam timbal ini masuk ke dalam
lingkungan melalui buangan gas kendaraan. Salah satu contoh penyakit dari
meningkatnya kadar Pb di lingkungan yaitu anemia dan hipertensi. Faktor
resiko peningkatan kadar timbal di lingkungan adalah aktivitas manusia yang
menggunakan atau membuang bahan-bahan yang mengandung timbal, seperti
baterai, cat, bahan bakar, dan peralatan elektronik. Timbel dapat terkontaminasi
di udara, air, tanah, dan makanan, dan dapat masuk ke tubuh manusia melalui
inhalasi, ingestasi, atau penetrasi kulit.
Menurut WHO, langkah- langkah yang dapat diterapkan untuk mencegah
dan mengurangi paparan timbal di dalam tubuh adalah dengan mengeliminasi
sumber paparan timbal, mengenali hal-hal yang dapat terkontaminasi, sehingga
kita dapat menghindari adanya exposure, seperti menghilangkan penggunaan
timbal dalam produk rumah tangga, melakukan monitoring kadar timbal dalam
tubuh, memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai timbal sehingga
meningkatkan pengetahuannya. Keracunan timbal menyebabkan efek yang
18
19
parah dan merupakan masalah yang serius, namun yang penting, hal ini dapat
dicegah. Pendekatan terbaik adalah dengan menghindari paparan timbal.
Disarankan untuk sering mencuci tangan dan juga meningkatkan asupan
kalsium dan zat besi.
B. Saran
1. Memberikan saran dalam penggunaan alternatif yang aman dan ramah
lingkungan untuk menggantikan produk atau material yang mengandung
timbal.
2. Mengajak masyarakat untuk menghindari barang-barang yang mengandung
timbal, seperti mainan anak-anak yang dilapisi dengan cat berbasis timbal.
3. Memberikan program edukasi dan kampanye kesadaran untuk
menginformasikan masyarakat tentang bahaya timbal dan cara-cara
mengurangi paparan terhadap timbal.
4. Mengajak masyarakat untuk melakukan tes darah secara berkala untuk
memantau kadar timbal dalam tubuh mereka.
5. Mensosialisasikan informasi tentang bahaya timbal melalui media sosial,
brosur, dan kegiatan komunitas.
6. Sebaiknya pemerintah mengembangkan kebijakan perlindungan
lingkungan yang lebih ketat terkait penggunaan timbal.
7. Mendorong pemerintah untuk bekerja sama dengan industri dan masyarakat
dalam mengimplementasikan kebijakan perlindungan
lingkungan yang efektif.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21
Kadar Plumbum (Pb) Dalam Darah Dengan Jumlah Eritrosit Pada Ibu Hamil.
Jurnal Education and Development, 11(2), 83–86.
https://doi.org/10.37081/ed.v11i2.4339
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2
22
Lampiran 3
Lampiran 4
23
Lampiran 5
Lampiran 6.
24
Lampiran 7
Lampiran 8
25