Anda di halaman 1dari 17

CASE METHOD

DAMPAK TIMBAL (Pb) TERHADAP KESEHATAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

BINRO MALDON MALAU 4203131063

BUNGA APRIANI SINAGA 4202331002

NANCY AGALALIS SIBARANI 4203331024

WIDYA ARYANI 4203331028

KELAS : PSPK 20A

DOSEN PENGAMPU : Dr. LISNAWATY SIMATUPANG, S. Si., M. Si

MATA KULIAH : KIMIA LOGAM

JURUSAN KIMIA

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENDIDIKAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Critical Journal Review. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Logam.

Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Dr. Lisnawaty Simatupang, S. Si., M. Si
selaku dosen sekaligus pengampu yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman yang telah mendukung dan
membantu dalam menyelesaikan makalah ini sehingga dapat selesai tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
untuk menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya. Dan penulis
berharap makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Medan, 01 November 2022

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
1.4 Identitas Jurnal....................................................................................................2

BAB II RINGKASAN JURNAL......................................................................................4

2.1 Analisis Permasalahan........................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................6

3.1 Upaya Permasalahan............................................................................................6

BAB IV PENUTUP............................................................................................................8

4.1 Kesimpulan.............................................................................................................8
4.2 Saran.......................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Walaupun timbal tidak diketahui memiliki fungsi khusus secara biologi, unsur ini
sangat banyak ditemui dalam tubuh manusia. Kadar rata-rata timbal dalam tubuh manusia
dewasa mencapai 120 mg, logam berat tertinggi ketiga setelah zat besi (4000 mg) dan seng
(2500 mg). Garam-garam timbal diserap tubuh dengan mudah. Pada orang dewasa1% timbal
disimpan dalam tulang dan sisanya dibuang melalui urin dan feses setelah beberapa minggu.
Namun, pada anak hanya sepertiga timbal yang dibuang oleh tubuh dan pemaparan secara
terus-menerus dapat menyebabkan bioakumulasi. Timbal dapat masuk ke tubuh manusia
dengan dihirup, ditelan, atau diserap kulit. Hampir semua timbal yang dihirup akan diserap
tubuh, sedangkan timbal yang ditelan biasanya diserap sebesar 20–70%, dan anak menyerap
lebih banyak dibanding orang dewasa (Denny, 2005).

Keracunan biasanya terjadi akibat makanan atau minuman yang terkontaminasi


Timbal. Selain itu, kadang Timbal masuk karena tidak sengaja menelan tanah, debu, atau cat
yang terkontaminasi Timbal. Air laut dapat mengandung Timbal jika dicemari limbah
industri. Tanah dapat terkontaminasi melalui akumulasi partikel limbah dari pipa, cat,
maupun emisi bahan bakar yang ditambahi aditif timbal. Buah dan sayuran juga dapat
terkontaminasi jika tumbuh di tanah berkadar timbal tinggi. Penggunaan pipa timbal dapat
berbahaya di daerah dengan air asam atau air lunak. Air sadah membentuk lapisan pelindung
pada permukaan pipa, sedangkan air asam atau lunak dapat melarutkan dan menyerap
Timbal. Air yang berkarbondioksida dapat menyerap Timbal menjadi Timbal Bikarbonat
(Pb(HCO3)2, air yang beroksigen juga dapat menyerap Timbal menjadi Timbal (II)
Hidroksida. Meminum air yang terkontaminasi seperti ini dapat menyebabkan masalah
kesehatan. Ini dapat dicegah jika air memiliki kesadahan tinggi, karena Kalsium karbonat dan
Kalsium sulfat pada air sadah akan bereaksi dengan timbal membentuk Timbal Karbonat atau
Timbal Sulfat yang melapisi permukaan pipa (Kasture, 2008).

Cat yang mengandung Timbal dapat tertelan oleh anak-anak, misalnya ketika anak itu
menjilat kusen atau bagian bangunan lain. Selain itu, ketika cat tersebut mulai terkelupas,
partikelnya menjadi debu dan dapat menempel di mulut, makanan, atau minuman. Timbal
juga dapat masuk melalui hirupan, terutama pada perokok dan pekerja di sektor industri yang
menggunakan Timbal. Isotop radioaktif timbal-210 (bersama racun-racun lain) sering ada

1
dalam rokok, yang berasal dari jenis pupuk fosfat yang digunakan untuk pupuk tanaman
tembakau. Penyerapan melalui kulit biasanya terjadi pada pekerjaan yang terdapat senyawa
Timbal organik. Angin juga merupakan salah satu media yang membawa Timbal dapat
masuk ke dalam badan air yang berasal dari kegiatan/aktivitas kehidupan manusia, pada
umumnya Timbal di perarian dalam bentuk ion divalent dan ion tetravalent (Pb 2+, Pb4+) yang
apabila jumlahnya melebihi konsentrasi baku mutu dapat mengakibatkan kematian biota
perairan (WHO Model List of Essential Medicines, 2016).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja sumber-sumber keberadaan timbal (distribusi timbal)?
1. Bagaimana pengaruh kandungan (toksiksitas) timbal terhadap kesehatan?
2. Bagaimana upaya untuk menangani permasalahan paparan timbal?

1.3 TUJUAN
2. Mengetahui sumber-sumber keberadaan timbal (distribusi timbal)
3. Mengetahui pengaruh kandungan (toksiksitas) timbal terhadap kesehatan
4. Mengetahui upaya untuk menangani permasalahan paparan timbal

1.4 IDENTITAS JURNAL

1.4.1. Jurnal Pertama

1 Judul Artikel Logam Berat Timbal (Pb) dan Efeknya pada Sistem Reproduksi
2 Nama Penulis Kadek Yuniari Suryatini dan I Gusti Ayu Rai
3 Nama Jurnal Emasains
4 Tahun Terbit 2018
5 Kota Terbit Bali
6 Vol dan No 7 dan 1
7 Halaman 1-6
8 ISSN 2302-2124

2
1.4.2. Jurnal Kedua

1 Judul Artikel Systematic review and meta-analyses of lead (Pb) concentrations in


environmental media (soil, dust, water, food, and air) reported in the
United States from 1996 to 2016
2 Nama Penulis Jessica J. Frank, Antonios G. Poulakos, Rogelio Tornero-Velez,
Jianping Xue
3 Nama Jurnal Science of the Total Environment
4 Tahun Terbit 2019
5 Kota Terbit United Statue of America
6 Vol dan No 694 (133489)
7 Halaman 1-18
8 DOI https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2019.07.295

3
BAB II

RINGKASAN JURNAL

2.1 ANALISIS PENGARUH LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA KESEHATAN

 Sumber-sumber Timbal (Pb) (Distribusi Timbal)

Pencemaran lingkungan dalam tiga dekade terakhir menjadi suatu masalah yang
hangat dibicarakan dan menjadi perhatian khusus, baik dari pihak akademisi atau ilmuwan,
pemerintah, lembaga-lembaga swadaya masyarakat dan lembaga-lembaga pemerintah bahkan
masyarakat umum. Masalah ini terjadi karena semakin banyaknya bahan-bahan industri dan
non industri yang masuk ke dalam lingkungan alam dan mengakibatkan kerusakan-kerusakan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber-sumber timbal buatan manusia
memainkan peranan yang paling besar dalam lingkungan. Timbal banyak ditemukan dalam
pertambangan-pertambangan di seluruh dunia, bahan produksi baterai pada kendaraan
bermotor, produksi logam-logam lainnya biasanya juga mengandung timbal seperti amunisi,
kabel, dan solder. Timbal juga digunakan dalam industri percetakan, sekering, dan alat listrik
lainnya. Timbal murni biasanya dipakai untuk melapisi logam lain sehingga tidak mudah
berkarat, serta campuran pembuatan cat sebagai bahan pewarna karena daya larutnya yang
rendah dalam air.

 Pengaruh Kandungan (Toksiksitas) Timbal (Pb) terhadap Kesehatan

Timbal merupakan logam yang sangat beracun dan dapat mempengaruhi setiap organ
dan sistem dalam tubuh manusia. Catatan keracunan Pb sudah ada sejak 2500 tahun yang lalu
dan bertahan selama ribuan tahun terakhir yang menunjukkan dampak luar biasa dari
keracunan Pb dari waktu ke waktu. Anemia adalah gejala awal dari keracunan kronik karena
timbal menginhibisi sintesa haemolymph. Dampak timbal terhadap kesehatan sangat
bervariasi tergantung dari tingkat dan lama pajanan. Efek toksik yang muncul pada jaringan
dan organ tubuh adalah akibat terjadinya interaksi logam-logam. Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (The US Centres for Disease Control and Prevention)
dan Organisasi Kesehatan Sedunia (The World Health Organization) menyatakan bahwa
timbal dalam darah yang mencapai tingkat 10 μg/dL atau lebih dapat membahayakan
kesehatan dan mengakibatkan amnesia. Toksisitas timbal menunjukkan gejala yang berbeda-
beda sesuai dengan kadar racun, umur, individu, dan lamanya pajanan. Gejala dapat timbul
sesudah beberapa minggu atau bulan seiring dengan peningkatan kadar timbal dalam tubuh.

4
Biasanya gejala yang diakibatkan oleh keracunan timbal organik lebih cepat dibandingkan
timbal anorganik. Gejala-gejala akibat keracunan timbal antara lain : sakit perut, konvulsi,
sakit kepala, kelelahan, sulit tidur, mual, penurunan berat badan, kehilangan pendengaran,
kehilangan nafsu makan, otot lemah, sulit berkonsentrasi, anemia, kerusakan ginjal, koma,
dan kematian. Keracunan akut menunjukkan tanda-tanda neurologis, sakit, melemahnya otot,
sakit perut, muntah-muntah, diare, dan konstipasi. Keracunan kronik menunjukkan tanda-
tanda pada pencernaan makanan, saraf otot, dan persarafan. Target utama dari toksisitas
timbal adalah sistem persarafan sentral. Efek toksik timbal lainnya adalah potensi untuk
menimbulkan karsinogenisitas pada ginjal, mengganggu fungsi reproduksi berupa
kemandulan, aborsi, dan kematian neonatal. Timbal menyebabkan kelainan pada testis yang
bekerja melalui mekanisme pretestiskuler dan testiskuler. Pada tingkat pretestiskuler, timbal
yang tertimbun dalam darah melewati sawar darah otak dan mengganggu metabolisme sel-sel
saraf melalui penghambatan respirasi mitokondria sel saraf. Efek toksik timbal pada tingkat
testiskuler menekan produksi hormon testosteron yang mempengaruhi proses
spermatogenesis. Efek toksik timbal pada sistem reproduksi pria juga menyebabkan atrofi
testis. Untuk mengetahui adanya gangguan spermatogenesis ditandai dengan terjadinya
perubahan jumlah sel-sel spermatogenik dalam tubulus seminiferus. Menurut Sitorus (2004),
timbal mempunyai sifat bioakumulatif dalam tubuh organisme dan akan terus diakumulasi
sampai organisme tidak mampu lagi mentolerir kandungan logam berat timbal dalam
tubuhnya. Logam berat timbal mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat
menyebabkan cacat kromosom.

Wanita yang bekerja pada perusahaan tembikar, tempat paparan timbal sangat tinggi,
mempunyai resiko keguguran lebih besar, kematian bayi dalam kandungan, dan kelahiran
bayi prematur. Pada laki-laki, timbal dapat menurunkan libido dan menyebabkan morfologi
sperma yang abnormal. Efek lain paparan timbal terhadap sistem reproduksi wanita adalah Pb
dapat menembus plasenta sehingga menimbulkan kelainan pada janin. Peningkatan kasus
infertil, abortus spontan, gangguan haid, dan bayi lahir mati pada pekerja perempuan yang
terpajan Pb telah dilaporkan sejak abad 19, walaupun demikian data mengenai dosis dan efek
Pb terhadap fungsi reproduksi wanita sampai sekarang masih sedikit.

5
BAB III

PEMBAHASAN

4.1 UPAYA PERMASALAHAN

Prinsip pertama untuk mencegah terkena timbal di tempat kerja adalah dengan
menerapkan CONTROL YANG HIRARKI (NSW WorkCover (2008) yang mana:

1. Mengganti timbal yang berbahaya dengan benda lain yang resiko bahayanya rendah
2. Pindahkan timbal yang berbahaya dari orang-orang yang mungkin beresiko terkena
timbal
3. Kurangi resiko timbal secara keteknikan
4. Kurangi resiko timbal secara akademis
5. Sediakan peralatan yang bisa melindungi diri dari timbal

Terkena timbal di tempat kerja bisa di cegah dengan mengurangi jumlah kontak
timbal dengan pekerja. Semua karyawan di timbal industri harus menyediakan petunjuk
perencanaan kontak dengan timbal untuk mengurangi terkenanya timbal kepada pekerja
mereka (WorkSafe BC 2006). Selanjutnya, tanda harus di pasang di tempat kerja yang
mengandung material yang berbahaya sebagai peringatan kepada pekerja tentang daerah yang
memiliki potensial bahaya. Di tambah lagi, pekerja harus selalu mengenakan peralatan
kemanan dan memastikan peralatan tersebut aman dan berada pada kondisi yang bagus.
Terkena debu dan uap harus di kurangi di tempat kerja (DHS 2010). Juga perlu untuk
majikan menyediakan training dan informasi untuk bekerja dengan aman dengan timbal
dalam segala kondisi apakah dalam keadaan darurat atau tidak (HSE UK 2009). Juga,
majikan diminta untuk memonitor kualitas udara dalam rangka untuk menentukan kadar
terkena timbal di lingkungan kerja. Jika kualitas udara di tempat kerja mengandung timbal
diatas 30 microgram per cubic meter (ug/m3), majikan harus menyediakan tes kesehatan,
termasuk didalamnya test kandungan timbal dalam darah setiap enam bulan sekali (diizinkan
di tempat kerja kontak dengan timbal di bawah 50 ug/m3). Jika majikan memiliki kadar
timbal dalam darah tinggi, majikan harus memindahkan pekerja tersebut untuk bekerja di
daerah yang tidak berhubungan dengan timbal. Dan menjamin pekrja tersebut memperoleh
haknya sama dengan pekerjaan mereka (DHS 2010).

Makanan dan nutrisi yang bagus adalah cara lain yang digunakan untuk melindungi
diri melawan dari terserapnya timbal kedalam tubuh. Makanan yang mengandung zat besi

6
dan kalsium merupakan sangat bermanfaat. Zat besi bisa di dapatkan di segala macam
daging, sayuran hijau, telur, tuna dan biji-bijian. Kalsium bisa di peroleh dalam produk susu
seperti susu dan yogurt. Kalsium juga bisa di dapatkan dalam ice cream, keju, dan
milkshakes. Anak-anak harus juga memakan makanan yang cukup, karena anakanak dengan
perut kosong bisa menyerap lebih banyak timbal dalam tubuhnya (DHOCNY 2007).

Di Amerika Serikat, sekitar 99% anak keracunan timbal lebih banyak diidentifikasi
melalui uji tapis dibanding melalui uji klinis berdasarkan gejala. Uji tapis dilakukan terhadap
kelompok populasi risiko tinggi. Hasil BLL (Blood Lead Level) uji tapis >10 μg/ dL
memerlukan pemeriksaan ulangan untuk kepentingan diagnosis dan menentukan intervensi
yang tepat. Saat pemeriksaan ulangan BLL tergantung terhadap kadar inisial timbal. Karena
kompetisi antara timbal dengan besi, diperlukan pola makan sehat mengandung cukup besi.
Kebutuhan besi bervariasi sesuai umur, mulai dari 6 mg/hari pada bayi sampai 12 mg/hari
pada remaja. Anak yang secara biokimia menderita desiensi besi, harus mendapat terapi besi
dengan dosis 5-6 mg/ kgBB selama tiga bulan. Pemberian preparat besi tidak dilakukan
bersamaan dengan pemberian agen kelasi timbal, karena agen kelasi timbal akan membuat
besi menjadi tidak diserap tubuh. Sebaiknya preparat besi Di Amerika Serikat, terapi kelasi
suksimer pada anak keracunan timbal menurunkan BLL, tetapi tidak bermanfaat pada fungsi
kognitif, perilaku dan neuromotorik.16 Studi di Bangalore India menghasilkan penurunan
kadar timbal anak dengan BLL ≥10 μg/dL setelah fortifikasi besi selama enam hari per
minggu dalam enam bulan.17 Anak dengan BLL lebih dari 20 mcg/dL harus dievaluasi
neurologis untuk mengidentifikasi kemungkinan keterlambatan pertumbuhan. Anak dengan
abnormalitas neurologi harus menjalani tes neuropsikologi formal. Evaluasi lingkungan
tempat tinggal dan sosioekonomi dilakukan melalui edukasi reduksi faktor risiko dan
menghindari sumber timbal.1,4,11 Anak dengan BLL ≥45 μg/dL memerlukan terapi kelasi.
Ada empat macam obat sebagai agen kelasi, yaitu asam 2,3-dimer-kaptosuksinat.

7
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan :

1. Sumber-sumber timbal ditemukan dalam pertambangan-pertambangan di seluruh


dunia, bahan produksi baterai pada kendaraan bermotor, produksi logam-logam
lainnya biasanya juga mengandung timbal seperti amunisi, kabel, dan solder. Timbal
juga digunakan dalam industri percetakan, sekering, dan alat listrik lainnya. Timbal
murni biasanya dipakai untuk melapisi logam lain serta campuran pembuatan cat
sebagai bahan pewarna karena daya larutnya yang rendah dalam air.
2. Timbal memiliki dampak buruk terhadap kesehatan khususya sistem reproduksi
manusia. Wanita yang bekerja pada perusahaan tembikar, tempat paparan timbal
sangat tinggi, mempunyai resiko keguguran lebih besar, kematian bayi dalam
kandungan, dan kelahiran bayi prematur. Pada laki-laki, timbal dapat menurunkan
libido dan menyebabkan morfologi sperma yang abnormal. Efek lain paparan timbal
terhadap sistem reproduksi wanita adalah Pb dapat menembus plasenta sehingga
menimbulkan kelainan pada janin. Timbal menyebabkan kelainan pada testis yang
bekerja melalui mekanisme pretestiskuler dan testiskuler. Efek toksik timbal pada
tingkat testiskuler menekan produksi hormon testosteron yang mempengaruhi proses
spermatogenesis. Efek toksik timbal pada sistem reproduksi pria juga menyebabkan
atrofi testis. Logam berat timbal juga mempunyai efek racun terhadap gamet dan
dapat menyebabkan cacat kromosom.
3. Paparan logam berat timbal dapat di cegah dengan mengurangi jumlah kontak timbal
dengan pekerja. Di tambah lagi, pekerja harus selalu mengenakan peralatan kemanan
dan memastikan peralatan tersebut aman dan berada pada kondisi yang bagus.
Terkena debu dan uap harus di kurangi di tempat dan diperlukan adanya training dan
informasi untuk bekerja dengan aman dengan timbal dalam segala kondisi.

4.2 SARAN

Setelah mengetahui distribusi, bahaya (dampak buruk), dan cara menangani ataupun
meminimalisir paparan dari logam berat timbal (Pb), diharapkan kita mampu untuk mengatasi
permasalahan paparan timbal (Pb), sehingga kita terhindar dari bahaya timbal (Pb) tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

A, Denny. 2005. Deteksi Pencemaran Timah Hitamdalam Darah Masyarakat yang Terpajan
Timbal (Plumbum). Jurnal Kesehatan Lingkungan. Volume 2. No. 1; 67 – 76.

Frank, J. J., Poulakos, A. G., Tornero-Velez, R., & Xue, J. (2019). Systematic review and
meta-analyses of lead (Pb) concentrations in environmental media (soil, dust, water,
food, and air) reported in the United States from 1996 to 2016. Science of the Total
Environment, 694, 133489.

Kasture, Dr A. V. (2008). Pharmaceutical Chemistry - I (dalam bahasa Inggris). Pragati


Books Pvt. Ltd. hlm. 16.11. ISBN9788185790121. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2017-01-16.

Suryatini, K. Y., & Rai, I. (2018). Logam Berat Timbal (Pb) dan Efeknya pada Sistem
Reproduksi. Emasains, 7(1), 1-6.

Lubis, B., Rosdiana, N., Nafianti, S., Rasyianti, O., & Panjaitan, F. M. (2013). Hubungan
keracunan timbal dengan anemia defisiensi besi pada anak. CDK-200, 40(1), 17-21.

Suherni, R. S. (2010). Keracunan Timbal di Indonesia. Gobal Lead Advice Supprot Serv
[Internet], 1-19.

WHO Model List of Essential Medicines (19th List)" (PDF). World Health Organization.
April 2015. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 13 December 2016. Diakses
tanggal 8 December 2016.

9
Langkah Kerja

1) Mahasiswa diharapkan dapat memilih jurnal secara mandiri dan tepat. Jurnal yang
dipilih berasal dari jurnal nasional maupun internasional. Mahasiswa juga harus dapat
menjelaskan identitas jurnal secara lengkap.
2) Cermati (baca dan pelajari identitas dan isi jurnal yang menjadi bahan pada tugas
Critical Journal Review.
3) Lakukan analisis terhadap uraian materi yang dipaparkan dalam artikel yang dipilih.
4) Tuliskan hasil Critical Journal Review yang saudara lakukan dalam bentuk Laporan
dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

LAPORAN
CRITICAL JOURNAL REVIEW

IDENTITAS REVIEWER
Nama Reviewer Kelompok 5 :
1. Binro Maldon Malau
2. Bunga Apriani Sinaga
3. Nancy Agalalis Sibarani
4. Widya Aryani
Kelas PSPK 20A
IDENTITAS JOURNAL 1
Judul Artikel Logam Berat Timbal (Pb) dan Efeknya pada Sistem Reproduksi
Author Kadek Yuniari Suryatini dan I Gusti Ayu Rai
Tahun Terbit 2018
Nama Jurnal Emasains
Halaman 1-6
Tempat Terbit Bali
ISSN 2302-2124
IDENTITAS JOURNAL 2
Judul Artikel Systematic Review And Meta-Analyses Of Lead (Pb) Concentrations In
Environmental Media (Soil, Dust, Water, Food, And Air) Reported In The

10
United States From 1996 To 2016
Author Jessica J. Frank, Antonios G. Poulakos, Rogelio Tornero-Velez, Jianping Xue
Tahun Terbit 2019
Nama Jurnal Science of the Total Environment
Halaman 1-18
Tempat Terbit United Statue of America
DOI https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2019.07.295
ANALISIS JURNAL
Latar Belakang Latar belakang masalah pada jurnal adalah efek toksik logam berat timbal
Masalah pada sistem reproduksi, efek racun timbal pada sistem reproduksi
menyebabkan terganggunya proses spermatogenesis sehingga mempengaruhi
kualitas semen dalam jumlah, morfologi, motilitas, dan bentuk abnormal
spermatozoa dan pada wanita menyebabkan gangguan menstruasi, risiko
keguguran lebih besar, kelainan janin, kematian bayi, dan kelahiran prematur.
Tujuan Tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk memaparkan
bahaya dari efek toksik Timbal dan menyarankan pemerintah untuk
memberikan perhatian yang lebih besar tentang penggunaan timbal dalam
produk mengingat timbal adalah salah satu logam berat yang sangat
berbahaya bagi manusia dan lingkungan dan bersinergi dengan masyarakat
mengkampanyekan bahaya paparan timbal bagi kesehatan dan mengupayakan
pencegahannya.
Studi Literatur Dalam jurnal, peneliti menjelaskan istilah tertentu, misalnya plumbisme
adalah suatu tipe keracunan logam yang berbahaya bagi manusia dan
vertebrata dan disertai dengan catatan kaki.
Metode Eksperimen Metode eksperimen dalam jurnal tidak dijabarkan, namun berdasarkan hasil
review reviewer, metode yang digunakan adalah pada penelitian ini adalah
penelitian studi kepustakaan, yang dapat diartikan sebagai serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.
Hasil dan Diskusi Dalam jurnal, hasil dan diskusi berupa penjelasan mengenai karakteristik
Timbal, toksiksitas Timbal, absorbsi, distribusi, dan ekskresi Timbal, efek
timbal pada sistem reproduksi dan upaya meminimalkan paparan Timbal.
Timbal termasuk logam pascatransisi dan juga anggota dari kelompok
karbon dengan simbol Pb dan memiliki nomor atom 82. Timbal berbentuk

11
logam lembut, stabil, memiliki densitas tinggi, tahan korosi, memiliki
konduktivitas lemah, dan paruh waktu sangat lama serta terdapat bebas secara
alami dalam bumi dalam bentuk empat isotop yaitu 204, 206, 207, dan 208.
Timbal adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang lazim
terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral-mineral
lain, terutama seng dan tembaga. Sifat-sifat logam ini antara lain mempunyai
titik lebur yang rendah sehingga mudah digunakan, mudah dibentuk karena
logam ini lunak, mempunyai sifat kimia yang aktif sehingga dapat digunakan
untuk melapisi logam untuk mencegah perkaratan, bila dicampur dengan
logam lain membentuk logam campuran yang lebih baik daripada logam
murninya, dan kepadatannya melebihi logam lain.
Timbal adalah salah satu dari kelompok logam berat yang tidak
mempunyai fungsi biologis sama sekali. Efek toksik utama timbal adalah
sistem hematopoetik dan susunan saraf. Adanya timbal dalam darah
menyebabkan anemia karena adanya hambatan pada Asam δ-Aminolevulinat
Dehidratase (ALAD) dan Heme Sintesa (HS) yang merupakan komponen
dalam pembentukan sel darah merah. Efek toksik timbal lainnya adalah
potensi untuk menimbulkan karsinogenisitas pada ginjal, mengganggu fungsi
reproduksi berupa kemandulan, aborsi, dan kematian neonatal .
Timbal yang diabsorbsi melalui saluran pencernaan didistribusikan ke
jaringan lain melalui darah. Logam ini dapat terdeteksi di dalam tiga jaringan
utama menjadi tiga kompartemen yaitu : (a) di dalam darah, Pb terikat dalam
sel darah merah dan mempunyai waktu paruh sekitar 25-30 hari, (b) dalam
jaringan lunak (hati dan ginjal) mempunyai waktu paruh sekitar beberapa
bulan, dan (c) tulang dan jaringan keras (kalsifikasi) seperti gigi dan tulang
rawan, hampir 90-95% Pb dalam tubuh terdapat dalam tulang yang waktu
paruhnya mencapai 30-40 tahun. Pb diekskresikan terutama melalui air seni,
yang kandungan Pb-nya dalam plasma dan air seni terlihat proporsional.
Timbal juga diekskresikan melalui tinja (feses), keringat, dan air susu ibu
serta didepositkan di dalam rambut dan kuku. Biasanya ekskresi Pb dari
tubuh sangat kecil meskipun intake Pb tiap hari naik sehingga dapat
menaikkan kandungan Pb dalam tubuh.
Daya toksik timbal berpengaruh pada sistem reproduksi hewan dan
manusia dan bekerja secara langsung mengenai sel-sel sasaran atau secara
12
tidak langsung melalui organ endokrin tertentu. Timbal menyebabkan
kelainan pada testis yang bekerja melalui mekanisme pretestiskuler dan
testiskuler. Efek lain paparan timbal terhadap sistem reproduksi wanita
adalah Pb dapat menembus plasenta sehingga menimbulkan kelainan pada
janin. Peningkatan kasus infertil, abortus spontan, gangguan haid, dan bayi
lahir mati pada pekerja perempuan yang terpajan.
Untuk mencegah pelepasan timbal ke lingkungan dapat dilakukan
dengan cara : (a) tindakan pengawasan harus dimulai di setiap tahap
pengolahan timbal yaitu penambangan, ekstraksi, dan pembuatan komoditas,
(b) pengurangan emisi timbal di udara dengan pengendap elektrostatik, (c)
kandungan timbal pada sistem air alam dihilangkan dengan penambahan batu
kapur atau dolomit, (d) komoditi berbasis timbal digantikan oleh material
yang lebih bersahabat dengan lingkungan, dan (e) strategi perencanaan kota
baru lebih menekankan untuk mengurangi polusi Timbal dan untuk
pencegahan paparan Timbal dihaapkan adanya kesadaran masyarakat yang
tinggal di daerah pedesaan tentang sumber timbal dan efeknya terhadap
kesehatan, meningkatkan pengelolaan sampah dan pemerintah untuk
mengeluarkan undangundang tentang pemakaian timbal dalam produk, hal ini
penting sejak Indonesia telah memasuki perjanjian perdagangan bebas.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan peneliti merupakan poin dari penjelasan pada pembahasan yang
didapat dari hasil studi pustaka.
Timbal adalah salah satu logam berat yang sangat beracun yang banyak
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Efek toksik timbal terhadap sistem
reproduksi pria menyebabkan terganggunya proses spermatogenesis sehingga
mempengaruhi kualitas semen dalam jumlah, morfologi, motilitas, dan bentuk
abnormal spermatozoa. Logam berat timbal mempunyai efek racun terhadap
gamet dan menyebabkan cacat kromosom. Paparan timbal pada wanita
menyebabkan gangguan haid, resiko keguguran lebih besar, kelainan pada
janin, kematian bayi dalam masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan
tentang sumber timbal dan efeknya terhadap kesehatan, meningkatkan
pengelolaan sampah, meningkatkan peraturan lingkungan, dan menuntut
pemerintah untuk mengeluarkan undangundang tentang pemakaian timbal
dalam produk, hal ini penting sejak Indonesia telah memasuki perjanjian

13
perdagangan bebas.
Daftar Pustaka  Referensi dalam jurnal berjumlah 24 referensi.
 Tahun referensi terlama 1993 dan terbaru 2016.

KESIMPULAN REVIEWER
Timbal merupakan logam berat yang memiliki efek toksiksitas yang dapat
membahayakan kesehatan manusia khususnya kesehatan reproduksi. Oleh
karena itu, diperlukan adanya upaya untuk mencegah paparan Timbal
khususnya pada lingkungan yang berpotensi dengan material yang
mengandung Timbal.
Prinsip pertama untuk mencegah terkena timbal di tempat kerja adalah
dengan menerapkan CONTROL YANG HIRARKI (NSW WorkCover (2008)
yang mana:
1. Mengganti timbal yang berbahaya dengan benda lain yang resiko
bahayanya rendah
2. Pindahkan timbal yang berbahaya dari orang-orang yang mungkin
beresiko terkena timbal
3. Kurangi resiko timbal secara keteknikan
4. Kurangi resiko timbal secara akademis
5. Sediakan peralatan yang bisa melindungi diri dari timbal
Terkena timbal di tempat kerja bisa di cegah dengan mengurangi jumlah
kontak timbal dengan pekerja. Semua karyawan di timbal industri harus
menyediakan petunjuk perencanaan kontak dengan timbal untuk mengurangi
terkenanya timbal kepada pekerja mereka (WorkSafe BC 2006). Selanjutnya,
tanda harus di pasang di tempat kerja yang mengandung material yang
berbahaya sebagai peringatan kepada pekerja tentang daerah yang memiliki
potensial bahaya. Di tambah lagi, pekerja harus selalu mengenakan peralatan
kemanan dan memastikan peralatan tersebut aman dan berada pada kondisi
yang bagus. Terkena debu dan uap harus di kurangi di tempat kerja.

14

Anda mungkin juga menyukai