Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH EPIDEMIOLOGI KESPRO

“ Pengaruh Timbal Terhadap Kesehatan Reproduksi”

OLEH

KELOMPOK 5

Masyita Geraldine Septiani J1A117075


Novita Indria Sari J1A117094
Nur Afiat Wahyuni J1A117095
Rosmaladewi.K J1A117125
Wa Sumaria J1A115144

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
Makalah Dasar Kesehatan Reproduksi/KIA dengan judul “Timbal dan Kesehatan
Reproduksi” Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya
sampai akhir zaman.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok di


Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu
Oleo, dan dalam proses penyusunan makalah ini ini, kami mendapatkan banyak
bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak.

Kami berharap Makalah yang telah disusun ini bisa memberikan


sumbangsih untuk menambah pengetahuan para pembaca, dan akhir kata, dalam
rangka perbaikan selanjutnya, penulis akan terbuka terhadap saran dan masukan
dari semua pihak karena penulis menyadari Makalah yang telah disusun ini
memiliki banyak kekurangan.

Kendari, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
2.1 Pengertian Timbal.....................................................................................3
2.2 Struktur Timbal.........................................................................................3
2.3 Trend Penggunaan Timbal di Dunia dan Indonesia..................................5
2.4 Sumber- Sumber Timbal di Lingkungan...................................................7
2.5 Peran Timbal Terhadap Kebutuhan manusia..........................................10
2.6 Pengaruh Timbal Terhadap Kesehatan Reproduksi................................12
2.7 Pengaruh Timbal Terhadap Kesehatan lainnya.......................................13
BAB III..................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................15
3.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
LAMPIRAN.......................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dalam bidang teknologi, industri, dan transportasi selain


memberikan dampak positif juga memberikan dampak negatif. Dampak
positif kemajuan transportasi dapat meningkatkan sektor ekonomi, namun
hasil emisi Kenderaan juga menghasilan emisi yang dapat menurunkan
kualitas udara embien. Penggunaan logam – logam berat dalam berbagai
keperluan sehari-hari baik secara sengaja maupun tidak sengaja, telah
mencemari lingkungan. Pencemaran logam berat yang melebihi batas dapat
membahayakan bagi lingkungan maupun mahluk hidup. Pencemaran logam
berat pada lingkungan yang sering terjadi adalah pencemaran merkuri (Hg),
timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), Khromium (Cr) dan Nikel (Ni).
Logam – logam tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu
organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai
racun yang terakumulasi (Fardiaz, 1992).
Timbal (Pb) merupakan salah satu polutan yang dihasilkan kendaraan
bermotor. Kadar logam berat beracun dan berbahaya seperti timbal (Pb)
khususnya di udara, saat ini telah mencapai pada tingkat yang sangat
mengkhawatirkan, terutama di kota– kota besar dengan intensitas asap
kendaraan bermotor yang berbahan bakar bensin cukup padat. Timbal, atau
Tetra Etil Lead (TEL) yang banyak pada bahan bakar terutama bensin,
diketahui bisa menjadi racun yang merusak sistem pernapasan, sistem saraf,
serta meracuni darah. Penggunaan timbale (Pb) dalam bahan bakar semula
adalah untuk meningkatkan oktan bahan bakar(Hutasuhut, Razaly and
Dalimunthe, 2018).
Menurut Environment Project Agency, sekitar 25% logam berat
Timbal(Pb) tetap berada dalam mesin dan 75%lainnya akan mencemari udara
sebagaiasap knalpot. Emisi Pb dari gas buangantetap akan menimbulkan

1
pencemaranudara dimanapun kendaraan itu berada, Logam Pb sebagai gas
buang kendaraan bermotor dapat membahayakan kesehatan dan merusak
lingkungan. Logam Pb yang terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap,
disimpan dan kemudian ditampung dalam darah. Bentuk kimia Pb merupakan
faktor penting yang mempengaruhi sifat-sifat Pb di dalam tubuh. Komponen
Pb organik misalnya tetraethil Pb segera dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui
kulit dan membran mukosa. Logam Pb organik diabsorbsi terutama melalui
saluran pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam
tubuh. Tidak semua Pb yang terhisap atau tertelan ke dalam tubuh akan
tertinggal di dalam tubuh. Kira-kira 5-10% dari jumlah yang tertelan akan
diabsorbsi melalui saluran pencernaan, dan kirakira 30% dari jumlah yang
terisap melalui hidung akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan akan
tinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh ukuran partikel-partikelnya
(BPLHD, 2009) dalam (Maslukah et al., 2019).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Timbal ?
2. Bagaimana struktur Timbal ?
3. Bagaimana trend penggunaan Timbal di dunia dan Indonesia ?
4. Apa sumber-sumber Timbal di lingkungan ?
5. Bagaimanaperan Timbal terhadap kebutuhan manusia ?
6. Bagaimana Pengaruh Timbal terhadap kesehatan reproduksi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Timbal.
2. Untuk mengetahui struktur dari Timbal.
3. Untuk mengetahui trend penggunaan Timbal di dunia dan Indonesia.
4. Untuk mengetahui sumber-sumber Timbal di lingkungan.
5. Untuk mengetahui peran Timbal terhadap kebutuhan manusia.
6. Untuk mengetahui pengaruh Timbal terhadap kesehatan reproduksi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Timbal


Timbal (Pb) termasuk dalam kelompok logam berat golongan IVA dalam
Sistem Periodik Unsur kimia mempunyai nomor atom 82 dengan berat atom
207,2, dan termasuk logam berat non-essensial, berbentuk padat pada suhu
kamar, bertitik lebur 327,4 0C dan memiliki berat jenis sebesar 11,4/l .
Timbal adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang lazim
terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral-mineral
lain, terutama seng dan tembaga.Sifat-sifat logam ini antara lain mempunyai
titik lebur yang rendah sehingga mudah digunakan, mudah dibentuk karena
logam ini lunak, mempunyai sifat kimia yang aktif sehingga dapat digunakan
untuk melapisi logam untuk mencegah perkaratan. Bila dicampur dengan
logam lain membentuk logam campuran yang lebih baik dari pada logam
murninya, dan kepadatannya melebihi logam lain. Yang mana juga
merupakan zat aditif yang ditambahkan dalam bensin kendaraan yang dapat
menyebabkan dampak negatif, Pb ditemukan secara alami dalam bentuk
galena (PbS), gelesite (PbSO4), dan cerrusite (PbCO3) Pb banyak digunakan
sebagai bahan pengemas, pipa saluran air, alat -alat rumah tangga dan hiasan
(Librawati, 2005 dalam Gusnita, 2012). Bahan bakar yang mengandung Pb
juga dapat memberikan kontribusi pada kandungan Pb di dalam air (Effendi,
2003) dalam (Maslukah et al., 2019).

2.2 Struktur Timbal

a) Timbal (II) nitrat 

Adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia Pb(NO3)2.


Senyawa ini umumnya dijumpai sebagai kristal tak berwarna atau serbuk
putih dan, tidak seperti kebanyakan garam timbal (II) lainnya larut  dalam 
air. Pada abad ke-19 timbal(II) nitrat mulai diproduksi secara komersial di

3
Eropa dan Amerika Serikat. Menurut catatan sejarah, penggunaan
utamanya adalah sebagai bahan baku produksi pigmen untuk cat timbal,
tetapi cat sejenis ini sudah digantikan oleh cat yang lebih aman berbahan
dasar titanium dioksida. Penggunaan industri lainnya mencakup  penstabil 
panas dalam nilon dan poliester,dan sebagai pelapis kertas  fototermografi.
Sejak tahun 2000-an, timbal(II) nitrat mulai digunakan dalan sianidasi
emas.

Timbal(II) nitrat bersifat toksik, suatu oksidator, dan digolongkan 

berpotensi karsinogenik pada manusia oleh Badan Internasional Penelitian


Kanker (International Agency for Research on Cancer). Akibatnya,
timbal(II) nitrat harus ditangani dan disimpan dengan tindakan pencegahan
keselamatan yang memadai untuk mencegah terhirup, tertelan, dan terkena
kulit. Oleh karena sifat alaminya yang berbahaya, aplikasi terbatas timbal
(II) nitrat berada di bawah pengawasan ketat.

b) Timbal(II) asetat (Pb(CH3COO)2),

Timbal asetat juga dikenal dengan nama timbal asetat dan timbal


diasetat, adalah senyawa kimia kristalin putih dengan rasa manis. Senyawa
ini dibuat dari reaksi timbal (II) oksida dengan asam asetat. Seperti
senyawa timbal lainnya, senyawa ini merupakan senyawa yang beracun.
Senyawa ini dapat larut di dalam air dan gliserin. Jika bereaksi dengan air,
senyawa ini akan membentuk trihidrat Pb(CH 3COO)2·3H2O, yaitu
senyawa kristalin monoklinik berkilauan yang tidak berwarna atau
berwarna putih.Senyawa ini digunakan sebagai reagen untuk membuat
senyawa timbal lainnya dan sebagai pewarna rambut. Senyawa ini juga
pernah digunakan sebagai pemanis, tetapi kini sudah tidak lagi digunakan
karena senyawa ini beracun. Kimiawan modern dapat mendeteksi
keberadaan senyawa ini dengan mudah, sehingga penggunaan timbal(II)
asetat secara ilegal telah hampir sepenuhnya diberantas setelah senyawa
tersebut dilarang penggunaannya sebagai pemanis.

4
2.3 Trend Penggunaan Timbal di Dunia dan Indonesia

Menurut laporan International Resource Panel pada 2010, jumlah total


timbal yang digunakan, disimpan, dibuang, atau tersebar ke lingkungan
mencapai 8 kg per kapita. Di negara maju, angka ini mencapai 20–150 kg per
kapita sedangkan di negara berkembang hanya 1–4 kg per kapita (Graedel,
2010).

Menurut data tahun 2014, produksi timbal dunia saat ini sedang
meningkat karena diperlukan untuk baterai asam timbal. Ada dua mode
produksi: yaitu produksi primer dengan mengolah bijih mineral, dan produksi
sekunder dengan mendaur ulang barang bekas. Pada 2014, 4,58 juta ton
timbal dihasilkan melalui produksi primer dan 5,64 juta ton melalui produksi
sekunder. Negara penghasil timbal terbesar melalui pertambangan adalah
Tiongkok, Australia, dan Amerika Serikat, sedangkan penghasil terbesar
melalui daur ulang adalah Tiongkok, Amerika Serikat, dan India. Menurut
laporan International Resource Panel pada 2010, jumlah total timbal yang
digunakan, disimpan, dibuang, atau tersebar ke lingkungan mencapai 8 kg per
kapita. Di negara maju, angka ini mencapai 20–150s kg per kapita sedangkan
di negara berkembang hanya 1–4 kg per kapita (Graedel, 2010).

Proses produksi timbal secara primer dan sekunder cukup mirip.


Beberapa pabrik produksi primer juga melengkapi operasinya dengan
produksi sekunder, praktik yang diprediksi akan terus meningkat. Dengan
teknik yang tepat, timbal yang diproduksi secara sekunder dapat menjadi
serupa timbal yang dihasilkan secara primer dan tidak dapat dibedakan.
Proses produksi timbal melalui daur ulang biasanya lebih hemat energi
dibanding produksi primer, dengan penghematan sering mencapai 50% atau
lebih (Thornton, Rautiu and Brush, 2001).

Kosmetik telah digunakan selama ribuan tahun. Penggunaan kosmetik


diatur oleh Permenkes RI No: 1175/MenKes/PER/VIII/2010 adalah bahan
atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh

5
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ bagian luar) atau gigi dan
membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik (Fatmawati and Herlina, 2017) dalam
(Nursidika, Sugihartina and Rismalasari, 2018).

Di Indonesia, peningkatan penggunaan kosmetik ini terjadi akibat trend


yang tidak hanya wanita, namun pria pun sudah banyak menggunakan
kosmetik, sehingga pasaran kosmetik tidak terbatas pada wanita. Selain itu,
kesadaran akan mempercantik diri merupakan trend sekarang ini. Hal ini yang
menjadi pemicu peningkatan produksi dan penyebaran kosmetik di Indonesia
(Nursidika, Sugihartina and Rismalasari, 2018).

Salah satu jenis kosmetik yang paling banyak digunakan adalah lipstick
(Tranggono and Latifah, 2007). Lipstik merupakan salah satu kosmetik yang
banyak dimiliki oleh para pecinta kosmetik. Para pencinta kosmetik biasanya
memiliki banyak koleksi untuk lipstick, dibandingkan dengan jenis kosmetik
lain. Rata-rata pecinta kosmetik memiliki 2-3 varian lipstik sebagai koleksi
untuk memenuhi kebutuhannya. Lipstik digunakan rata-rata 0,84
gram/aplikasi, dan 2,35 gram per hari (Loretz et al., 2005) dalam (Nursidika,
Sugihartina and Rismalasari, 2018).

Tahun 2009 dan 2011 Food and Drug Administration (FDA)


mempublikasikan penemuan kandungan timbal dalam lipstick. Penelitian
yang dilakukan menemukan banyaknya logam dalam produk kecantikan
bibir, seperti timbal, aluminium, cadmium, kobalt, krom, tembaga, mangan,
nikel, dan titanium (Liu et al., 2013). Logam terdapat dalam produk lipstick
karena kebutuhan formulasi pigmen. Timbal merupakan salah satu logam
yang digunakan sebagai pigmen warna (Brown, 2013) dalam (Nursidika,
Sugihartina and Rismalasari, 2018)

Di Indonesia banyak kosmetik yang di impor dari Negara lain, salah


satunya adalah Negara China. Pada penelitian yang telah dilakukan,

6
ditemukan konsentrasi tertinggi timbal dan kadmium terdeteksi pada lipstik
yang di impor dari Negara China. 95,91% lipstik yang di impor dari Negara
China mengandung logam timbal jauh lebih tinggi dari 20 mg/g dan semua
lipstik Iran lebih rendah dari 10 mg/g (Nursidika, Sugihartina and
Rismalasari, 2018).

Secara alamiah timbal dapat masuk ke dalam lingkungan perairan


melalui pengkristalan timbal di udara dengan bantuan air hujan. Di samping
itu proses pelapukan dari batuan mineral akibat hempasan gelombang dan
angin juga merupakan salah satu jalur sumber timbale yang masuk ke
lingkungan perairan (Fismawati, 2010). Ika (2012) telah melakukan
penelitian mengenai analisis logam timbal (Pb) dan besi (Fe) dalam air laut di
wilayah pesisir pelabuhan ferry Taipa kecamatan Palu Utara. Aanalisis ini
dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom (SSA).
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ialah untuk konsentrasi logam timbal
(Pb) berkisar antara 0,703 mg/L – 0,919 mg/L. Konsentrasi tersebut lebih
tinggi jika dibandingkan dengan NAB logam timbal yaitu 0,025 mg/L.
Pencemaran yang terjadi dalam suatu perairan khususnya pencemaran oleh
logam logam berat dapat menimbulkan banyakmasalah kesehatan
(Rahmadani, Sabang and Said, 2015).

2.4 Sumber- Sumber Timbal di Lingkungan

Beberapa logam memang banyak digunakan dalam berbagai


keperluan, oleh karena itu logam banyak diproduksi secara rutin dalam
skala industri. Pemanfaatan logam tersebut dalam kehidupan sehari-hari,
telah secara langsung atau pun tidak langsungmenyebabkan pencemaran
pada lingkungan. Pada beberapa kasus, beberapa logam sudah pada taraf
mencemari lingkungan. Beberapa jenis logam yang telah mencemari
lingkungan seperti, Timbal (Pb), Merkuri (Hg), Arsenik (As),
Cadmium (Cd), Chromium (Cr) dan Nikel (Ni). Logam-logam ini telah
diketahui dapat tersimpan dalam tubuh organisme dan berada di

7
dalamnya dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang terakumulasi
(Ambarwanto and Raharjo, 2015).

1. Industri
Cat mengandung beberapa bahan kimia yang berbahaya bagi
kesehatan, seperti cadmium, chromium, plumbum, merkuri, acrylic resin,
isocyanate dan pelarut toluene yang terbukti dapat mengakibatkan
gangguan fungsi paru apabila bahan-bahan tersebut masuk ke dalam
saluran pernafasan.
Timbal atau plumbum merupakan salah satu pencemar di udara
memiliki bentuk partikel yang sering dikenal dengan debu-debu
metalik. Debu-debu tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui
pernafasan atau makanan. Walaupun dalam jumlah kecil, partikel
tersebut dapat menyebabkan keracunan.Senyawa timbal yang paling
umum digunakan dalam cat berupa pigmen yang memberi warna
pada cat. Senyawa timbal yang umum dipakai sebagai pigmen
meliputi: timbal kromat, timbal oksida, timbal molibdat, dan timbal
sulfat. Senyawa-senyawa tersebut berguna memberi warna cerah
seperti kuning, merah dan hijau. Pigmen yang mengandung Pb yang
paling umum digunakan dalam catmeliputiPb kromat (PbCrO4), Pb
kromatmolibdat (Pb2Cr2HO2O11), dan Pb sulfat (PbSO4). Senyawa Pb
juga dapat digunakan sebagai agen pengering dan katalis pada cat
berdasar minyak, agar cat lebih cepat kering dan tersebar merata. Agen
anti-korosi berdasar Pb kadang digunakan dalam cat yang berfungsi
menghambat perkaratan pada permukaan logam, umumnya berupa Pb
tetroksida yang disebut juga Pb merah atau minium (Kasanah et al.,
2016).
2. Udara
Industri dalam kota terkadang menjadi kontributor utama,
sementara lalu lintas yang padat, mesin kendaraan yang pemeliharaannya
buruk, serta bahan bakar bensin yang mengandung timbal berkadar tinggi,

8
juga berkonstribusi dalam masalah pencemaran udara. Timbal secara
umum dikenal dengan sebutan timah hitam, biasa digunakan sebagai
campuran bahan bakar bensin. Fungsinya, selain meningkatkan daya
pelumas, juga meningkatkan efisiensi pembakaran. Sehingga kinerja
kendaraan bermotor meningkat. Bahan bakar ini bersama bensin dibakar
dalam mesin. Sisanya ± 70% keluar bersama emisi gas buang hasil
pembakaran. Berdasarkan tingkat paparan dan lingkup geografis, paparan
timbal terjadi di sebagian besar atau semua negara di dunia (Suherman and
Arridho, 2016).
3. Tanah
Industri kertas dengan proses deinking adalah salah satu industri
yang menghasilkan limbah padat yang diklasifikasikan sebagai limbah B3
dari sumber yang spesifik (Peraturan Pemerintah No18/1999 dan 85/1999
tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Pada umumnya
limbah padat tersebut mengandung logam Pb, Cr, Cu, Ni, Zn, Cd dan Hg
yang berasal dari tinta yang larut dalam air limbah (Gottsching et. al,
2000). Masalah yang seringkali muncul pada saat ini adalah tercemarnya
tanah oleh bahan berbahaya dan beracun (B3). Tanah terkontaminasi
limbah proses deinking mengandung logam berat Cd sebesar 2,30 mg/kg ;
Ni : 16,2 dan Pb : 22 mg/ kg (Hardiani, 2008) cukup tinggi dibandingkan
dengan persyaratan logam dalam tanah tidak berbahaya (Cd 0,08 dan Ni
0,4 mg/kg), sedangkan untuk Pb sebesar 20 mg/kg (Alloway, 1995).
Mengacu kepada karakteristik tersebut bahwa kandungan logam Pb cukup
besar dibandingkan dengan logam lainnya. Logam Pb termasuk logam
berat yang dikategori ke dalam bahan berbahaya dan beracun (B3). Jumlah
logam Pb dalam tanah dapat menggambarkan kondisi tanah telah terjadi
kontaminasi atau tidak terkontaminasi. Kontaminasi logam berat di
lingkungan merupakan masalah, karena akumulasinya sampai pada rantai
makanan dan keberadaannya di alam tidak mengalami transformasi
(persistent), sehingga menyimpan potensi keracunan yang laten
(Notodarmojo, 2005). Keberadaan logam berat dalam tanah perlu

9
mendapatkan perhatian yang serius karena tiga hal, meliputi: 1) bersifat
racun dan berpotensi karsinogenik; 2) logam dalam tanah pada umumnya
bersifat mobile 3) mempunyai sifat akumulatif dalam tubuh manusia
(Notodarmojo, 2005) dalam (Hardiani, Kardiansyah and Sugesty, 2016).
4. Air
Karenakan semakin berkembangnya jumlah penduduk
mengakibatkan semakin berkembang pula kegiatan industri pada
umumnya, sehingga menjadikan daerah sungai rentan atas perubahan dan
kerusakan (Agustono & Jakfar, 2014).Perubahan tatahguna lahan ditandai
dengan meningkatnya aktivitas domestik, pertanian dan industri akan
mempengaruhi kualitas air sungai terutama limbah (Nuret al., 2019).Enam
perusahaan diduga melakukan pencemaran dengan membuang limbah cair
serta bahan berbahaya dan beracun (B3) di sepanjang Daerah Aliran
Sungai (DAS) Tallo tanpa melalui proses pengolahan. Enam perusahaan
tersebut yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tallo, PT IA, PT
ST, PT MT, PT KTC dan RS IS. Rata-rata perusahaan ini diduga belum
mempunyai fasilitas Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) dan (IPLC)
Instalasi Pengolahan Limbah Cair (Samawi, 2007). Pencemaran perairan
oleh limbah domestik, pertanian dan industri dari kegiatan di darat
maupun di laut (Rezka et al., 2018). Limbah yang masuk ke perairan
mengakibatkan perubahan kondisi fisik, kimia dan biologi perairan.
Perubahan tersebut lambat laun akan mengganggu kestabilan ekosistem.
Terganggunya kestabilan ekosistem dapat mengakibatkan terjadinya
pencemaran perairan (Muammar, Rais and Patang, 2019).

2.5 Peran Timbal Terhadap Kebutuhan manusia


Timbal tidak pernah ditemukan dalam bentuk murninya, selalu
bergabung dengan logam lain Timbal terdapat dalam bentuk yaitu bentuk
yaitu inorganik dan organik.
Dalam bentuk inorganik timbal dipakai dalam industri baterai
(digunakan persenyawaan Pb-Bi); untuk kabel telepon digunakan

10
persenyawaan timbal yang mengandung 1% stibium (Sb); untuk kabel
listrik digunakan persenyawan timbal dengan As, Sn dan Bi: percetakan,
gelas, polivinil, plastik dan mainan anak-anak. Disamping itu bentuk-
bentuk lain dari persenyawaan timbal juga banyak digunakan dalam
konstruksi pabrik-pabrik kimia, kontainer dan alat-alat lainnya.
Persenyawaan timbal dengan atom N (nitrogen) digunakan sebagai
detonator (bahan peledak). Selain itu timbal juga digunakan untuk industri cat
(PbCrO), pengkilap keramik (Pb-Silikat), insektisida (Pb arsenat),
pembangkit tenaga listrik (Pb-telurium). Penggunaan persenyawaan timbal ini
karena kemampuannya sangat tinggi untuk tidak mengalami korosi (Palar,
2004).
Dalam bentuk organik timbal dipakai dalam industri
perminyakan. Alkil timbal (TEL/timbal tetraetil dan TML/timbal
tetrametil) digunakan sebagai campuran bahan bakar bensin. Fungsinya
selain meningkatkan daya pelumasan, meningkatkan efisiensi pembakaran
juga sebagai bahan aditif anti ketuk (anti-knock) pada bahan bakar yaitu
untuk mengurangi hentakan akibatkerja mesin sehingga dapat menurunkan
kebisingan suara ketika terjadi pembakaran pada mesin-mesin kendaraan
bermotor. Sumber inilah yang saat inipaling banyak memberi kontribusi
kadar timbal dalam udara (Palar, 2004). Bahan aditif yang biasa
dimasukkan ke dalam bahan bakar kendaraan bermotor pada umumnya
terdiri dari 62% timbal tetra etil, dan bahan scavenger yaitu 18%
etilendikhlorida (C2H4C12), 18% etilendibromida (C2H4Br2) dan sekitar
2% campuran tambahan dari bahan-bahan yang lain. Senyawa scavenger
dapat mengikat residu timbal yang dihasilkan setelah pembakaran,
sehingga di dalam gas buangan terdapat senyawa timbal dengan halogen.
Jumlah senyawa timbal yang jauh lebih besar dibandingkan dengan
senyawa-senyawa lain dan tidak terbakar musnahnya timbal dalam
peristiwa pembakaran pada mesin menyebabkan jumlah timbal yang
dibuang ke udara melalui asap buangan kendaraan menjadi sangat tinggi.
Berdasarkan pada analisis yang pernah dilakukan dapat diketahui

11
kandungan bermacam-macam senyawa timbal yang ada dalam asap
kendaraan bermotor (Reffiane, Arifin and Santoso, 2011).

Pada tahun 2000, produksi timbal di Amerika Serikat yaitu sekitar


1,15 juta ton dipergunakan untuk pabrik kendaraan bermotor, elektroda batere
timbal, dan sebagai batere mobil (Sembel, 2015). Timbal sangat baik untuk
merangsang arus listrik dalam katoda (Darmono, 1994). Timbal juga
dipergunakan untuk insulasi kabel-kabel listrik bertegangan tinggi, pendingin
reaktor cepat, dan pembuatan plastik PVC (polyvinyl chloride) (Sembel,
2015) dalam (Suryatini and Rai, 2018).

2.6 Pengaruh Timbal Terhadap Kesehatan Reproduksi


a) Dapat mengakibatkan gangguan terhadap sistem reproduksi,
Keracunan Timbal merupakan senyawa toksik, dimana efek paparan
timbal bisa terjadi tanpa gejala yang jelas. Efek paparannya bersifat kronis
sehingga semakin lama seseorang terpapar maka akan terjadi peningkatan
dosis kumulatif secara progresif. Paparan Pb yang berlangsung lama dapat
mengakibatkan gangguan terhadap berbagai system reproduksinya(Suryatini
and Rai, 2018).
b) Dapat menurunkan kualitas sperma
Pada laki-laki, timbal dapat menurunkan libido dan menyebabkan
morfologi sperma yang abnormal (Panggabean et al., 2008) sehingga
mengakibatkan infertilitas (Sembel, 2015). Hasil penelitian De Rosa et al.,
(2006) mengungkapkan, telah terjadi penurunan motilitas sperma pada
penjaga pintu tol yang terpajan timbal selama 6 jam per hari. Hal ini
dihubungkan dengan tingginya nitrogen oksida, sulfur oksida, dan timbal
di udara pada daerah pintu tol yang dapat menyebabkan methaemoglobin
meningkat sehingga menurunkan kualitas sperma (Suryatini and Rai,
2018).
c) Dapat menyebabkan kelainan pada testis
Timbal menyebabkan kelainan pada testis yang bekerja melalui
mekanisme pretestiskuler dan testiskuler. Pada tingkat pretestiskuler,

12
timbal yang tertimbun dalam darah melewati sawar darah otak dan
mengganggu metabolisme sel-sel saraf melalui penghambatan respirasi
mitokondria sel saraf. Hambatan pada tingkat biokimiawi ini
menimbulkan gangguan pada poros hipotalamus hipofisis testis (Intani,
2010) sehingga menyebabkan terganggunya sekresi hormon-hormon
hipofisis anterior yang penting dalam proses spermatogenesis yaitu FSH
dan LH (Murray et al., 2003). Efek toksik timbal pada tingkat testiskuler
menekan produksi hormon testosteron yang mempengaruhi proses
spermatogenesis (Camin, 1993) dalam (Suryatini and Rai, 2018).
d) Efek lain paparan timbal terhadap sistem reproduksi wanita adalah Pb
dapat menembus plasenta sehingga menimbulkan kelainan pada janin.
Peningkatan kasus infertil, abortus spontan, gangguan haid, dan bayi lahir
mati pada pekerja perempuan yang terpajan Pb telah dilaporkan sejak abad
19 (Suryatini and Rai, 2018).

2.7 Pengaruh Timbal Terhadap Kesehatan lainnya


a) Dapat menyebabkan anemia
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat
(The US Centres for Disease Control and Prevention) dan Organisasi
Kesehatan Sedunia (The World Health Organization) menyatakan bahwa
timbal dalam darah yang mencapai tingkat 10 µg/dL atau lebih dapat
membahayakan kesehatan karena dapat menyebabkan hambatan pada
Asam d-Aminolevulinat Dehidratase (ALAD) dan Heme Sintesa (HS)
yang merupakan komponen dalam pembentukan sel darah merah(Suryatini
and Rai, 2018).
b) Keluhan pada sistem saraf

Apabila seseorang terpapar timbal dalam jangka panjang atau terpapar


dalam jumlah yang cukup tinggi akan menyebabkan keluhan sistem syaraf
pusat, itandai dengan sering mengalami kecemasan, mati rasa, fatigue,
tangan sering merasa gemetar dan sering kesemutan, memori ingatan
menurun, sering merasa kram, badan lemas, mudah marah, pusing, dan

13
telinga sering berdengung (Adult Lead Poisoning MedicalProvider
Questionnaire). Gangguan pada sistem syaraf pusat merupakan dampak
yang dapat terjadi akibat tingginya angka paparan, lama terpapar dengan
sumber, dan jumlah pajanan yang diabsorpsi oleh manusia (Humairo and
Keman, 2017).
c) Dapat menyebabkkan hipertensi
Kadar timbal (Pb) dalam darah dapat menjadi salah satu penyebab
terjadinya hipertensi. Ini dikarenakan,timbal dapat menyebabkan
meningkatnya produksi reactive oxygen species atau ROS ROS dapat
meningkatkan tekanan darah secara langsung dan mempengaruhi
perubahan atherosclerotic dalam darah yang menyebabkan meningkatnya
tekanan pembuluh darah arteri dan gangguan jantung (Farmand et al,
2005) dalam (Soelistyoningsih and Mau, 2017).

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Timbal (Pb) termasuk dalam kelompok logam berat golongan IVA dalam
Sistem Periodik Unsur kimia mempunyai nomor atom 82 dengan berat atom
207,2, dan termasuk logam berat non-essensial, berbentuk padat pada suhu
kamar, bertitik lebur 327,4 0C dan memiliki berat jenis sebesar 11,4/l .
2. Struktur timbal terdiri dari Timbal (II) nitrat dan timbal asetat
(Pb(CH3COO)2)
3. Menurut laporan International Resource Panel pada 2010, jumlah total
timbal yang digunakan, disimpan, dibuang, atau tersebar ke lingkungan
mencapai 8 kg per kapita. Di negara maju, angka ini mencapai 20–150 kg
per kapita sedangkan di negara berkembang hanya 1–4 kg per kapita
(Graedel, 2010). Menurut data tahun 2014, produksi timbal dunia saat ini
sedang meningkat karena diperlukan untuk baterai asam timbal. Yang mana
pada 2014, 4,58 juta ton timbal dihasilkan melalui produksi primer dan 5,64
juta ton melalui produksi sekunder. Dan di Indonesia di tahun 2009 dan
2011 Food and Drug Administration (FDA) mempublikasikan penemuan
kandungan timbal dalam lipstick. Penelitian yang dilakukan menemukan
banyaknya logam dalam produk kecantikan bibir, seperti timbal, aluminium,
cadmium, kobalt, krom, tembaga, mangan, nikel, dan titanium (Liu et al.,
2013).

3 Sumber-sumber timbal meliputi sumber di industri misalnya pigmen yang


memberi warna pada cat , pada udara misalnya bahan bakar bensin , pada
tanah misalnya terkontaminasi tanah tersebut terhadap limbah proses
deinking yang banyak mengandung timbal, dan pada air misalnya
tercemarnya air tersebut oleh limbah-limbah yang dibuang oleh perusahaan
sehingga mengakibatkan air tersebut tercemar oleh timbal.

15
4 Peran timbal dapat dilihat dalam bentuk inorganik dan organik .Yang mana
dalam bentuk inorganik timbal dipakai dalam industri baterai (digunakan
persenyawaan Pb-Bi); untuk kabel telepon digunakan persenyawaan
timbal yang mengandung 1% stibium (Sb); untuk kabel listrik digunakan
persenyawan timbal dengan As, Sn dan Bi: percetakan, gelas, polivinil,
plastik dan mainan anak-anak. Dan dalam bentuk organik timbal
dipakai dalam industri perminyakan. Alkil timbal (TEL/timbal tetraetil
dan TML/timbal tetrametil) digunakan sebagai campuran bahan bakar
bensin.
5 Pengaruh timbal terhadap kesehatan reproduksi yaitu dapat mengakibatkan
gangguan terhadap sistem reproduksi, menurunkan kualitas sperma,dapat
menyebabkan kelainan pada testis dan dapat memberikan efek pada sistem
reproduksi wanita misalnya menimbulkan kelainan pada janin , peningkatan
kasus infertil, abortus spontan, gangguan haid, dan bayi lahir mati pada
pekerja perempuan yang terpajan Pb telah dilaporkan sejak abad 19
(Suryatini and Rai, 2018)
6 Pengaruh timbal terhadap kesehatan lainnya dapat menyebabkan anemia,
keluhan pada sistem saraf dan menyebabkan hipertensi.

3.2 Saran
1. Masalah timbal (Pb) dapat kita cegah dengan baik apabila kita memiliki
tindakan baik agar tidak mencemari lingkungan salah satunya tidak
membuang limbah di sungai maupun di laut sehingga kita dapat terhindar
dari penyakit
2. Sebaiknya para petugas SPBU dapat menggunakan masker untuk
meminimalkan Timbal masuk kedalam tubuh melalui pernapasan

16
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwanto, S. T. and Raharjo, M. (2015) ‘Hubungan Paparan Timbal Dalam


Darah dengan Kejadian Hipertensi Pada Pekerja Industri Pengecoran
Logam Di Ceper Klaten Tahun 2015’, 14(2), pp. 35–39.

Graedel, T. E. (2010) METAL STOCKS IN SOCIETY Scientific Synthesis,


UNITED NATIONS ENVIRONMENT PROGRAMME.

Hardiani, H., Kardiansyah, T. and Sugesty, S. (2016) ‘BIOREMEDIASI LOGAM


TIMBAL (Pb) DALAM TANAH TERKONTAMINASI LIMBAH
SLUDGE INDUSTRI KERTAS PROSES DEINKING’, Jurnal
Selulosa, 1(01), pp. 31–41. doi: 10.25269/jsel.v1i01.18.

Humairo, M. V. and Keman, S. (2017) ‘Kadar Timbal Darah dan Keluhan Sistem
Syaraf Pusat pada Pekerja Percetakan Unipress Surabaya’, Jurnal
Kesehatan Lingkungan, 9(1), pp. 48–56.

Hutasuhut, V. A., Razaly, M. and Dalimunthe, K. T. (2018) ‘HUBUNGAN


DURASI KERJA DENGAN KANDUNGAN TIMBAL DAN
HEMOGLOBIN DARAH PADA PETUGAS DINAS
PERHUBUNGAN DI TERMINAL AMPLAS TAHUN 2018’,
JURNAL STIKNA, 2(2), pp. 1–8.

Kasanah, M. et al. (2016) ‘HUBUNGAN KADAR TIMBAL ( Pb ) UDARA


DENGAN KADAR TIMBAL ( Pb ) DALAM DARAH PADA
PEKERJA’, 4, pp. 825–832. Available at:
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/13620/1317
4.

Maslukah, L. et al. (2019) ‘Konsentrasi Logam Berat Timbal (Pb) dan Besi (Fe)
dalam Sedimen Dasar dan Keterkaitannya dengan Karbon Organik &
Ukuran Butir di Muara Miso, Jepara’, MASPARI JOURNAL, 11(2),
pp. 79–86.

17
Muammar, Rais, M. and Patang (2019) ‘PENGARUH LIMBAH INDUSTRI
TERHADAP TINGKAT PENCEMARAN TIMBAL DI PERAIRAN
SUNGAI TALLO’, Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 5(82),
pp. 169–182.

Nursidika, P., Sugihartina, G. and Rismalasari, R. (2018) ‘Kadar Logam Timbal


(Pb) dalam Lipstik yang Diperjualbelikan di Pasar Minggu Kota
Cimahi’, EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan), 3(2), p. 243.
doi: 10.30870/educhemia.v3i2.3471.

Rahmadani, T., Sabang, S. M. and Said, I. (2015) ‘Analisis Kandungan Logam


Zink( Zn ) dan Timbal (Pb) Dalam Air Laut Pesisir Pantai Mamboro
Kecamatan Palu Utara’, Jurnal Akademika Kimia, 4(November), pp.
197–203.

Reffiane, F., Arifin, M. N. and Santoso, B. (2011) ‘DAMPAK KANDUNGAN


TIMBAL (Pb) DALAM UDARA TERHADAP KECERDASAN
ANAK SEKOLAH DASAR’, 1(2), pp. 96–107.

Soelistyoningsih, D. and Mau, Y. E. (2017) ‘Pengaruh Paparan Kronis Timbal


(Pb) Terhadap Tekanan Darah Petugas Parkir di Pasar Besar Kota
Malang’, JURNAL ILMIAH KESEHATAN MEDIAHUSADA, 6(2),
pp. 295–302.

Suherman and Arridho, R. G. (2016) ‘Gambaran Gejala Keracunan Kadar Timbal


(Pb) pada Polisi Lalu Lintas di Polres Metro Jakarta Selatan Tahun
2015’, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 12(1), pp. 98–107.
Available at:
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK/article/viewFile/1552/1353.

Suryatini, K. Y. and Rai, I. G. A. (2018) ‘Logam Berat Timbal (Pb) dan Efeknya
pada Sistem Reproduksi’, Jurnal Emasains, 7(1), pp. 1–6.

18
LAMPIRAN
A. Soal
1. Seorang analis melakukan administrasi pengiriman sampel toksikologi,
jenis sampel adalah organ kandungan kemih dari bedah jenazah korban
keracunan makanan, korban adalah seorang perempuan usia 50 tahun.
Diagnosis sementara dokter korban mengalami keracunan timbal/timah
hitam.
Jenis pengawet apa yang digunakan untuk sampel tersebut ?
a) Alkohol absolute (96%)
b) Ether
c) Na azida
d) NaCL Jenuh
e) NaF

Jawaban : Ether
2. Salah satu efek buruk yang terjadi jika seorang pria terus menerus terkena
paparan logam timbal adalah penurunan fungsi sperma dan kesuburan.
Melalui media apakah timbal menjadi penyebab masalah tersebut ?
a) Makanan
b) Minuman
c) Air
d) Polusi Udara
e) Stress

Jawaban: D
3. Pencemaran lingkungan dalam 3 dekade terakhir menjadi suatu masalah
yang hangat dibicarakan .Penelitian yang dilakukan Ika (2012) mengenai
analisis logam timbal (Pb) dalam air laut di wilayah pesisir pelabuhan
ferry Taipa kecamatan Palu Utara yang mana hasil yang diperoleh untuk
konsentrasi timbal (Pb) berkisar antara 0,703 mg/l-0,919 mg/l. Konsentrasi
tersebut lebih tinggi jika dibandingkan NAB logam timbal yaitu 0,025

19
mg/l . Pencemaran yang terjadi ini dapat menyebabkan dampak terhadap
kesehatan .
Upaya apa yang dilakukan agar dapat mengurangi pencemaran akibat
timbal(Pb) tersebut kecuali ?
a) Mengurangi penggunaan zat-zat berbahaya dan menjaga kebersihan
lingkungan
b) Menggunakan tumbuhan yang mampu menyerap logam berat
misalnya menggunakan pohon api-api (Avicenna marina)
c) Tindakan dilakukan setelah adanya pencemaran akibat timbal di laut
d) Adanya kebijakan dari pemerintah agar perusahaan tidak membuang
limbah di laut
e) Melakukan monitoring terhadap Industri-industri yang ada di sekitar
laut.

Jawaban : C
4. Di bawah ini ada beberapa sifat dari timbal kecuali ?
a) Titik lebur yang rendah
b) Sangat lunak
c) Mempunyai sifat kimia yang aktif
d) Timbal berwarna hijau
e) Benar semua

Jawaban : D
5. Seorang perempuan usia 38 tahun ,pekerjaan pegawai SPBU dan lama
kerja 15 tahun. Di rujuk dokter ke laboratorium untuk memeriksakan
darahnya. Hasil laboratrium menunjukkan kadar Hb 7 gr/dl, trombosit
<150 mm3 darah, granulocytopenia dan anemia. Diagnosa dokter pasien
keracunan timbal secara kronis .
Jenis penyakit apa yang di sebabkan oleh zat tersebut secara kronis ?
a) Depresi susunan syaraf pusat
b) Kanker nasofaring
c) Kanker darah

20
d) Kanker usus
e) Kanker kulit

Jawaban : C

6. Pertambahan penduduk yang meningkat seiring dengan segala aktivitas


dan kegiatan di berbagai sektor mengakibatkan bertambahnya jenis dan
kuantitas sampah di Kabupaten A sehingga akan menimbulkan
permasalahan apabila tidak diikuti dengan system pengelolaan sampah
yang optimal. Pencemaran sumber air oleh sampah terjadi karena sampah
yang dibuang dengan cara controlled landfill dan tertimbun di TPA
mengalami dekomposisi yang bersama air hujan menghasilkan cairan lindi
(leachate) dan berpotensi mencemari air tanah di sekitar TPA X.
Kandungan logam berat timbal (Pb) pada sampah di TPA X cukup tinggi
yaitu sebesar 129,32 mg/l (ppm) dengan batas maksimum 0,0405 mg/l
(sesuai dengan SNI 06-2462-1991). Tingginya kadar timbal diperkirakan
berasal dari sampah yang tercampur dalam tumpukan sampah di TPA X
seperti baterai bekas, aki bekas, plastik pembungkus makanan,
pembungkus rokok, sisa kemasan pestisida dan cat.
Dari gambaran kasus diatas, apa yang akan kamu lakukan bilamana kamu
sorang tenaga kesehatan masyarakat dalam menyikapinya, kecuali ?
a. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengurangi dalam
penggunaan sampah yang masa daur ulangnya membutuhkan waktu
yang lama
b. Merekomendasikan kepada pemerintah untuk memperbaiki
pengolahan sampah
c. Memberikan edukasi kepada para karyawan yang bekerja di TPA X
d. Memindahkan penduduk yang tinggal disekitaran TPA X agar tidak
mengalami pencemaran akibat sampah
e. Mengajarkan masyarakat untuk meningkatkan penggunaan sampah
anorganik

21
Jawaban : e.

7. Sekitar 25% logam berat Timbal (Pb) tetap berada dalam mesin kendaraan
bermotor dan 75% lainnya akan mencemari udara sebagai asap knalpot.
Emisi Pb dari gas buangan tetap akan menimbulkan pencemaran udara
dimanapun kendaraan itu berada, logam Pb sebagai gas buang kendaraan
bermotor dapat membahayakan kesehatan dan merusak lingkungan.
Dari gambaran diatas terkait pencemaran lingkungan akibat kendaraan
bermotor, apa yang akan kamu lakukan jika kamu sebagai seorang
kesehatan masyarakat dalam menyikapinya, kecuali ?
a. Memberikan penyuluhan tentang pencemaran lingkungan akibat
dampak yang ditimbulkan dari kendaraan bermotor
b. Membatasi penggunaan kendaraan bermotor untuk mengurangi
dampak dari pencemaran lingkungan akibat kendaraan bermotor
c. Meningkatkan penggunaan kendaraan bermotor untuk lebih
mengoptimalkan kinerja manusia dalam kesehariannya
d. Menggunakan masker pada saat berkendara agar tidak terkena emisi
dari asap knalpot
e. Mengajarkan masyarakat untuk membiasakan hidup sehat dengan
berjalan kaki

Jawaban : C

8. Cat memiliki kandungan yang berbahaya bagi kesehatan , diantaranya


yaitu
a) Cadmium
b) Plumbum
c) Chorium
d) Merkuri
e) Nitrat

Jawaban : B

22
9. Mengapa dengan adanya penghijauan di kota-kota besar akan mengurangi
kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau asap
pabrik yang merupakan jasil emisi dari bahan logam berat timbal (Pb) ?
a. Tumbuhan mampu menyerap CO2
b. Tumbuhan mampu menyerap air
c. Tumbuhan mampu menyerap O2
d. Tumbuhan mampu menyerap cahaya
e. Tumbuhan mampu menyerap mineral

Jawaban : A

10. Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4


macam, termasuk dalam logam apakah timbal (Pb) ?
a. Golongan limbah cair

b. Golongan limbah padat

c. Golongan limbah gas dan partikel

d. Golongan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

e. Golongan limbah industry

Jawaban : d. Golongan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

23
B. Biodata

Masyita Geraldine Septiani


J1A117075

Novita Indria Sari


J1A117094

Nur Afiat Wahyuni


J1A117095

24
Rosmaladewi.K
J1A117125

Wa Sumaria
J1A115144

25

Anda mungkin juga menyukai