Anda di halaman 1dari 23

Makalah Timbal (Pb)

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan.
Kualitas dari udara yang telah berubah komposisinya dari komposisi udara
alamiahnya adalah udara yang sudah tercemar sehingga tidak dapat menyangga
kehidupan. Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan
dan hewan. Tanpa makan dan minum kita bisa hidup untuk beberapa hari tetapi
tanpa udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja
Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya mahluk
hidup, zat,energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran
juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh
kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali.
Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari
satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau gas yang
masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya.
Kecepatan penyebaran ini tentu tergantung pada keadaan geografi dan
metereologi setempat. Sebagian besar pencemar udara (sekitar 75%) berasal
gas buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil. Sumber polusi yang utama
berasal dari kendaraan bermotor. Sumber-sumber polusi lainnya misalnya
pembakaran, proses industri, pembuangan limbah dan lain-lain
Sumber pencemaran timbal (Pb) terbesar berasal dari pembakaran bensin,
dimana dihasilkan berbagai komponen timbal (Pb), Timbal (Pb) dicampurkan ke
dalam bensin sebagai anti letup atau anti knock aditif dengan kadar sekitar 2,4
gram/gallon. Timbal (Pb) yang digunakan untuk anti knock adalah tetraethyl
timbal (C2H5)4. Fungsi penambahan timbal (Pb) adalah dimaksudkan untuk
meningkatkan bilangan oktana. Timbal (Pb) adalah bahan yang dapat meracuni
lingkungan dan mempunyai dampak pada seluruh sistem di dalam tubuh. Timbal
(Pb) dapat masuk ke tubuh melalui inhalasi, makanan dan minuman serta
absorbsi melalui kulit.
Menurut Environment Project Agency, sekitar 25% Pb tetap berada dalam
mesin dan 75% lainnya akan mencemari udara sebagai asap knalpot. Emisi Pb
dari gas buangan tetap akan menimbulkan pencemaran udara dimanapun
kendaraan itu berada, tahapannya adalah sebagai berikut: sebanyak 10% akan
mencemari lokasi dalam radius kurang dari 100 m, 5% akan mencemari lokasi
dalam radius 20 Km, dan 35% lainnya terbawa atmosfer dalam jarak yang cukup
jauh.
Logam Timbal (Pb) sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat
membahayakan kesehatan dan merusak lingkungan. Pb yang terhirup oleh

manusia setiap hari akan diserap, disimpan dan kemudian ditampung dalam
darah. Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting yang mempengaruhi sifat-sifat
Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik misalnya tetraethil Pb segara dapat
terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan membran mukosa. Pb organik diabsorbsi
terutama melalui saluran pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber
Pb utama di dalam tubuh. Tidak semua Pb yang terhisap atau tertelan ke dalam
tubuh akan tertinggal di dalam tubuh. Kira-kira 5-10 % dari jumlah yang tertelan
akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan, dan kira-kira 30 % dari jumlah yang
terisap melalui hidung akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan akan tinggal
di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh ukuran partikel-partikelnya.
BAB II
PEMABAHASAN
A. Pencemaran Udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan
(Fardiaz, 1992). Udara juga merupakan atmosfer yang berada di sekeliling bumi
yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Dalam
udara terdapat oksigen untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis
oleh klorofil daun dan ozon untuk menahan sinar ultraviolet.
Udara sebagai salah satu sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui, merupakan kebutuhan utama bagi manusia, hewan dan tanaman
dalam mempertahankan hidupnya. Oleh karena itu udara perlu dijaga
kebersihannya,
melalui
pemantauan,
pengaturan
dan
pembatasan
pemanfaatannya sehingga tidak melampaui batas yang masih diperkenankan
bagi kehidupan.
Pencemaran udara merupakan salah satu faktor penting yang perlu
dipertimbangkan dalam mencapai pembangunan berwawasan lingkungan.
Sesuai dengan pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia, maka studi pencemaran
udara merupakan studi yang mengkaitkan udara atau atmosfer sebagai sumber
daya alam dengan kepentingan manusia seperti kesehatan, keselamatan,
kesejahteraan dan kenyamanan (K4). Untuk menuju K4 tersebut diatas, perlu
dijaga keselarasan, keserasian, kesetimbangan dan kebulatan yang utuh dalam
setiap kegiatan pembangunan.
Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat
energi, dan atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa
berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia
dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi berkurang atau tidaka
dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Salah satu aktifitas manusia yang yang dapat mencemari udara adalah
Penggunaan logam logam berat dalam berbagai keperluan sehari-hari berarti
telah secara langsung maupun tidak langsung, atau sengaja maupun tidak
sengaja, telah mencemari lingkungan. Beberapa logam berat tersebut ternyata
telah mencemari lingkungan melebihi batas yang berbahaya bagi kehidupan
lingkungann. Logam logam berat yang berbahaya dan sering mencemari

lingkungan terutama adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium
(Cd), Khromium (Cr) dan Nikel (Ni). Logam logam tersebut diketahui dapat
mengumpul di dalam tubuh suatu organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh
dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi .
Batas Baku mutu pencemaran udara indonesia
Zat Nilai
Ambang Batas (ppm)
SO2
0.10
CO
20
NO

115

O3

0.10

Debu

0.26

Pb

0.06

H2S
NH3

0.03
2.0

Sumber: Baku mutu lingkungan udara ambien di Indonesia menurut Kepmen KLH
02/MENKLH/1988.

B. Pengertian Pb ( Timbal )
Logam merupakan kelompok toksikan yang unik. Logam dapat ditemukan
dan menetap di alam, tetapi bentuk kimianya dapat berubah akibat pengaruh
fisika kimia, biologis atau akibat aktivitas manusia. Toksisitasnya dapat berubah
drastis apabila bentuk kimianya berubah. Umumnya logam bermanfaat bagi
manusia karena pengggunaannya di bidang industri, pertanian atau kedokteran.
Sebagian merupakan unsur penting karena dibutuhkan dalam berbagai fungsi
biokimia atau faali. Dilain pihak, logam dapat berbahaya bagi kesehatan bila
terdapat dalam makanan, air atau udara (Darmono,2001).
Logam-logam tertentu sangat berbahaya apabila ditemukan dalam
konsentrasi yang tinggi dalam lingkungan, karena logam tersebut mempunyai
sifat yang merusak jaringan tubuh mahluk hidup, diantaranya logam Pb (timbal).
Logam timbal telah dipergunakan oleh manusia sejak ribuan tahun yang
lalu (sekitar 6400 SM) hal ini disebabkan logam timbal terdapat diberbagai
belahan bumi, selain itu timbal mudah di ekstraksi dan mudah dikelola. Unsur ini
telah lama diketahui dan disebutkan di kitab Exodus. Para alkemi mempercayai
bahwa timbal merupakan unsur tertua dan diasosiasikan dengan planet
Saturnus. Timbal alami, walau ada jarang ditemukan di bumi.
Timbal atau yang kita kenal sehari-hari dengan timah hitam dan dalam
bahasa ilmiahnya dikenal dengan kata Plumbum dan logam ini disimpulkan
dengan timbal (Pb). Logam ini termasuk kedalam kelompok logam-logam
golongan IVA pada tabel periodik unsur kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82
dengan bobot atau berat (BA) 207,2 adalah suatu logam berat berwarna kelabu
kebiruan dan lunak dengan titik leleh 327C dan titik didih 1.620C. Pada suhu
550-600C. Timbal (Pb) menguap dan membentuk oksigen dalam udara
membentuk timbal oksida. Bentuk oksidasi yang paling umum adalah timbal (II).
Walaupun bersifat lunak dan lentur, timbal (Pb) sangat rapuh dan mengkerut

C.

1.
2.
3.
4.
5.
D.
1.

pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air panas dan air asam. Timbal
(Pb) dapat larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat pekat.
Sifat dan Karakteristik Logam Timbal (Pb)
Beberapa sumber menyebutkan bahwa plumbum (Pb) adalah logam lunak
berwarna abu-abu kebiruan mengkilat, memiliki titik lebur rendah, mudah
dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif, sehingga bisa digunakan untuk melapisi
logam agar tidak timbul perkaratan. Pb dicampur dengan logam lain akan
terbentuk logam campuran yang lebih bagus daripada logam murninya. Pb
adalah logam lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat serta mudah
dimurnikan dari pertambangan. Pb meleleh pada suhu 3280C (6620F), titik didih
1.7400C (3.1640F), bentuk sulfid dan memiliki gravitasi 11,34 dengan berat atom
207,20. Timbal (Pb) termasuk ke dalam logam golongan IV-A pada tabel periodik
unsur kimia, mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat atom
(BA) 207,2. Timbal termasuk logam berat trace metals karena mempunyai berat
jenis lebih dari lima kali berat jenis air. Bentuk kimia senyawa Pb yang masuk ke
dalam tubuh melalui makanan akan mengendap pada jaringan tubuh, dan
sisanya akan terbuang bersama bahan sisa metabolisme.
Menurut Palar (2004), logam timbal (Pb) mempunyai sifat-sifat yang
khusus seperti berikut :
Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan
pisau atau dengan tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.
Merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, sehingga
logam timbal sering digunakan sebagai bahan coating.
Mempunyai titik lebur rendah hanya 327,5C.
Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam,
kecuali emas dan merkuri.
Merupakan pengantar listrik yang baik.
Sumber Pencemaran Timbal (Pb)
Sumber Alami
Kadar timbal (Pb) yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar 13
mg/kg. Khusus timbal (Pb) yang tercampur dengan batu fosfat dan terdapat di
dalam batu pasir (sand stone) kadarnya lebih besar yaitu 100 mg/kg. Timbal (Pb)
yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5-25 mg/kg dan di air bawah tanah
(ground water) berkisar antara 1-60 g/liter. Secara alami timbal (Pb) juga
ditemukan di air permukaan. Kadar timbal (Pb) pada air telaga dan air sungai
adalah sebesar 1-10 g/liter. Dalam air laut kadar timbal (Pb) lebih rendah dari
dalam air tawar. Laut Bermuda yang dikatakan terbebas dari pencemaran
mengandung Pb sekitar 0,07 g/liter. Kandungan Pb dalam air danau dan sungai
di USA berkisar antara 1-10 g/liter. Secara alami Pb juga ditemukan di udara
yang kadarnya berkisar antara 0,0001 - 0,001 g/m3. Tumbuh-tumbuhan
termasuk sayur-mayur dan padi-padian dapat mengandung Pb, penelitian yang
dilakukan di USA kadarnya berkisar antara 0,1 -1,0 g/kg berat kering. Logam
berat Pb yang berasal dari tambang dapat berubah menjadi PbS (golena),
PbCO3 (cerusite) dan PbSO4 (anglesite) dan ternyata golena merupakan
sumber utama Pb yang berasal dari tambang. Logam berat Pb yang berasal dari
tambang tersebut bercampur dengan Zn (seng) dengan kontribusi 70%,

2.

a.
b.
c.

d.

e.

3.

E.

kandungan Pb murni sekitar 20% dan sisanya 10% terdiri dari campuran seng
dan tembaga.
Sumber dari Industri
Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran timbal (Pb) adalah
semua industri yang memakai Timbal (Pb) sebagai bahan baku maupun bahan
penolong, misalnya:
Industri pengecoran maupun pemurnian. Industri ini menghasilkan timbal
konsentrat (primary lead), maupun secondary lead yang berasal dari potongan
logam (scrap).
Industri baterai. Industri ini banyak menggunakan logam timbal (Pb) terutama
lead antimony alloy dan lead oxides sebagai bahan dasarnya.
Industri bahan bakar. Timbal (Pb) berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead
banyak dipakai sebagai anti knock pada bahan bakar, sehingga baik industri
maupun bahan bakar yang dihasilkan merupakan sumber pencemaran timbal
(Pb).
Industri kabel. Industri kabel memerlukan timbal (Pb) untuk melapisi kabel. Saat
ini pemakaian timbal (Pb) di industri kabel mulai berkurang, walaupun masih
digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik yang juga
membahayakan untuk kehidupan makluk hidup.
Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna. Pada industri ini seringkali
dipakai timbal (Pb) karena toksisitasnya relatif lebih rendah jika dibandingkan
dengan logam pigmen yang lain. Sebagai pewarna merah pada cat biasanya
dipakai red
lead,
sedangkan
untuk
warna
kuning
dipakai lead
chromate (Sudarmaji, dkk, 2006).
Sumber dari Transportasi
Timbal, atau Tetra Etil Lead (TEL) yang banyak pada bahan bakar terutama
bensin, diketahui bisa menjadi racun yang merusak sistem pernapasan, sistem
saraf, serta meracuni darah. Penggunaan timbal (Pb) dalam bahan bakar semula
adalah untuk meningkatkan oktan bahan bakar. Penambahan kandungan timbal
(Pb) dalam bahan bakar, dilakukan sejak sekitar tahun 1920-an oleh kalangan
kilang minyak. Tetra Etil Lead (TEL), selain meningkatkan oktan, juga dipercaya
berfungsi sebagai pelumas dudukan katup mobil (produksi di bawah tahun 90an), sehingga katup terjaga dari keausan, lebih awet, dan tahan lama.
Penggunaan timbal (Pb) dalam bensin lebih disebabkan oleh keyakinan bahwa
tingkat sensitivitas timbal (Pb) tinggi dalam menaikkan angka oktan. Setiap 0,1
gram timbal (Pb) perliter bensin, menurut ahli tersebut mampu menaikkan angka
oktan 1,5 sampai 2 satuan. Selain itu, harga timbal (Pb) relatif murah untuk
meningkatkan satu oktan dibandingkan dengan senyawa lainnya (Santi, 2001).
Hasil pembakaran dari bahan tambahan (aditive) timbal (Pb) pada bahan
bakar kendaraan bermotor menghasilkan emisi timbal (Pb) in organik. Logam
berat timbal (Pb) yang bercampur dengan bahan bakar tersebut akan bercampur
dengan oli dan melalui proses di dalam mesin maka logam berat timbal (Pb)
akan keluar dari knalpot bersama dengan gas buang lainnya (Sudarmaji, dkk,
2006).
Timbal (Pb) di Lingkungan

1.

2.

3.
4.
5.

6.

Sebagai sumber timbal (Pb) di lingkungan hidup kita adalah (Mukono,


2002):
Udara
Timbal (Pb) di udara dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam keadaan alamiah
menurut studi patterson (1965), kadar timah hitam di udara sebesar 0,0006
mikrogram/m3, sedangkan di daerah tanpa penghuni dipegununan California
(USA), menunjukkan kadar timah hitam (Pb) sebesar 0,008 mikrogram/m3. Baku
mutu di udara adalah 0,025 0,04 gr/Nm3.
Air
Analisis air bawah tanah menunjukkan kadar timah hitam (Pb) sebesar antara 1
60 mikrogram/liter, sedangkan analisis air permukaan terutama pada sungai dan
danau menunjukkan angka antara 110 mikrogram/liter. Kadar timah hitam pada
air laut kadarnya lebih rendah dari yang terdapat di air tawar. Di pantai Californa
(USA) kadar timah hitam (Pb) menunjukkan kadar antara 0,08 0,04
mikrogram/liter. Timbal (Pb) yang larut dalam air adalah Timbal asetat
(Pb(C2H3O2)2), timbal klorat Pb(CLO3)2, timbal nitrat Pb (NO3)2, timbal stearat
Pb (C18H35O2)2. Baku mutu (WHO) timbal (Pb) dalam air 0,1 mg/liter dan KLH
No 02 tahun 1988 yaitu 0,05 1 mg/liter.
Tanah
Rata-rata timbal (Pb) yang terdapat dipermukaan tanah adalah sebesar 525
mg/kg.
Batuan
Bumi kita mengandung timbal (Pb) sekitar 13 mg/kg. Menurut studyWeaepohl
(1961), dinyatakan bahwa kadar timbal (Pb) pada batuan sekitar 10 20 mg/kg.
Tumbuhan
Secara alamiah tumbuhan dapat mengandung timbal (Pb). Menurut Warren dan
Delavault (1962), Kadar timbal (Pb) pada dedaunan adalah 2,5 mg/kg berat daun
kering.
Makanan
Kadar
timbal
(Pb)
pada
makanan
dapat
bertambah
dalam
prosesprocecing, kandungan timbal (Pb) yang tinggi ditemukan pada beras,
gandum, kentang dan lain-lain. Asupan yang diizinkan yaitu 50 mikrogram/kg BB
(dewasa) dan 25 mikrogram/kg BB (anak-anak).

F. Perjalanan Timbal (Pb) Mencemari Lingkungan


Meningkatnya konsentrasi Pb di udara dapat berasal dari hasil
pembakaran bahan bakar bensin dalam berbagai senyawa Pb terutama PbBrCl
dan PbBrCl.2PbO. Senyawa Pb halogen terbentuk selama pembakaran bensin,
karena dalam bensin yang sering ditambahkan cairan anti letupan (anti ketok)
yang terdiri dari 62% TEL, 18% etildiklorida dan 2% bahan-bahan lainnya.
Senyawa yang berperan sebagai zat anti ketok adalah timbal oksida.
Timbal oksida ini terdapat dakam partikel-partikel yang tersebar dala ruang
bakar bensin . Senyawa Pb sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam
minyak atau lemak (Fardiaz, 1992). Tujuan penambahan bahan tersebut untuk
mendapatkan tingkat oktan yang lebih tinggi, agar pemakaian bahan bakar
bensin lebih ekonomis. Pada proses pembakaran mesin, senyawa ini dilepaskan
dalam bentuk partikel melalui asap gas buang kendaraan bermotor ke udara,

dimana sebagian besar mengandung partikel Pb berdiameter dibawah 1 mikron.


Besarnya ukuran partikel tersebut merupakan batas ukuran partikel yang dapat
diserap melalui pernafasan.
Pada proses pembakaran mesin yang menggunakan bahan bakar bensin,
dihasilkan gugus radikal bebas yang dapat menyebabkan letupan pada mesin,
sehingga mengakibatkan menurunnya efisiensi mesin. Untuk mengatasi hal
tersebut ditambahkan bahan berupa TEL atau TML. Tujuannya adalah untuk
mengikat radikal bebas yang terbentuk selama proses pembakaran.
Bahan tersebut akan bereaksi dengan gugus radikal bebas, dan
menghalangi terjadinya reaksi pembentukan PbO. Pb dalam bensin akan
bereaksi dengan oksigen dan bahan-bahan pengikat, selanjutnya dikeluarkan
melalui system pembuangan dalam bentuk partikel. Partikel yang mengandung
Pb akan diemisikan ke dalam lingkungan, sehingga menyebabkan terjadinya
pencemaran udara oleh Pb (Kumar, De, 1979).
Melalui buangan mesin kendaraan tersebut unsur Pb terlepas ke
udara. Sebagian di antaranya akan membentuk partikulat di udara bebas dengan
unsurunsur lain, sedangkan sebagian lainnya akan menempel dan diserap oleh
daun tumbuh tumbuhan yang ada di sepanjang jalan.
Timbal yang terdapat dalam makanan yang diduga berasal dari
pencemaran udara dilakukan penelitian beberapa sampel makanan yang diambil
dari pasar di suatu kota. Kadar Pb dalam Beracun Berbahaya (B3) yang di
dalamnya terdapat logam logam berat, salah satunya adalah Pb. Akumulasi
logam dalam tanaman tidak hanya tergantung pada kandungan logam dalam
tanah, tetapi juga tergantung pada unsur kimia tanah, jenis logam, pH tanah, dan
spesies tanaman (Darmono dalam Charlena, 2004).
Timbal sebagian besar diakumulasi oleh organ tanaman, yaitu daun,
batang, akar, dan akar umbi-umbian (bawang merah). Akumulasi tertinggi Pb
dalam akar dibuktikan oleh Kohar (2005) melalui studi kandungan Pb dalam
tanaman kangkung. Pada tanaman kangkung yang berumur 6 minggu, Pb
terdapat dalam akar sebanyak 3.36 mg/kg sampel dan di bagian lain dari
tanaman terdapat kandungan Pb sebesar 2.09 mg/kg sampel. Sedangkan pada
tanaman kangkung yang berumur 3 minggu, kandungan Pb nya dalam akar
adalah 1.86 mg/kg sampel dalam bagian lain dari tanaman sebesar 1.13 mg/kg.
Hasil ini menunjukkan bahwa pajanan Pb pada tanaman kangkung lebih banyak
terdapat pada bagian akar. Selain itu, kandungan Pb dalam tanaman kangkung
yang berumur 3 minggu baik di akar maupun di bagian lain tidak melebihi
ambang batas yang ditetapkan 2 mg/kg, sehingga dianjurkan untuk memanen
kangkung pada umur tidak lebih dari 3 minggu.
Perpindahan Pb dari tanah ke tanaman tergantung komposisi dan pH
tanah, serta KTK (Kemampuan Tukar Kation). Tanaman dapat menyerap logam
Pb pada saat kondisi kesuburan tanah, kandungan bahan organik, serta KTK
tanah rendah. Pada Keadaan ini logam berat Pb akan terlepas dari ikatan tanah
dan berupa ion yang bergerak bebas pada larutan tanah. Jika logam lain tidak
mampu menghambat keberadaannya, maka akan terjadi serapan Pb oleh akar
tanaman. Menurut Supardi dalam Charlena (2004), timbal tidak akan larut ke
dalam tanah jika tanah tidak terlalu masam. Tingginya tingkat keasaman dapat

diatasi dengan pengapuran. Pengapuran tanah mengurangi ketersediaan timbal


dan penyerapannya oleh tanaman. Timbal akan diendapkan sebagai hidroksida,
fosfat dan karbonat. Ion-ion Ca2+ bersaing dengan timbal untuk menempati
tempat - tempat petukaran pada akar dan permukaan tanah.
Pencemaran tanah oleh timbal selain disebabkan oleh limbah B3 dapat
pula disebabkan dari air yang tercemar Pb, kemudian terserap oleh tanah dan
hendaknya tidak melampaui konsentrasi alami Pb dalam sedimen yaitu 10 70
ppm.
G. Metabolisme Timbal
1. Absorbsi
Pajanan timbal (Pb) dapat berasal dari makanan, minuman, udara, lingkungan
umum, dan lingkungan kerja yang tercemar timbal (Pb). Pajanan non
okupasional biasanya melalui tertelannya makanan dan minuman yang tercemar
timbal (Pb). Pajanan okupasional melalui saluran pernapasan dan saluran
pencernaan terutama oleh timbal (Pb) karbonat dan timbal (Pb) sulfat. Masukan
timbal (Pb) 100 hingga 350 mikrogram/hari dan 20 mikrogram/hari diabsorbsi
melalui inhalasi uap timbal (Pb) dan partikel dari udara lingkungan kota yang
polutif (DeRoos, 1997 dalam Ardyanto, 2005.). Timah hitam dan senyawanya
masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan dan saluran
pencernaan, sedangkan absorbsi melalui kulit sangat kecil sehingga dapat
diabaikan. Bahaya yang ditimbulkan oleh timbal (Pb) tergantung oleh ukuran
partikelnya. Partikel yang lebih kecil dari 10 mikrogram dapat tertahan di
paruparu, sedangkan partikel yang lebih besar mengendap di saluran nafas
bagian atas. Absorbsi timbal (Pb) melalui saluran pernafasan dipengaruhi oleh
tiga proses yaitu deposisi, pembersihan mukosiliar, dan pembersihan alveolar.
Deposisi terjadi di nasofaring, saluran trakeobronkhial, dan alveolus. Deposisi
tergantung pada ukuran partikel timbal (Pb) volume pernafasan dan daya larut.
Partikel yang lebih besar banyak di deposit pada saluran pernafasan bagian atas
dibanding partikel yang lebih kecil (DeRoos 1997, dan OSHA, 2005
dalamArdyanto, D, 2005.). Pembersihan mukosiliar membawa partikel di saluran
pernafasan bagian atas ke nasofaring kemudian di telan.
Rata-rata 1030% Pb yang terinhalasi diabsorbsi melalui paru-paru, dan sekitar
5-10% dari yang tertelan diabsorbsi melalui saluran cerna (Palar, 1994). Fungsi
pembersihan alveolar adalah membawa partikel ke ekskalator mukosiliar,
menembus lapisan jaringan paru kemudian menuju kelenjar limfe dan aliran
darah. Sebanyak 30-40% timbal (Pb) yang di absorbsi melalui saluran
pernapasan akan masuk ke aliran darah. Masuknya timbal (Pb) ke aliran darah
tergantung pada ukuran partikel daya larut, volume pernafasan dan variasi faal
antar individu (Palar, 1994).
2. Distribusi dan penyimpanan
Timah hitam yang diabsorsi diangkut oleh darah ke organ-organ tubuh sebanyak
95% timbal (Pb) dalam darah diikat oleh eritrosit. Sebagian timbal (Pb) plasma
dalam bentuk yang dapat berdifusi dan diperkirakan dalam keseimbangan
dengan pool timbal (Pb) tubuh lainnya dibagi menjadi dua yaitu ke jaringan lunak
(sumsum tulang, sistim saraf, ginjal, hati) dan ke jaringan keras (tulang, kuku,
rambut, gigi) (Palar, 1994). Gigi dan tulang panjang mengandung timbal (Pb)

yang lebih banyak dibandingkan tulang lainnya. Pada gusi dapat terlihat lead
line yaitu pigmen berwarna abu abu pada perbatasan antara gigi dan gusi
(Goldstein & Kipen, 1994 dalam Ardyanto, 2005.). Hal itu merupakan ciri khas
keracunan timbal (Pb). Pada jaringan lunak sebagian timbal (Pb) disimpan dalam
aorta, hati, ginjal, otak, dan kulit. Timah hitam yang ada dijaringan lunak bersifat
toksik.
3. Ekskresi
Ekskresi timbal (Pb) melalui beberapa cara, yang terpenting adalah melalui ginjal
dan saluran cerna. Ekskresi timbal (Pb) melalui urine sebanyak 7580%, melalui
feces 15% dan lainnya melalui empedu, keringat, rambut, dan kuku (Palar,1994).
Ekskresi timbal (Pb) melalui saluran cerna dipengaruhi oleh saluran aktif dan
pasif kelenjar saliva, pankreas dan kelenjar lainnya di dinding usus, regenerasi
sel epitel, dan ekskresi empedu. Sedangkan Proses eksresi timbal (Pb) melalui
ginjal adalah melalui filtrasiglomerulus.
H. Efek Timbal (Pb) Terhadap Kesehatan
Paparan bahan tercemar timbal (Pb) dapat menyebabkan gangguan
sebagai berikut :
1. Gangguan Neurologi
Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh timbal (Pb) dapat
berupa encephalopathy, ataxia, stupor dan coma. Pada anak-anak dapat
menimbulkan kejang tubuh dan neuropathy perifer.
2. Gangguan terhadap fungsi ginjal.
Logam berat timbal (Pb) dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal,
nephropati irreversible, sclerosis vaskuler, sel tubulus atropi, fibrosis dan
sclerosis glumerolus. Akibatnya dapat menimbulkan aminoaciduria dan
glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut dapat terjadi nefritis kronis.
3. Gangguan terhadap sistem reproduksi.
Logam berat timbal (Pb) dapat menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi
berupa keguguran, kesakitan dan kematian janin. Logam berat timbal (Pb)
mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat
kromosom. Anak -anak sangat peka terhadap paparan timbal (Pb) di udara.
Paparan timbal (Pb) dengan kadar yang rendah yang berlangsung cukup lama
dapat menurunkan IQ.
4. Gangguan terhadap sistem hemopoitik.
Keracunan timbal (Pb) dapat dapat menyebabkan terjadinya anemia akibat
penurunan sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat
besi dalam serum. Anemia ringan yang terjadi disertai dengan sedikit
peningkatan kadar ALA (Amino Levulinic Acid) urine. Pada anakanak juga
terjadi peningkatan ALA dalam darah. Efek dominan dari keracunan timbal (Pb)
pada
sistem hemopoitik adalah peningkatan
ekskresi ALA dan
CP (Coproporphyrine). Dapat dikatakan bahwa gejala anemia merupakan gejala
dini dari keracunan timbal (Pb) pada manusia. Dibandingkan dengan orang
dewasa, anak -anak lebih sensitif terhadap terjadinya anemia akibat paparan
timbal (Pb). Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara Hb dan kadar timbal
(Pb) di dalam darah.
5. Gangguan terhadap sistem syaraf.

Efek pencemaran timbal (Pb) terhadap kerja otak lebih sensitif pada anak-anak
dibandingkan pada orang dewas. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa
malas, gampang tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa,
sukar konsentrasi dan menurunnya kecerdasan pada anak dengan kadar timbal
(Pb) darah sebesar 40-80 g/100 ml dapat timbul gejala gangguan hematologis,
namun belum tampak adanya gejala lead encephalopathy. Gejala yang timbul
pada lead encephalopathy antara lain adalah rasa cangung, mudah tersinggung,
dan penurunan pembentukan konsep. Apabila pada masa bayi sudah mulai
terpapar oleh timbal (Pb), maka pengaruhnya pada profil psikologis dan
penampilan pendidikannya akan tampak pada umur sekitar 5-15 tahun. Akan
timbul gejala tidak spesifik berupa hiperaktifitas atau gangguan psikologis jika
terpapar timbal (Pb) pada anak berusia 21 bulan sampai 18 tahun (Sudarmaji,
dkk, 2006).
I. Upaya upaya penanggulangan pencemaran oleh Pb
Lebih
baukmencegahdaripadamengobatimerupakansuatu
motto
yang
tetapdiakuihinggasaatini.Untukitu, sebelumterjadikasus yang lebih parah perlu
dilakukan tindakan-tindakan pencegahan.
Menurut Umar Fahmi Achmad menyatakan pengendalian Pb yang merupakan
sebagian dari gas buang kendaran bermotor cukup sulit, karena cukup banyak
variable
yang
mempengaruhinya
diantaranya
cara
mengemudi, ketaatanperawatan, kemacetan, banyaknyakendaraanpribadi, dll.
Untuk itu perlu dilakukan bebera papendekatan ,antara lain :
1. PendekatanTeknis
Timah hitam yang keluar dari knalpot berbentuk partikel yang sangat
halus, adanya polutan timbal (Pb) karena dalam bensin diberikan bahan
tambah berupa Pb (C2H5)4 yaitu Tetra EthilLead (TEL) sebagai upaya untuk
meningkatkan angka oktan. Partikel Pb dapat mencemari tanaman pangan, dan
bila hasil tanaman tersebut dikonsumsi manusia maka dapat menyebabkan
keracunan.
Untuk menghilangkan polutan Pb dapat dilakukan secara teknik, yaitu dengan
mengendalikan bahan bakar yang akan digunakan oleh kendaraan bermotor. Hal
ini dapat dilakukan dengan menggantikan TEL dengan anti knocking yang lain
yang tidak mengandung Pb. Mencari bahan alternatif juga merupakan solusi
yang banyak ditawarkan. Bahan bakar tersebut dapat berupa bahan bakar gas
(BBG).
Mobil listrik merupakan solusi program langit biru yang paling tepat karena tidak
menggunakan motor bakar sebagai tenaga penggerak, melainkan motor listrik
sehingga emisinya nol. Pada saat ini mobil listrik bukan Propotipe lagi melainkan
sudah diproduksi secara massal dan dijual pada pasar mobil.
2. Pendekatan planatologi, administrasi dan hukum
Pemerintah mempunyai posisi yang paling srategis dalam upaya pengendalian
pencemaran Pb ini. Pemerintah dapat menyusun tata kota dan rambu lalu lintas
yang memungkinkan kendaraan dapat berjalan lancar, dapat mengontrol kadar
Pb dan mengenakan sanksi atas pengendara yang melanggar. Menurut hasil uji
emisi kendaraan bermotor akhir juni 1996 di Jakarta selama 6 hari, sebanyak
60% kendaraan brmotor telah melampaui baku mutu emisi.

Hukum sebagai salah satu sarana dalam upaya untuk mencegah dan
menanggulangi akibat dari emisi gas kendaraan bermotor karena di undangundang telah disebutkan syarat syarat kendaraan bermotor.
3. Pendekatan Edukasi
Upaya mengurangi Pb dalam udara bukan hanya tugas pemerintah saja,
melainkan tanggung jawab seluruh rakyat. Untuk itu dapat dilakukan dngan
cara :
a. Memberikan informasi secara intensif kepada masyarakat tentang dampak Pb
pada kesehatan dan lingkungan ,serta bagaimana cara mengatasinya. Dengan
mengetahui dampak tersebut diharapkan timbul kesadaran masyarakat untuk
melakukan upaya mengatasinya.
b. Melakukan pendidikan pelatihan pada orang-orang yang potensial menjadi
penyebab meningkatnya pencemaran Pb , seperti pengemudi ,pemilik
kendaraan bermotor, mekanik/teknisi yang melakukan perawatan kendaraan
J. Tanaman Penyerap Partikel Timbal (Pb)
Untuk meningkatkan bilangan oktan pada bensin dan mengurangi letupan
di dalam mesin kendaraan bermotor, maka ke dalam bensin ditambahkan TEL
(tetra ethyl lead), yang jumlahnya berbeda-beda untuk setiap negara.
Penggunaan TEL dalam bensin ternyata menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan. Gas buang dari kendaraan bermotor merupakan sumber utama
timbal (Pb) di lingkungan (Sahwan, 1991). Umasda 1989 dalam Soemarno
mengklasifikasikan kemampuan jenis pohon dalam menyerap partikel timbal (Pb)
dari udara sbb:
1. Jenis pohon dengan kemampuan menyerap sangat baik: jambu batu, ketapang,
dan bungur.
2. Jenis pohon dengan kemampuan menyerap sedang: mahoni, mangga, cemara
gunung, angsana.
3. Jenis pohon dengan kemampuan menyerap rendah: daun kupu-kupu, kersen,
kenangakere payung, karet munding, kenari, akasia, dadap.

MAKALAH TOKSIKOLOGI PENCEMARAN Pb TERHADAP


KESEHATAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN
MAKALAH TOKSIKOLOGI
PENCEMARAN Pb TERHADAP KESEHATAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah toksikologi

1.
2.
3.
4.
5.

Anisau Latifah
Arlinda Novitasari
Brilliantina Aisyah Jasmin
Danan Rizki Pranata
Deavita Intan Pradani

Disusun oleh :
NIM. P07133111001
NIM. P07133111002
NIM. P07133111003
NIM. P07133111004
NIM. P07133111005

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
KESEHATAN LINGKUNGAN
2012

1.
2.
3.
4.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya, sehingga
makalah toksikologi dapat selesai tepat waktu.
Terwujudnya makalah toksikologi tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
maka kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :
Tuntas Bagyono SKM, M.Kes selaku ketua jurusan kesehatan lingkungan
Haryono selaku pengampu mata kuliah toksikologi.
Ayah dan ibu tercinta yang selalu memberi motivasi dan bantuan baik secara moril
maupun spiritual.
Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah bahasa Indonesia ini.
Kami sadar bahwa makalah toksikologi ini belum sempurna, masih banyak
terdapat berbagai kekurangan di sana sini, masih membutuhkan bantuan yang dapat
menyempurnakan makalah ini, untuk itu kami sangat mengharap kritik saran yang
membangun.
Demikian yang dapat kami tulis, kami berharap makalah toksikologi ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta pada umumnya dan bagi
mahasiswa jurusan kesehatan lingkungan.
Yogyakarta, Maret 2012
Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pencemaran lingkungan oleh mikroba patogen dan bahan kimia toksik yang
menyebabkan penyakit dan toksisitas pada makhluk hidup termasuk manusia, dewasa ini
menjadi isu yang sangat penting. Pabrik, usaha pemurnian logam dan semua kegiataan usaha
yang menyebabkan pencemaran dan berakibat buruk terhadap kesehatan penduduk sekitarnya
dikategorikan pelaku tindak pidana kejahatan. Sehingga petugas penegak hukum atau
seorang ahli farmasi forensik dilibatkan dalam penyidikan kasus pencemaran lingkungan ini
(Darmono, 2008).
Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh asap buangan pabrik dan pencemaran air
permukaan yang disebabkan limbah cair dari pabrik, begitu juga pencemaran air tanah akan
menimbulkan dampak negatif bagi penduduk di sekitarnya. Pencemaran tersebu akan terbukti
dengan analisis limbah pabrik tersebut dan dapat diamati dari kondisi gejala yang terjadi pada
penduduk sekitarnya (Darmono, 2008).
Di negara Indonesia sumber pencemar pada saat ini masih terus diteliti. Dari data
sumber pencemar air di Amerika Serikat tahun 1968 sumber pencemar dari transportasi
berjumlah 90,5 ton/tahun. Dengan jumlah tersebut dapat diperkirakan sumber pencemar di
Indonesia didominasi dari transportasi (Wardana, 2004).
Pb sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat membahayakan kesehatan dan
merusak lingkungan. Pb yang terhirup oleh manussia setiap hari akan diserap, disimpan, dan
kemudian ditampung dalam darah. Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting yang
mempengarui sifat-sifat Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik misalanya tetra ethil Pb
segera dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan membran mukosa. Pb organik di
absorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb
utama di dalam tubuh (bplhdjabar.go.id, 2009).
Selain mengakibatkan pencemaran udara efek Pb dapat menyerang ibu hamil.
Menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS, sistem ssyaraf janin yang perkembang rentan pada
racun timbal. Racun syaraf diamati pada anak dari wanita yang terpapar karena kemampuan
timbal melintas halangan plasenta dan menyebabkan cacat syaraf janin. Masalah khusus
wanita hamil adalah penumpukan timbal di tulang di lepaskan ke darah saat hamil. Beberapa
studi memberi bukti ibu hamil yang terkena paparan timbal walaupun sedikit dapat
mengakibatkan
gangguan
intelektual
dan
perubahan
perilaku
pada
anak
(Educationmade.blogspot.com, 2011).
B.
1.
2.
3.
4.

Rumusan masalah
Bagaimana efek Pb terhadap kesehatan manusia ?
Apa pengaruh Pb di lingkungan sekitar ?
Bagaimana penyebaran, sifat, dan penggunaan Pb dalam kehidupan manusia ?
Bagaimana reaksi kation Pb ?

C. Tujuan

1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui efek Pb terhadap kesehatan manusia.


Untuk mengetahui pengaruh Pb di lingkungan sekitar.
Untuk mengetahui penyebaran, sifat, dan penggunaan Pb dalam kehidupan manusia.
Untuk mengetahui reaksi kation Pb.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyebaran, Sifat, dan Penggunaan Pb
Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama imah hitam, dalam bahasa
ilmiahnya dinamakan plumbum, dan logam ini disimbolkan dengan Pb. Penyebaran logam
timbal di bumi sangat sedikit. Jumlah timbal yang terdapat di seluruh lapisan bumi hanyalah
0,0002% dari jumlah seluruh kerak bumi. Jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan
jumlah kendungan logam berat lainnya yand ada di bumi.
Melalui proses-proses geologi, timbal terkonsentrasi dalam deposit seperti bijih
logam.
Persenyawaan
bijih
logam
timbl
ditemukan
dalam
bentuk galena (PbS), anglesit (PbSO4) dan dalam bentuk minim (Pb3O4). Boleh dikatakan
bahwa timbal tidak pernah ditemukan dalam bentuk logam murninya. Bijih-bijih logam
timbal ini bergabung dengan logam-logam lain seperti perak (argentum-Ag),seng (zincumZn), arsen (arsenicum-Ar), logam stibi (stibium-Sb) dan dengan logam bismut (bismuth-Bi).
Bijih-bijih logam timbal yang diperoleh dari hasil penambangan hanya mengandung
sekitar 3% sampai 10% timbal. Hasil ini akan dipekatkan lagi sampai 40%, sehingga
didapatkan logam timbal murni. Produksi penambangan logam timbal dunia sampai tahun
1974 telah mencapai hasil 3.844.687 ton logam timbal murni. Semua itu berasal dari
penambangan logam di AS, Uni Soviet, Australia, Kanada, Peru, Meksiko, Yugoslavia,
Korea, Cina dan Maroko.

1.

Logam timbal atau Pb mempunyai sifat-sifat yang khusus seperti berikut:


Merupakan logam yang lunk, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau
dengan tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.

2.
3.
4.
5.

Meruakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, sehingga logam timbal
sering digunakan sebagai bahan coating.
Mempunyai titik lebur rendah, hanya 327,5 C.
Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam bisa, kecuali
emas dan merkuri.
Meruakan penghantar listrik yang tidak baik.
Timbal dan persenyawaannya banyak digunakan dalam berbagai bidang. Dalam
industri baterai, timbal digunakan sebagai grid yang meruapakan alloy (suatu persenyawaan)
dengan logam bismut (Pb-Bi) dengan perbandingan 93:7. Timbal oksida (PbO 4) dan logam
timbal dalam industri baterai digunakan sebagai bahan yang aktif dalam pengaliran arus
elektron. Kemampuan timbal dalam membentuk alloy dengan banyak logam lain telah
dimanfaatkan untk meningkatkan sifat metalurgi dari logam ini dalam penerapan yang sangat
luas. Kemampuan Pb untuk berikatan dengan atom N (nitrogen) untuk membentuk senyawa
azida. Senyawa ini meruakan suatu jenis senyawa mempunyai kemapuan ledakan dengan
pencaran energi yang besar. Karena itu, senyawa azida banyak digunakan sebagai denator
(bahan peledak).Bentuk-bentuk dari persenyawaan yang dibentuk oleh Pb dengan unsur
kimia lainnya, serta fungsi dari bentuk persenyawaan tersebut apat dilihat pada Tabel 1.1
berikut:
Tabel 1.1
Bentuk Persenyawaan Pb dan Kegunaannya

Bentuk Persenyawaan
Pb + Sb
Pb + As + Sn +Bi
Pb + Ni
Pb + Cr + Mo+ Cl
Pb asetat
Pb + Te
Tetrametil Pb & Tetraetil Pb

Kegunaan
Kabel telepon
Kbel listrik
Senyawa azida untuk bahan peledak
Untuk pewarnaan pada cat
Pengkilapan keramik & Bahan anti api
Pembangkit listrik tenaga panas
Aditive untuk bahan bakar kendaraan bermotor

Senyawa tetrametil-Pb dan tertraetil-Pb dapat diserap oleh kulit. Hal ini disebabkan
kedua senyawa tersebut dapat larut dalam minyak dan lemak. Sedangkan dalam lapisan udara
tetraetil-Pb akan teruarai dengan cepat karena adanya sinar matahari. Tetraetil-Pb akan
teruarai membentuk trietil-Pb, dietil-Pb dan monoetil-Pb. Semua senyawa uraian dari
tetraetil-Pb tersebut memiliki bau yang spesifik sepert bau bawang putih, sulit larut dalam
minyak akan tetapi semua senywa turunan ini dapat larut dengan baik dalam air. Senyawasenyawa Pb dalam keadaan kering dapt terdispersi di dalam udara, sehingga kemudian
terhirup pada saat bernaas, dan sebagian akan menumpuk di kulit dan atau terserap oleh daun
tumbuhan.

Sumber-sumber lain yang menyebabkan Pb dapat masuk ke udara ada bermacammacam. Di antara sumber alternatif ini yang tergolon besar adalah pembakaran batu bara,
asap dari pabrik-pabrik yang mengolah senyawa alkil-Pb, Pb-oksida, peleburan bijih Pn dan
transfer bahan bakar kendaraan bermotor, karena senyawa alkil-Pb yang terdapat dalam
bahan bakar tersebut dengan sangat mudah menguap.
B. Pb di lingkungan sekitar
1. Timbal ( Pb ) di udara
Jumlah Pb di udara mengalami peningkatan sangat drastis sejak dimulainya revolusi
industri di Benua Eropa. Asap yang berasal dari cerobong pabrik sampai knalpot kendaraan
telah melepas Pb ke udara. Arus angin menerbangkan debu debu dan partikulat partikulat
yang mengandung Pb ke daerah kutub. Debu dan partikulat tersebut menumpak pada lapisan
atmosfer di kutub, dan dibawa turun oleh salju untuk selanjutnya membentuk lapisan es.
Emisi Pb pada lapisan atmosfir bumi dapat berbentuk gas dan partikulat. Emisi Pb
dalam bentuk gas, berasal dari gas kendaraan bermotor. Emisi tersebut merupakan hasil
samping dari pembakaran yang terjadi dalam mesin kendaraan. Pb yang merupakan hasil
samping dari pembakaran berasal dari senyawa tetrametil Pb dan tetraetil Pb yang selalu
ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor dan berfungsi sebagai anti ketuk ( antiknock ) pada mesin mesin kendaraan.
Selain itu, dalam bahan bakar kendaraan bermotor biasanya ditambahkan pula
bahanscavenger, yaitu etilendibromida ( C 2H4Br2 ) dan etilendikhlorida ( C 2H4C12 ). Senyawa
ini dapat mengikat residu Pb yang dihasilkan setelah pembakaran, sehingga di dalam gas
buangan terdapat senyawa Pb dengan halogen.
Kandungan senyawa Pb dalam berbagai ikatan yang ada dalam asap kendaraan
bermotor dapat dilihat dalam tabel 1.2 berikut :
Tabel 1.2
Kandungan Senyawa Pb Dalam Gas Buangan
Kendaraan Bermotor

Senyawa Pb (%)

0 jam

18 jam

PbBrCl

32,0

12,0

PbBrCl. 2PbO

31,4

1,6

PbCl2

10,7

8,3

Pb(OH)Cl

7,7

7,2

PbBr2

5,5

0,5

PbCl2. 2PbO

5,2

5,6

Pb(OH)Br

2,2

0,1

PbOx

2,2

21,2

PbCO3

1,2

13,8

PbBr2. 2PbO

1,1

0,1

PbCO3. 2PbO

1,0

29,6

Senyawa tetrametil-Pb dan tetraaetil-Pb dapat diserap oleh kulit. Hal ini disebabkan
kedua senyawa tersebut dapat larut dalam minyak dan lemak. Sedangkan dalam lapisan udara
tetraetil-Pb terurai dengan cepat karena adanya sinar matahari. Tetraetil-Pb akan terurai
membentuk trietil-Pb, dietil-Pb dan monoetil-Pb. Semua senyawa uraian dari putih, sulit larut
dalam minyak akan tetapi semua senyawa turunan ini dapat larut denan baik dalam air.
Senyawa-senyawa Pb dalam keadaan kering dapat terdispersi di dalam uadara, sehingga
kemudian terhirup pada saatbernafas, dan sebagian akan menumpuk di dalam kulit dan atau
terserap oleh daun tumbuhan.
Sumber-sumber lain yang menyebabkan Pb dapat masuk ke udara ada bermacammacam. Di antara sumber alternaif ini yang tergolong besar adalah pembakaran batu bara,
asap dari pabrik-pabrik yang mengolah senyawa alkil-Pb, Pb-oksida, peleburan bijih Pn dan
transfer bahan bakar kendaraan bermotor, kaena senyawa alkil-Pb yang terdapat dalam bahan
bakar tersebut dengan sangat mudah menguap.

2. Timbal ( Pb ) di air dan makanan


Secara alamiah, Pb dapat masuk ke badan perairan melalui pengkristalan Pb di udara
dengan bantuan air hujan. Di samping itu, proses korosifikasi dari bantuan mineral akibat
hempasan gelombang dan agin, juga merupakan salah satu jalur sumber Pb yang akan masuk
ke dalam badan perairan. Pb yang masuk ke dalam badan perairan sebagai dampak dari
aktivitas kehidupan manusia ada bermacam bentuk. Di antaranya adalah air buangan (limbah)
dari industri yang berkaitan dengan Pb, air buangan dari pertambangan bijih timah hitam dan
buangan sisa industri baterai.
Selain kontaminasi Pb pada minuman, juga ditemukan kontaminasi Pb pada makanan
olahan atau makanan kaleng. Makanan yang telah diasamkan dapat melarutkan Pb dari
wadah atau alat-alat oengolahannya. Proses masuknya Pb ke dalam tubuh dapat melalui
beberapa jalur, yaitu melalui makana dan minuman, udara dan perembesan atau penetrasi
pada selaput atau lapisan kulit. Senyawa-senyawa Pb organik relatif lebih mudah untuk
diserap tubuh melalui selaput lendir atau melalui lapisan kulit, bila dibandingkan dengan
senyawa-senyawa Pb an-organik. Senyawa Pb organik umumnya masuk ke dalam tubuh
melalui jalur pernafasan dan atau penetrasi melewati kulit. Penyerapan lewat kulit ini dapat
terjadi disebabkan karena senyawa ini dapat larut dalam minyak dan lemak.
C. Keracunan oleh Logam Pb

Selain dalam bentuk logam murni, timbal ditemukan dalam bentuk senyawa organik
dan inorganik. Semua bentuk Pb berpengaruh terhadap toksisitas pada manusia. Pengaruh
toksisitas akut jarang di jumpai, tetapi pengaruh toksititas kronis paling sering ditemukan.
Pengaruh toksisitas kronis sering dijumpai pada pekerja di pertambangan dan pabrik
pemurnian logam, pabrik mobil ( proses pengecatan ), penyimpanan baterai, percetakan,
pelapisan logam, dan pengecatan sistem semprot.
Mekanisme toksisitas Pb
Timbal adalah logam toksik bersifat kumulatif sehingga mekanisme toksisitasnya
dibedakan menurut beberapa organ yang dipengaruhinya yaitu sebagaai berikut.
Sistem hemopoietik
1.Pb mengahambat sistem pembentukan hemoglobin sehingga menyebabkan anemia.
Sistem syaraf pusat dan tepi.

1.

2.
3.
4.
5.
1.

Menyebabkan gangguan ensefalopati dan gejala gangguan syaraf perifer.


Sistem reproduksi
Menyebabkan kematian janin waktu melahirkan pada wanita serta hipospermi dan
teratospermia pada pria.
Sistem kardiovaskuler
Menyebabkan peningkatan permiabilitas kapiler pembuluh darah.
Sistem ginjal
Menyebabkan aminoasiduria, fosfaturia, glokusuria, nefropati, fibrosis, dan atrofi glomerular.
Sistem endokrin
Mengakibatkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi adrenal.
Sistem gastro intestinal
Menyebakan kolik dan konstipasi.
Efek Pb Sintesa Haemoglobin
Sel-sel darah merah merupakan suatu bentuk kompleks khelat yang di bentuk oleh
logam Fe (besi) dengan gugus haeme dan globin. Sintesa dari kompleks tersebut melibatkan
2 macam enzim, yaitu enzim ALAD (Amino Levukinic Acid Dehidrase) atau asam amino
levulinat dehidrase dan enzim ferrokhelatase. Enzim ALAD adalah enzim jenis sitoplasma.
Enzim ini akan beraksi secara aktif pada tahap awal sintesa dan selama sirkulasi sel darah
merah berlangsung.

Keracunan yang terjadi sebagai akibat kontaminasi dari loam Pb dapat menimbulkan
hal-hal sebagai berikut :
a. Meningkatkan kadar ALA ( d-Amino Levulinic Acid ) dalam darah dan urine.
b. Meningkatkan kadar protoporphirin dalam sel darah merah.
c. Memperpendek umur sel darah merah.

d. Menurunkan jumlah sel darah merah.


e. Menurunkan kadar retikulosit (sel-sel darah merah yang masih muda).
f. Meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah.
1. Efek Pb Pada Sistem Syaraf
Di antara semua sistem pada organ tubuh, sistem syaraf merupakan sistem yang
paling sensitif terhadap daya racun yang dibawa oleh logam Pb. Pb dapat menimbulkan
kerusakan pada otak. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan otak, sebagai akibat dari
keracunan Pb adalah epilepsi, halusinasi, kerusakan pasa otak besar, dan delirium, yaitu
sejenis penyakitt gula.
2. Efek Pb Pada Sistem Reproduksi
Percobaan terhadap tikus putih jantan dan betina yang diberi perlakuan dengan 1 %
Pb asetat kedalam makanannya, menunjukkan hasil berkurangnya kemampuan sistem
reproduksi dari hewan tersebut. Embrio yang dihasilkan dari perkawinan yang terjadi tikus
jantan yang diberi perlakuan dengan tikus betina normal, mengalami hambatan dalam
pertumbuhannya. Sedangkan janin pada betina yang diberi perlakuan mengalami pengukuran
dalam ukuran, hambataan pada pertumbuhan dalam rahim induk dan setelah dilahirkan.
3. Efek Pb Terhadap Jantung
Organ lain yang dapat diserang oleh racun yang dibawa oleh logam Pb adalah
jantung. Namun sejauh ini perubahan dalam otot jantung sebagai akibatdari keracunan Pb
baru ditemukan pada anak-anak. Perubahan tersebut dapat dilihat dari ketidaknormalan EKG.
Tetapi setelah diberikan bahan khelat, EKG akan kembali normal.
4. Efek Pb terhadap ginjal
Senyawa senyawa Pb yang terlarut dalam darah akan dibawa oleh darah ke seluruh
sistem tubuh. Pada peredarannya, darah akan terus masuk ke glomerulus yang merupakan
bagian dari ginjal. Dalam glomerulus tersebut terjadi proses pemisahan akhir dari semua
bahan yang dibawa darah, apakah masih berguna bagi tubuh atau
harus dibuang karena sudah tidak diperlukan lagi. Ikut sertanya senyawa Pb yang terlarut
dalam darah ke sistem urinaria ( ginjal ) dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada
saluran ginjal. Kerusakan yang terjadi tersebut disebabkan terbentuknya intranuclear
inclusion bodies yangdisertai dengan membentuk aminociduria, yaitu terjadinya kelebihan
asam amino dalam urine.
Aminociduria dapat kembali normal setelah selang waktu beberapa minggu, tetapi
intranuclear inclusion bodies membutuhkan waktu bertahun tahun untuk kembali normal.
5. Efek Pb terhadap endokrin
Efek yang dapaat ditimbulkan oleh keracunan Pb terhadap fungsi sistem endokrin
mungkin merupakan yang paling sedikit yang pernah diteliti dibandingkan dengan sistem
sistem lain dari tubuh.
Pengukuran terhadap steroid dalam urine pada kondisi paparan Pb yang berbeda dapat
digunakan untuk melihat hubungan penyerapan Pb oleh sistem endokrin. Dari pengamatan

a.
b.
c.
d.

E.

1.

yang dilakukan dengan paparan Pb yang berbeda terjadi pengurangan pengeluaran steroid
dan terus mengalami peningkatan dalam posisi minus. Kecepatan pengeluaran aldosteron
juga mengalami penurunan selama pengurangan konsumsi garam pada orang yang keracunan
Pb dari penyulingan alkohol. Endokrin lain yang diuji pada manusia adalah endokrin tiroid.
Fungsi dari tiroid sebagai hormon akan mengalami tekanan bila manusia kekurangan I
131 ( yodium isotop 131 ).
7. Efek Pb terhadap gasro intestinal
Pada kebanyakan negara berkembang termasuk Indonesia, toksisitas Pb terjadi pada
anak balita, umur sekitar 2 4 tahun yang tinggal di kawasan kumuh dan dibawah standar
hidup layak, sehingga kecukupan gizi sangat dibawah standar. Anak yang hidup dalam
lingkugan tersebut cenderung mempunyai kebiasaan makan sembarangan dan mengkonsumsi
bahan yang tercemar Pb.
Anak usia balita sampai menjelang kedewasan ( sekitar 10 tahun ), biasanya lebih
peka terhadap toksisitas timbel daripada orang dewasa, hal ini disebakan karena :
Anak tersebut mengkonsumsi makanan lebih banyak bila dihubungkan dengan setiap unit
bobot badannya.
Absorpsi Pb lebih intensif dalam saluran pencernaannya.
Organ vitalnya, seperti otak, ginjal, hati dan tulangnya relatif masih muda dan terus
berkembang. Gejala keracunan akut biasanya dimulai
dengan hilangnya nafsu makan, diikuti dengan sakit perut dan muntah, tidak ada keinginan
untuk bermain, berjalan
sempoyongan, sulit berkata, ensefalopati dan akhirnya koma. Sedangkan pada keracunan
kronis tidak begitu terlihat gejalanya secara nyata, tetapi berdasarkan penelitian menunjukkan
bahwa anak akan mengalami kemunduran dalam berpikir sehingga anak penderita tersebut
mejadi bodoh.
Upaya upaya penanggulangan pencemaran oleh Pb
Lebih
baukmencegahdaripadamengobatimerupakansuatu
motto
yang
tetapdiakuihinggasaatini.Untukitu,
sebelumterjadikasus
yang
lebihparahperludilakukantindakan-tindakanpencegahan.
Menurut
Umar
FahmiAchmadmenyatakanpengendalianPb
yang
merupakansebagiandari gas buangkendaranbermotorcukupsulit, karenacukupbanyak variable
yang
mempengaruhinyadiantaranyacaramengemudi,
ketaatanperawatan,
kemacetan,
banyaknyakendaraanpribadi, dll.Untukituperludilakukanbebrapapendekatan ,antara lain :
PendekatanTeknis
Timahhitam
yang
keluardariknalpotberbentukpartikel
yang
sangathalus,
adanyapolutantimbal (Pb) karenadalambensindiberikanbahantambahberupaPb (C 2H5)4yaitu
Tetra
EthilLead
(TEL)
sebagaiupayauntukmeningkatkanangkaoktan.PartikelPbdapatmencemaritanamanpangan,
danbilahasiltanamantersebutdikonsumsimanusiamakadapatmenyebabkankeracunan.

UntukmenghilangkanpolutanPbdapatdilakukansecarateknik,
yaitudenganmengendalikanbahanbakar yang akandigunakanolehkendaraanbermotor. Hal
inidapatdilakukandenganmenggantikan TEL dengan anti knocking yang lain yang
tidakmengandungPb.Mencari bahan alternatif juga merupakan solusi yang banyak
ditawarkan. Bahan bakar tersebut dapat berupa bahan bakar gas (BBG).
Mobil listrik merupakan solusi program langit biru yang paling tepat karena tidak
menggunakan motor bakar sebagai tenaga penggerak, melainkan motor listrik sehingga
emisinya nol. Pada saat ini mobil listrik bukan Propotipe lagi melainkan sudah diproduksi
secara massal dan dijual pada pasar mobil.
2. Pendekatan planatologi, administrasi dan hukum
Pemerintah mempunyai posisi yang paling srategis dalam upaya pengendalian
pencemaran Pb ini. Pemerintah dapat menyusun tata kota dan rambu lalu lintas yang
memungkinkan kendaraan dapat berjalan lancar, dapat mengontrol kadar Pb dan mengenakan
sanksi atas pengendara yang melanggar. Menurut hasil uji emisi kendaraan bermotor akhir
juni 1996 di Jakarta selama 6 hari, sebanyak 60% kendaraan brmotor telah melampaui baku
mutu emisi.
Hukum sebagai salah satu sarana dalam upaya untuk mencegah dan menanggulangi akibat
dari emisi gas kendaraan bermotor karena di undang-undang telah disebutkan syarat syarat
kendaraan bermotor.
3. Pendekatan Edukasi
Upaya mengurangi Pb dalam udara bukan hanya tugas pemerintah saja,
melainkan tanggung jawab seluruh rakyat. Untuk itu dapat dilakukan dngan cara :
a. memberikaninformasisecaraintensifkepadamasyarakattentangdampakPb
padakesehatandanlingkungan ,sertabagaimanacaramengatasinya.
Dengan
mengetahui
dampak tersebut diharapkan timbul kesadaran masyarakat untuk melakukan upaya
mengatasinya.
b. melakukanpendidikanpelatihanpada
orang-orang
yang
potensialmenjadipenyebabmeningkatnyapencemaranPb
,sepertipengemudi ,pemilikkendaraanbermotor,mekanik/teknisi
yang
melakukanperawatankendaraan.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kehidupan, logam Pb sangat membantu dalam hal pemenuhan kehidupan
manusia, misal untuk pembuatan baterai, bahan bakar kendaraan sebagai penghantar
listrik dll. Namun kurangnya kebijakan manusia dalam menggunakannya secara rasional
membuat Pb sangat berbahaya di alam yang akhirnya juga mengganggu khidupan
manusia itu sendiri . karena Pencemaran Pb di berasal dari gas buang kendaraan
bermotor, dimana zat tersebut berdampak sangat berbahaya bagi kesehatan.
Untuk mengendalikan pencemaran Pb tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan
teknis yaitu dengan mengupayakan pembakaran sempurna dan mncari bahan bakar
alternatif. Pemerintah mempunyai posisi strategis untuk melakukan pendekatan
Planatologi ,administrasi dan hukum. Sedangkan untuk meningkatkan kedisiplinan
peraatan dan cara mengemudikan yang baik dan bnar dapat dilakukan pendekatan
edukatif
B. Saran
Penyusun menyarankan agar mahasiswa dapat lebih bermawas diri terhadap
pencemaran Pb di lingkungan sekitar dengan banyak membaca buku, artikel, jurnal,
literatur dam berbagai informasi tentang bahaya Pb di lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA
Moch Solikin, Dampak dan Upaya Pengendalian Gas Buang Kendaraan Bermotor, Cakrawala
Pendidikan No.3, Tahu XVI, Nov 1997.
Wardhana, A.W.2004.Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta : Penerbit Andi
Darmono,2009,Farmasi forensik dan Toksikologi.jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UIPresss)
Palar,H.2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.jakarta.PT Rineka Cipta
Ferdianto
Rangan,2012.Penyakit
yang
disebabkan
oleh
Timbal.publichealth08.blogspot.com/2011/07/enyakit-yang-disbabkan-olehtimbal.html.29maret2012

BPLHD.2009.pencemaran
Pb-dampak
Pb
terhadap
kesehatan.www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pngendalian/subid-pmantauanpencemaran-Pb-timbal?start=3 29 maret 2012

Anda mungkin juga menyukai