Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TOKSIKOLOGI

PENCEMARAN Pb TERHADAP KESEHATAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah toksikologi

Disusun oleh : Jubaedah


15308017

POLITEKNIK PIKSI GANESHA


BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya, sehingga makalah
toksikologi dapat selesai tepat waktu.
Kami sadar bahwa makalah toksikologi ini belum sempurna, masih banyak terdapat
berbagai kekurangan, masih membutuhkan bantuan yang dapat menyempurnakan makalah ini,
untuk itu kami sangat mengharap kritik saran yang membangun.
Demikian yang dapat kami tulis, kami berharap makalah toksikologi ini dapat
bermanfaat .

Bandung , September

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pencemaran lingkungan oleh mikroba patogen dan bahan kimia toksik yang menyebabkan
penyakit dan toksisitas pada makhluk hidup termasuk manusia, dewasa ini menjadi isu yang sangat
penting. Pabrik, usaha pemurnian logam dan semua kegiataan usaha yang menyebabkan
pencemaran dan berakibat buruk terhadap kesehatan penduduk sekitarnya dikategorikan pelaku
tindak pidana kejahatan. Sehingga petugas penegak hukum atau seorang ahli farmasi forensik
dilibatkan dalam penyidikan kasus pencemaran lingkungan ini (Darmono, 2008).
Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh asap buangan pabrik dan pencemaran air
permukaan yang disebabkan limbah cair dari pabrik, begitu juga pencemaran air tanah akan
menimbulkan dampak negatif bagi penduduk di sekitarnya. Pencemaran tersebu akan terbukti
dengan analisis limbah pabrik tersebut dan dapat diamati dari kondisi gejala yang terjadi pada
penduduk sekitarnya (Darmono, 2008).
Di negara Indonesia sumber pencemar pada saat ini masih terus diteliti. Dari data sumber
pencemar air di Amerika Serikat tahun 1968 sumber pencemar dari transportasi berjumlah 90,5
ton/tahun. Dengan jumlah tersebut dapat diperkirakan sumber pencemar di Indonesia didominasi
dari transportasi (Wardana, 2004).
Pb sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat membahayakan kesehatan dan merusak
lingkungan. Pb yang terhirup oleh manussia setiap hari akan diserap, disimpan, dan kemudian
ditampung dalam darah. Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting yang mempengarui sifat-sifat
Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik misalanya tetra ethil Pb segera dapat terabsorbsi oleh
tubuh melalui kulit dan membran mukosa. Pb organik di absorbsi terutama melalui saluran
pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh (bplhdjabar.go.id,
2009).
Selain mengakibatkan pencemaran udara efek Pb dapat menyerang ibu hamil. Menurut
Pusat Pengendalian Penyakit AS, sistem ssyaraf janin yang perkembang rentan pada racun timbal.
Racun syaraf diamati pada anak dari wanita yang terpapar karena kemampuan timbal melintas
halangan plasenta dan menyebabkan cacat syaraf janin. Masalah khusus wanita hamil adalah
penumpukan timbal di tulang di lepaskan ke darah saat hamil. Beberapa studi memberi bukti ibu
hamil yang terkena paparan timbal walaupun sedikit dapat mengakibatkan gangguan intelektual
dan perubahan perilaku pada anak (Educationmade.blogspot.com, 2011).

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana efek Pb terhadap kesehatan manusia ?
2. Apa pengaruh Pb di lingkungan sekitar ?
3. Bagaimana penyebaran, sifat, dan penggunaan Pb dalam kehidupan manusia ?
4. Bagaimana reaksi kation Pb ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui efek Pb terhadap kesehatan manusia.
2. Untuk mengetahui pengaruh Pb di lingkungan sekitar.
3. Untuk mengetahui penyebaran, sifat, dan penggunaan Pb dalam kehidupan manusia.
4. Untuk mengetahui reaksi kation Pb.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyebaran, Sifat, dan Penggunaan Pb


Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama imah hitam, dalam bahasa
ilmiahnya dinamakan plumbum, dan logam ini disimbolkan dengan Pb. Penyebaran logam timbal
di bumi sangat sedikit. Jumlah timbal yang terdapat di seluruh lapisan bumi hanyalah 0,0002%
dari jumlah seluruh kerak bumi. Jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah
kendungan logam berat lainnya yand ada di bumi.
Melalui proses-proses geologi, timbal terkonsentrasi dalam deposit seperti bijih logam.
Persenyawaan bijih logam timbl ditemukan dalam bentuk galena (PbS), anglesit (PbSO4) dan
dalam bentuk minim (Pb3O4). Boleh dikatakan bahwa timbal tidak pernah ditemukan dalam bentuk
logam murninya. Bijih-bijih logam timbal ini bergabung dengan logam-logam lain seperti perak
(argentum-Ag), seng (zincum-Zn), arsen (arsenicum-Ar), logam stibi (stibium-Sb) dan dengan
logam bismut (bismuth-Bi).
Bijih-bijih logam timbal yang diperoleh dari hasil penambangan hanya mengandung sekitar
3% sampai 10% timbal. Hasil ini akan dipekatkan lagi sampai 40%, sehingga didapatkan logam
timbal murni. Produksi penambangan logam timbal dunia sampai tahun 1974 telah mencapai hasil
3.844.687 ton logam timbal murni. Semua itu berasal dari penambangan logam di AS, Uni Soviet,
Australia, Kanada, Peru, Meksiko, Yugoslavia, Korea, Cina dan Maroko.

Logam timbal atau Pb mempunyai sifat-sifat yang khusus seperti berikut:


1. Merupakan logam yang lunk, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau dengan
tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.
2. Meruakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, sehingga logam timbal sering
digunakan sebagai bahan coating.
3. Mempunyai titik lebur rendah, hanya 327,5 C.
4. Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam bisa, kecuali emas
dan merkuri.
5. Meruakan penghantar listrik yang tidak baik.
Timbal dan persenyawaannya banyak digunakan dalam berbagai bidang. Dalam industri
baterai, timbal digunakan sebagai grid yang meruapakan alloy (suatu persenyawaan) dengan
logam bismut (Pb-Bi) dengan perbandingan 93:7. Timbal oksida (PbO4) dan logam timbal dalam
industri baterai digunakan sebagai bahan yang aktif dalam pengaliran arus elektron. Kemampuan
timbal dalam membentuk alloy dengan banyak logam lain telah dimanfaatkan untk meningkatkan
sifat metalurgi dari logam ini dalam penerapan yang sangat luas. Kemampuan Pb untuk berikatan
dengan atom N (nitrogen) untuk membentuk senyawa azida. Senyawa ini meruakan suatu jenis
senyawa mempunyai kemapuan ledakan dengan pencaran energi yang besar. Karena itu, senyawa
azida banyak digunakan sebagai denator (bahan peledak).Bentuk-bentuk dari persenyawaan yang
dibentuk oleh Pb dengan unsur kimia lainnya, serta fungsi dari bentuk persenyawaan tersebut apat
dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Bentuk Persenyawaan Pb dan Kegunaannya
Bentuk Persenyawaan Kegunaan
Pb + Sb Kabel telepon
Pb + As + Sn +Bi Kbel listrik
Pb + Ni Senyawa azida untuk bahan peledak
Pb + Cr + Mo+ Cl Untuk pewarnaan pada cat
Pb asetat Pengkilapan keramik & Bahan anti api
Pb + Te Pembangkit listrik tenaga panas
Tetrametil Pb & Tetraetil Pb Aditive untuk bahan bakar kendaraan
bermotor

Senyawa tetrametil-Pb dan tertraetil-Pb dapat diserap oleh kulit. Hal ini disebabkan kedua
senyawa tersebut dapat larut dalam minyak dan lemak. Sedangkan dalam lapisan udara tetraetil-
Pb akan teruarai dengan cepat karena adanya sinar matahari. Tetraetil-Pb akan teruarai membentuk
trietil-Pb, dietil-Pb dan monoetil-Pb. Semua senyawa uraian dari tetraetil-Pb tersebut memiliki bau
yang spesifik sepert bau bawang putih, sulit larut dalam minyak akan tetapi semua senywa turunan
ini dapat larut dengan baik dalam air. Senyawa-senyawa Pb dalam keadaan kering dapt terdispersi
di dalam udara, sehingga kemudian terhirup pada saat bernaas, dan sebagian akan menumpuk di
kulit dan atau terserap oleh daun tumbuhan.
Sumber-sumber lain yang menyebabkan Pb dapat masuk ke udara ada bermacam-macam.
Di antara sumber alternatif ini yang tergolon besar adalah pembakaran batu bara, asap dari pabrik-
pabrik yang mengolah senyawa alkil-Pb, Pb-oksida, peleburan bijih Pn dan transfer bahan bakar
kendaraan bermotor, karena senyawa alkil-Pb yang terdapat dalam bahan bakar tersebut dengan
sangat mudah menguap.
B. Pb di lingkungan sekitar
1. Timbal ( Pb ) di udara
Jumlah Pb di udara mengalami peningkatan sangat drastis sejak dimulainya revolusi
industri di Benua Eropa. Asap yang berasal dari cerobong pabrik sampai knalpot kendaraan telah
melepas Pb ke udara. Arus angin menerbangkan debu debu dan partikulat partikulat yang
mengandung Pb ke daerah kutub. Debu dan partikulat tersebut menumpak pada lapisan atmosfer
di kutub, dan dibawa turun oleh salju untuk selanjutnya membentuk lapisan es.
Emisi Pb pada lapisan atmosfir bumi dapat berbentuk gas dan partikulat. Emisi Pb dalam
bentuk gas, berasal dari gas kendaraan bermotor. Emisi tersebut merupakan hasil samping dari
pembakaran yang terjadi dalam mesin kendaraan. Pb yang merupakan hasil samping dari
pembakaran berasal dari senyawa tetrametil Pb dan tetraetil Pb yang selalu ditambahkan dalam
bahan bakar kendaraan bermotor dan berfungsi sebagai anti ketuk ( anti-knock ) pada mesin
mesin kendaraan.
Selain itu, dalam bahan bakar kendaraan bermotor biasanya ditambahkan pula bahan
scavenger, yaitu etilendibromida ( C2H4Br2 ) dan etilendikhlorida ( C2H4C12 ). Senyawa ini dapat
mengikat residu Pb yang dihasilkan setelah pembakaran, sehingga di dalam gas buangan terdapat
senyawa Pb dengan halogen.
Kandungan senyawa Pb dalam berbagai ikatan yang ada dalam asap kendaraan bermotor
dapat dilihat dalam tabel 1.2 berikut :

Tabel 1.2
Kandungan Senyawa Pb Dalam Gas Buangan
Kendaraan Bermotor
Senyawa Pb (%) 0 jam 18 jam
PbBrCl 32,0 12,0
PbBrCl. 2PbO 31,4 1,6
PbCl2 10,7 8,3
Pb(OH)Cl 7,7 7,2
PbBr2 5,5 0,5
PbCl2. 2PbO 5,2 5,6
Pb(OH)Br 2,2 0,1
PbOx 2,2 21,2
PbCO3 1,2 13,8
PbBr2. 2PbO 1,1 0,1
PbCO3. 2PbO 1,0 29,6

Senyawa tetrametil-Pb dan tetraaetil-Pb dapat diserap oleh kulit. Hal ini disebabkan kedua
senyawa tersebut dapat larut dalam minyak dan lemak. Sedangkan dalam lapisan udara tetraetil-
Pb terurai dengan cepat karena adanya sinar matahari. Tetraetil-Pb akan terurai membentuk trietil-
Pb, dietil-Pb dan monoetil-Pb. Semua senyawa uraian dari putih, sulit larut dalam minyak akan
tetapi semua senyawa turunan ini dapat larut denan baik dalam air. Senyawa-senyawa Pb dalam
keadaan kering dapat terdispersi di dalam uadara, sehingga kemudian terhirup pada saatbernafas,
dan sebagian akan menumpuk di dalam kulit dan atau terserap oleh daun tumbuhan.
Sumber-sumber lain yang menyebabkan Pb dapat masuk ke udara ada bermacam-macam.
Di antara sumber alternaif ini yang tergolong besar adalah pembakaran batu bara, asap dari pabrik-
pabrik yang mengolah senyawa alkil-Pb, Pb-oksida, peleburan bijih Pn dan transfer bahan bakar
kendaraan bermotor, kaena senyawa alkil-Pb yang terdapat dalam bahan bakar tersebut dengan
sangat mudah menguap.

2. Timbal ( Pb ) di air dan makanan


Secara alamiah, Pb dapat masuk ke badan perairan melalui pengkristalan Pb di udara
dengan bantuan air hujan. Di samping itu, proses korosifikasi dari bantuan mineral akibat
hempasan gelombang dan agin, juga merupakan salah satu jalur sumber Pb yang akan masuk ke
dalam badan perairan. Pb yang masuk ke dalam badan perairan sebagai dampak dari aktivitas
kehidupan manusia ada bermacam bentuk. Di antaranya adalah air buangan (limbah) dari industri
yang berkaitan dengan Pb, air buangan dari pertambangan bijih timah hitam dan buangan sisa
industri baterai.
Selain kontaminasi Pb pada minuman, juga ditemukan kontaminasi Pb pada makanan
olahan atau makanan kaleng. Makanan yang telah diasamkan dapat melarutkan Pb dari wadah atau
alat-alat oengolahannya. Proses masuknya Pb ke dalam tubuh dapat melalui beberapa jalur, yaitu
melalui makana dan minuman, udara dan perembesan atau penetrasi pada selaput atau lapisan
kulit. Senyawa-senyawa Pb organik relatif lebih mudah untuk diserap tubuh melalui selaput lendir
atau melalui lapisan kulit, bila dibandingkan dengan senyawa-senyawa Pb an-organik. Senyawa
Pb organik umumnya masuk ke dalam tubuh melalui jalur pernafasan dan atau penetrasi melewati
kulit. Penyerapan lewat kulit ini dapat terjadi disebabkan karena senyawa ini dapat larut dalam
minyak dan lemak.
C. Keracunan oleh Logam Pb
Selain dalam bentuk logam murni, timbal ditemukan dalam bentuk senyawa organik dan
inorganik. Semua bentuk Pb berpengaruh terhadap toksisitas pada manusia. Pengaruh toksisitas
akut jarang di jumpai, tetapi pengaruh toksititas kronis paling sering ditemukan. Pengaruh
toksisitas kronis sering dijumpai pada pekerja di pertambangan dan pabrik pemurnian logam,
pabrik mobil ( proses pengecatan ), penyimpanan baterai, percetakan, pelapisan logam, dan
pengecatan sistem semprot.
Mekanisme toksisitas Pb
Timbal adalah logam toksik bersifat kumulatif sehingga mekanisme toksisitasnya
dibedakan menurut beberapa organ yang dipengaruhinya yaitu sebagaai berikut.

Sistem hemopoietik
1.Pb mengahambat sistem pembentukan hemoglobin sehingga menyebabkan anemia.
Sistem syaraf pusat dan tepi.

Menyebabkan gangguan ensefalopati dan gejala gangguan syaraf perifer.


1. Sistem reproduksi
Menyebabkan kematian janin waktu melahirkan pada wanita serta hipospermi dan teratospermia
pada pria.
2. Sistem kardiovaskuler
Menyebabkan peningkatan permiabilitas kapiler pembuluh darah.
3. Sistem ginjal
Menyebabkan aminoasiduria, fosfaturia, glokusuria, nefropati, fibrosis, dan atrofi glomerular.
4. Sistem endokrin
Mengakibatkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi adrenal.
5. Sistem gastro intestinal
Menyebakan kolik dan konstipasi.
1. Efek Pb Sintesa Haemoglobin
Sel-sel darah merah merupakan suatu bentuk kompleks khelat yang di bentuk oleh logam
Fe (besi) dengan gugus haeme dan globin. Sintesa dari kompleks tersebut melibatkan 2 macam
enzim, yaitu enzim ALAD (Amino Levukinic Acid Dehidrase) atau asam amino levulinat
dehidrase dan enzim ferrokhelatase. Enzim ALAD adalah enzim jenis sitoplasma. Enzim ini akan
beraksi secara aktif pada tahap awal sintesa dan selama sirkulasi sel darah merah berlangsung.

Keracunan yang terjadi sebagai akibat kontaminasi dari loam Pb dapat menimbulkan hal-
hal sebagai berikut :
a. Meningkatkan kadar ALA ( d-Amino Levulinic Acid ) dalam darah dan urine.
b. Meningkatkan kadar protoporphirin dalam sel darah merah.
c. Memperpendek umur sel darah merah.
d. Menurunkan jumlah sel darah merah.
e. Menurunkan kadar retikulosit (sel-sel darah merah yang masih muda).
f. Meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah.
1. Efek Pb Pada Sistem Syaraf
Di antara semua sistem pada organ tubuh, sistem syaraf merupakan sistem yang paling
sensitif terhadap daya racun yang dibawa oleh logam Pb. Pb dapat menimbulkan kerusakan pada
otak. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan otak, sebagai akibat dari keracunan Pb adalah
epilepsi, halusinasi, kerusakan pasa otak besar, dan delirium, yaitu sejenis penyakitt gula.
2. Efek Pb Pada Sistem Reproduksi
Percobaan terhadap tikus putih jantan dan betina yang diberi perlakuan dengan 1 % Pb
asetat kedalam makanannya, menunjukkan hasil berkurangnya kemampuan sistem reproduksi dari
hewan tersebut. Embrio yang dihasilkan dari perkawinan yang terjadi tikus jantan yang diberi
perlakuan dengan tikus betina normal, mengalami hambatan dalam pertumbuhannya. Sedangkan
janin pada betina yang diberi perlakuan mengalami pengukuran dalam ukuran, hambataan pada
pertumbuhan dalam rahim induk dan setelah dilahirkan.
3. Efek Pb Terhadap Jantung
Organ lain yang dapat diserang oleh racun yang dibawa oleh logam Pb adalah jantung.
Namun sejauh ini perubahan dalam otot jantung sebagai akibatdari keracunan Pb baru ditemukan
pada anak-anak. Perubahan tersebut dapat dilihat dari ketidaknormalan EKG. Tetapi setelah
diberikan bahan khelat, EKG akan kembali normal.
4. Efek Pb terhadap ginjal
Senyawa senyawa Pb yang terlarut dalam darah akan dibawa oleh darah ke seluruh sistem
tubuh. Pada peredarannya, darah akan terus masuk ke glomerulus yang merupakan bagian dari
ginjal. Dalam glomerulus tersebut terjadi proses pemisahan akhir dari semua bahan yang dibawa
darah, apakah masih berguna bagi tubuh atau
harus dibuang karena sudah tidak diperlukan lagi. Ikut sertanya senyawa Pb yang terlarut dalam
darah ke sistem urinaria ( ginjal ) dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada saluran ginjal.
Kerusakan yang terjadi tersebut disebabkan terbentuknya intranuclear inclusion bodies
yangdisertai dengan membentuk aminociduria, yaitu terjadinya kelebihan asam amino dalam
urine.
Aminociduria dapat kembali normal setelah selang waktu beberapa minggu, tetapi
intranuclear inclusion bodies membutuhkan waktu bertahun tahun untuk kembali normal.
5. Efek Pb terhadap endokrin
Efek yang dapaat ditimbulkan oleh keracunan Pb terhadap fungsi sistem endokrin mungkin
merupakan yang paling sedikit yang pernah diteliti dibandingkan dengan sistem sistem lain dari
tubuh.
Pengukuran terhadap steroid dalam urine pada kondisi paparan Pb yang berbeda dapat
digunakan untuk melihat hubungan penyerapan Pb oleh sistem endokrin. Dari pengamatan yang
dilakukan dengan paparan Pb yang berbeda terjadi pengurangan pengeluaran steroid dan terus
mengalami peningkatan dalam posisi minus. Kecepatan pengeluaran aldosteron juga mengalami
penurunan selama pengurangan konsumsi garam pada orang yang keracunan Pb dari penyulingan
alkohol. Endokrin lain yang diuji pada manusia adalah endokrin tiroid. Fungsi dari tiroid sebagai
hormon akan mengalami tekanan bila manusia kekurangan I 131 ( yodium isotop 131 ).
7. Efek Pb terhadap gasro intestinal
Pada kebanyakan negara berkembang termasuk Indonesia, toksisitas Pb terjadi pada anak
balita, umur sekitar 2 4 tahun yang tinggal di kawasan kumuh dan dibawah standar hidup layak,
sehingga kecukupan gizi sangat dibawah standar. Anak yang hidup dalam lingkugan tersebut
cenderung mempunyai kebiasaan makan sembarangan dan mengkonsumsi bahan yang tercemar
Pb.
Anak usia balita sampai menjelang kedewasan ( sekitar 10 tahun ), biasanya lebih peka
terhadap toksisitas timbel daripada orang dewasa, hal ini disebakan karena :
a. Anak tersebut mengkonsumsi makanan lebih banyak bila dihubungkan dengan setiap unit bobot
badannya.
b. Absorpsi Pb lebih intensif dalam saluran pencernaannya.
c. Organ vitalnya, seperti otak, ginjal, hati dan tulangnya relatif masih muda dan terus berkembang.
Gejala keracunan akut biasanya dimulai
d. dengan hilangnya nafsu makan, diikuti dengan sakit perut dan muntah, tidak ada keinginan untuk
bermain, berjalan
sempoyongan, sulit berkata, ensefalopati dan akhirnya koma. Sedangkan pada keracunan kronis
tidak begitu terlihat gejalanya secara nyata, tetapi berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa
anak akan mengalami kemunduran dalam berpikir sehingga anak penderita tersebut mejadi bodoh.
E. Upaya upaya penanggulangan pencemaran oleh Pb
Lebih baukmencegahdaripadamengobatimerupakansuatu motto yang
tetapdiakuihinggasaatini.Untukitu, sebelumterjadikasus yang lebihparahperludilakukantindakan-
tindakanpencegahan.
Menurut Umar FahmiAchmadmenyatakanpengendalianPb yang merupakansebagiandari
gas buangkendaranbermotorcukupsulit, karenacukupbanyak variable yang
mempengaruhinyadiantaranyacaramengemudi, ketaatanperawatan, kemacetan,
banyaknyakendaraanpribadi, dll.Untukituperludilakukanbebrapapendekatan ,antara lain :
1. PendekatanTeknis
Timahhitam yang keluardariknalpotberbentukpartikel yang sangathalus,
adanyapolutantimbal (Pb) karenadalambensindiberikanbahantambahberupaPb (C2H5)4yaitu Tetra
EthilLead (TEL)
sebagaiupayauntukmeningkatkanangkaoktan.PartikelPbdapatmencemaritanamanpangan,
danbilahasiltanamantersebutdikonsumsimanusiamakadapatmenyebabkankeracunan.
UntukmenghilangkanpolutanPbdapatdilakukansecarateknik,
yaitudenganmengendalikanbahanbakar yang akandigunakanolehkendaraanbermotor. Hal
inidapatdilakukandenganmenggantikan TEL dengan anti knocking yang lain yang
tidakmengandungPb.Mencari bahan alternatif juga merupakan solusi yang banyak ditawarkan.
Bahan bakar tersebut dapat berupa bahan bakar gas (BBG).
Mobil listrik merupakan solusi program langit biru yang paling tepat karena tidak
menggunakan motor bakar sebagai tenaga penggerak, melainkan motor listrik sehingga emisinya
nol. Pada saat ini mobil listrik bukan Propotipe lagi melainkan sudah diproduksi secara massal dan
dijual pada pasar mobil.

2. Pendekatan planatologi, administrasi dan hukum


Pemerintah mempunyai posisi yang paling srategis dalam upaya pengendalian
pencemaran Pb ini. Pemerintah dapat menyusun tata kota dan rambu lalu lintas yang
memungkinkan kendaraan dapat berjalan lancar, dapat mengontrol kadar Pb dan mengenakan
sanksi atas pengendara yang melanggar. Menurut hasil uji emisi kendaraan bermotor akhir juni
1996 di Jakarta selama 6 hari, sebanyak 60% kendaraan brmotor telah melampaui baku mutu
emisi.
Hukum sebagai salah satu sarana dalam upaya untuk mencegah dan menanggulangi akibat dari
emisi gas kendaraan bermotor karena di undang-undang telah disebutkan syarat syarat kendaraan
bermotor.
3. Pendekatan Edukasi
Upaya mengurangi Pb dalam udara bukan hanya tugas pemerintah saja, melainkan
tanggung jawab seluruh rakyat. Untuk itu dapat dilakukan dngan cara :
a. memberikaninformasisecaraintensifkepadamasyarakattentangdampakPb
padakesehatandanlingkungan ,sertabagaimanacaramengatasinya. Dengan mengetahui dampak
tersebut diharapkan timbul kesadaran masyarakat untuk melakukan upaya mengatasinya.
b. melakukanpendidikanpelatihanpada orang-orang yang potensialmenjadipenyebab
meningkatnyapencemaranPb ,sepertipengemudi ,pemilikkendaraanbermotor,mekanik/teknisi
yang melakukanperawatankendaraan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kehidupan, logam Pb sangat membantu dalam hal pemenuhan kehidupan
manusia, misal untuk pembuatan baterai, bahan bakar kendaraan sebagai penghantar listrik dll.
Namun kurangnya kebijakan manusia dalam menggunakannya secara rasional membuat Pb sangat
berbahaya di alam yang akhirnya juga mengganggu khidupan manusia itu sendiri . karena
Pencemaran Pb di berasal dari gas buang kendaraan bermotor, dimana zat tersebut berdampak
sangat berbahaya bagi kesehatan.
Untuk mengendalikan pencemaran Pb tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan
teknis yaitu dengan mengupayakan pembakaran sempurna dan mncari bahan bakar alternatif.
Pemerintah mempunyai posisi strategis untuk melakukan pendekatan Planatologi ,administrasi dan
hukum. Sedangkan untuk meningkatkan kedisiplinan peraatan dan cara mengemudikan yang baik
dan bnar dapat dilakukan pendekatan edukatif
B. Saran
Penyusun menyarankan agar mahasiswa dapat lebih bermawas diri terhadap
pencemaran Pb di lingkungan sekitar dengan banyak membaca buku, artikel, jurnal, literatur dam
berbagai informasi tentang bahaya Pb di lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Moch Solikin, Dampak dan Upaya Pengendalian Gas Buang Kendaraan Bermotor, Cakrawala
Pendidikan No.3, Tahu XVI, Nov 1997.
Wardhana, A.W.2004.Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta : Penerbit Andi
Darmono,2009,Farmasi forensik dan Toksikologi.jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Presss)
Palar,H.2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.jakarta.PT Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai