Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH SOSIOLOGI LINGKUNGAN

SUMBER: https://youtu.be/ruH03WooR_8

“PENCEMARAN UDARA DAN EFEK RUMAH KACA”

NAMA: MUH. ARDIANSYAH A


NIM:M1B117070
KELAS:ILMU LINGKUNGAN B

JURUSAN ILMU LINGKUNGAN


FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, khalik
langit dan bumi. Karena atas penyertaan-Nya sehinggah saya biasa
menyelesaikan makalah sosiologi lingkungan ini.Dengan pembuatan
makalah yang berjudul “Pencemaran Udara dan efek rumah kaca” ini
pembaca diharapkan dapat lebih mengenal tentang apa yang dimaksud
dengan polusi udara. Pembaca juga diharapkan dapat mengambil hikmah
dan pelajaran yang berharga.
Makalah ini dibuat untuk dijadikan sebagai sarana untuk
menambah wawasan bagi pembacanya.
Saya berharap makalah ini akan berguna bagi pembelajaran khususnya
pada materi pencemaran udara. Dan saya sangat berterima kasih dan
sangat senang apabila makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
dalam proses kegiatan belajar-mengajar.Saya tahu bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran dari dosen, teman-teman, dan atau siapa saja. Saran dan
kritikan yang diberikan akan saya terima dengan lapang dada. Mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terutama pada
diri saya sendiri. Akhir kata , saya ucapkan banyak terima kasih.

Kendari,7 Januari 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN……………………………………………………1
KATAPENGANTAR…………………………………………………...2
BAB 1
PENDAHULUAN...................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................3
1.2 Tujuan dan Manfaat.........................................................................4
1.3 Rumusan Masalah............................................................................4
BAB II......................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA................................................................................5
2.1 Pengertian Pencemaran Udara.........................................................5
2.1   Klasifikasi Bahan Pencemar Udara................................................6
2.3 Zat-zat Pencemaran Udara...............................................................7
BAB 3 PEMBAHASAAN........................................................................9
3.1 Penyebab Pencemaran Udara...........................................................9
3.2 Dampak Pencemaran Udara...........................................................10
..................................................................................................................
3.3 Pencegahan Pencemaran Udara.....................................................15
3.4  Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara.................................17
BAB IV PENUTUP................................................................................21
4.1   Simpulan......................................................................................21
4.2   Saran.............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan
komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena
manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam
mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam
dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan
teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang
sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup
berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah
pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi
yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan
perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia mulai
bersifat konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya.

Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh


pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang
diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan
gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan
awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Pencemaran yang
terjadi adalah akibat dari aktivitas yang dilakukan manusia. Lingkungan dapat
dikatakan tercemar jika terkontaminasi oleh bahan pencemar yang dapat
mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu
ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh
keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari
meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.

Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia


semakin bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan,
sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang
diambil dari lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di negara maju ataupun
negara berkembang. Untuk memenuhi kebutuhan populasi yang terus meningkat,
harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui
industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong
semakin berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain:

        1.Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar,
baik macam maupun jumlahnya.

        2.Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan. Populasi


manusia mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat
mencemari lingkungan.

        3.Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan
sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.

Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran.


Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu
pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan
lingkungan akibat pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat kritis. Pernah
terjadi bencana lingkungan seperti sampah, banjir dan masih banyak lagi. Dalam
makalah ini akan dibahas tentang jenis-jenis pencemaran dan penyebabnya serta
solusi yang ditawarkan agar kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat
diminimalisasi.

1.2 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memperluas pengetahuan tentang
pencemaran lingkungan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan
dan kesehatan manusia juga cara mencegah dan menanggulanginya.

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah kita dapat mengetahui lebih dalam
tentang masalah pencemaran lingkungan beserta dampak yang ditimbulkannya
juga cara mencegah dan menanggulanginya.

1.3 Rumusan Masalah
1. Apa saja penyebab dari pencemaran udara ?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara pada
lingkungan dan kesehatan manusia?
3. Adakah cara untuk mencegah dan menaggulangi terjadinya pencemaran
udara?

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pencemaran Udara
  Menurut UU No. 32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Menurut Salim yang dikutip oleh Utami (2005) pencemaran udara diartikan
sebagai keadaan atmosfir, dimana satu atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah
dan konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan mahluk hidup, merusak
properti, mengurangi kenyamanan di udara. Berdasarkan definisi ini maka segala
bahan padat, gas dan cair yang ada di udara yang dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman disebut polutan udara.

Sedangkan menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran udara


adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan
udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh
manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada
manusia, binatang, vegetasi dan material karena ulah manusia (man made).

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing


di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari
keadaan normalnya (Wisnu, Dampak pencemaran lingkungan : 27)

Jadi, pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur


berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan
kualitas lingkungan.

Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di


dalamrumah, di ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka
disebut sebagai pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan bila
pencemarannya terjadi dilingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional maka
disebut sebagai pencemaran di luar ruang (outdoor pollution).Umumnya,  polutan
yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebutberasal dari hasil
proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-
mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap
tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar,
yaitu: CO2(karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan
NOx (nitrogen oksida).

2.1   Klasifikasi Bahan Pencemar Udara


Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya
pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan
manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan
dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global
atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.

Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder :

1. Polutan primer

Polutan primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara atau polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu,
dan dapat berupa:

a.       Polutan Gas terdiri dari:

 Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon


oksida (CO atau CO2) karena ia merupakan hasil dari pembakaran
 Senyawa sulfur, yaitu oksida.
 Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida, hidrokarbon
terklorinasi, dan bromin.

b.      Partikel

Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa zat
padat maupun suspense aerosol cair sulfur di atmosfer. Bahan partikel tersebut
dapat berasal dari proses kondensasi, proses  (misalnya proses menyemprot/
spraying) maupun proses erosi bahan tertentu.

2.      Polutan Sekunder


Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-
pencemar primer di atmosfer sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau
lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah
disosiasi NO2 yang menghasilkan NO dan O radikal.

Proses  kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

a)      Konsentrasi relative dari bahan reaktran

b)      Derajat fotoaktivasi

c)      Kondisi iklim

d)     Topografi lokal dan adanya embun.

2.3 Zat-zat Pencemaran Udara


Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:

Karbon monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon,


CFC, Timbal dan Karbondioksida.

1. Karbon monoksida (CO)

Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari
pembakaran

tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan bermotor.

2. Nitrogen dioksida (NO2)

Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik,
pembangkit

energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.

3. Sulfur dioksida (SO2)

Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini
biasanya digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.
4. Partikulat (asap atau jelaga)

Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari
cerobongpabrik berupa asap hitam tebal.

Macam-macam partikel, yaitu :

a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara

b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara

c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan
melayang berhamburan di udara

d. Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara

5. Hidrokarbon (HC) Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar yang tidak

6. Chlorofluorocarbon (CFC) Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan


ozon yang ada di atmosfer bumi.

Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam
kebakaran,pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.

7. Timbal (Pb) Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan


pembakaran pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan
timbal oksida yang berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh
manusia.

8. Karbon dioksida (CO2) Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan
bakar kendaraan bermotor danpabrik serta gas hasil kebakaran hutan.
BAB III
PEMBAHASAAN
3.1 Penyebab Pencemaran Udara
Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam industri dan
teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan
bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup di sekitar kita
menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran.

            Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu :

1. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh:

1. Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.

2.Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas
vulkanik.

3.Proses pembusukan sampah organik, dll

2.Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:

1.Hasil pembakar bahan bakar fosil.

2.Debu/serbuk dari kegiatan industri

3.Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara

3.2 Dampak Pencemaran Udara


Terhadap Lingkungan Alam
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara
lain:hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.

1. Hujan Asam
Istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis
tentang polusi industri di Inggris. Hujan asam adalah hujan yang memiliki
kandungan pH (derajat keasaman) kurang dari 5,6. Pencemar udara seperti SO2 dan
NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.
Dampak dari hujan asam ini antara lain:
 Mempengaruhi kualitas air permukaan
 Merusak tanaman
 Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
 Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan bercampur dengan
embun. Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi
tetesan-tetesan asam yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam. Namun,
bila H2SO2 dan HNO2 dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun ke
permukaan bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut
dengan deposisi asam.
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar
fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan pembangkit
energi listrik) akan menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan
O2 yang dihirup oleh makhluk hidup dan sisanya akan langsung mengendap di
tanah sehingga mencemari air dan mineral tanah.
1. Penipisan Lapisan Ozon
Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil. Di
atmosfer, ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada
ketinggian 15-60 km di atas permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk
melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari dan
berbahaya bagi kehidupan.
Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting
Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak lapisan
ozonsehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia
buatantersebut dapat membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat
lepasnya ikatan O3menjadi O2. Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai
lubang ozon (ozone hole).

Diperkirakan telah timbul adanya lubang ozon di Benua Artik dan Antartika. Oleh
karena itulah, PBB menetapkan tanggal 16 September sebagai hari ozon dunia
dengan tujuan agar lapisan ozon terjaga dan tidak mengalami kerusakan yang
parah.

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan


pelindung alami bumi yang berfungsi menyaring radiasi ultraviolet B dari
matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara
alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan
lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari tidak tersaring dan dapat
mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.
2. Pemanasan Global
Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi pantulan panas dari
bumi ke atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas. Peristiwa ini
disebut dengan efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca ini
mempengaruhi terjadinya kenaikan suhu udara di bumi (pemanasan global).
Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan
menimbulkan dampak berupa berubahnya pola iklim.
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di
lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan
menimbulkan fenomena pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

 Pencairan es di kutub
 Perubahan iklim regional dan global
 Perubahan siklus hidup flora dan fauna
Proses terjadinya efek rumah kaca
Permukaan bumi akan menyerap sebagian radiasi matahari yang masuk ke bumi
dan memantulkan sisanya. Namun, karena meningkatnya CO2 di lapisan atmosfer
maka pantulan radiasi matahari dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang dan akan
kembali dipantulkan ke bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi
menjadi semakin panas (pemanasan global). Peristiwa ini sama dengan yang terjadi
di rumah kaca. Rumah kaca membuat suhu di

dalam ruangan rumah kaca menjadi lebih panas bila dibandingkan di luar ruangan.
Hal ini dapat terjadi karena radiasi matahari yang masuk ke dalam rumah kaca
tidak dapat keluar

Dampak Pencemaran Udara Terhadap Manusia


1. Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh
melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh
bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di
saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat
mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran
darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum
dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di
antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

Partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, manusia, tanaman, dan
hewan. Udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai
penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit
saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel yang masuk atau
mengendap di dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau
pengendapannya. (Wardhana, Wisnu Arya 1999)

Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel yang


masuk atau terhisap ke dalam paru-paru. Adapun jenis-jenis penyakit
pneumoniosis seperti :

a.       Penyakit Antrakosis

Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh pencemaran debu


batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja tambang batubara atau
pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara seperti power plant
(pembangkit listrik tenaga uap. Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang
ditandai dengan sesak napas

b.      Penyakit Silikosis

Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang
terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika ini
banyak terdapat di industri besi baja, keramik, pengecoran beton, proses
permesinan seperti mengikir, menggerinda. Di samping itu debu silika juga
terdapat di penambangan bijih besi, timah putih, dan tambang batu bara. Penyakit
silikosis akan lebih buruk lagi, kalau penderita sebelumnya sudah menderita
penyakit TBC paru-paru, bronchitis kronis, astma broonchiale dan penyakit
pernapasan lainnya. Pada awalnya, penyakit silikosis ditandai dengan sesak napas
yang disertai dengan batuk-batuk tanpa dahak.

c.       Penyakit Asbestosis


Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang
mencemari udara. Asbes merupakan campuran berbagai macam silikat terutama
selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa
dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan,
tumbuhan dan manusia

Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:

1. Karbon monoksida (CO)

Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh


terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada
dada, nafas pendek, sakit kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan
menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila
keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO), dapat
menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.

2. Nitrogen dioksida (SO2)

Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.

3. Hidrokarbon (HC)

Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.

4. Chlorofluorocarbon (CFC)

Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang berkulit


terang, katarak dan melemahnya sistem daya tahan tubuh

5. Timbal (Pb)

Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental serta

mempengaruhi kecerdasan otak.

6. Ozon (O3)

Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil


paru-paru.

7. NOx

Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.


Dampak Pencemaran Udara Bagi Kehidupan Hewan
1. Penipisan lapisan ozon

Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya rantai
makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah
fitoplankton.

2. Hujan asam

Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air terganggu.

3. Pemanasan global

Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada


kehidupan hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan
candi-candi. Iklim dunia yang berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau
panjang, bencana alam dan naiknya permukaan laut. Kemarau panjang memicu
terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya produksi panen, bencana alam (banjir,
gempa, tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut yang meninggi akan
mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah-daerah pesisir pantai.

Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan


1. Hujan Asam

– Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan


(karena memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen)
dan mengganggu pertumbuhan tanaman.

– Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah
sehingga tanah akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.

2 Penipisan Lapisan Ozon

Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti


beras, jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan
produsen bagi rantai makanan di laut.

3 Pemanasan global

Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman hayati.


Keanekaragaman hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan
untuk bertahan hidup berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
4 Gas CFC

Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi mutasi


genetik (perubahan sifat organisme).

3.3 Pencegahan Pencemaran Udara


Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat dan
sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu
menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan
kesehatan.

      Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti


mengurangi polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan,
mengubah polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.

      1.       Mencegah pencemaran udara berbentuk gas

a. Adsorbsi

Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul polutan atau ion pada permukaan
zat padat-adsorben-seperti karbon aktif dan silikat. Adsorben mempunyai sifat
dapat menyerap zat lain sehingga menempel pada permukaannya tanpa reaksi
kimia serta memiliki daya kejenuhan yang bersifat disposal (sekali pakai buang)
atau dibersihkan dulu, kemudian digunakan lagi.

b. Absorbsi

Absorbsi merupakan proses penyerapan yang memerlukan solven yang baik untuk
memisahkan polutan gas dengan konsentrasinya. Metoe absorbs ini pada
prinsipnya hampir sama dengan metode adsorbsi, hanya bedanya bahwa emisi
hidrokarbon mengalami kontak dengan cairan di mana hidrokarbon akan larut atau
tersuspensi.

c. Kondensasi

Kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau bendda gas menjadi benda
cair pada suhu udara di bawah titik embun. Polutan gas diarahkan mencapai titik
kondensasi tinggi dan titik penguapan yang rendah, seperti hidrokarbon dan gas
organic lainnya.

d. Pembakaran
Pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang
terdapat di dalam polutan dengan mempergunakan proses oksidasi panas yang
disebut inceneration. Iceneration merupakan salah satu metode dalam pengolahan
limbah padat dengan menggunakan pembakaran yang menghasilkan gas dan residu
pembakaran.

      2.       Mencegah pencemaran udara berbentuk partikel

a.        Filter

Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau polutan partikel yang ikut
keluar pada cerobong atau stack pada permukaan filter, agar tidak ikut terlepas ke
lingkungan sehingga hanya udara bersih saja yang keluar dari cerobong.
Penggunaan filter udara seharusnya disesuaikan dengan sifat gas buangan yang
keluar seperti berdebu banyak, besifat asam, bersifat alkalis dan sebagainya.
Beberapa contoh jenis filter yang banyak digunakan seperti cotton, nylon, orlon,
dacron, fiberglass, polypropylene, wool, nomex, tefloyn.

b.      Filter basah

Cara kerja filter basah atau scrubbers/wat collectors adalah membersihkan udara
kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangakan udara yang
kotor dari bagian bawah alat.

c.        Elektrostatik

Alat pengendap elektrostatik dapat digunakan untuk membersihkan udara kotor


dalam jumlah yang relative besar. Alat ini menggunakan arus searah (DC) yang
mempunyai tegangan antara 25-100 kv, berupa tabung silinder di mana dindingnya
diberi muatan positif sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat
silinder, sejajar dinding silinder, diberi muatan negative.

d.      Kolektor Mekanik

Mengendapkan polutan partikel yang ukurannya relative besar dapat dengan


menggunakan tenaga gravitasi. Pengendap siklon atau cyclone Separators adalah
pengendap debu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang
berdebu.

e.       Program penghijauan

Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara berupa karbon dioksida


(CO2) dan melepaskan oksigen (O2). Tumbuh-tumbuhan akan menghisap dan
mengurangi polutan, dengan melepaskan gas oksigen maka akan mengurangi
jumlah polutan di udara.

Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai paru-paru kota maka kualitas


udara akan semakin sehat sehingga akan mendukung program langit biru
(prolabir). Program penghijauan ini seharusnya merupakan gerakan nasional agar
semua pihak dapat berpartisipasi aktif.

f.       Ventilasi udara

Penggunaan dan penempatan ventilasi udara seharusnya disesuaikan dengan


kebutuhan. Perhatian utama yaitu tercukupnya kebutuhan gas oksigen (O2) dalam
ruangan serta menjadikan udara dalam ruangan bebas dari berbagai polutan. Bila
akan menggunakan exhaust fan, maka usahakan dekat dengan sumber pencemaran,
agar polutan segera dapat keluar dalam ruangan.

3.4  Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara


Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang
dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan
sesudah terjadinya pencemaran.

1. Usaha Preventif (sebelum pencemaran)

1. Mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.

2. Mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.

3. Mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)


bagi industri atau usaha yang menghasilkan limbah.

4. Tidak membakar sampah di pekarangan rumah.

5. Tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi


penggunaan AC dalam kehidupan sehari-hari.

6. Tidak merokok di dalam ruangan.

7. Menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.

8. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.

9. Ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung.
10. Tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara
sembarangan.

11. Mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan


ruang.

12. Menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.

13. Mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.

14. Mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.

b. Usaha kuratif (sesudah pencemaran)

Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa
usahauntuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:

1. Menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran


lingkungan.

2. Kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan


lingkungan dari polutan.

3. Melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik


daur ulang.

4. Menggunakan penyaring pada cerobong di kilang minyak atau pabrik yang


menghasilkan asap atau jelaga penyebab pencemaran udara.

5. Mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat


guna yang berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat
pencemaran udara, misalnya menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal
yang rendah (BBG).

c. Program pemerintah

Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan


programprogram yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya
pencemaran udara, yaitu :

1. PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan


untuk meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan
melakukan uji emisi kendaraan bermotor.
2. Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik.

3. Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya
dengan energi

Alternatif lainnya.

4. Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang sudah tua dan tidak
layak pakai.

5. Larangan menggunakan gas CFC.

6. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT (dikhloro difenil


trikhloro etana).

7. Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.

8. Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan


lapisan ozon

1. Secara nasional dan internasional

Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan
sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar
dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara
kota dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya :

1.      Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi,
sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api diperbanyak dan
ditinjau sesuai denga  kebutuhan.

2.      Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu


dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama
yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan
udara.

3.      Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas
dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas
terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu
lintas dan mengurangi polusi udara.
4.     Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang
sering diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan
bermotor akan memperlambat laju.

5.      Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun
pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk
melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan
yang lain.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


 NOMOR 41 TAHUN 1999tentang PENGENDALIAN PENCEMARAN
UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
 Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945
 Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup
(lembaran negara tahun 1997 nomor 68, tambahan lembaran negara nomor
3699)
BAB IV
PENUTUP
4.1   Simpulan
Menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran udara adalah bertambahnya
bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang
mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang
dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang,
vegetasi dan material karena ulah manusia (man made).

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di


dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari
keadaan normalnya (Wisnu, Dampak pencemaran lingkungan : 27)

Jadi, Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur


berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan
kualitas lingkungan.

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu : Karena faktor
internal (secara alamiah), contoh: debu yang beterbangan akibat tiupan angin, Abu
(debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik.,
Proses pembusukan sampah organik, dll. Dan karena faktor eksternal (karena ulah
manusia), contoh: hasil pembakar bahan bakar fosil, debu/serbuk dari kegiatan
industri, pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara

Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara


lain: hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.

Selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa


dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan,
tumbuhan dan manusia.
Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain: mampu mengikat Hb
(hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut
menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek,
sakit, kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur.
Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70
– 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan
diikuti dengan kematian.

Dampak pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain: – Merusak


kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena
memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan
mengganggu pertumbuhan tanaman.

            Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari


sifat dan sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah
dilakukan yaitu menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari
terjadinya gangguan kesehatan.

            Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti


mengurangi polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan,
mengubah polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.

Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang


dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan
sesudah terjadinya pencemaran.

Usaha Preventif (sebelum pencemaran) yang dapat dilakukan yaitu :

1. Mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.

2. Mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.

3. Mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)


bagi industri atau usaha yang menghasilkan limbah.

Usaha kuratif (sesudah pencemaran) yang dapat dilakukan :

1. Menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran


lingkungan.

2. Kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan


lingkungan dari polutan.
3. Melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik
daur ulang.

Selain usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan


programprogram yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya
pencemaran udara, yaitu; PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak
Agustus 1996. Bertujuan untuk meningkatkan kembali kualitas udara yang telah
tercemar, misalnya dengan melakukan uji emisi kendaraan bermotor.

4.2   Saran
Pencemaran udara memiliki dampak yang sangat menbahayakan kehidupan di
bumi, dampak yang terjadi tidak hanya bagi manusia, hewan  dan tumbuhan saja
tetapi juga kepada lapisan ozon bumi.

Jika melihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara maka
sebaiknya perlunya pengetahuan yang mendalam terhadap pencemaran udara.
Perlunya pengetahuan tentang cara – cara mencegah serta menganggulangi efek
dari pencemaran lingkungan perlu dipelajari dengan seksama. Hal ini dilakukan
agar dampak yang terjadi akibat pencemaran udara dapat di tanggulangi dan di
cegah sedini mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Bandung : TARSITO.
Anonim. 2009. Polusi Udara.
http://oerleebook.files.wordpress.com/2009/10/polusi-udara.pdf
Anonim. 2011. Pencemaran Udara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21023/4/Chapter%20II.pdf
Rahman. 2012.  Dampak Pencemaran Lingkungan.
http://rahmankesling.blogspot.com/2012/12/dampak-pencemaran-udara-dan-
solusinya_4719.html
Anonim. 2013. Upaya Penanggulangan Polusi Udara
http://takbagi.blogspot.com/2013/02/upaya-penanggulangan-polusi-udara.html
Anonim. Tt. Penyebab Polusi Udara.
http://www.artikellingkunganhidup.com/penyebab-polusi-udara.html
Dewa. 2013. Dampak Pencemaran Udara dan Solusinya.
http://dewa-sumberilmu.blogspot.com/2013/05/dampak-pencemaran-udara-dan
solusinya.html
Mala. 2012. Cara Mengatasi Pencemaran Udara.
http://malabisofyan11.blogspot.com/2012/05/cara-mengatasi-pencemaran-
udara.html

 
 
 
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai