Anda di halaman 1dari 43

Expert Group Meeting Investing in Disability

Ibis Acardia, 11-13 September 2012


Hari I : Selasa, 11 September 2012
Peserta :
1 Rhino Arifiansyah
2

Nurhamid Kamaatmaja

Dra. Endang Rahayu

Edy Supriyanto

Mohammad Joni Yulianto, MPA

Santi Kusumaningrum

Dedi

Marisa Kristianah

Ending Rahayu

1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0

Bambang S
M. JoniYulianto
Novilia
Patricia Bachtiar
Sara Park
Santy Otto
Jan Priebe
St. Cizilia
Nurul Mujahit
Dedi Mulia
Praptono

2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
3
1
3
2
3
3
3
4
3
5
3
6
3
7
3
8
3
9
4
0
4
1
4
2
4
3
4
4
4
5

Christian Mamahit
Harpalis Alwi
Dian Irawati
B. Prastowo
Surya Tjandra
Dadun
Hartaty Sarma
Ema Widiati
Francisia Seda
Theresia Kaunang
Pudjo T
Astrid
Mimi Lusli
Adi Prasetya
Rini
Eriando R.S
Ellen Isabella W
Cecilia Sagita
Nurcahyo B W
Binti Khofifah

2 Rosiana PW
4
1
6
2 Desi Ariandini
4
2
7
2 Alen Ermanita
4
3
8
2 Agustine S. Putri
4
4
9
2 Ester Fitrinika HW
5
5
0
Pembukaan dan Sesi I
Acara di mulai pukul 09.00 dibuka oleh Bapak Prof. Bambang dan Ibu Mimi Lusli
Pembicara:
1. Prof DR Bambang Shergi L
2. Vivi Yulaswati Ph.D
3. Edy Supriyanto
Moderator: Mimi Lusli
Waktu: 09.15 10.40 WIB
Moderator mengucapkan salam, senang bapak ibu hadir untuk diskusi ekpert tentang isu
disabilitas, apa yang bisa dilakukan warga untuk kelompok disabilitas
Minta maaf karena pak Ir tidak bisa hadir (sakit)
Kemiskinan, perlindungan sosial, disabilitas, ketunagandaan
Urutan pak bambang sambutan, ibu Vivi dan pak edy
Bambang:
Komunitas yang memberi passion pada isu yang
Mewakili pak ir melakukan pengkajian, sosialisasi dan mendorong agenda publik mengenai isu
disabilitas.......penuh dengan kebrsamaan keadilan dan kebahagiaan
Expert group meeting untumk mengumpulkan gagasan terbaik, semua komponen bisa bersinergi,
kasih kontribusi terbaik bagi kebijakan di tingkat nasional, lokal maupun grass root
Mengkrerucut pada kajian di wilayah klaten, untuk memetakan (maping)
Penajaman isu...... memperoleh gambaran yang lengkap tentang isu yang curent dan langkah ke
dapannya ......
Moderator:
Disabilitas menjadi agenda publik menurut pak B, sehingga kehadiran orang 2 dengan disabilitas
sudah diperhitungkan dan bisa berkontribusi sebagai warga negara yang baik
Vivi:
Baru 7 bulan dalam posisi sekarang dan belajar tentang disabilitas. Terkait urusan di republik ini
setiap pihak harus sinergi,
Saat ini harus lebih tahu persoalann, siapa yang disasar
Kacamatanya tidak terlalu tajam di pusat sehingga perlu penajaman

Pada awalnya mulai melakukan pembicaraan di PUSKA dan lembaga internasipnal (GIZ) yang
akhirnya ada sumber dana untuk 4 bulan melakukan kaji cepat seperti apa permasalahan dan juga
ada rekomendasi yang cukup valid dan bold untuk melakukan penanganan disabilitas ke depan
Nantinya akan dicobakan masukan2 yang ada dalam konteks lokal. Dengam kontekis
Semcam model yang direplikasikan untuk daerah2 dengan dosabilitas
Kondisi umum kesejahteraan masyarakat sudah ada (banyak orang pake motor, hp), harapan
hidup meningkat (70 tahun). Kelas menengah jumlahnya meningkat tapi masih rentan, masih
menyisakan kelompok msikin dan rentan dalam jumlah yang signifikan (negara ke4
Angka kemiskinan menurun namun laju kemiskinan terlambat ke depan akan meloihat
kemiskinan stagnan
Disparitas antara kelompok pendapatan dan wilayah semakin meningkat
Sebagian besar orang miskin tinggal di desa, terkait dengan akses. Gini ration meningkat
(disparitas)
Kenapa disparitas terjadi:
Kue pembangunan dinikmati oleh kelompok menengah tapi tidak terlalu signifikan koarena
masih rentan (program penanggulangan kemiskinan tidak cukup) jadi perlu jaminan sosial untuk
semua orang
PPLS )pendataan program2 perlindungan sosial diupdate 3 tahun sekali: 2005, 2008, 2011
by name, addressm by province
Kalo bicara jumlah oran g di jawa banyak
Kalo bicara akses di luar jawa
Proporsi miskin yang besar di tuna daksa
Sisi perlindungan sosial:
Ada skema penjaminan sosial: pensioun, jaminan hari tua, jamspostek, jaminan kesehatan,
kecelakaan kerja
Bantuan sosial:
Cluster 1, 2 3 program2 penanggulangan kemiskinan, pengelolaan terfragmentasi, bersumber
dari APBN, APBD,CSR, LSM yang terpisah
Diabiltas cakupan penjaminan sosialo terbatas
Tantangan pembangunan:
Pertumbuhan yang cukup tinggi hanya di sektor jasa keuangan dan indistri yang bukan tenaga
kerja
Secara global perekonomian dunia tidak stabil
Perluasan pemenuhan hak2 masyarakat belum tercakup merata, untuk kelompok miskin, akses
minim, kelompok rentanj
V8isi hangka panjang:
Secara ekonomi pada 2030 berada pada kondisi ekonomi

Menjoptimalkan bonus demografi yang akan terjadi pada 20015 hingga 2040
Pembangunan yang inklusif
MP3I:
Pembangunan ekonomi ada 6 koridor
Pada 2025 tidak lagi bicara tntang ada skenario transformasi pada skema jaminan sosial yang
lebih terintegrasi
Peran para pihak:
Pemangiu kepentingan bisa menjelaskan tentan asuransi sosial
Kerangka ideal siste perlindungan sosial:
Strategi menejeman resiko yang lebih komplet dari asuransi sosial hingga jaring pengaman sosial
Resiko dalam siklus hidup:
Anak dan lansiam, kondisi kecacatan dst ada skema jaminan yang menjamin orang di
repbul=bliok ini dari dalam kandungan hingga meninggal
Ahun 2002 mengamandemen UUD khususnya pasal 34 (pasal 28 H): negara menjamin sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat
UU no 40 tahun 2004
SJSN (sistem dan Kebijakan Jaminan Sosial Nasional)
Cara menyelenggarakan jaminan soaisl untuk mmberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan
sosial
Dari upaya merespon permasalahan kemiskinan
Dari pengaturan tidap kelompok
Wargqa pasrtisipatif dari hanya sekedar peserta program hingga terlibat aktif
Pemikiran ke depan:
Menajamkan targaet program (kelompok miskin dan disabilitas)
Sinkronisasi data base (dari kemensos, daerah dll)
Program khusus/ kebijakan ODK (orangd engan kecacatan)
Light cobdisionalities PKH untuk anak disabilit
Spescial teretment PNPM generasi dan PNMP peduli (grassroot dengan lsm2 di daerah: msal di
suku anak dalam difasilitasi mendapatkan akte kelahiran)
Memastikan ODK sebagai penerima BPJS (kesehatah & ketenaga kerjaan), memastikan berbaga
peraturan kesehatan untuk memastikan orang2 dengan kecacatan dapat mendapatkan fasilitas
Sosialisaoi untuk menghilanjhkan stigma yang keliru mengenai ODK di masyarakat
Moderator:
Negara mula imemilkirkan inkusiveness dan ...
Sehingga pelayanan negara inklusiveness, dan ramah kepada penyandang cacat
Pak edy aktivias dari JOY, mendampingi penyandang disabilitas

Edy:
Perkumpulan SEHATI sukoharjo (selatn solo). Peran aktifvis dalam program perlindungan sosial
Perkumpulan sehati di tingkat akar rumput sejak 1997, kegiatannya di level grass root, saat ini
mengembangkan konsep RBM bvekerjasama dengan karitas indonesia (keuskupan agung
semarang), menginisiasi PAUD, sanggar inklusi, mengembangkan ortu untuk bisa melakukan
sesuatu terhadap anak2 ang me3ngalamio kecacddatan di usia dini. Ekerja sam dengan dinas
sosial dan dinas kesehatan, meningkatkan kapasitas kader di tingkat posyandu untuk bisa
mendeteksi dini disabilitas dari program deteksi dini untuk perkembangan anak
Melakukan sosialisasi, pendekatand engan pemerintah sehingga 2009 sukoharjo0 punya [reda
tentang epmberdayaan penyandang cacat, 2010 kebupaten punya perda tersebut
2011 bentuk tim monev p[erda tersebut, 2011 kab sukkoharjo [-unya program jaminan kesehatan
kelompok disabilitas tanpa kriteria miskin. Ada dana 300 juta untuk p[emberdayaan kelompok
disable
Saaty ini melakukan komunikasi dejngan bidan desa, stake holder yang 24 jam di desa tapi
ketika ada anak berkebutuhan khusus atau calon ibu yang memiliki tanda2 kelaninan maka
mereka tidak tahu. Mendorong pemerintah mengembangkan priogram pusskesmas santun lansia
menjadi satun lansia dan diffable
Puskesmas bisa memberikan terapi pada anak2 yang mengaoami cerebral palsy
Ini menjadi hambatan ketika banyak bidan desa yang tidak memilikmi kapasitas.
Me4lakukan jejaring dengan organisasi yang terkait dengan disabilitas sehingga bisa
memasukkan dengan isu2 lain. Misal isu narkoba dan isu kkerasan peraempuan dan anak.
Sehingga akan mengurangi dampak yang dikakjukan. Banyak anak2 disabilitas ditinggal di
rumah karena tidak tahu bagaimana melakuikan perawatannya. Ironis karena banyak PNPM
tyapi belum ada yang menyasar ke ranah itu
Peranj aktivis:
Rekontruksi sosial; bagaiman kondisi yang sekarang terjadi dampak dari konstruksi sosial di
masyarakat bahwa difable tidak mampu, tidak layak untuk diberi kesempatan; Orang dengan
difable itu hanya berbeda saja bukan tidak mampu dan tidak mendapatkan kemasukan
Penyadaran pemerintyah dan masyarakat dalam pemeuhan hak difabel
Agen of change
Awareness:
Penyadaran pemerintah, masyarakat dan keluarga
Selama ini aktivis hanya menyerang pekmerintah saja namun di tingkat keluarga tidak
dilakukan. Mendorong pad akeluarga untuk kasih kesempatan anak2 dengan difable. Pendidikan
SLB tidak membantu anak agar bisa berusaha hanya memberi pelajaran saja. Perlakuan
masyarakiat terhadap kelompok difable. Pemahaman masyarakat dan keluarga bsia ditingkatkan.
Ketika sekolah inklusif belum siap maka bisa dikuatkan home schooling, Yang penting bsia
memberdayakan kelompok difable
Memberikan pengetahuan pada oader posyandu untuk deteksi dini tentan gperkembangan yang
normal sehingga ketika ada yang tidak beres makka bisa dilakukan antisipasi. Mengntegrasikian
isu difable dalam kegiatan masyarakat

Peer konseling: kasihy semangat pada kelompok diffable. Kalo orang non fdiffabel yang
memberikan konseling maka akan mengalami penolakan, tapi kalau yahg memberikan sesama
diffable maka akan lebih mudah diterima.
Advokasi
Melakukan analisa kebijakan (dinas2 punya kegiatan apa tentang reghabilitas maka kita bisa
masuk ke dalam kebihjakan tersebut). Mengembanghkan kebijakan2 ynag mendukung diffabel
(misal puskesams lansia dan diffable)
Agen perubahan:
Penyandang diffable menempatkan diri sebagai aktor pengubah. Orang diffable yang tahu
sendiri9 tentang kondisi dan iisunya . Isu ini menjadi isu yang mengintegrasi semua isu dilihat
sebagai hak warga negara. Pelaku perubahannya (misal: RBM) adalah orang difable sendiri,
kelompok difable tidak menjadi obyek
Pengorganisasian masyarakat:
Dengan modal analisis di masyarakat, sehingga karang taruna dan organisasi di masyarakat bisa
diorganisir dan menjadi sumber dukungan.Ketika mengorganisir semakin banyak sumber daya
maka akan semakin baik
Monev program perlindungan sosial: Melakukan kontrol periodik
Moderator:
Pak edy bercerita tentang sukoharjo. Bagaimana pusat berpikir tentang integrasi, di daerah mula
imelihat tia[ dinas punya apa dan memasuk2kan.
Emma (kemensos)
Menanggapi p=paparan ibu viviterkait terobosan ke depan untuk penajaman target. Kementrian
sosial: direktorat perlindungan ckecacatan: punya program rehabilitasi sosial melalyi institusi.
Persoalan uatma:
Setelah penyandang disabilitas mengalami rehabilitasi maka bingung mau disalurkan kemana.
Pelru ada penajaman koordinasi antar lintas sektor. Banyak teman2 yang sudah mendapatkan
rehabilitasi sosial tidak mendapat kesempatan sehingga kembali ke rumah dan kembali dengan
persoalan yang sama
Di lapangan juga sudah melakukan uji coba membuat sosialisasi namun dirasa dukungand ari
lintas sektor baru tahap tahu belum sampe mampu terkait dengan sistem penganggaran.
Perlu dibangun sistem penganggaran yang berpihak pada disabilitas dahn dapat disopsialisasikan
pada instansi lain.
Maria ulfah: KPAO
Ada 2hal yang ingin didiskusikan:
1. Sistem perlinduingan oleh ibu Vivi yang dirasa lengkap tapi diakui bahwa implementasi
masih terfragmentasi oleh sektor2 terkait. Sehingga timbul permasalaha. KPAI dapat
kasus2 anak ajalanan dan gizi buruk, pendekatannya selalau pada administratif bukan
pada pendekatan substantif. (msial anak gizi buruk tidak bisa ... Terkait anak jalanan, ada
kebijakan pemda DKI yang menggunakan pendekatan keamtnan, satpol PP tidak melihat
apakah anak itu terpisah dari orang tuanya, dan tidak ada kepedulian petugas. Kebijakan2
yang bersifat administratif dan keamanan.
2. Mainstrreaming pembanguhann adalah mainwtreaming disabilitas sehingga setiap sektor
mempertimbangkan disabilitas, dalam program2nya mempertimbangkan disabilitas.

3. Apreciate pemerintahd an DPR yang mensahkan konvensi penyandang cacat. Ini menjadi
payung bagi teman2 penyandang cacat untuk mendapatkan hak2nya secara meyeluruh.
Pertanyaan: uinytuk mempercepat pelaksanaan konvensi ini apa yang sudah dilakukan
pemerintah. Berbagai kebijakan pemerintah (UU maupun pemerintah daerah) mengacu
[ada kopnvensi ini. Seberapa struktur yang sudah disiapkan termasuk layanan yangada
terkait denan pelaksanaan konvensi
4. Masyarakat jiiga perlu disadarkan, cara pandang mereka tidak boleh ada diskriminasi
atau perlakuan yang melukai harkat den martabat mereka
Dedi (perkumpulan oran gtua penyandang autis):
Negrei ini didirikan oleh pendiri tanpa membedakan kelompok diofable. Jadi tidak hanya bicara
kepentingan diffable saja tapi juga akses bagi setiap orang. Misal: program bangun jalan PU
harus mempertimbangan semua kelompok
Bapesnas menjaid institus yan gbsia mengintegrasi program atau intitusi teknis yang terkaity.
Programnya tidak terintegrasi untuk kepentingan semua akses bagi semua kelompok
Bagaiman setiap orang bisa punya akses.Misal akses pada terapis anak autis yang mahal tidak
ada yang membiayai, asuransi maupun dinas sosial/ keuangan.
Kalau pendekatan prohject maka hasilnya tidak akan maksimal, Bagimana menyatukan setiap
h=pihak. Misal kelompok asperger, downsyndrome dll yuntuk bersatu menjadi susah karena
tidak ada figur yang menyatukan dan kerena setiap pihak lebih kepada projek2 saja.
Inklusi yang dimaksud dalam sekolah inklusi seperti apa? Misal sekolah tidak punya SDM untuk
mendampingi? Dinas tidak memberikan bantuak teknis yang dibawah.
Tanggapan ibu Vivi:
Berbagai UU yang semakin lengap dan data2 bsao jadi pijakan bersama, sharing ke arah
implementasi.
Dalam konteks republik ada keterbatasan sumber daya dan sumber dana, smua hal perlu disusun
secara strategis dan sistematis.
Bapenas sekaran gparsial dalampengamblan keputusan dengan eksekutif, sering yang sudah
direncanakan tidai bisa diputuskan
Bagiaman bisa menyusun antara kebutuhan dan aturan yang ada ke arah yang lebih sistematis.
Masukan2nya lebih konstruktif: peraturan yang lebih lengkap
Kementri8an PU:
PU sudah mempunyai peraturan (permen 4 68 mengenai pedoman teknis mengenai aksesibilitas
bangiinan gedung dan lingkungan) direviss9i jadi permen PU nomer 36
Untuk implementasinya PU memberikan masukan teknis untuk fasilit6as bangunan publik danm
juga kep[ada kementrian untuk memberikan fasilitas2 terseb7t8. Memberikan masukan kepada
Pmeda ddaerah, saat mengajukan IMB dipastikan membehrikan fasilitas dan aksesib9ilitas bagi
kelompok disailitas. Najmun pada saat kenyataan gedung2 tidak taat. PU mengeluarkan sertifikat
laik fungsi, ada building inspection,
Edy:
Sudah berapa departemen mendapat sanksi bagi bangunan yang tidak sesuai dengan peraturan.
Moderator:

Peraturan suadah banyak namuan pealaksanaannya bagaimana. Mungkin saatnya bagaiaman


melakukan koordinasi lintas sektoral.
Rhino (penderita Schiszo)
Dulu deapet tender bikin film tentang orang gila, Ini masalah yang besar bagaiaman persepsi
orang terhadap hal ini. Dalam realitas apa yang dihadapi tidak seindah utu, peraturan suadah ada,
dan setiap orang merasa sudah melakukians esuatu namun perubahan belum banyak
Sesi II :
Pembicara:
1. Mohammad Joni Yulianto, MPA
2. Marisa Kristianah
3. Dra. Endang Rahayu
Moderator : Adi Prasetya
Waktu: 10.40 12.00 WIB
Moderator
Dari sesi pertama banyak hal yang menarik diantaranya masih adanya gab intrumen perundangundangan dengan implementasi ke depan dapat menyeimbangkan antara UU dan implementasi
Joni Yulianto
Tema : Peran DPO di Indonesia untuk meningkatkan kualitas hidup difabel
Beda organisasi melakukan hal dan cara yang berbeda tetapi pada intinya memang masih adanya
gab antara uu dengna implentasi
Legal Framework
Pasal hak berpartisipasi penuh dalam masyarkat termasuk untuk berorganisasi, partisipasi di
dalam kehidupan politik. Masih ada ditingkat pemerintah yang masih belum tahu adanya UN
CRPD diharapkan dapat
Stakeholder dalam difabel :
1. Pemerintah bentuknya bermacam-macam ada sosialisasi,.
2. Masyarakat karena masyarakat yang melahirkan perilaku termasuk norma. Hambatan
paling banyak terdapat pada masyarakat
3. Akademisi seberapa banyak riset tentang disability, sejauh mana funding untuk
melakukan riset tentang difabel.
4. NGO belum menjadi mainstreaming utama dimana dapat mempengaruhi program yang
dapat dikembangkan
5. DPO, difabel dan keluarga. Mereka ini factor utama organisasi utama yang mengerti apa
yang dibutuhkan karena mereka yang paling tahu, sebagai pelaku utama. DPO belum
mempunyai peran penting dalam perencanaan program pembangunan
Permasalahan
a. Isu difabel belum mainstreaming dalam perencannaan dan implementasi kebijakan dan
program pembangunan
b. Belum cukup instrument yang mendukung perubahan perilaku dan pemahaman di tingkat
masyarakat. Bukan salah siapa-siapa jika peraturan itu ada tetapi belum dilaksanakan

tetapi kita harus kritisi dan harus adanya evaluasi, harus melaksanakan sanksi-sanksi
yang jelas
c. Kurangnya data. Data sangat kurang sekali mengenai penyandang disabilitas
d. Peran DPO harus ditingkatkan karena paling dekat dengan grass root agar menjadi
kekuatan besar untuk analisa kebutuhan
e. Perkembangan GoDPO (government Disability People Organization) tahun 90
pendekatan medical model, difabel dianggap sebagai masalah individual
f. NG DPO mulai tumbuh lokal organisasi. Keterbatasan di kepemimpinan
g. Non Government DPO : sudah mulai adanya kerjasama dengan pemerintah. Pemerintah
sangat resisten dengan DPO. Pemerintah memberikan dana kemudian dibiarkan, tanpa
memperhatikan sustainability. DPO di melakukan pendampingan ke RS disaat ada
penyimpangan/penolakan terhadap pasien. Di Dinsos ada dana 300.0000/orang yang
jumlahnya terbatas menurut pendataan akan tetapi ternyata di Sleman DPO melakukan
pendataan dan ditemukan lebih dari 400 difabel
DPO mempunyai fungsi patner kuat untuk membantu pemerintah tetapi tidak dapat
difungsikan untuk perpanjangan pemerintah. Mereka kekuatan besar, tetapi banyak
kelemahan yang harus ditingkatkan misalkan pendidikan rendah, leadership. Diharapkan
pemerintah mengalokasikan pendaan untuk pemberdayaan DPO sehingga untuk memperkuat
partner dengan pemerintah
Marissa (CBM)
CBM berbasis di Jerman memang dari awal bergerak di bidang disabilitas.
Tema : CBR dan perlindungan sosial
CBR merupakan pendekatan/strategi pelibatan penyandang disabilitas yang melibatkan
masyarakat, agen penggerak masyarakat.
Kenapa CBR, karena :
- Berbasis institusi mahal
- Institusi memerlukan staf ahli
- Institusi hanya dapat menjangkau 2 % penyandang disabilitas
- Instisusi cenderung mengisolasi penyandang disabilitas
Dengan CBR diharapkan difabel dapat berpartisipasi aktif dalam perubahan
Tujuan CBR :
- Menghilangkan hambatan yang dihadapi
- Memberikan layanan dan program
Prinsip-prinsip CBR
- Inklusi
- Partisipasi
CBR matrik menyangkut kehidupan seseorang secara menyeluruh dan komperhensip. Sosial
proteksi berada di livelihood
Implentasi CBR :
- Kesehatan :
- Pendidikan : adanya fasilitas untuk pendidikan
- Mata pencaharian : setiap penyandang disabilitas mempunyai kebutuhan yang sama
terhadap sosisal budaya pernikahan dan keluarga

Pemberdayaan : adanya patner DPO-DPO lokal yang banyak memberdayakan ekonomi,


adanya SHG
CBRdan perlindungan sosial
Agar difabel yang tidak bisa bekerja dapat menikmati standar hidup maksimal. Sering sekali ada
hal-hal yang tidak diperhatikan pemerintah misalnya sehubungan dengan jamkesmas ada factorfaktor yang tdk di cover oleh jamkemas. Sehubungan dengan jaminan sosial ada 2 skema
1. Skema resmi : pemerintah
- Statistic tentang difabel ternyata jauh,
- Nominal yang diterima lebih kecil dari biaya transport
- Penyandang difabel tidak tahu cara mengaksesnya
- Bagi difabel yang bekerja ada jaminan kesehatan tetapi bagaimana yang tidak bekerja
2. Skema tidak resmi
- Dukungan oleh keluarga contohnya iuran kematian
- Dukungan oleh kelompok dalam masyarakat
- SHG
Endang Rahayu
Rumah Kampus IPB diawali karena adanya persepsi dari masyarakat bahwa difabel tidak layak
dan tidak mampu. Difabel bukan tidak mampu tetapi karena belum/tidak ada kesempatan.
Menonton Video tentang Rumah Kampus
Di Rumah Kampus IPB adanya jam khusus dan kurikulum khusus dan setiap semester ada
evaluasi apakah sudah sesuai/belum. Rumah kampus diselenggarakan karena anak berkebutuhan
khusus memerlukan pendidikan formal setelah tamat SMU. Memang diperlukan kesabaran dan
motivasi besar, pendekatan dilakukan dengan alat bantu audio visual untuk lebih cepat ditangkap
anak-anak berkebutuhan khusus.
Gambaran Rumah Kampus Pena Gading
Cara perkuliahan tidak sama dengan mahasiswa umum namun diharapkan kualitas keterampilan
meningkat sehingga kesempatan untuk belajar anak-anak berkebutuhan khusus dapat meningkat
pendidikannya. Anak-anak berkebutuhan khusus minimal dapat mendapatkan keterampilan
secara formal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.
Adanya praktek kerja lapangan dan juga kunjungan untuk sosialisasi. Adanya pemberian 1 guest
house untuk praktek dari hal memasak, membersihkan kamar, administrasi, dll
Diskusi Sesi II :
Dedi Mulia dari Pertuni :
Saya tertarik dengan Rumah Kampus IPB. Saya juga dari IPB Bandung, di IPB 2009 saya
mendapat penolakan karena low vision. Saya mencoba menjelaskan ke dosen tetapi tidak dapat
difasilitasi oleh pihak kampus.
DPO merupakan mitra pemerintah, akan tetapi terkadang adanya saling melempar tanggung
jawab, misalkan masalah ketenagakerjaan selalu saja dilempar dari kementerian tenaga kerja ke
Kementerian Sosial, karena menurut mereka adalah wilayah Kementerian Sosial untuk masalahmasalah sosial.
Bagaimana peran DPO untuk menyadarkan Kementerian Tenaga kerja
Ada PT yang tidak dapat menerima penyandang disabilitas. Suatu PT ada membuka program
Charles Suryani dari FK

Saya tertarik selam 2 bulan spesialisasi lansia di DKI 65 % lansia difabel. Ukuran disabilitas
ACF sementara di kedokteran ICML. Terdapat perbedaan data mengenai disabilitas karena
adanya perbedaan standar disabilitas, membuat masyarakat kurang mengerti tentang disabilitas.
Usul saya stakeholder medical itu seperti IDI, posyandu lansia. Jika pemberdayaan maka depkes
ada kader, pkk harus digerakkan. Dari di daerah2 pengalaman Kepmen2 tidak dijalankan
Harpalis PPCI
PPCI adalah org penyandang cacat berjuang untuk memperjuangkan politik sosial
Memperjuangkan ke pemerintah untuk dapat mendapatkan aksesibiltas, pendamping. Sekarang
dalam perjuang tentang aturan sehat jasmani dan rohani dalam hak memilih dan dipilih, harus
diperbaiki
Kuota 1 % tenaga kerja belum berjalan, dengan adanya CRPD semoga lebih memperbaiki
kehidupan penyandang cacat.
Mengenai RBM memang lebih bagus karena tidak memerlukan
Dari Kemenkes
Sebenarnya di jamkesmas kepesertaannya tertututp yaitu yang miskin dan tidak mampu jika ada
yang difabel maka akan dicoiver tetapi status ya harus miskin. Jampersal untuk ibu hamil
terbatas pemeriksaan awal, kelahiran dan persalinan awal
Adanya jaminan talasemia,
2013 ada UU BPJS, paket kesehatannya mirip dengan jamkesmas kepesertaannya lebih luas
tetapi bagaimana dengan difabel karena kepesertaannya bukan gratis
Dr. Teressa kaunang
Berkecimpung dengan anak difabel dari 2011 karena memiliki anak ADHD. Apa implentasi dari
matrik CBR, contoh deteksi dini pada balita, dan dimana dilakukan
Apakah sudah ada kerjasama dengan Kemenkes. Anak penyandang disabilitas sudah sangat
banyak sekali sejak tahun 1990, namun tidak ada penanganan yang maksimal.
Saya sangat bangga dengan ibu Endang karena tetapi harusnya dari balita sudah harus diberikan
sosial skill training. Tidak ada anak yang tidak dapat belajar, setiap anak mempunyai
kemampuan dengan diasah. Adanya parenting skill program sangat bermanfaat karena untuk
melakukan terapi setiap saat di rumah karena sebagian besar waktu anak bersama orang tua
Joni Yulianto
Pertanyaan dan tanggapan dari pak edi. Ada 2 level diskriminasi
Pertama kebijakan tentang sehat jasmani dan rohani. PTN di Jogya mensyaratkan tidak ada
kecacatan yang mengganggu proses ajar mengajar, tetapi sangat sulit diterima kemudian kami
berdialog tetapi tidak bisa kemudian kami berdemo. Media sangat mempunyai peran penting dan
menjadi teman yang luar biasa mendukung perjuangan kita. Jika kebijakan memerlukan
perjuangan panjang untuk merubah maka abaikan dulu
Saya berapreasi poenuh kepada Bapak Chareles karena beliau merupakan pendukung adanya
perubahan medical model menjadi sosial model. Tentang definisi sehat jasmani dan rohani
menyebabkan difabel tidak religible. Saya mempunyai anak difabel juga ketika umur 3 tahun
belum bisa duduk, tetapi dokter mengatakan bahwa anak saya dikatakan bahwa

Saya sendiri difabel dan anak saya juga difabel maka saya mendapat double stigma, sangat
banyak penolakan di kalangan pendidikan. Ketika umur 19 bulan anak saya bisa berjalan, dengan
dukungan keluarga anak berkebutuhan khusus sangat memungkinkan untuk bisa berkembang
baik
Marisa
CBR berawal dari 70 an ada guidline dari WHO mempunya 7 pilar. CBR di Indonesi tahun lalu
di launching di Solo. Memang di lapangan CBR dianggap baik sekali misalnya anak CP dilatih
untuk bisa duduk, menggambar, saya percaya bahwa otak itu bersifat elastic, setiap anak bisa
berkembang dengan belajar. Kita di CBM bergerak di bidak pencegahan kebutuhan, memang
sangat sulit merubah pemahaman dari medical ke dalam sosial model. Banyak dokter2 yang
belum tahu mengenai tentang adanya difabel. Dengan CBR dan menstraiming isu disabilitas
sangat membantu masyarakat banyak karena
Sehubungan dengan CBT|R matrik merupakan ramuan tetapi sangat sulit untuk
mengintegrasikan sehingga hanya bisa menyatukan beberapa pilar,
Edy :
RBM kita masih berpandangan dari CBM. RBM itu ada DPO, masyarakat, toga, toma orang tua.
Livelihood kami bekerjasama dengan dinas
Kami juga me;lakukan perjohonan . ketika saya mengundang pilot projek, apakah semua yang
Kita kerjasama dengan PKK di pokja II (pendidikan) pokja IV (kesehatan). Difabel masuk
penerima jamkesmas, tidak semua difabel miskin tetapi mereka merupakan kelompom rentan
sehingga harus ada jamkesmas. Sukoharjo difabel bupati telah mengcover
Endang
Untuk membangun pena gading tidak mudah, memerlukan waktu 7 tahun untuk membuktikan
Sekarang vokasi berkelanjutan dengan mendapatkan ijasah. Permasalahannya diknas hanya focus
teng kurikulum yang mampu/cemerlang sedangkan yang berkebutuhan khusus dinomor
sekiankan. Mereka dapat bersosialisasi dengan diajari dengan focus atas kekurangannya
Kami dapat wisma untuk praktek dengan disewakan. Mempekerjakan klinik terapi
Moderator
Di luar sana masih banyak sekali sosial barrier nya, disini kita dapat saling membangun jejaring,
Sesi III :
Waktu: 11.00 12.30 WIB
Sesi IV :
Pembicara:
1. Suster Cicil (Bhakti Luhur)
2. Emilia Kristiyanti (Hellen Keller)
3.
Moderator: Mimi Rusli
Waktu: 13.00 14.00 WIB
Suster Cicil

Tema yang ditawarkan sharing, mengusung


Yayasan ini pusathnya di Malang Jawa Timur, cabangnya ada dimana2 termasuk di jakarta (lebak
bulus dan ciputat)
Yayasan swasta yang bergerak menangani anak2 berkebutuhan khusus, baik fisik maupu yatim
poiatu, miskin maupun terlantar
Pemanganan dalam wisma, masyarakat dan SLB
Yang ditangani sendiri di yaaysan bakti luhur 300 anak dengan keterbatasan tuna wicara grahita,
cerebral palsy dan tuna ganda
Yang 150 orang ada di masyarakat dengan sistem CBR (RBM)
Pembinaan di panti, Pendiddikan di SLB, latihan kerja (workshop)
Cabang2: Kalimantan, NTT, NTB, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten DIY dan Jakarta sendiri
Anak2 ini sebagian besar dicari oleh yayasan dengan menggerakkan/membedayakan
masyarakat.
Motivasi inghin mengusung hal2 anak berkebutuhan khussu agar berdaya
Awalnyamereka disembunyikan, ditolak dalam keluarga, ditolak oleh kerluarganya sendiri dan
masyarakat.
Uhntuk di Jakarta khusus menangani yang Abk (anak berkebutuhan khusus). Kalo bayi yang
pertumbuhannya hormal maka diberikan ke panti lain
Jalur pendidikan sekolah juga dilakukan, anak2 dilatihm didikik dan dikembangkan di dalam
Wisma
Kerjasama dengam dokter uintuk observasi asesmen dan intervensi dini untuk memutuskan
seeberapa jauh kemampuan mereka, setelah itu dikelompokkan dan dididik sesuai
pengelompokkan masing2
Secara kedinasan maka pendidikannya murni seperti jalur pendidikan yang ditetapkan namun
dalam praiteknya disesuaikan dengan kondisi anak. Misal kalo anak2 yang belum mampu maka
disesuaikan
Kerjasama dengan doketr, spesialis, psikolog maka anak2 yan gbelum mampu itu dilat9ih sesuai
dengan kemampuannya.
Untuk anak2 tersebut bisa saja selama 3 bulan atau lebih agar mereka siap mengikuti
pendidikan. Misal anak yang senang membenturkan kepalanya kemudian didekati hingga
kemudian ditawarkan kesukaannya baru kemudian mula mengharah ke kegiatan berka9tan
dengan sekolah (menulis)
Melatih hal2 sederhana untuk anak2 hydro cephalus: latihan mengangkat tangan memasukkan
makanan ke mulut, mengelap ingus. Hal ini dilakukan perlahan2 maka merekia bisa.
Anaqk2 inis sebetulnya mampu namun hanya perlu melihat seberapa kemampuan yang mereka
miliki
Anak2 tuna grahita itu pendidikannya dilatih satu persatu (individual) untuk belajar (membaca)
sehingga perlahan2 setingkat smp anak bisa menyusun kata sederhana, setelah di tingkat sma
maka anak dilatih ketrampilan sepert memasak, tata busana, kerajinan daur ulang (tas), membuat
tempe, untuk kelompok laki2 kegiatan pertanian, menanam kangkungm sayuran yang
dipergunakan untuk kebutuhan wisma maupun ketika ada orang tua yang mau membeli. Anak2

juga berlatih menjual, banak2 ini juga jujur ketika ada orang yang membeli tmpe 1 buah (2 ribu)
tapi membayar 10 ribu maka anak2 itu tetap tidak mau terima dan mengembalikan uang sisanya
&Untuk dimasyarakat dengtan bentuk CBR maka melatih masyarakat :
1. Melaiyh orang tua agar mereka sadar bahwa anak2 ini titipan YMKuasa sehingga perlu
ditrima
2. Melatih pemerintahan setempat. Agak susah karena tidak semua masyarakat mau
menerimanya
Anak2 itu disimpen karena keluarga khawatir anak2nya di cibir/ ditanya2 kenapa begitu
namun diberi kesadaran agar tidak lagi menyembunyikan anak
Untuk ketrampilan kerja maka ada anak2 yang diterima di masyarakat untuk bekerja di bengkel,
cleaning servicem salon, terima pesanan jahit
Untuk anak2 y6an gtidak diterima di masyarakat kmaka disalurkan dalam pekerjaan terlil=ndung
(di dalam panti/ wisma)
Hambatan:
Keluarga merasa bingung anaknya sudah sekolah di SLB namun belum ada wadah untuk bekerja
dan penerimaan masyarakat masih kurang. Keluarga merasa bingung bagaimana menyalurkan
kemampuan anak2nya untuk bekerja, keluarga menjadi terbeban
Moderator;
Anak2 bisa memperjuangkan hak2 penyandang disabilitas sendiri
Teman2 di bakti luhur dengan pola npikir yan g sederhana bisa dirangkul, Pertemuan ini ijadi
baik karena ada perwakilan pemerintyah dan keluarga.
Nurhamid K (
Terimakasihm kami, nurhamid, komunitas sehat jiwa diundang semoga bisa beri manfaat bagi
kita semua. Untuk itu banyak yang anggap bahwa disabilitas atau difable itu media untuk keluh
kesah padahal bisa di obati dan disukuri
Bila berbicara dengan disabilitas mental (ODK atau ODS) di masyarakat ada ieyakinan bahwa
hal itu sesuatu yang berakibat mistis, termasuk di jakarta. Ada kasus ketika sso menderita schizo
akut pergi ke dapur melihat ada tumpukan motor milik keluarganya yang dilihatnya kebakaran,
karena ketakutan maka orang itu nyebur ke sumur, keluarga liat orang itu mencoba bunuh diri
namun menuruut oran gitu dia berusaha menyelamatkan diri.
Psikotik, cemas, schzo itu lebih karena ada keseimbangan neurologi dalam otak yang tidak jalan.
Cemas karena takkut akhirny takut terjadi sesuatu akhirnya menjadi cemas
Depresi itu orang merasa sangat menderita, bernasib sial, merasa jelek, saking merasa
menderitanya ingin mati
Psikotik itu neuro kimia (dhopamin) yang melimpah di otak sehingga muncul halusinasi
(penglihatan, pendengaran maupun yang lain) dan diyakini sebagai kenyataan dan tidak bisa
dibantah. Yang keduia muncul waham yang keyakinan abhwa orang lain melakukan sesuatu.
Deslusi yan gketika waham kebesaran merasa dirinya sebagai manusia hebat (merasa imam
mahdi, yesus kristus, merasa dini aminarti/ bintan gsinetron), yang ketiga waham kebalikan dari
yang kedua

Itlah kenyataan yang kami potret, sebuah realitas di daerah cianjur (dari tayangan film)
Lambang KSJ menyerupai huruf V yan gberisi menyebarkan rasa empati, persaudaraan,
ketulusan kemudian menyebakan raa kasih sayang
Di cianjur ada komunitas OKM yan gtumbuh (bukan dibuat).
Yang perlu direnungkan kenapa ini terjadi. Sudah tidak saatnya untuk menyalahkanh. Keadaan
ini bukan untuk diwacanakan atau dibahas tapi lebih untuk melakukan sesuatu.
Hal yang menyebabkan itu terjadi
Kurang informasi tentang masalah kesehatan jiwa
Kurangnya kelompok pendukung, jangankan mendukung ngeh aja tidak. Moga2 ktamasuk
kelompok orang2 yang manusiawi, yang menjunjung tijggi harkat dan martabat manusia
Beratnya stigma, Stigma dimiliki oleh smua kelompok disabilitas dari keluarga, masyuarakat
termasuk dokter juga termasuk punya stiga
Kurang akises terhadap tenaga kesehatan jiwa
Keterbatasan obat2an yang ada
Kurangnya tindak lanjut.
Mereka yan gtadinya dipasung sekarang sudah beraktivitas seperti biasa, malah yang gendong
anak jadi pedagang batik. Mereka bsia disembuhkan
Bagaimana menyembuhkannya: Pemberian obat dan intervensi psikososial. Obaty saja tidak
cukup tanpa ada dukungan dari keluarga. Misal ketika aanak sudah sembuh namun kemudian
keluarga meminta anak tersebut untuk sembunyi ketika datang tamu maka ini akan membuat
kondisi anak menjadi buruk lagi
Pengobatan rawat ini sifatnya sederhana (sementara waktu) selepas itu serin gterjadi relaps. Oran
gtua menganggap ketika orang sudah keluar dari rumash sakit dianggap sembuh (seperti penyakit
bisul).
Kecuali yang paranoid parah atau ada penykait tertentu
Pengobatan rawat jalan dengan dukungan keluarga dan masyarakat menjadi soluisi efektif di
Cianjur
KSJ tidak pernah meminta hnor dari kementrian sosial atau pemerintahan setempat. Sifatnya
volunteer, mengharamkan meminta apalagi dari keluarga pasien. Kalo mengguhnakan sistem
panti maka akan meminta dana dan ujung2nya akan meminta lebih
Di Cianjur kami bisa melakukan seperti tu karena beberapa pihak yang sinergis yaitu psikiater,
masyarakat dan pemerintah setempat.
Salah satu dukungan/strategi yan gmembuat hubungan yang baik antara relawan, pasiaen dan
keluarga adalah dengan menumbuhkan rasa persaudaraan, kepeduliajn, menjadi bagian dair
keluarga tersebut dalam bentk tindakan dan tidak sekedar ucapan.
Kemudian untuk apa melakukan kunjungan pada pasien dan keluarga: yan gitama adalah
mengedukasi keluarga bahwa schizo adalah penyakit yang terletak pada organ otak dan bukan
karena guna2 atau jin. Jauh lebih berat mengdeukasi keluarga:mengubah pemahaman darimistis

ke medis sama saja dengan mengajak orang pindah agama. KSJ tidak buru2 meyentuh pasien
tapi mendekati keluarga dahulu, mendata nama siapa berikutt identitas lain , maksudnya jika
pasien tidak punya kartu jamkesmas (didata) dan dibuatkan kartu jamkesda untuk kiemudian
dibawa ke rumah sakit Di rumah sakit difoto dan diperiksa kondisi halusinasi, delusi, merawat
diri sendiri (mandi).
Setelah itu pean2 pasien yang tadinya dalam pasungan kondisinya menjadi membaik setelah
punya jamkesmas dan mendapatkan pengobatan yang baik
Bila sudah berjalan pengobatannya maka tetap dilakukan pengawasan untuk meminium obat dan
pelayanan keluarga terhadap pasien.
Ada juga bantuan mendapatkan pelayanan dan sumber daya pengobatan, msial pasien masih
dipasung maka relawan membawa berkasbya saja meskipun sering pihak rumah sakit. Kadang
psikiater yang menjelaskan langsun gke RS. Meskipun sampe sekaran gmasih kejadian seperti
itu hamuan tetap saja dijalankan
Orang dengan sakit j9iwa berbeda, karena kerusakan di otak akan sulit buat dia bekerja. Maka
makin lama akan membuat lingkungan menjadi resah. Jadi hal ini sangat beda atau rumit.Yang
terganggu fungsi2nya pikirannya, perasaannya
Penanganan masalah kesehatan jiwa tidak cukup hanya obat tapi mutlak perlu berbasis sosial.
ODMK bisa sembuh bila diobati dengan benar dan diperlakukan dengan baik.
KSJ sudah berusia 3 tahun, diwali dengan pembicara sebagai klien kesehatan dan telah
membebaskan sekitar 117 pasien dari pasungan tanpa ada biaya yang dipungut. KSJ punya 931
anggota yang tersebar di kabupaten Cianjur dan Garut
Ada 7 orang yang aktif memberi asistensi di poli jiwa.
Pemda kabupaten cianjur menerbitkan jamkesda jenis komunitas sehat jiwa terkait dengan
kepedulian terhadap masalah keswa. Satu2nya kabupaten di Indonesia yang menerbitkan kartu
jamkesda seperti ini.
Sudah diterbitkan 730 kartu jamkesda untuk komunitas sehat jiwa
Keterbatasan pelayanan dan perlindungan khususnya masalah kesejhatan jiwa masih
memprihatinkan. Kalo tidak ditangani serius tentunya aka nberpengaruh pada indeks
pembangunan manusia
Perlu ada perubahan paradigma masyarakat (masyarakat biasa maupun pembuat kebijakan) dari
mistik ke medis melalui edukasi, promosi, iklan layanan masyarakat bila perlu masuk ke
kurikulum pendidikan formal. Dicoba dengan mubaligh (kotbah jumat dengan tema
Schizophrenia)
Tretmen PDM/ODS dilakukan dengan 2 cara yaitu medis dan sosial. Pemda mendukung dengan
jamkesda.
Moderator:
ODMK: orang dengan masalah kejiwaan
Ada pergerakan yang diharapkan untuk berubah dari mistis-medis-sosial,
Kurangnya informasi dan edukasi

Peter Carey (diwakili oleh ):


Ini presentasi pak peter yang mengalami kecelakaan, namun ditambahkan latar belakangnya
In isurvey yang dilakukan pak peter di tangerang untuk mengkaji orang yang mengalami kusta
Sebagai gambaran disajikan situasi kusta di Indonjesia, nomer 3 di deunia dengan kasus baru
yang tertinggi, 1 dari 18 negara endemik kusta. Kasus kecacatan tingkat 2 relatif stabil dan kasus
kusta pada anak usia 9-10 tahun jumlahnya stabil. Kasus pada anak menunjukkan sumnber
penularan ada pada lokasi tersebut (karena mobilitas anak tidak jauh). Kasus kecadcatan
menunjukkan keterlambatan diagnosa pada orang yang mengalami kusta tersebut. Kebanyakan
cacat ada tangan mata dan kaki
Menurut estimasi rendah kemenkes 375 ribu mantan kusta tinggal di komunitas, 30 ribu puya
kecacatan
Institusi pak Carey (JSPO OIAB) memberikan bantuan pada mantan penderita kusta, oleh karen
aitu melakukan survey di Karang sari
Metode yang digunakan:
Wawancara satu persatu selama 3 mingggu dengan 080 pasien kusta mengeklorasi apa yang
dirasakan
Gambaran masyarakat karang sari
Didirikan di dekat RSK Sitanala, sekitar 1951, perkampungan yang dibentuk dan disediakan
untuk alumni sintanala. Karena stigma masy tinggi mereka memilih tingga di sekitar rs.
Kenapa kusta menjadi masalah:
Kesulitan deteksi awal karena gejala sederhana, hanya bercak2 dianggap enteng
Keterbatasan [pengetahuan membuat menjadi parah dan terlambat diobati
Kurangnbya ketersediaan obat2an
Ter[ppencilnya geografis masyarakat di pedesaan
Hasil survey (lihat bahan presentawsi)
69 % mengalami kusta ketika masih kanak2, sisanya antara 16-27 tah7un
Penyediaan ortopedi untuk kusta:
Sbengkel di Sitanala
Vengkel ali saga
Bengkel kaki jaipur di sunter
Jmalsah pembuatan Ortho pedi:
Masih dalam tahap kerajinan tangan belum masal
Kurangnya bahan plastik
Kurangnya fasilitas
Masalah pokok:
Menyakoiti, merusak dan mencegah mobilitas
Jika digunakan dalam jangka waktu lama perlu digantu

Penyebeb amputasi pada pasien kusta


Plantar borok padea kaki
Kurangnya perawatan (*ekstremitas)
Pengerat (tikus menggerogot ekstremitas/luka yang terbuka bius)
Kiurangnya kebersihan lingkungan
Bagaimana institusi na
Ada jurusan atau program yang bisa membuat lulusannya mengembangkan tenaga
Moderator:
Ada lagi yang kita sadari bahwa ada 1 kel lagi komunitas kusat yan gkarena ketrelambatan maka
menjadi kecacatan
Ada stigma sehingga mempengaruhi =mobilitas mereka.
Puska disabilitas melakukan penelitian untuk mengurangi stigma tersebut di cirebon
Ester (bapenas)
Terima kasih, Banyak yang ingin ditanayakan, secara khusus dengan pak nurhamid mengenai
orang dengan masalah kejiwaan. Saya pernah mengalami itu saat umur 17 tahun selama 2 tahun
Gimana dengjan orang yang tidak mau obat. Pakah kalau orang yang seperti itu hanya
pendampingan tanpa perlu obat atau bagaimana?
Rino (KSJ)
Saya menambahkan,mengelaborasi presentasi pak nur hamid, pasun gitu akumulasi gununges
dari persoalan kesehatan jiwa. Awkumulasi dari masalah kurangnya pengetahuan, akses terhadap
kurangnya pelayanan medis, persoalan ekonomi. Itu penyelesaianj kulturan ektika keluarga
Pasung tidak hanya diartikan pasung secara fisik. Acontoh [panti karena ketidak pedulian
walaupun
Panti dapat uang dari departemen sosial namuan pelayanannya sama dnegan dipasung. Ktika 2
tyahun laly datang ke sana, ada kasus penolakan panti aka pengobatan medis maka pasiennya
mengalami anemia dan kemudian meninggal
Bila dikaitkan dengan indeks pembangunan masyarakat, kiasus in ikebanyakan tertriger di usia
remaja akhir, (usia profduktif) maka economical lossnya cukup besar bosa beberapa pulluh
milyar untuk satu daerah karena keluarga juga harus mendukung hal tersebut
Kpomunitas sehat jiwa di cianjur ini, mengembangan sistemnya sendiri (pak nurhamid) secara
institusional, dengan omprovisasi dan konteks politik lokal maka terbentuk sistem tersebut.
Moderator:
Ketika sibuk dengan pearturan ternyata ada sekelompok masyarakat sudah melakukahn sesuatu.
Dedi (Porkasi)
Bertemu dengan teman2 yang luar biasa, saya merasa kecil, perjuangan yang wajib pemerintah
memberikan bintang/ penghayrgaan yang luar biasa. Kita warga negara ini punya

kemampuanmeyembuhkan diri kita sendiri, tanpa sentuhan (dari luar), maka itu dorongan dari
hati bimbingan dari tuhan. Sya apercaya kit
Bambang (dekan fisip) profduk tuhan yan gtidak menghasilkan produk cacat , setiap yang
dilahirkan punya tugas dan tujuannya. Tugas tejman2 di luar tidak menempatkan diri sebagai
obyek, tidak membutuhkan bantuan.
Kalau komunityas bersatu maka bisa memperbaiki diri sendiri, menyembuhkan diri sendiri,
memperbaiki diri sendiri. Mohon maaf karena saya suka kasar namun karena pengalaman sendiri
Kita jalan dengan kemampuan diri kita. Kami sakit kalo dijadikan obyek karena kami tidak
diobyekkan.
Kami tidak bisamenunggu pemerintah datang, karena anak kami bisa tumbuh dan tidak bisa
menunggu yang lain. Mari teman2 yang senasib sepenanggungan, kita ebrsatu pasti kita bsia
menolong diri kita sendiri.
Modertoar:
Miungkin pak nur hamid bsia menjawab pertanyaan bu ester
Nurhamid:
Jawaban langsung apakah di jmau itu sangat variatif. Pertama kami mendatangi keluarga utuk
menggeser pemahamand ari mistis ke medis itu gak gampang. Selama menggunakan pahgam
mistis hai=bsia 34 juta selama 2 bulan untuk ke dukun. Ada oran gtua yang menolak keras secara
luar biasa ketika didekati, jadi ditolak itu sudah biasa. Pengalaman lain adalah 9 bulan keluarga
(prang tua) pasien baru bisa menerima. Kemudian dari oran gtua ke klien, dicoba ditawari
dsecara langsung, ada yan gmau menerima ada yan gtidak. bKalau yang gak mau ada yang
dibujuk dengan rokok, misalnyas aat tayangan KSJ diberi rokok, atau kadang harus berpelukan
dengan orang yan gtidak mandi. Yang ketiga terpaksa jadi penipu jadi obatnya dihaluskan,
ditujbuk halus dimasukin ke makanan kesukaan pasien. Dan kadan gketemu rasa pait atau
ketahuan dan susah lagi.. Kuncinya terletak apda sikap kita tulus gak membantu, berani buang
rasa jijik utuk memluk dia. Kan di dalam kurungan 2 taun dan =aoa2 di tempat itu. Awalnya
kami memasksakan diri untuk berpelukan tapi lama kelamaan sudah eyrbiasa. Kalau salaman
pun yakinkan kalau kita sayang pada mereka. Para pasien itu sering jadi korban penipuan, Katika
datang wsering dianggap0 omong kosong ketika bilang tidak memungut uang.
Harpalis ( PPJI):
Dengan kesehatan jiwa peendekatannya perlu seni untuk mengajaknya untuk pengobatan.
Pengalaman saya mengunjungi orang yan gdipasiung baru1 tahun maka saya perlu menjaga
jarak. Khawatir dipukul
Bambang:
Syaa ingin tahu kecelakaan
Ada concern kecelakaan yan gdari tahun ke tahun meningkat, karena generasi muda banyak kt
Lribat dengan kegiatan otomotif dan mobilitas tinggi. Angka kecelakaan 30 ribu prr tahun. Ini
juga sebuah kenyataan dari kelalaian kemanusiaan dan biaca konflikd an terorisme yan
gberdampak pada kekerasan tapi ini bagian dari tema besar tentang bencana sosial politik.

Moderator:
Kecelakaan bisa jadi sumber disabilitas, n jiwa untuk masyarakat di Aceh, di 4 kabupaten, selain
ijuga kemiskinan
Marisa ()
Punya program kesehat
Melaih perawat2 kesehatn jiwa, perawatan jiwa masyarakat. Mereka meakukan home vvisit
mengunjungi pasien di rumah.
]Mereka mencobamengintegrasi rumah sakit umum daerah supaya ada ruang rawat inap untuk
yang mengapami masalah kesehatan jiwa
Trus dibuatj juga semacam DPO seperti KSJ namun arahnya lebih pada livelihood.
Say amau bertanya pakah KSJ juga di cianjur juga da program livelihood karena bisa jadi
pembelajaran di aceh
Nurhamid
Tahapan penanganan saya dan ODKM:
Dari akut ke masa tenang dengan tenang dengan rehabbilitasi. Setelah itu menggiring atau
mengkondisikan keluarga untuk mengarahkan pasien. Jadi ada celah2 apa di keluarga yang bisa
dikembangkan oleh pasien.
Contph kasus; 3 bulan kemudian dia sudah pulih kemudian dnegan rasa berat istrinya pergi ke
saudi arab untuk cari modal supaya suaminya bisa berdagang lagi seperti dulu, Sekarang orang
itu jadi pedagang batik dan beberapa jenis tenuna lainnya.
Kalau yang diasistensi polijiwa ada 7 orang, mereka kerja tanpa cari uang tapi lebih pada ucapan
syukur supaya bisamembantu orang lain. Karena perawat yang bersedia di poli jiwa Cuma 1
orang sementara pasiennya bisa 200-210 orang per hari. Oleh karena itu tolong dibuka lagi
Akper khusus untuk jiwa diadakan lagi, kemudian jumlah psikiater hanya 240 dan 60 % ada di
Jakarta, Jumalh penderita Schizo di Jakarta tertinggi. Kalo di negara maju 1 psikiater 20 ribu
orang. Pejabat2 dataeng rutin 3 bulan sekali ke psikiater kalau di luar ketika ada masalah,
penghasilan psikiater tinggi.
Moderator:
Kalo dari awal kita ada data2 by name by address
Program2 yang inklusiveness, yang dilibatkan ketika mengunjungi mereka dalam program
keluarga harapan
Mungkin permasalahan adalah taboo ketika icara tentang hal2 yang sedikit berbeda sehingga
bicaranya pelan2/ bisik2.
Mainstreaming pengetahuan tentang isu ini masih kurang mungkin perlu masuk kurikulum. Kalo
mengunjungi orang ccacat Cuma berkunjung bawa alat2 mandi, alat tulis, abis itu pulang. Oleh
karena itu mari menjembatani.
Interaksinya kadang keliru ketika berinterkasi dengan penyandang cacat
Ulasan penutup:
Pembicara:
Vivi (bapenas)

Vivi:
Ini pengalaman relatif baru, menahan emosi yang naik turun, tapi yan gjelas buat saya pribadi
dan komunitas saya ini adalah ring a bell untuk melakukan sesuatu
Bukan hanya masalah kemiskinan dan masalah sosial, bukan hanya buiseness as usual.
Hari ini saya belajar sesuaut yan gbanyak yang dihrapkan berakumulai building the block, salah
satu langkah awal, semacam kajian kecil/kajian cepat. Berharap ini merupakan suatu insiatif
yang berkelnanjutan. Sya aharap teman2 di tempatnya masing2 puny asesuatu yang bisa
diterapkan.
Banyak masukan tapi ungkin perlu waktu, peru kesabaran dan trust building. Mungkin sebagian
dari kita sok tahu dan ketika tahu saat ini pun
Pada intinya tidak cukup hanya regulasi harus bicara indikator parameter, data dsb. Dari sisi
birokratsi terukur ada akuntabilitas yang dipertanggungjawabkan. Misal rumahs akit bisaca
tentang standar pelayanan minimum. Bicara s8istem yang perlu di workout. Saya pikir in
isharing buka npertemuan awal dan bukab npertemuan akhir. Bapak ibu bisa memberikan
sesuatu atau terlibat dalam hal ini. Kita liat aja smeoga 4 bulan ke depan ini bisa menciptakan
sesuatu yang lebih sisttematis. Kedepannjya ada binding interest.
Tentunya kita belum bicara berapa duit atau berapa jauh tapi binding interest itu penting,
pemahaman yang sama.
Perlu sesuatuyang tiaei buiseness as usual
Rhino:
Bagaimana kampanye anti stigma, dikelola oleh orang yang punya stigma, dikerjakan oleh orang
yang menyandang stigma tersebut dan dikelola secara korup. Harusnya idkelola oleh orang2 yan
gtahu. Itu kadang dengan pendekatan proyek itu mau gak mau harus diterima karena butuh uang
Vivi:
Maksudnya buisness as usual itu hanya sekedar menuruti tatanan administratif tapi substansinya
juga.
Perlu ada kesabaran trust building, Itu saja yang bisa saya sampaikan
Bambang (dekan fisip)
Terima kasih atas pencerahan, masukan2 tentang masalah2 yang ada di sekitar kita, saya yakin
tanggung jawab akan muncul dan menjadi semangat kerja kita. Pencerahan yang muhncl dari
ucap[an, narasi yang disampaikan menajdi bagiand ari semangat dan refensi kita ke depan.
Kalo kita mengenal maka kita bisa melakukian hal tersebut denjgan lebih baik. Yang diharapkan
kelengkapan dari nuansa2 yan gbelum terungkap bisa tercatat dari cerrita teman2. Jadi
diferensiasi menajdi bagiand ari konsep utama, kitamengenal kebutuhan yang sangat spesifik
dari teman2, pemilahand ari subkonteks yang berbeda2.
Yang juga penting adalah tentang halk warganegara dan keadilan, sulit merumuskan, tapi
persoalan mendasar dari keadilan. Yang diharapkan keadilan itumuncul dari kesempatan yang
sama, didudukkan sama.
Sebagai provider, keadilan dan kesempatan itu menjadi penguatan (empowring)_ kapasitas,
bukanhanya anggaran keuangan saja. Misal akademi perawat kesehatan jiwa. Jadi option
kebijakan banyak sekali yang akan dieksplorasi. Kita akan coba terus untuk mencari fokus, fokus
case, shingga menjadi semakin sensitif untuk emrespon.

Menghenal lebih baik, merumuskan formula yan gbaik. Smeoga meraih mafaat dari kegiatan hari
ini
Moderator:
Besok kt tunggiu bapak ibu8 jam 9 pagi di tempat yang sama. K8ta berdoa semoga pak ir sehat
sehingga bsia bersama2. Swelamat sore dan terima kasih
Hari II : Rabu, 12 September 2012
Peserta
1 Ema Widiati
2

Edi Supriyanto

Nurhamid K

M. Joni Yulianto

Dra. Endang Rahayu

Pudjo T

Ester FHW

Gambit

Dadun

1 Mimi Lusli
0
Sesi I :
Diskusi
Pembicara:
1. Adi Prasetya
Moderator : Mimi Lusli
Waktu: 09.00 10.40 WIB

1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0

Rini
Ellen Isabella W
Eriando R.S
Nurcahyo
Adi Prasetya
Binti Khofifah

Pembukaan dilakukan oleh Ibu Mimi Lusli


Untuk menyamakan persepsi
Adi Prasetya :
Historical mengenai ToR bermula dengan adanya kerjasama bilateral antara pemerintah
Indonesia (diwakili Bapenas) dengan Jerman (diwakili GIZ)
Mengembangkan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat di Indonesia khususnya
penyandang disabilitas
Tujuan utama yaitu :
1. Mengembangkan sistem.

2. Meningkatkan pengetahuan dasar mengenai pengambilan kebijakan dalam beberapa area


pembangunan yang berbeda
Kegiatan yang dilakukan untuk menyusun perlindungan sosial
Bulan
Hasil :
- Merekomendasikan
- Asistensi sosial : meliputi penyedian perumahan, jaminan masa tua
Asuransi sosial bagi disabilitas di Indonesia belum jelas, bagaimana seorang dengan disabilitas
yang tidak dicaver oleh perlindungan sosial. Kemudian akan melakukan study rappid assessment
Investing ability pada tempat tertentu, untuk mengetahui dan mengumpulkan informasi tentang
akses orang yang mengalami disabilitas terhadap program perlindungan sosial yang
diselenggarakan pemerintah dan swasta
Ada beberapa point dari pertemuan hari I
1. Mayoritas people of disabilitas kurang/tidak sejahtera disebabkan mainstreaming,
perilaku, nilai-nilai dll yang terbatas
2. Belum maksimalnya sistem perlindungan sosial bagi people with disability
3. Belum maksimalnya peran stakeholder dalam upaya peningkatan kesejahteraan PWD
Ada satu skema yang akan didiskusikan dari hasil diskusi antara GIZ, Bapenas dan Puska
Disability UI
a. Social Assistance Social and Health Services
b. Social insurance
c. Educational/Training (Pendidikan dan Pelatihan)
d. Employment
e. Community care & support
Kita akan diskusi tentang semua di atas mengenai bagaimana sistem regulasinya, undangundang, lembaga mana yang sudah menyediakan jika ada seberapa berkualitas, bagaimana
aksesibilitas.
Hubungannya dengan pelatihan seberapa besar tenaga kerja dapat diserap, setelah melakukan
pelatihan/pendidikan. Contohnya saja : setiap tuna netra kenapa harus dibatasi sebagai pekerja
tukang pijet/belajar music terbukti seorang teman Aris Johanes yang tuna netra dapat
mengoperasikan computer
Community care & support, dengan berbekal kerelawanan basisnya akan kuat karena
berdasarkan kepentingan mereka sendiri
Kami berharap mendapatkan kondisi Klaten dari hasil diskusi saat ini. Untuk rencana rapid
assessment menurut tema investing dibatasi pada 5 hal tersebut di atas (sosial assistance and
health services, sosial insurance, educational/training, employment, community care & support)
- Bagaimana keadaan penyandang disability??
- Teknik pengumpulan data bagaimana??
- Teknik analisa data yang digunakan apa??
- Siapa informan potensial yang akan diwawancarai??
- Ketersediaan layanannya dan kualitasnya bagaimana??
- Bagaimana kemudahan mengaksesnya??
- Bagaimana ketersediaam pelayanan dan program bagi penyandang disabilitas??
Bagaimana ketersediaan data/informasi dan kualias sasaran?? Misalnya apakah sudah ada
informasi bentuk Braille bagi tuna netra dll
- Alokasi anggaran negara untuk program disabilitas??

Factor risiko perlindungan asuransinya bagaimana??


Peran dan tanggung jawab pemerintah dan swasta bagaimana?? Biasanya disabilitas
selalu dilempar kepada Dinas sosail karena sifatnya masih charity
Moderator
Kita lakukan penyamaan persepsi terhadap investing of ability, dimana tempatnya, kriterianya
apa??
Pujo dari Rumah Kampus
Apa latar belakang penunjukan Klaten sebagai pilot??
Ellen
Menurut pak Irwanto karena diskripsi di Klaten sudah memberikan pelayanan cukup baik
Nurhamid
Jumlah/persentasi disabilitas ada berapa??karena saya khawatir satu titik tidak proporsional
terjadi
Endang Rahayu
Kalau Klaten sudah berhasil kenapa harus kita survey lagi untuk apa dan keberhasilannya
bagaimana??
Joni Yulianto
Saya kira saya ingin menjembatani kenapa Klaten, yang saya ingin cari adalah keterkaitan antara
ToR dengan kriteria tempat penelitian. Sedikit gambaran tentang Klaten memang setelah gempa
banyak NGO memfokuskan untuk melakukan kegiatan di sana secara kompherhensip mulai dari
rehabilitasi ke livelihood, pemenuhan hak dasar pendidikan, aksesibilitas di tingkat kecamatan
kabupaten, juga penggoragniasaian, ditingkat kebijakan mempunyai Dewan Rehabilitasi
Berbasis Masyarakat berfungsi sebagai monitoring. Mungkin proses itu yang dilihat pak Irwanto
sebagai pertimbangan mengapa mengusulkan Klaten. Tetapi menurut saya bahwa di tempat lain
selain Klaten masih ada juga tempat yang lain
Emma Kemensos
Dari rapat dengan Bapenas, pak Irwanto telah mengatakan seperti yang dikatakan oleh Pak Joni.
Data untuk Jateng memang sudah mewakili, tetapi memang untuk Perda belum ada seperti yang
ada di Sukoharjo. Harus diperhatikan sebaran wilayah tentang berbagai macam disabilitas, agar
terwakili semua disabilitas.
Adi Prasetya
Saya mengusulkan Klaten di uji dengan kriteria tertentu, kita tentukan kriteria apa yang saja
untuk daerah untuk rapid assessment
Nurhamid
Saya tanyakan presentasi disabilitas, disabilitas apa yang paling besar?? Jika disabilitas jiwa
masih bisa produktif.
Adi Prsetya
Saya baru mendapatkan datanya, menurut Bapenas (ada di table)
Moderator
Paling tidak kita mengetahui kriteria apa untuk wilayah rappid assessment
Edi
Kalau kita bicara menganai data kita akan kembali ke belakang, tetapi ingin mengetahui apa
yang sudah dilakukan oleh pemerintah tentang perlindungan sosial
Edy;

Ini menyangkut kebijkana ke depan. Bukan hanya jumlah penyandang cacat tapi lebih penting
[ada apa yang dilakukan o
Adi:kalo scr kualitatif best practice yang mau dilihat apakah suatu daerah sudah mampu
mehnyediakan perlijndungan sosial dari segi asuransi sosial atau asistensi sosial. Ini jadi satu
kriteria pemilihan lokasi agar punya korelasi dengan kerangka awal penelitian. Konsisten dnegan
pengalaman daerah amana yang memiliki propgram perlindungan sosial paling baik di Indonesia.
Jadi yang dilihat pada sistem perlindungan sosialnya.
Bila dari hasil asesmen ditemukan ada kawan2 dari kelompok tertentu yang belum masuik, itu
yang akan jadi input. Sehingga hasilnya (output) dari ........
Elen:
Judul project investing i disability.
Padahal orang dengan keccatan yan glebih ringan itu mampu dan masih produktif. Kalo bantuan
itu diinvest pada orang dengan kecacatan ringan atau sedang maaka itu akan lebih produktif. Itu
juga melihat perlindungan sosial yang lebih lengkap,
Moderator (MIMI)
Mendapat kerangka acuan
Meningkatkan pengetahuan dasar dari kebijakan
Oleh karena itu yang akan digali itu ada 5 hal:
1 community care
Social assistance
Soccial insurance
Education and training
Employment
In iyan gdilihat dari wilayah itu. Misal di klaten adalkah community care di klaten, gimana
eduction and training , bagaimana employmentnya sehingga klaten bisa dianggap cukup
mewakili
Nur
Kalao melihat itu klaten cukup mewakili tapi disabilitas apa
Mimi:
Mungkin disabilitas ini makro, tidak hanya bicara netra, daksa atau lain2. Mereka yang
terhambat
ICF: orang yang dikatakan disabilitas itu dia mempunyai disfunction, punya hambatan
beraktivitas, tidak bisa berpartisipasi.
Mas jony dari jogja jalan sendiri sampe dengan guoidline nya =, dengan laptopnya maka dia
tidak disable
Jadi termasuk teman2 yang ODMK, yan gcacat berat termasuk teman2 dalam payung disabiitas.
Jadi itu konsep disabilitas.
Joni:
Maaf tadi saya lagi menghubungkan hasil

Saya kira penjelawan mbak mimi tentang disabilitas sudah komprehensif. Kalo mengacu pada
iCF: disabilitas sebenarnya adalah kondisi yan tercoipta antara disfunction (tubuh, mental
sensorik) ketika berinteraksi dengan lingkungan yang tidak mengakomodir. Misal keytika saya
Disable itu buka pada wilayah tidak bsia melihat, tidak punya kaki atau pada wilayah kakinya
yang kecil atau bukan pada wilayah gangguan fungsi otak, atau pada wilayah ganggiuan
perilaku.
Disabilitas bila terjadi
Tidakadanya akomodasi dari lingkungan, kegagalan lingkungan dalam memberika nakomodasi
yang penuh. Misal anak yang tidak bsia di sekolah bukan karena Iqnya yang rendah tapi karena
sistem sekolah tdiak bisa mengakomodir itu
Rapid asesmen atau study ini ingin melihat sejauh mana sih investasi untuk memampukan itu
mempunyai dampakii secara sosial secara kesejahteraan terhjadap orang2 yang dalam tanda
kutip diposisikan sebagai disable.
Mimi:
Paling tidak kita sudah ada benang mereah, Investing melihat hal apa yang bisa memampukan
orang dengan disabilitas bagian dari warga ini sehingga bbisa melakukan halnya sebagai warga
nergara. Diasabilitas ebagai bagian dari keragamaan (kayak laki dan perempuan) , bagaiman
melihat hal2 yang sudah ada sistem, layanan, interaksi, paparan sehingga orang dengan
disabilitas bisa mengakses itu. Misal orang yang bangun gedung atau mal kecil atua rumah sakit
akan secara otomatis membuat WC untuk laki2 dan perempuan sehingga kedepannya orang itu
juga secara otomatis akan membangun WC yang lebih besa ytang bisa mengakomodir kelompok
disable.
Klaten melihat
pakah 5 hal itu ada dan kalau ada itu bagaimana kondisinya. Apakah edukasi di klaten
memampukan orang dengan disabilitas? Kalau tidak hal apa yan gbisa memampukan mereka?
Adakah kriteria?Misal minimal wilayah itu punya perda atua ada perda dan DPO. Misalnya, Satu
dua kriteria yang bisa memadai
Edy
Salah satunya perda iu ya
Mimi
Perda di tingkat kabupaten atau provinsi
Ester:
Maaf tadi saya yer;abat
Mimi
Saya review yang teman2. Tadi kan kita mulai dari menjelaskan toor, latar belakang bpenelitian
ini diadakakh. Dari situ akita menhdapatkan gap anatara p[eraturan dan pelaksanhaan di
alapangan, fakta pemerintah dan di lapangan. Lali dijelaskanj tentang apa yang ingin dilihat.
Terakh9ir kita mendiskusikan kenapa klaten. Sekarang kiat bcara untuks atu wilayah yan gbisa
menjawab sesuai kerangka penelitian (lihat tujuan penelitian: kerangka acuan untuk kebijakan
dan peningkatan kemampuan). Hal ini dilihat dari 5 hal. Nah untuk mendapat info ini wilayah

sepert apa? Minimal seperti apa. Tadi minimal punya perda. Yang lain mungkin satu dua tiga
sebagai acuan
Pujo:
Kalau kriteria fokus pada hasil asesmen ke 5 hal itu
Mimi:
Apakah ada 5 hal itu. Apakah ada employment, apakah ada
Ester:
]aopakah bisa juga masuk kedalam kelembagaan. Pakah ada
Ada ran yang akan ditusrunkan dalam Rad. Ada kelembagaan yang menghatur. Kelembagaan
dalam arti luas
Mulai dari keluar ruimah ..
Gak usah yang menga
Mungkin di kategori
Ada kirteria kelembagaan perlu di[pikirkahn
Joni:
Yang pertama mungkin ditambahkan dari kriteria, perda , mungkin usulan melihatt 5 fokus isu
sebagai kriteria. Saya usul yan gketujuh adalah partisipasi difable dalam pengalmbiulan
kebijakan karena salah satu tujuan ini adalah saelain buat kerangka acduan sjuga membrikan
pengetahuan, proses pengambilan kebijakan, salah satu faktr adalah mereka ynga membutuhkan
sesuatu sehinggapartisipasi dbisa dilihat sebagai satu kriteria. Sehingga dalam rapid asesmen
dilihat sudahkah ada paroses partisipasi dimaa difabela dan organsiasinya diakomodasi dalam
sistem pengambilan keputusan
Kemudianm memprkuat usulan bu ester maka 5 fokus isiu ini perlu ditambahkan lagi. Apakah
asesmen ini akan ada batasan2nya. Ikarena kalo mo kita tambahkan secara komperehensif maka
masih bisa ditambahkan dari 5 isu tadi. Aksesibilitas misalnbya, infgrastruktur informasim,
komuijasi, ketersediaan layanan
Mimi
Makasih mas juni jadinya ada banbyak. Jadinya da hgal baru. Saya setuju dengan partisipasi,
menjawab nothing about uis wiithout us karena kita sebagai stake hlder utamanbya
Apakah 5 fokus ini ditambah degan aksesibilitas. Kalo misalnbya ada edukatiobn dan training
apakah fluyernya dibaca atau tidak, Akses ini smengawali. Jadinya akses selaion fisik dan
informasi.
Kita kaanmasukkan aksesibilitas ebagai fokus
Edy
Partisipasi masyarakat
Mimi
Partisipasi 2 sisi , orang dengan difable dan keluarganya serta masyarakat sekitar. Adalagi?
Apakah ini cukup komp[rehensif untuk mencapaui tujuan penelitian kita

Adi:
Kirtieria pertama ada perdam yang kedua adakagh 5 foikus penelitian, yang ketiga da partisipasi
PWD dengan masyarakat dan aksesibilitas. Kita baru punya 4 kriteria
Jon=i
Aksesibilitas masuk dalam fokus bukan dalam kriteria. 5 plus 1 jadinya
Mimi
Cukup kopmprehensif mencapai tujuan penelitian kita? Kalo bicara partisipasi PWD maka
Ester
Di perda diadalanyba djangan lupa ada law enforcement, sanksi
Karena kalau perda tanpa ada pekajsanannbya maka kanekmaren sudah banyak
Mimi:
Apakah klaten memnuhi kriteria tersbeut? Adakah perda
Edy:
Kalo di jawa tengah ada 3 wilayah kabupatebn kota
Solo perda no 2 2008
Sukoharjo9 2 2009
Klaten perda no 2 2011
Itu yang dijawa tebgah, kalo perangkat perwali dan pergub baru di sukoharjoPerangkat monev
sudah ada di sukoharko
Kalo di klaten itu ada beberapa DPO disana mewakili masing2 difabilitas (t7una rungum tuna
reta daksa =), di klaten juga ada beberapa SLB, kemudian sekolah yangt inklusif ada
muhamadyah yyang terima murid yunanetra
Di klaten peran masyarakat masih kurang masih disupport oleh NGOAda 2 lembaga yang
dihasilkan dari NGO. Kalo dari Karina itu ada DRCBM yan ganggotanya SKPD yang diketiuai
Kasubdinsos,
Kalo yan g PPRBM solo ,... hampir sama kopla kerjanya karena dari caritas german
=julmalh difable cukup banyak lebih dari 20 kecamatan
Disana juga ada semacam DPO atau oragnaisasi payung yan gmenajdi koordinator dpo2 yang
ada, itu yang di klaten
Kemudian kalo kebijakan belum babbyak kebijakan perlindungan sosiak rterhadap difable,
Masih tergantung apdea kegiatan2 NGO yang ada di sana, karena padsca gempa 200-6 hampir
10an organisasi yang ada disana, justri yang dijogja sedikit, bahkan yang masih kerja di sana,
karina masioh ada disana, tu gambaran sediiit tentang klaten karena sempat disana menginisasi
kelompok sponal ord injured
Sampe sekarang pasca gempa, fasilitas publiknya yang sudah dibentuk pasca gempa itu tidak
aksesibe
aKalo perdanya atau perbuponbya baru didrafting sama karina, peran dpo bagus ketika mereka
membantuk semacam tim 10. Itu pun supporting dari Ngo

Secara umum belum tauh kebijakan seperti apa, sementara kalo integrasi difavble dengan isu lain
belum ada, termasuk ketika memasukkan jaminan terkait dengan dikubitus, sampe sekarang
masih mengaalmi tu dan persoalnnya masih ada.
Sakalo di solo sejak 2008 sudah ada perda namun perwalinya belum. Informasi terkahir masih
drafting dofasilitasi
Peran difable minijmm karena kota proses urbanisasi sulit
Kelbihannya aksebilitas publik disana terrmasi pasar tradisional, halte
Kejmudian untuk persoalan sosial lain ada BPRSD dari kluar kota tidak mau pulang, padea
intinya mencari hidup di s0olo
Kemudian di solo beluma da dinas sosialnya tapi ada kasubdin di dinakertrans
Kemudian untuk data disana masih sulit , tidak jcuma jawa tengah di indoensia pun masih sulitr
untuk valid akrean tidap lembaga punya data yang berbeda
Kalo di solo pendidikan dan pelatihannya sanga5t tergantung dari program
propvbosnsikemudian utuk ketenagakerjaan masih sulit (sioplo, kleten dan sukoharjo)
Kemudian kalo community care di solo, banyak panti atau banyak lembaga tapi polanya masih
charity, belum melibatkan mastyarakat atau keluarga
Di solo juga ada RS J sebagai karasidenan maka banyak daerah2 sekitarnya dibawa ke solo Syaa
beranggapan ada pembuangan
Fenomena ini terjadi si Solod an jawa tengah
Di sukoarjo 2008 ada perda, 20010 ada peraturan bupati,
Peran teman2 disana BKSK, pSM cukup berjalan
Ada forum PSM, juga ada PKSK, bahkan disana ada satunan kematian yang nilaibya cukup
tinggi (3 jut)
Kemudian ada tm monev sebagai implementasi dari perda nomer 7 yang anggotanya hampir
semua SKPD yang ada di situ dalam rangka program perlindungan dan pembverdayaan
Kemudain kalo Ngo yang kerja disana hanya 1 yaitu karina, itupun hanya di 2 desa membuat
pilot project RBM
Untuk eksehatan disupport dinas kesehatand egan munculnya perda jaminan kesehatan,
pendataan difable melalyu bidan desa kmengatifkan pokja desa siaga
Kalo jumalh difable di sukoarjo menurut dat WHO dan Unpad jumlahnbya hampir 14 ribu tapi
setelah dilihat kritarianya dari kesehatan maka paling tinggi lansiam kusta penyakit kronis, data
ini masih dipake sampe sekarang kemaren bar8 validasai data
Untyuk peran serta masyaarakat ada 2 DPOm sehati dan IPMI Kalo teman2 t
SLB ada 5 (4 swast dan negeri)
Kalo support luar sifatnya masih chariti
Kemudoian saat ini sehati dengan karina danpemerintah kab sukoharjo baru menginisiasi RBM
di tingkat keutpate nin pemerintah melaluui ormas PKK
Sudah terbentuj paud ibklusi dab sabggar inklusi untuk melakukan RBM
Saay iyu sehati tidak terlibat penuhm masyarakat tag menjadi pendabaabm nereja yabf
melakukan sendir8i
Itu info 3 wilayah yang punya perda. Moga jadi informasi awal
Mimi
Ter9imakasih yang duah certa sukoharko klaten dan solo

Ada yang kuat di transportasi publik, ada yang masih charit


Dari yan g3 ini klaten trmuda perdanya
Mungkin sebelum k8ita berpikir jaiuh ada pak gambit
Mungkin pa gambit bisa memberi masukan juga
Kami sudah sampe pad atahap kenapa klatn, lalu unhtk menjawab itu kit melihat pada tujuan
penelitian sistem perlindungan lalu ada 5 hal yang akan digali lebih jau. Dari hal tersebut ki8ta
coba fcdari kriteria mana yang bisa menjawab tujuan penelitian ini dan 56 isu besarnya
Ada perda, 5 fokus plus 1
Ini adalah kiriteria wilayah yang ada untuk membantu kita mencapai tujuan penelitabn
K3mudian mas edy menceritakan ada 3 kabupatn yang punya [erda, klaten, solo dan sukoharkjo
Mungkin pak gambity abisa memberi masukans ebelum masuk ke tema lain
Gambit
Maaf saya terlambaty karena sedang melakukan peltihan kepada pekerkja seks untuk melakukan
penelitan kekerasan. Sejauh yang saya dengan adari pak ir dan lewat beberapa emai. Kebetulan
di ousat penelitian HIVV Aids pernah dilakukan kajian perlindungan sosial pada orang dengan
HIV, Apada beberapa provinsi Jogja kamlimanytan tengah dan jaw tengah
Apakah itu berlaku di kelompok difabela adalah begaimana membangun sosical suport untuk
orang dengan difabel
Dengan keberadaan sosicl insurance maka sosical support menjadi tjmp[uan
Barangkali urty ytabf secara khusus
Social support: jaringan orang deengtn diffavle bisa memberikan dukungan
Dari berbagai study social support menjadi basis untuk mengembagkan sosial insuranc
Mimi
Apakah bisa diap-likawikaj pada kelompok PWD, kita perlu kelakukan penelitian tentang
erlindungan sosial. Masih aeda cerita atau kita tentukan?
Dadu
Kalo menentuka nkerangka frame work maka kita peru memilih wikayah yang bsia menjawab
informasi
Mungkihn ada sukses story si satu wilayah untuk menguatkan temuannnya.
Ester:
Muinghkin dari awal kami dari ba[enas dan sosial ingin melihat lebihsistematis, bisa dibuat
matriks dan ditampilkan komputer
Dilihat mana yang paling tepat
Seinget saya waktu diskusi keci sukoharjo
Nanti dilihat yang paling engkap
Mimi
Sehingg akan memilih yang terlengkap

Ada Perda
Soscial asistence and
health service
Social insurance
Education dan
training

Employment

Communit care dan


support

Sukoharjo
Perda sdisabilitas 2009
Perda bangunan dan perda
jamkesda
JSPACA
Jamkesda-PWD
Belum tau
5 SLB
4 SD inklusi, SMP inklusi
Training dinsos, disnaker, dinas
kop UKM, bapermasdes
Training vokasional dan
carakter building (karina,
sabda)
Ada perusahaan (asing: indeks)
terima difable
Ada modal individu, KUBE
dari pemkab
Sektor informal (bengkal,
pertokoan)
Ada forum kader posyandu,
bidan desa, maria monik,
karina, lembaga/yayasan
keagamaan
Support jamkesmas melalui
panti
Com sup dari PKK
Ada RBM dan pokja desa siaga

Aksesibilitas

Aksesibilitas di beberapa
kecamatan dan di puskesmas
Aksesibilitas individu support
dari desa (dikasih bahan desa
untuk bikin fasilitas)
Kios pasar untu difable
Lahan kas desa untuk difabel

Partisipasi
PWD/DPO/
masyarakat

Pelibatan sebagai sekret tim


monev
Ada yang terlibat dari moresko,
RSPD

Klaten
Perda disabilitas 2011
JSPACA
Jamkesda-umum
Belum tahu
SLB ada
Gerakan Pendidikan inklusi
Training guru (karina dan diknas)
SD dan SMA inklusi
LBK dinsos
Ada diffable punya usaha
(kerajinan, sabun)
Pendampingan livelihood
(koperasi, ternak) kerjasama
karina dan lembaga expertise
Ada kader RBM (latih posyandu,
karang taruna bisa menjadi
sumber dukungan pertama)
Penyadaran masayarakat dari
orang terdekat
TKSK tapi blum support diffable
Belum ada organisasi agama
untuk com care
Com supp organisasi payung
dapet anggaran rutin dari
pemerintah
Peraturan aksesibilitas hanya di
perda dan kepmenPU
Kampanye aksesibilitas dilakukan
hingga di RT/lingkungan keluarga
Desa aksesibel (ada sarana umum
yang aksesibel)
Program aksesibilitas non fisik:
fasilitas pusekesmas untuk
fisioterapi
Program transpotasi aksesibelitas
(motor modif)
Partispasi difable dalam
perumusan raperda (menyusun,
mengawal)
Punya dewan rehabilitasi difable

Tiap tahun terlibat dalam forum


SKPD (dinsos, din koperasi)
Di tingkat desa baru kecil di
musrem
Ada yang jadi baperdes (badan
perwakilan desa)

berbasis masyarakat (lintas SKPD


dan DPO)
Terlibat dalam forum penjaringan
aspiratif di tingkat legislatif,
musrembang desa, kecamatan
hingga kabupaten
Ada PWD yang jadi fasilitator di
PNPM, masuk di struktur
pemerintah desa,

Tahap pertama idetifikasi tahap kedua skoring


Social assistance: bantua dari pemerintah : JSPACA (pusat-kementrian
Social insurance
Education training; SLB, vocational training untuk
KUBE: kelompok usaha bersama, dinsos
KUP: kelompok usaha produtif, disnaker
TKSK: tenaga kerja sosial kecamatan
Waktu: 13.25
Adi
Setelah tadi kita fokus pada sistem perlindungan sosial yang tado kerangka acuannya, yang akan
digali melalui pengambilan data di lapangan
Ada beberapa hal yang bisa dijadikan acuan, pedoman umumnya untuk menggali informasi bagi
setiap fokus (5 isu pokok yang akan dibahas)
Misalnya ketika menggali info tehntang sistem sosical asistance dan health service, itu mencakup
beberapa hal seperti ini: kualitas layanan, ketersediaan kayanan, kemudahan mengakses,
ketersediaan pelayanan dan program bagi PWD dll.
Maka hal2 atau buti2 yang disebutkan tadi bisa digunakanuntuk bidang2 tersebut. Misal
kyualitas layanan bisa ditanyakan di sosial insurance, employment, community care, eduacation
dan training dll
Yang perlu kita lakukan adalah mengkonkritkan panduan tersebut.
Kira untuk sosial asuistance terkait dengan kualitas layanan pertanyaan2 apa yang akan diajukan,
pihak2 siapa saja yang akan kita tanyakan hal tersebut (dinas sosial? Bupati? DPO siapa?)
sehingga pada akhir sesi bisa menghasilkan pedoman interview pada umumnyam teknik
pengumpulan informasi dan sasarannya siapa. Midsal untuk tahu tentang comm care di
sukoharjo itu kita akan tahu dari siapa. Kalo dari kerangkanya itu sekitar 5untuk tiap sasaran (5
orang DPO, 5 orgn local com workers, 5 pemerintah, 25 PWD dan keluarganya)
Kita mulai dulu dari yan gpertama
Bisakah kita menyusun satu pedoman wawancara yang bsia ditanyakan untuk setiap pihak
tersebut.
Bapak ibu bisa menuliskan dimana saja
Ester:

Mungkin langsung ditulis, ikualitas layanan apam standar minimum apa


Ena (kemensos):
Mula idari ada tidaknya layanan baru di ketersediaan layanan kemudian bagaimana mengakses
baru tentang kualitas
Gambit:
Ini saya kaitkan dengan siapa yang mau diwawancarai. Artinya tidak smua oran gyang sisebt
akan ditanya 5 fokus itu. Pertanyaannya tidak akan dijawab oleh setiap porang
Kita liat dulu siapa yang diwawancaraiAspek2 apa dari yang bersangkutan
Misal tyanya PWD kita akan liat persepsi terhadap kualitas atau akses
Misal stake holder apakah kita akan wawancara atau FGD
Saya mengusulkan siapa yang akan kita wawancarai Baru kemudian Interview guide dan FGD
guide baru disusun
Pemerintah/pemda
dan legislatif

Metode pengambilan data


FGD

DPO

Interview (In depth)

Implementing
agencies (LSM,
Ormas, Panti,
pemerintah)

FGD

Siapa saja?
Bupati Sukoharjo
Tim Monev: dinsos, binsos,
dinkes, disnaker, dinas PU,
dinas P&K, sekda,
deperindag, diskop dan UKM,
dinas hubinfokom,
Bapermasdes, dinas
Pendapatan daerah, biro
hukum, bag humas dan umum,
bappeda, BPS
Kepolisian
DPRD Sukoharjo
KPUD
ITMI (Ikatan Tunanetra
Muslim Indonesia)
Paca Mandiri
NPC (National Paralympic
Comittee)
Kelompok Tuna Rungu dan
Wicara
Puskesmas/Pustu
RSUD
Perusahaan asuransi
(Jamsostek, Askes, Bumi
putera)
Koperasi
Sekolah inklusi
BLK (disnaker), LBK (dinsos)
Perusahan (PT Index, Sritex,
Rimba sentosa)

Karina
Maria Monique (yayasan)
Yayasan Sinai
Panti Werdha
Toga/tomas/ormas

PWD dan keluarga

Wawancara (In dpeth)

Tokoh adat
TKSK: Bpk Joko, Ibu Emy
Bpk Sarmedy (dinas sosial)
Bpk Kokor Wijanarko (aktivs
sosial)
Bpk Soni Sumarsono (PMI &
HIV Aids)
Pimpinan desa: camat, lurah

FGD

Muhamadyah
MUI
FKUB
Dewan masyarakat Pemerhati
Kesehatan (DMPKS) tk kab
Karang Taruna
Forum Kader Posyandu
Paguyuban PSM
PKK
ODMK/PDM
Tuna Netra
Tuna Grahita/ Lambat belajar
Tuna Daksa
Tuna Rungu/ Wicara
Tuna Ganda
Kusta/ OYPMK dan ekskronis
Autis
ADHD
Lansia

FGD

Secondary:
Riskesdas Sukoharjo
Panduan Wawancara/ FGD Kelompok Pemerintah
Isu
Pertanyaan
Social asistance and health 1. Programnya ada atau tidak?
service
2. Kalau ada, jenisnya apa?
3. Mekanisme seperti apa? (prosedur, tata cara
merangkul atau tidak, Persaratannya seperti apa)
4. Siapa pelaksana dan sasarannya?

Social insurance

Education dan training

Employment

5. Fasilitas yang diberikan?


6. Adakah kerjasama/koordinasi/integrasi dengan lintas
sektor, swasta dan non pemerintah?
7. Alokasi anggaran?
8. Pencapaian yang dihasilkan?
9. Tantangan/ hambatan yang dihadapi?
10. Upaya untuk mengatasi tantangan?
11. Rekomendasi/ harapan apa yang seharusnya
dilakukan
1. Programnya ada atau tidak?
2. Kalau ada, jenisnya apa?
3. Mekanisme seperti apa? (prosedur, tata cara
merangkul atau tidak, persaratan yang diperlukan)
4. Siapa pelaksana dan sasarannya?
5. Fasilitas yang diberikan?
6. Adakah kerjasama/koordinasi/integrasi dengan lintas
sektor, swasta dan non pemerintah?
7. Alokasi anggaran?
8. Pencapaian yang dihasilkan?
9. Tantangan/ hambatan yang dihadapi?
10. Upaya untuk mengatasi tantangan?
11. Rekomendasi/ harapan apa yang seharusnya
dilakukan
1. Programnya ada atau tidak?
2. Kalau ada, jenisnya apa?
3. Mekanisme seperti apa? (prosedur, tata cara
merangkul atau tidak, sesuai dengan kebutuhan
PWD/CWD/WWD)
4. Siapa pelaksana dan sasarannya?
5. Fasilitas yang diberikan?
6. Adakah kerjasama/koordinasi/integrasi dengan lintas
sektor, swasta dan non pemerintah?
7. Alokasi anggaran?
8. Pencapaian yang dihasilkan?
9. Tantangan/ hambatan yang dihadapi?
10. Upaya untuk mengatasi tantangan?
11. Rekomendasi/ harapan apa yang seharusnya
dilakukan
1. Programnya ada atau tidak?
2. Kalau ada, jenisnya apa?
3. Mekanisme seperti apa? (prosedur, tata cara
merangkul atau tidak, Persyaratan dan situasi
lapangan pekerjaan apakah sesuai dengan keadaan
PWD/CWD/WWD)
4. Siapa pelaksana dan sasarannya?
5. Fasilitas yang diberikan?

Communit care dan


support

Aksesibilitas

6. Adakah kerjasama/koordinasi/integrasi dengan lintas


sektor, swasta dan non pemerintah?
7. Alokasi anggaran?
8. Pencapaian yang dihasilkan?
9. Tantangan/ hambatan yang dihadapi?
10. Upaya untuk mengatasi tantangan?
11. Rekomendasi/ harapan apa yang seharusnya
dilakukan
1. Programnya ada atau tidak?
2. Kalau ada, jenisnya apa?
3. Mekanisme seperti apa? (prosedur, tata cara
merangkul atau tidak)
4. Siapa pelaksana dan sasarannya?
5. Fasilitas yang diberikan?
6. Adakah kerjasama/koordinasi/integrasi dengan lintas
sektor, swasta dan non pemerintah?
7. Alokasi anggaran?
8. Pencapaian yang dihasilkan?
9. Tantangan/ hambatan yang dihadapi?
10. Upaya untuk mengatasi tantangan?
11. Rekomendasi/ harapan apa yang seharusnya
dilakukan
1. Transportasi
2. Informasi
3. Infrastruktur Publik (Pemerintahan,
Wisata, Agama spiritualitas, Pendidikan
dan Budaya)
4.

Notes:
Kriteria kualitas: ada tidaknya, bagaimana kelengkapan, tangible, responsive atau tidak,
assurance/ standar
Gambit:
Kalau asuransi bisa ditanyakan di tingkat pusat : ada asosiasi perusahaan asuransi, ada asuransi
asing dan asuransi lokal
Adi:
Ada catatan untuk perusahaan asuransi dilihat di Sukoharjo (tidak diputuskan sekarang)
Tejo
Sebenarnya vokasi ini disiapkan untuk menjadi wirausaha, vokasi ini seperti universitas terbuka.
Bagaimana merancang kurikulum yang spesifikasi sesuai dengan kebutuhan para difabel
Mimi
Kurikulum menjadi penting karena menjadi acuan utama dalam pendidikan bagi difabel. Dalam
tujuan inklusif maka kita harus memodifikasi kurikulum tertentu. Beberapa hal yang harus
dipertimbangkan adalah adakah layanan disability dalam layanan tersebut, apakah ada disability
services dalam lembaga pendidikan tersebut. Guru tahu caranya/tidak untuk menangani murid

dengan keterbatasan, apakah guru-guru umum dapat mengerti tentang berbagai hal seperti bahasa
isyarat, penanganan terhadap CP, ODKM dll
Ending Rahayu
Setiap kurikulum mempunyai modif disesuaikan dengan jenis kecacatannya, sehingga
diharapkan SLB-SLB khusus mulai berkurang
Mimi
Orang tua akan mengajarkan sesuatu yang lebih di rumah, bagaimana adanya learning support
dalam sekolah tersebut
Adi Prasetya
Kualitas kurikulum, SDM, sangat penting untuk penyelenggaraan sistem pendidikan vokasi
Endang
Yang paling penting dari awal adalah kurikulum, karena difabel dapat menyesuaikan diri dengan
kurikulum yang dimodif sesuai kemampuan setelah itu bisa masuk ke SMP, SMU maupun PT,
tetapi bukan kurikulum SLB. Satu perubahan untuk semua, pendampingan tidak bisa selamanya,
ada batasan waktunya. Dalam kurikulum vokasi hanya perlu ada kurikulum spesifik sehingga
tidak terlalu luas misalkan para difabel tidak harus mempelajari Fisika, Kimia
Adi Prasetya
Semua sekolah dari paud PT harus mau menerima penyandang disabilitas, ada beberapa
kekhawatiran dari pihak SLB yang merasa kehilangan pekerjaannya dengan adanya sekolah
inklusi
Edi Supriyanto
SLB dianggap sekolah no kesekian, jika sekolah umum tidak mampu maka dibuang ke SLB jadi
seakan-akan SLB itu merupakan sekolah buangan. Sekolah inklusi tidak boleh mematikan
eksistensi sekolah umum. Misalkan dengan memasukkan muid ke sekolah umum, maka rangking
sekolah tersebut jadi menurun. Sekolah inklusi biasa ada pada sekolah terpadu, karena biasanya
sekolah-sekolah umum milik pemerintah kebanyakan belum mau menerima anak difabel
Mimi
Di Slipi sekolah negeri 18 sudah bersedia menerima murid difabel dan bersedia menyandang
sebutan serbagai sekolah inklusi, tetapi ketika sekolah bersedia terkadang ada protes dari pihak
orang tua murid yang lain takut akan menurunkan kualitas sekolah tersebut karena adanya murid
difabel. Sebenarnya keberanian sistem untuk modifikasi kurikulum akan memperbaikik sistem
pendidikan tersebut, tetapi banyak sekolah yang belum berani/siap untuk memodifikasi
kurikulum
Adi
Bahwa yang namanya inklusi itu masih dianggap sebagai SLB dengan bentuk baru, ini adalah
tantangan yang harus digali dan fenomena ini tidak hanya di Jakarta
Kuota 1 % sejauh mana pelaksanaannya, pengawasannya bagaimana, kesesuaian, interaksi antara
teman kerja bagaimana. Bagaimana terkait vokasi melakukan pelatihan/pendidikan terhadap
disabilitas, istilahnya ada tidaknya cara membuat CV, bagaimana cara interview dll
Nurhamid
Sebenarnya ada kuota 1 % tetapi pada kenyataannya implentasinya masih sangat jauh. Ketika
ketemu dg kasus di lapangan keluarga belum tentu welcome kepada pendamping, tetapi
kebanyakan kel menyembunyikan. Tentu tidak gampang bagi pendamping untuk melayani
Mimi
Bagaimana penerimaan kel kepada anak berkebutuhan khusus sangatlah penting
Edi

Apakah keluarga care terhadap keluarganya. Apakah ada org yang memberdayakan keluarga,
pemerintah sendiri belum pernah ada program yang memberdayakan keluarga agar care terhadap
anaknya yang difabel. Ketika pendamping pergi apakah penyandang disabilitas terurus atau tidak
bagaimana dengan sustainibilitas, berlanjut/tidak jangan sampai tergantung pada pendamping.
Bagaiman peran pemerintah dapat mendorong keluarga untuk care terhadap disabilitas
Ester
Keluarga diberdayakan shg ketika pendamping pergi maka sudah mampu sendiri untuk mencari
solusi/mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh anggota keluarganya yang difabel
Edi
Contonya di Sukoharjo ada anak CP yang sering mengalami sesak nafas jika kel tidak
mengetahui cara penanganannya maka keadaan akan fatal, maka dari itu pemberdayaan kel
sangat penting. Keterampilan masyarakat awam dan keluarga untuk memberikan pertolongan
pertama sangat penting
Kamis, 13 September 2012
Acara dimulai pada pukul 09.15, dibuka oleh bu mimi sebagai moderator.
Moderator:
Bu mimi sebagai moderator membuka acara, memberikan salam kepada ibu Penina dari
Kemenkes dan perwakilan GIZ, Marizec yang karena kesibukannya baru bisa datang pada hari
ketiga. Bu mimi kemudian memberikan kesempatan kepada Ibu Panina yang pada hari pertama
belum berkesempatan memberikan paparannya mengenai ABK dan anak dengan kecacatan serta
program kemenkes mengenai hal tersebut.
Panina:
Bu panina berterima kasih oleh kesempatan yang diberikan dan mulai memberikan paparannya
mengenai program kesehatan bagi anak dengan disabilitas. Paparan yang disampaikan adalah
sebagai berikut:
- Dasar Hukum mengenai hak anak terutama anak dengan disabilitas akan akses terhadap
pelayanan kesehatan (UU No. 36 Thn 2009: pasal 131, 133, dan 139, UU No. 23 Tahun
2002, UU No. 21 thn 2007, dan Konvensi Hak Anak)
- Data mengenai jumlah anak dengan disabilitas, yaitu berjumlah 295.763 pada tahun
2010, serta penyebarannya.
- Peningkatan jumlah anak penderita autisme dan down syndrome, yaitu 1:150 kasus pada
tahun 2000, sekarang mungkin sudah bertambah.
- Program yang dilakukan Kemenkes untuk anak penyandang cacat, yang melibatkan
masyarakat dan institusi untuk memperhitungkan keberlangsungannya dengan
memberlakukan pemberdayaan.
- Skemanya adalah sebagai berikut:

Upaya kerja sama lintas sektor sedang diupayakan antara kemenkes, kemendikbud, dan
kemensos, serta organisasi profesi
Upaya RBM juga dilakukan untuk mensukseskan program ini, kegiatan yang dilakukan
adalah Advokasi & Sosialisasi lintas program, Sosialisasi lintas sektor, serta Pelatihan
kader.
Penyandang disabilitas juga diberikan pelatihan dan pembinaan agar mampu menjadi
mandiri dan melakukan perawatan diri seperti stimulasi terhadap pengidap Cerebal palsi,
dll.

Moderator
Moderator mengucapkan terima kasih atas paparan bu panina mengenai anak kecacatan dan
memberikan kesempatan selama 15 menit kepada audience untuk tanya jawab.
Edy:
Apa yang bu panina sampaikan sudah dilakukan oleh kami baik ditingkat puskesmas maupun
posyandu, bahkan kami sudah memberikan pelatihan untuk kader-kader kami. Kasus yang paling
menyedihkan yang kami punya videonya adalah mengenai anak dengan cerebal palsy, anak
cerebal palsy itu memerlukan fisioterapy sepanjang hidupnya, dan itu mahal, kami sudah
berupaya mencari banyak dana namun susah dicari.
Kenapa program PMT hanya dibatasi pada anak 5 tahun dan dibatasi juga dengan kuota. Contoh
kami memiliki anak dengan gizi buruk dan kecacatan sebanyak 12 orang namun kuota yang
diberikan hanya 5 anak.
Pemberdayaan juga kami sudah lakukan kepada masyarakat untuk melakukan treatmenttreatment khusus kepada anak berkebutuhan khusus.
Peran puskesmas Untuk masalah anak yang memiliki kekurangan dibagian kaki, tidak semudah
yang ibu bayangkan untuk membeli sepatu dengan design yang sesuai dengan pesan ke toko
sepatu, tapi hal tersebut tidak semudah yang dibayangkan. Memerlukan rekomendasi dari tim
ahli yang itu mahal.
Panina
Apa yang saya sampaikan tadi adalah paparan atau praktik yang dilakukan jaman dulu di
makasar dan sumatera, kemudian best practices pada waktu itu kami masukkan ke dalam system,
dan system tersebut baru mulai diaplikasikan akhir-akhir ini, untuk ke depannya kita akan terus
mengupdate.

Kita memang tidak mengaplikasikan RBM karena itu terlalu luas cakupannya, kita hanya
berusaha melakukan upaya-upaya praktis mengenai bagaimana cara mengatasi dan merawat
ABK.
Dengan kerja sama pihak lain, prostetic issues, seperti kita sudah berusaha melakukannya,
dengan kemensos yaitu PKSA dan PKH, kami berupaya melakukan tersebut dengan menitipkan
dana untuk rapat koordinasi ditingkat kabupaten kota.
Moderator:
Bu Mimi mengucapkan terima kasih atas tanggapan yang diberikan dan mempersilahkan
audience untuk coffe break. Selama 10 menit pada pukul 10.10
Acara kemudian dimulai lagi pada pukul 10.20, moderator mempersilahkan audience untuk
masuk ke dalam ruangan lagi, kemudian acara diberikan kepada Pak Adi.

Adi:
Acara dilanjutkan oleh mas adi untuk merefresh hasil kerangka yang telah dibuat kemarin,
mengenai tabel hasil diskusi mengenai stakeholder yang akan diwawancara dan item-item yang
akan ditanyakan. Setelah merefresh Pak Adi mempersilahkan audience untuk memberikan input
jika ada input baru bagi tabel tersebut.
Irwanto:
Semua tentang social insurance dan edukasi, apa requirementsnya?
Pada sektor swasta maupun pemerintah yang memberikan pendidikan dan ketereampilan dan
community care, apakah ada upaya untuk menciptakan lapangan kerja?
Ester
Kemarin mengenai pendidikan sudah dibahas mengenai vokasi
Irwanto
Tantangan terdapat sebelum seorang masuk, misalnya persaratan menjadi seorang pekerja
disuatu tempat. Itu yang harus dikaji.
Kemudian untuk masalah insurance, juga masalah persaratan.
Panina

Dari target dan instrumen sudah cukup baik, namun ada tambahan yaitu mengenai implementasi,
terdapat perbedaan ditiap lapisan pemerintahan, ini harus dipisah per level, dari kabupaten,
kecamatan, hingga desa, karena untuk kabupaten yang berperan adalah RSUD sedangkan
kecamatan adalah puskesmas.
Mengenai jamkesmas, jamkesda, dan hak lainnya haruslah dikelompokkan menjadi anak dan
orang dewasa, sehingga kita bisa mengurut-urut gapnya ada dimana
Ada satu program dari depsos yaitu PKSA dan PKH dan Forum komunikasi dengan anak
penyandang cacat, apakah ini ada, ini yang harus dicari tahu program-program apa yang telah
ada untuk kaum difabel, kemudian kita coba telaah apakah sudah terintegrasi dan bagaimana cara
mengintegrasinya
Joni
Apakah perlu atau tidak mengenai data mengenai penca digenerate, karena jika ada datanya,
terutama data populasi dan persebaran, dan bagaimana caranya, ini yang harus dicari karena akan
mempengaruhi bagaimana proporsi
Irwanto
ABK sering dikira nakal dan bodoh, ini kemudian harus dicari bagaimana cara memberikan
pengertian kepada masyarakat mengenai bagaimana cara merawatnya
Bagaimana data riskesdas untuk sukoharjo, ini yang diperlukan bagi kami karena itu merupakan
data yang cukup baik menurut WHO
Ester
Unsur aksesibilitas yang perlu ditambahkan dalam instrumen tersebut.
Irwanto:
Ya, seperti Transportasi, Informasi, Infrastruktur Publik
Apakah di sukoharjo bisa ditanyakan pertanyaan-pertanyaan kritis seperti mengapa komunitas
netra dan komunitas
Apa masalah utama yang harus diatasi di sektor ODMK
Nurhamid:
Yang dilakukan di cirebon, contohnya adalah ada kasus dimana ada orang yang mengidap
schizoprenia yang dipasung selama 18 tahun, padahal rumahnya dekat dengan puskesmas, tetapi
bagaimana mungkin selama 18 tahun tidak teraproach oleh puskesmas.

Action yang kurang disini dimasyarakat, yaitu bagaimana masyarakat tanggap dan empaty
terhadap orang dengan disabilitas secara tulus bahkan militan, terutama petugas puskesmas.
Masalah lainnya adalah harga obat yang cukup mahal, untungnya di cianjur sudah mampu
dibantu tercover oleh jamkesda.
Dinsos
Terkait dengan stigma, ODMK stigma sangatlah tebal dan tajam, terdapat keengganan dari
semua pihak untuk mencoba membantu dan mengapproach ODMK karena ketidaktahuan mereka
yang tinggi.
Masalah lain adalah akses ODMK terhadap KTP, karena kesulitan dalam mengambil foto dan
proyek administratif lainnya, ini yang harusnya ke depan bisa terakses, karena KTP merupakan
gerbang terhadap program-program pemerintah.
Nurhamid
Berapa kerugian kepada pemerintah jika terus melakukan pembiaran terhadap mereka yang
memiliki disabilitas, terhadap produktivitas SDM keseluruhan negara.
Irwanto
Donor terhadap kegiatan DPO di sukoharjo
Edy
Ada yaitu karitas, karina.
Nurhamid
Tambahan mengenai ODMK bahwa untuk masalah administratif kependudukan, ODMK sering
kali tidak masuk ke dalam KK, sehingga otomatis tidak memiliki KTP, ini karena stigma, masih
ada yang menganggap malu memiliki anggota keluarga yang memiliki masalah kejiwaan.
Adi
Apa yang telah dihasilkan disini harus discreening lagi untuk mencapai kesesuaian dengan kasus
dan situasi di sukoharjo, serta metodologi yang sesuai untuk diberlakukan disana.
Joni
Feasibilitas juga harus diperhitungkan disini, karena waktu yang 4 bulan ini bisa dilakukan apa
tidak.
Pudjo

Apa hasil dan output yang akan dihasilkan disini?


Irwanto
Output disni adalah sebuah blueprint mengenai bagaimana cara menyediakan social protection
yang kemudian akan diaplikasikan di satu sampai tiga wilayah sebagai pilot projectnya, untuk
kemudian jika berhasil diaplikasikan secara nasional.
Ester
Ditingkat nasional Bappenas dengan mitra-mitranya ingin mencari model yang sesuai dan lebih
tepat, sehingga disini kita ingin melihat hasil yang realnya, yang best practice, hingga kita bisa
mengaplikasikan ini secara nasional.
Irwanto
Bagaimana caranya supaya ini mampu diserap oleh civitas academicanya agar kajian ini mampu
sustainabilitas dan terus menerus. Ini yang masih sulit. Kecuali di Unibraw malang yang sudah
sering mengkaji difabelitas.
Moderator:
Pada pukul 11.40, bu mimi sebagai moderator menutup acara dan mengucapkan terima kasih atas
kedatangannya pada hari ini dan mengarapkan kerja sama yang berkelanjutan dari pihak yang
hadir, moderator kemudian mempersilahkan pihak GIZ untuk memberikan sambutan terakhir.
GIZ:
Terima kasih atas kehadirannya, acara ini sangat menarik, kami akan mulai mengatur penelitian
ini dan mudah-mudahan semuanya berjalan dengan lancar.

Anda mungkin juga menyukai