Anda di halaman 1dari 3

A.

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Penurunan tingkat fertilitas di satu sisi yang disertai dengan penurunan


tingkat mortalitas di sisi lain telah mengubah struktur penduduk banyak negara
dari penduduk berstruktur berkembang menjadi penduduk maju. Jumlah
penduduk maju bertambah sejalan dengan proses berkembang negara. Di
beberapa negara maju diperkirakan akan dijumpai satu orang Pemerlu
Pelayanan Kesejahteraan Sosial menjadi empat orang PPKS.

Proses perkembangan penduduk juga terjadi di Indonesia, bahkan pada


beberapa decade mendatang jumlah penduduk di Indonesia akan lebih besar
dibandingkan dengan Negara lain dan akan menimbulkan Permasalahan sosial
karena dampak ekonomi global. Oleh karena itu perhatian terhadap penduduk
Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) seperti Lanjut Usia Terlantar,
Penyandang Disabilitas, Anak Terlantar, Balita Terlantar, Anak Berhadapan
Dengan Hukum, Korban Penyalahgunaan Napza, HIV/AIDS, Korban Tindak
Kekerasan dan Penjualan Orang (Trafiking), Eks Tuna Sosial, Bekas warga
Binaan Permasasyarakat (BWBP), Korban Bencana akibat alam dan Non Alam,
Orang dengan Ganguan Jiwa terus bertambah di Indonesia khususnya di
Kabupaten Bandung perlu dilakukan secara serius sejak dini. Meskipun
persentase penduduk Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS )
Indonesia saat ini masih relatif rendah, tidak berarti bahwa perhatian terhadap
Permasalah sosial masih dapat ditunda. Hal tersebut disebabkan beberapa
alasan.
1. Periode Lanjut Usia merupakan periode kehidupan yang perlu mendapat
perhatian, terutama karena periode ini rentan terhadap penyakit degeneratif
dan kualitas hidup yang semakin menurun.
2. Penurunan kualitas hidup lansia ditandai dengan tidak dapat melakukan
aktivitas rutin seperti mandi atau memakai pakaian juga tidak dapat
menikamati aktivitas bersama anggota keluarga.
3. Populasi Lanjut Usia miskin di Kabupaten Bandung cukup banyak ( Data
Dinas Sosial Kabupaten Bandung Tahun 2020, berjumlah Kurang lebih
36.000 Orang Lanjut Usia.
4. Akibat dari Kekurangan Gizi yang mengakibatkan Anak menjadi penyandang
Disabilitas/Cacat
5. Tindak Kriminalitas dan Korban Perdangangan orang dengan iming iming
gaji besar baik itu bekerja menjadi TKW atau menjadi ledies dan Pekerja Sek
Komersil serta Gelandangan dan Pengemis yang diakibatkan oleh
terbatasnya Lapangan Kerja
6. Kurangnya perhatian Orang tua atau keluarga terhadap Anaknya
menyebabkan Anak menjadi terlantar, bayi terlantar dan Anak yang
berhadapan dengan hukum dan Anak yang hidup dijalanan.

Enam alasan di atas cukup untuk menggambarkan tentang perlunya


upaya lebih serius dalam mengantisipasi persoalan-persoalan yang berkaitan
dengan Permasalahan sosial khusunya Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial
(PPKS) di Indonesia. Permasalahan Sosial penduduk membawa berbagai
implikasi baik dari aspek sosial, ekonomi, politik dan sebagainya. Dari aspek
sosial, struktur penduduk akan berakibat pada perubahan struktur masyarakat
khususnya pada keluarga. Meningkatnya harapan hidup bagi penduduk usia 60
tahun ke atas, menambah banyaknya generasi dalam suatu rumah tangga dan
membuat siklus hidup keluarga semakin kompleks. Terdapat kemungkinan tiga
sampai empat generasi dapat tinggal bersama dalam suatu rumah tangga dan
menambah permasalahan sosial dan memerlukan pelayanan kesejahteraan
sosial. Untuk mengantisipasi berbagai dampak yang mungkin timbul akibat
Permasalahan sosial, maka perlu dirumuskan kebijakan, Strategi dan Program
kegiatan yang tepat sejak dini. Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas
Sosial Kabupaten berupaya melaksanakan berbagai kebijakan program dan
kegiatan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan Pemerlu Pelayanan
Kesejahteraan sosial (PPKS).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
meningkatkan kesejahteraan social bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan
Sosial dengan demikian mereka dapat meningkatkan taraf hidup yang wajar
2. Tujuan Khusus
- Memberikan pelayanan kepada Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial
yang tidak potensial untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
- Meningkatkan motivasi kepada Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial
agar mempunyai semangat serta berpartisipasi dalam Pembangunan.
- Sebagai bentuk kepedulian Pemerintah terhadap warga negara Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial untuk dapat meningkatkan taraf
kehidupannya dan mampu menangani masalahnya.
C. DASAR HUKUM.
1. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 8 huruf H
“ Setiap orang berhak mendapatkan jaminan sosial “
2. Undang-undang No. 13 / 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
“ Pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan dan perlindungan
Bagi lanjut usia agar dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidupnya
Yang wajar “.
3. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2004 tentang pelaksanaan Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia .
4. Peraturan Daerah Kabupaten bandung No.15 Tahun 2013 “ Tentang
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.”

D. SASARAN
Adapun yang menjadi sasaran pada kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Lanjut usia dengan kriteria usia 60 tahun keatas dan Miskin
2. Penyandang Disabilitas
3. Anak Terlantar
4. Balita Terlantar
5. Keluarga Rentan
6. Eks Tuna Sosial
7. Gelandangan dan Pengemis
8. BWBP/Eks Napi
9. Anak Berhadapan Dengan Hukum

E. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup pekerjaan dibatasi di wilayah Kabupaten Bandung dengan
sasaran 1.065 Orang PPKS, di wilayah Kabupaten Bandung dengan jenis
pelayanan luar panti. Adapun Kecamatan yang menjadi lokasi penerima bantuan
Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial yaitu, di wilayah Kabupaten Bandung.

Anda mungkin juga menyukai