PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dengan periode yang berurutan, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa hingga
lansia dan mengukuti pola perkembangan dengan pasti. Setiap masa yang dilalui
merupakan tahap yang saling berkaitan dan tidak dapat diulang kembali. Hal-hal
yang akan datang. Salah satu tahap yang dilalui individu tersebut adalah masa tua
atau lanjut usia dan setiap manusia ingin memiliki kehidupan yang sejahtera,
bahagia, damai, dan menikmati masa tua bersama keluarga yang diimpikan.
Pada umumnya para lansia dirawat oleh keluarga atau anak-anak mereka,
tetapi dalam kehidupan manusia terkadang ada kondisi dimana para lansia
menjalani kehidupan sendiri tanpa bantuan orang lain, dengan berbagai sebab
misalnya mereka memang tidak memiliki saudara, dan sebab lain seperti saudara
atau keluarga tidak bisa merawat orang tuanya. Menjadi tua merupakan suatu hal
yang tidak dapat dihindari, seiring berjalannya waktu maka usia muda menjadi
semakin tua dan rentan sehingga membutuhkan tempat kasih sayang dari
Sebagai orang lanjut usia sering merasa hidupnya tidak berarti dan organ
tubuhnya tidak dapat berfungsi dengan baik seperti dahulu, namun dengan usia
1
yang sudah tua manusia memerlukan adanya ketentraman dalam menikmati usia
lanjut. Manusia yang sudah lanjut usia mengalami banyak perubahan baik secara
dimiliki. Selain mengalami banyak perubahan dalam bentuk fisik, mereka juga
kehilangan peran diri dan kedudukan social yang telah dicapai sebelumnya
(Soejono, 2000:20).
yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Keadaan yang
sudah tidak muda lagi, membuat seorang lansia merasa cemas dan terpuruk akan
hari tuanya, sehingga dibutuhkan persiapan secara sosial dan psikologis untuk
antar keluarga dan rekan-rekan kerja. Masalah yang timbul ketika manusia sudah
menjadi lanjut usia yaitu keras kepala, pikun, bersikap kembali kemasa anak-anak,
bingung, kurang kreatif, sering merasa tersinggung dan merasa tidak dihargai
peran penting dalam merawat dan membantu lansia untuk menjangkau sumber-
2
sumber yang ada dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun seiring
berjalannya zaman yang semakin modern dan tuntutan zaman yang semakin banyak
maka kebiasaan anak atau keluarga merawat orangtua yang sudah berusia lanjut
keluarga yang sudah lanjut usia kemudian dijadikan alasan keluarga untuk
2020 dari 7,59 persen pada tahun 2010 berdasarkan hasil Sensus penduduk 2010.
Jumlah penduduk lansia di Indonesia berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik
tahun 2020 sebanyak 16,07 juta jiwa atau 5,95 persen. Kondisi ini menunjukkan
bahwa pada tahun 2020 berada dalam masa transisi menuju era ageing population
yaitu ketika persentase penduduk usia 60 tahun ke atas mencapai lebih dari 10
3
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin
banyak seiring bertambahnya jumlah lansia. Lanjut usia mempunyai hak yang sama
dimasyarakat. Salah satu program yang diberikan yaitu program jaminan sosial.
Jaminan sosial merupakan salah satu bentuk perlindungan untuk menjamin agar
Undang No. 40 Th 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, setiap orang
berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang
Masalah fisik, psikis dan sosial yang dialami para lanjut usia terlantar
mengatasi masalah lanjut usia terlantar salah satunya dengan program Jaminan
Sosial Lanjut Usia. Jaminan Sosial Lanjut Usia/JSLU menurut Eko Sriyanto(2008)
4
berupa perlindungan sosial bagi masyarakat khususnya bagi lanjut usia.
(http://puslit.kemsos.go.id/hasil-penelitian/46/evaluasi-program-jaminan-sosial-
lanjut-usia-(jslu)).
perlindungan sosial kepada warga negaranya, terutama kepada lanjut usia yang
yang dimilikinya, seperti yang tercantum dalam amanat pada Pancasila dan Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berisi tentang negara
seluruh rakyat Indonesia serta mewujudkan kehidupan layak dan bermartabat untuk
memenuhi hak atas kebutuhan dasar warga demi tercapainya kesejahteraan sosial.
Kesejahteraan sosial merupakan salah satu tujuan hidup pada setiap manusia yang
lanjut usia memiliki hak dan kewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan sosial
5
yang meliputi pelayanan keagamaan dan mental spiritual, pelayanan kesehatan,
layanan dan bantuan hukum, perlindungan sosial, dan bantuan sosial. Kesejahteraan
sosial usia lanjut merupakan suatu tindakan sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan bagi masyarakat, khususnya para lanjut usia yang tidak dapat
kemudahan pelayanan bagi lansia agar dapat mewujudkan dan menikmati taraf
hidup layak dan aman yang telah dilakukan baik melalui kegiatan dipanti maupun
non panti. Jenis pelayanan yang diberikan melalui panti yaitu pemberian tempat
bimbingan sosial, pengisisan waktu luang seperti rekreasi dan mental spiritual
diberikan melalui kegiatan non panti yaitu home care, bimbingan sosial dan
keterampilan, bantuan KUBE (Depsos RI, 2009). Pelayanan non panti diperuntukan
bagi mereka yang masih berada dilingkungan keluarga dan masyarakat tetapi pada
kenyataannya aksesbilitasi pelayanan sosial ditingkat desa atau kota belum merata.
6
Panti wreda atau panti jompo adalah unit pelaksanaan teknis kegiatan
pelayanan social kepada lansia untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka secara
waktu luang termasuk rekreasi, bimbingan social, mental, serta agama, sehingga
mereka dapat menikmati hari tuanya dengan diliputi ketentraman lahir dan batin.
yang baik sukarela ataupun diserahkan keluarga untuk diurus segala keperluannya.
Pelayanan yang diberikan oleh panti Wreda kepada lansia dengan berbagai program
yang ada memiliki tujuan akhir yaitu meningkatkan keberfungsian sosial lansia dan
untuk melewati masa tuanya tanpa adanya rasa beban maupun rasa bersalah karena
yang ditujukan untuk para lansia agar masa tuanya menjadi masa yang
menyenangkan dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain yaitu dengan
Kesejahteraan Sosial Lansia di Panti Wreda Perandan Padudan Gereja Kristen Jawa
Gondokusuman, Yogyakarta”.
7
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah difokuskan sebelumnya, guna memfokuskan topik
1.Tujuan
Gondokusuman Yogyakarta
2. Manfaat
a. Manfaat akademis
ilmu pengetahuan.
8
b. Manfaat Praktis
D. KERANGKA TEORI
Sosial mengatakan teori adalah serangkaian asumsi, konsep, kontras, defenisi dan
merumuskan hubungan antar konsep. Teori ini menjadi landasan agar penelitian
Adapun yang menjadi kerangka teori dari penelitian adalah sebagai berikut;
1. Jaminan sosial
Jaminan Sosial berasal dari kata sosial dan security. Kata sosial
security diambil dari Bahasa latin “securus” yang bermakna “se” (pembebasan
atau liberation) dan “curus” yang berati kesulitan (Soendoro Emir, 2009:21).
Dengan demikian, arti dari jaminan sosial secara harfiah adalah pembebasan
9
uang dan/atau pelayanan sosial guna melindungi seseorang dari resiko tidak
Jaminan sosial atau social security” dapat didefinisikan secara luas sebagai
kaum miskin dan lemah dari perubahan yang merugikan dalam standar hidup,
secara kolektif merujuk pada ide freternity yang memandang bahwa usaha
Jaminan sosial yakni ialah bentuk solidaritas sosial kepada anggota masyarakat,
10
mengganggur, ketergantungan karena usia lanjut, kecelakaan kerja, cacat yang
Sistem Jaminan Sosial Nasional, jaminan sosial merupakan salah satu bentuk
perlindungan sosial dengan tujuan untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat
a. Dasar Hukum
1) UUD 1945 dan perubahannya tahun 2002, pasal 5, pasal 20, pasal 28 dan
pasal 34.
Jaminan Sosial
11
b. Tiga pilar penyelenggaraan jaminan sosial
1) Pilar bantuan sosial, (social assistance) bagi mereka yang miskin dan tidak
sosial ini diwujudkan dengan bantuan iuran oleh pemerintah agar mereka
yang miskin dan tidak mampu dapat tetap menjadi peserta sistem jaminan
sosial nasional.
2) Pilar asuransi sosial, yang merupakan suatu sistem asuransi yang wajib
diikuti bagi semua penduduk yang mempunyai penghasilan (di atas garis
penghasilan atau upahnya. Pilar bantuan sosial dan asuransi sosial ini,
kebutuhan dasar hidup layak, yang harus diikuti dan diterima oleh seluruh
yang lebih besar dari jaminan kebutuhan standar hidup yang layak dan
12
Dari gambaran pemahaman tentang jaminan sosial yang dikemukakan diatas,
maka dapat dipahami bahwa inti dari konsep jaminan sosial adalah memberikan
2. Kesejahteraan Sosial
masyarakat.
individu dan kelompok guna mencapai standar hidup dan kesehatan yang
13
memadai dan relasi-relasi personal dan sosial sehingga memungkinkan
sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
1) Ketika masalah sosial dapat dimenej atau di rencanakan dengan baik, kaya
14
yang mendukung bagi setiap warganya untuk memperoleh apa yang
diinginkan.
untuk memenuhi semua kebutuhan dari mulai material dan spiritual sehingga
dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik dan layak tanpa adanya
halangan apapun. Fungsi sosial tersebut dapat juga berupa sosialisasinya serta
tanpa gangguan sesuai dengan hak-hak azasi seperti yang dimiliki sesamanya
utama dari sistem kesejahteraan sosial yang sampai tingkat tertentu tercermin
15
sumber, meningkatkan, dan mengembangkan taraf hidup yang
memuaskan.
berkelanjutan.
memuaskan.
terganggu dapat kembali sesuai dengan apa yang diinginkan dan keberfungsian
16
1) Fungsi Pencegahan (preventive) kesejahteraan sosial ditujukan untuk
dalam masyarakat.
3. Lanjut Usia
lanjut atau lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
17
tahun. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu
suatu periode dimana seseorang telah ”beranjak jauh” dari periode dahulu
yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat.
Bila seseorang yang sudah beranjak jauh dari periode hidupnya yang
dan cenderung ingin hidup pada masa sekarang, mencoba mengabaikan masa
yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh
fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada aktivitas
60 tahun keatas baik pria maupun wanita, yang masih aktif beraktivitas dan
bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya untuk mencari nafkah sendiri
atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu
18
proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
school, remaja, dewasa, dan lansia. Tahap berbeda ini dimulai baik secara
biologis maupun psikologis (Padila, 2013 : 97). Usia lanjut sering dikatakan
sebagai fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai dengan
tugas dan fungsi ini, dan semakin selanjutnya usia lanjut kemudian mati.
b. Kriteria Lansia
berkisar antara 60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia
19
c) Lansia resiko tinggi ialah seorang yang berusia 60 tahun atau lebih
e) Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah
Untuk memenuhi hak lansia yang diatur dalam UU Nomor 39 Tahun 1999
pasal 42, Hak Asasi Manusia yang menyatakan “bahwa setiap warga negara
berusia lanjut, cacat fisik, dan atau cacat mental berhak memperoleh
perawatan dan bantuan khusus atas biaya negara untuk menjamin kehidupan
b) Pelayanan kesehatan;
20
f) Kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum;
g) Perlindungan sosial;
Lansia juga mempunyai kebutuhan hidup seperti orang lain, agar hidup
3) Pemeliharaan kesehatan.
21
3) Kebutuhan Sosial (Social needs) adalah kebutuhan untuk bermasyarakat
1) Masalah Ekonomi
memungkinkan, berarti masa tua tidak produktif lagi dan berkurang atau
bahkan tiada penghasilan. Pada hal disisi lain, usia lanjut dihadapkan
rutin.
2) Masalah Sosial
22
akibat terputusnya hubungan kerja karena pensiun. Disamping itu
dari pada keluaga luas (extended family) juga akan mengurangi kontak
ini tidak sejalan dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang
3) Masalah Kesehatan
Para usia lanjut terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang
4) Masalah Psikologis
rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki serta akan rasa kasih
23
Kebutuhan akan rasa aman meliputi kebutuhan akan keselamatan, seperti
kebutuhan usia lanjut. Proses menua yang sering tidak sesuai dengan
malah tidak tinggal bersama keluarganya dan malah berada atau tinggal di
panti sosial atau panti jompo bahkan ada juga yang malah terlantar.
ia tinggal
yang ada
5) Perbedaan nilai-nilai yang dianut antara para usia lanjut dengan generasi
24
6) Berkurangnya kesempatan keluarga untuk memberikan pelayanan
4. Panti Wreda
seperti lansia yang ditelantarkan oleh anaknya atau karena sudah tidak
lansia dengan mendirikan panti wreda dan jaminan sosial terhadap lansia.
Pelayanan ini berfungsi untuk memberikan perawatan kepada lansia yang tidak
dalam Salamah (2005:17) bahwa panti wreda sebagai lembaga yang dapat
25
Notoatmodjo (2007:108) menyatakan panti wreda merupakan suatu
bagi lansia agar dapat menikmati hari tua dengan aman, tentram, sejahtera
lanjut usia.
merupakan tempat tinggal lansia baik didalam maupun diluar panti, dimana
26
kebutuhannya dan dapat menikmati masa tuanya dengan penuh kenyamanan
lansia.
yaitu:
pokok lansia).
Dari beberapa tujuan panti wreda diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
panti wreda adalah untuk memenuhi kebutuhan lansia yang mencakup biologis,
E. METODE PENELITIAN
meneliti pada kondisi ilmiah di mana peneliti sendiri adalah instrumennya, teknik
pengumpulan data dan di analisis yang bersifat kualitatif lebih menekan pada
27
makna. Pengertian metode penelitian lain dikemukakan oleh Moleong (2017:1),
bahwa penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena mengenai apa yang
secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
peneliti tidak lepas dari filosofi yang mendasarinya. Pengetahuan tentang filsafat
yang mendasari suatu metode penelitian akan berguna menuntun langkah yang
1. Jenis penelitian
merupakan salah satu prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan
atau tulisan dan sikap orang-orang yang diamati, dengan tujuan untuk dapat
Adapun ciri-ciri pokok metode deskritif menurut Hadari Nawawi (1983 : 63-64)
adalah :
28
b) Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana
a. Objek penelitian
Jawa Gondokusuman.
b. Definisi Konseptual
1) Jaminan sosial
sosial dalam bentuk program asuransi sosial, pelayanan sosial dan bantual
29
2) Kesejahteraan sosial
ketika seseorang itu nyaman dan tentram berada dilingkungan yang rasa
3) Lansia
4) Panti wreda
Panti wreda merupakan suatu tempat untuk menampung lansia dan jompo
30
c. Definisi Operasional
pemerintah bagi mereka yang miskin dan tidak mampu, untuk memenuhi
a. Perlindungan sosial
b. Bantuan sosial
2. Asuransi sosial, yang wajib diikuti bagi semua penduduk yang mempunyai
a. pelayanan keagamaan
31
3. Subjek Penelitian
subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel
penelitian mempunyai peran yang sangat strategis karena pada subjek penelitian,
itulah data tentang variabel yang penelitian amati. Pada penelitian kualitatif
responden atau subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang
a. Ketua dan pengurus Panti Wreda Perandan Padudan Gereja Kristen Jawa
orang
c. Lansia yang ada di Panti Wreda Perandan Padudan Gereja Kristen Jawa
Subjek penelitian yang diambil adalah ketua dan pengurus panti wreda,
pengasuh serta para lansia yang ada di panti wreda. Alasan peneliti mengambil
beberapa subjek yang berbeda, diharapkan dapat menjawab apa yang menjadi
Jawa Gondokusuman”.
32
4. Teknik Pengumpulan Data
tanpa data, analisis tidak dapat dilakukan dan tujuan penelitianpun tidak dapat
dicapai. Pada penelitian ini, ada beberapa teknik pengumpulan data yang
melengkapi satu sama lain. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
sebagai berikut:
a. Observasi
terutama yang terjadi dengan menggunakan alat indera dan langsung ketempat
33
Kesejahteraan Sosial Lansia di Panti Wreda Perandan Padudan Gereja Kristen
Jawa Gondokusuman.
b. Wawancara
antara peneliti atau orang yang ditugasi dengan subyek penelitian atau
responden atau sumber data. Dalam hal ini peneliti menggunakan percakapan
mengenai sesuatu.
cara menyapa dan mengajak cerita lansia dalam melakukan kegiatan sehari-
pengalaman dalam menjalani kehidupan, setelah itu baru masuk pada fokus
dengan para lansia, karena dari 3 orang lansia ada 1 lansia yang memiliki
hingga lansia tersebut menangkap apa yang ditanyakan oleh peneliti namun
untuk menyikapi hal tersebut peneliti melakukan pendekatan kepada ibu Rita
karena keadaan covid-19 meskipun sudah melakukan tes swab pcr dan
34
mematuhi protokol kesehatan, namun untuk menghindari resiko terhadap
bersama dalam pertemuan awal dengan pengurus panti wreda. Kemudian untuk
wawancara dengan informan. Hal ini bertujuan agar informasi yang telah
diberikan tidak muda hilang dan dapat dibaca atau didengar kembali.
c. Dokumentasi
memperoleh informasi dan data dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan
angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang bisa mendukung
sebuah penelitian. Pada intinya metode ini merupakan metode yang digunakan
untuk menelusuri data histori sehiingga dengan demikian pada penelitian ini
melalui dokumentasi diambil dari berbagai macam pihak baik dari dokumen
buku dan dokumen yang ada di kantor Gereja Kristen Jawa dan di Panti Wreda
d. Studi literatur
Studi Literatur adalah salah satu teknik yang dapat digunakan dalam
melaksanakan sebuah penelitian. Sumber yang saya gunakan berasal dari jurnal
35
5. Teknik Analisis Data
data sehingga menghasilkan data yang akurat dan benar-benar dapat dipercaya.
pengurutan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian sehingga dapat
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlansung secara terus
menerus. Aktivitas ini dimulai dari reduksi data (data reduction), penyajian data
(verification).
pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
b. Data display (penyajian data), penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
36
BAB II
A. LETAK GEOGRAFIS
Panti Wreda Perandan Padudan Gereja Kristen Jawa (GKJ) beralamat di Klitren Lor
Panti wreda Perandan Padudan berdiri pada tahun 1943, sebagaimana diketahui
oleh sebagian orang di Yogyakarta pada waktu penjajahan zaman Jepang tidak
sedikit warga jemaat Gereja Kristen Jawa atau GKJ Gondokusuman yang menjadi
janda karena suami mereka di tangkap oleh tentara Jepang dan dipekerjakan sebagai
Romusha/kerja paksa dan tidak pernah kembali lagi, sehingga Gereja Kristen Jawa
mendirikan rumah penampungan bagi janda yang sudah lanjut usia dan tidak
2007 “Rumah Penampungan” tersebut diatas menjadi Panti yang bernama “Panti
Wreda Perandan Padudan” yang memiliki arti janda dan duda. Panti wreda perandan
37
padudan ini beralamat di Klitren Lor GK III/450 Yogyakarta. Panti wreda ini
merupakan panti yang melayani dua gender (pria dan wanita), namun karena warga
panti pria dan wanita bukan satu keluarga dan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan maka di ambil kebijakan bahwa panti wreda perandan padudan hanya
menampung lansia janda, kendati nama yang melekat belum di ubah dengan harapan
suatu saat Gereja dapat mendirikan Panti Wreda yang di khususkan untuk lansia pria.
Panti Wreda Perandan Padudan GKJ Gondokusuman ini milik Gereja Kristen
diakonia komisi Panti Wreda Perandan Padudan. Dengan harapan warga jemaat yang
telah lanjut usia sekalipun tidak memiliki keluarga namun tetap hidup layak dan
sejahtera menikmati karunia Tuhan melalui layanan kasih dari Gereja Kristen Jawa
Gondokusuman Yogyakarta.
bergerak dalam bidang sosial, sehingga Panti Wreda Perandan Padudan GKJ
kesejahteraan bagi para lanjut usia. Panti Wreda Perandan Padudan GKJ
Yogyakarta Nomor 44 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan
Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi DIY, yang memberikan pelayanan
38
C. VISI DAN MISI PANTI WREDA PERANDAN PADUDAN GEREJA
1. Visi:
Menjadi rumah penampungan secara cuma-cuma bagi warga jemaat lanjut usia,
baik janda maupun wanita lajang yang tidak mampunyai saudara dan tidak
mampu, atau mempunyai saudara namun tidak mampu mengampu dari aspek
2. Misi
jemaat wanita yang telah lanjut usia, yang tinggal di dalam panti maupun diluar
panti.
39
b. Dinas Perizinan dan Penanaman Modal DIY;
e. Institusi terkait dalam bidang tatakelola keuangan d.h.i Badan Arsip daerah
Provinsi DIY;
Berkenaan dengan tugas pokok tersebut, maka panti wreda perandan paudan
sosial secara jasmani, rohani bagi para wanita lanjut usia yang tidak memiliki
tinggal.
menjelang masa lansia supaya lebih bisa berucap syukur kepada Sang Pencipta
Yang Maha Kuasa atas anugerah yang telah diterima serta melayani para wanita
lansia
WREDA
40
1. Syarat Pendaftaran
a. Warga Gereja Kristen Jawa Gondokusuman atau warga lain bersedia menjadi
1) Tidak memiliki tempat tingal, serta keluarga yang masih ada tidak dapat
e. Kondisi kesehatan;
1) Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan surat keterangan dari
2) Pengertian sehat jasmani antara lain, bisa mandiri, seperti makan, mencuci
tempat tinggalnya.
41
b. Fotocopy KTP
wilayah setempat
Yogyakarta.
1. Rutin
memenuhi kebutuhan ekonomi sosial yang didalam panti saat ini berjumlah 6
orang;
2. Layanan Kesehatan
42
a. Memberikan layanan kesehatan rumah panti dengan kehadiran:
sekali.
b. Membawa warga panti yang sakit ke PUSKESMAS atau kerumah sakit, oleh
2. Bimbingan mental dan rohani yaitu mendengarkan firman Tuhan setiap pagi
oleh Pengasuh Panti, dan setiap hari selasa sore pukul 16.30 oleh pengurus
warga panti.
Catatan: selama masa pandemic covid-19 tidak menerima kunjungan tatap muka
43
I. SASARAN KEGIATAN
Para wanita/ janda lansia berusia 60 tahun keatas yang memerlukan santunan dan
Tabel : II.1
6 Surati Anggota
10 Soewondo Anggota
44
2. Bagan Kepengurusan
Suharti
SEKRETARIS BENDAHARA
(Bendahara) ( Sekretaris )
Inti Retnowati Erstiwati Meganingsih
Anggota
1. Rukmono Wuryantoro
2. Surati
3.Natalia Purwanti
4. Rinaras Widi Atmini
5. Rita Winarni
6. Soewondo
Gondokusuman)
45
3. Data Lansia Panti Wreda Perandan Padudan GKJ Gondokusuman
Yogyakarta 2021
Tabel : II.2
Yogyakarta
tetap
15/08/1932
14/10/1933
Kalengkongan 01/10/1939
05/10/1944
06/07/1954
30/11/1945
31/12/1939
46
07/01/1951
26/03/1956
Subari 27/11/1937
04/08/1950
07/07/1949
16/06/1955
25/02/1953
25/08/1957
(sumber data: wawancara, 04 Januari 2022 dan dokumen Panti Wreda Perandan
47
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Argo, Demartoto. 2007. Pelayanan Sosial Non Panti bagi Lansia. Surakarta:
Universitas Negeri Surakarta.
Effendi, Sofyan dan Masri Singarimbun.1995. Metode Penelitian Survasi, Cet. ke-2,
Jakarta: LP3ES,
Effendi, Sofyan dan Masri Singarimbun. 2001. Metode Penelitian Survasi. PT Midas
Suryo Grafindo.
Emir, Soendoro. 2009. Jaminan Sosial Solusi Bangsa Indonesia Berdikari. Bandung:
Dinov Progress Indonesia.
Moleong, Lexy J. 2017. Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset.
Nawawi Hadari. 1983. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Maryam, Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Jakarta: Salemba
Medika
74
Suardiman, Siti Partini. 2011. Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Hentika, Yiyit. 2016. Konsep Diri Lansia di Panti Jompo (SCHOULID: Indonesian
Journal of School Counseling Open Access Journal:
https://jurnal.iicet.org/index.php/schoulid. Diakses 10 Oktober 2021 pukul 15.45
Kusuma Wardani, “Analisis Faktor Penyebab Lanjut Usia Tinggal Di Panti Werdha”
(Skripsi Sarjana, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, 2015)
http://repository.unj.ac.id/2511/1/SKRIPSI.pdf. Diakses 25 Oktober 2021 pkl 10.11
WIB
Nauli, Fathra Annis dkk “Hubungan tingkat depresi dengan tingkat kemandirian dalam
aktifitas sehari-hari pada lansia di wilayah kerja puskesmas tembilahan huluwulan”
(Jurnal Keperawatan Soedirman/The Soedirman Journal of Nursing, Volume 9, No.2,
Juli 2014). Di akses 10 Oktober pukul 15.15
Undang - Undang
Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No. 19 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelayanan Sosial Lansia
75
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009, Tentang Kesejahteraan
Sosial.
Website
Dosen Pendidikan. 2021. Pengertian Sistem Jaminan Sosial Menurut Para Ahli.
https://www.dosenpendidikan.co.id/jaminan-sosial/ Di akses 02 November 2021
76
Psychology mania. 2012. Definisi kesejahteraan sosial.
https://www.psychologymania.com/2012/10/definisi-kesejahteraan-sosial.html.
Diakses 20 oktober 2021 pukul 20.02 WIB.
77