Anda di halaman 1dari 31

USULAN PROGRAM

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Skema Reguler Mono Tahun

PENINGKATAN KETERAMPILAN CALON PEKERJA


SOSIAL DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN SOSIAL
BAGI KELOMPOK DISABILIAS MELALUI PELATIHAN
BAHASA ISYARAT

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
HALAMAN PENGESAHAN (cetak melalui simabdimas.usu.ac.id)

1
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Pengabdian :
Peningkatan Keterampilan Calon Pekerja Sosial Dalam Meningkatkan
Pelayanan Sosial Bagi Kelompok Disabilias Melalui Pelatihan Bahasa
Isyarat

2. Tim Pelaksana
No Nama Jabatan Bidang Keahlian Instansi
Asal
1 Hairani Siregar, S.Sos, Ketua Kesejahteraan FISIP
M.SP Sosial
2 Siti Hazzah Nur, R, Anggota Pemberdayaan FISIP
S.Sos, M.AP

3. Objek (khalayak sasaran)pengabdian kepada masyarakat :


Calon Pekerja social yaitu Mahasiswa Program Studi Kesejahteraan sosial
sebanyak 20 orang.
4. Masa Pelaksanaan:
Mulai : Bulan : Maret 2021
Berakahir : Bulan : November 2021
5. Usulan Biaya yang disetujui : Rp. 40.000.000,-
6. Lokasi : Program Studi Kesejahteraan Sosial Fisip USU
7. Mitra yang terlibat : Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial Fisip USU
8. Permasalahan yang ditemukan dan solusi yang ditawarkan :
Seorang pekerja sosial didalam melaksanakan profesinya harus
menjalankan etika pekerja sosial salah satu etika yang harus dijalankan
adalah memberikan pelayanan sosial kepada semua kelompok
masyarakat tanpa adanya diskriminasi termasuk pelayanan kepada
kelompok disabilitas. Salah satu kelompok disabilitas yang ada yaitu tuna
rungu/ kesulitan didalam berbicara. Oleh karena itu, seorang calon
pekerja sosial harus mempersiapkan dirinya untuk bisa melakukan
pelayanan sosial kepada tuna rungu melalui Bahasa isyarat.

9. Kontribusi mendasar pada khalayak sasaran : Calon pekerja social


mampu terampil dalam menggunaan Bahasa isyarat sebagai media
komunikasi terhadap kelompok disabilitas tuna rungu.
10. Rencana luaran berupa jasa, metode, model, system. Adapun luaran yang
ditargetkan :
a. Publikasi pada media masa (cetak/elektronik);
b. Publikasi konten video
c. Jurnal .

2
DAFTAR ISI

3
RINGKASAN

Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan usaha yang terencana dan


terarah yang meliputi berbagai bentuk intervensi dan pelayanan sosial untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Mencegah dan mengatasi masalah sosial, serta
memperkuat institusi-institusi sosial dapat dilaksanakan oleh masyarakat maupun
pemerintah. Kehadiaran disabilitas ditengah-tengah masyarakat merupakan
kondisi yang sering kita temukan. Salah satu bentuk disabilitas yang kita temukan
di masyarakat adalah tuna rungu/ kesulitan dalam berbicara.

Para tuna rungu sering sekali mendapatkan kesulitan didalam memperoleh


pelayanan sosial, karena tidak semua pelayanan sosial yang ada dapat
berkomunikasi baik dengan para tuna rungu. Seorang pekerja sosial tanpa
terkecuali wajib memberikan pelayanan sosial kepada setiap individu, kelompok,
dan masyarakat yang mengalami ketidak berfungsian sosial. Oleh karena itu,
seorang calon pekerja sosial harus mempersiapkan dirinya untuk memberikan
pelayanan sosial kepada para tuna rungu.

Mahasiswa program studi Kesejahteraan Sosial Fisip USU sebagai calon


pekerja sosial sangat membutuhkan keterampilan berbahasa isyarat. Oleh karena
itu, pelatihan Bahasa isyarat menjadi hal yang sangat dibutuhkan mahasiswa calon
pekerja sosial, sehingga setelah menjadi pekerja sosial mampu memberikan
pelayanan sosial kepada masyarakat tuna rungu.

Kata Kunci: Calon pekerja sosial, Bahasa isyarat.

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi


Indonesia dalam melaksanakan pembangunan nasional selalu
dilandasi oleh tujuan untuk penciptaan keadilan dan kemampuan bagi seluruh
rakyat. Salah satu diantaranya adalah “Pembangunan Kesejahteraan Sosial”.
Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan usaha yang terencana dan
terarah yang meliputi berbagai bentuk intervensi dan pelayanan sosial untuk
memenuhi kebutuhan manusia, mencegah dan mengatasi masalah sosial, serta
memperkuat institusi-institusi sosial (Suharto, 1997: 97).
Pengertian tersebut berarti bahwa tujuan pembangunan kesejahteraan
sosial mencakup seluruh masyarakat dan Bangsa Indonesia termasuk warga
masyarakat yang menyandang masalah kesejahteraan sosial. Salah satu
penyandang masalah kesejahteraan sosial sebagai sasaran dari pembangunan
kesejahteraan sosial yaitu keluarga yang memiliki anak disabilitas. (Depsos
RI, 1996:17).
Penyandang disabilitas dapat diartikan manusia yang mempunyai
keterbatasan fisik, mental atau intelektual yang dapat mengganggu atau
menjadi rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara
layak. Penyandang disabilitas memiliki keterbatasan fisik seperti cacat tubuh
bawaan lahir, mengidap penyakit polio dan amputasi. Memiliki kekurangan
fisik bukan berarti penyandang disabilitas tidak bisa mengerjakan sesuatu,
dengan adanya kekurangan tersebut, diharapkan agar penyandang disabilitas
tidak tersisihkan dari pergaulan dan peranannya dalam masyarakat.
Penyandang disabilitas merupakan kelompok masyarakat yang selama ini
termarginalisasikan dan sering didiskriminasikan dalam kehidupan
bermasyarakat. Mereka seringkali diabaikan dan tidak dianggap
keberadaannya baik oleh keluarga, masyarakat bahkan negara.

5
Menurut International Labour Organization (konvensi PBB
mengenai hak-hak Disabilitas) atau disingkat dengan UNCRPD Tahun 2011,
yaitu sebuah organisasi internasional yang berperan aktif lebih dari lima
puluh tahun dalam memperjuangkan hak-hak disabilitas, menurut mereka
fakta yang terjadi saat ini adalah : 1. Sekitar 15 persen dari jumlah penduduk
di dunia adalah penyandang disabilitas, lebih dari satu miliar orang. Mereka
terbilang kelompok minoritas terbesar di dunia. 2. Sekitar 82 persen dari
penyandang disabilitas berada di negara-negara berkembang dan hidup di
bawah garis kemiskinan dan kerap kali. Menghadapi keterbatasan akses atas
kesehatan, pendidikan, pelatihan dan pekerjaan yang layak. 3. Penyandang
disabilitas tergolong lebih rentan terhadap kemiskinan di setiap negara, baik
diukur dengan indikator ekonomi tradisional seperti PDB atau, secara lebih
luas, dalam aspek keuangan non-moneter seperti standar hidup, misalnya
pendidikan, kesehatan dan kondisi kehidupan. 4. Penyandang disabilitas
perempuan memiliki risiko lebih besar dibandingkan penyandang disabilitas
laki-laki.

Kemiskinan mereka terkait dengan sangat terbatasnya peluang


mereka atas pendidikan dan pengembangan keterampilan. 5. Hampir
sebanyak 785 juta perempuan dan laki-laki dengan disabilitas berada pada
usia kerja, namun mayoritas dari mereka tidak bekerja. Mereka yang bekerja
umumnya memiliki pendapatan yang lebih kecil dibandingkan para pekerja
yang non-disabilitas diperekonomian informal dengan perlindungan sosial
yang minim atau tidak sama sekali. 6. Para penyandang disabilitas kerap kali
terkucilkan dari pendidikan, pelatihan kejuruan dan peluang kerja. 7. Lebih
dari 90 persen anak-anak dengan disabilitas di negara-negara berkembang
tidak bersekolah (UNESCO) sementara hanya 1% perempuan disabilitas bisa
membaca (UNDP).

6
Kepedulian pemerintah terhadap penyandang disabilitas tersebut terlihat
dengan adanya Undang-undang No. 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang
Disabilitas pada bagian keempat mengenai Pekerjaan, Kewirausahaan, dan
Koperasi. Pada pasal 53 yang berbunyi : 1. Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah wajib
mempekerjakan paling sedikit 2% (dua persen) Penyandang Disabilitas dari
jumlah pegawai atau pekerja. 2. Perusahaan swasta wajib mempekerjakan
paling sedikit 1% (satu persen) Penyandang Disabilitas dari jumlah pegawai
atau pekerja.
Salah satu bentuk kedisabilitasan adalah adanya kelompok tuna rungu
yang memiliki kesulitan dalam berkomunikasi atau berbicara. Kesulitan para
tuna rungu ini dalam berkomunikasi terutama bagi kelompok-kelompok yang
tidak memiliki kedisiabilitasan membuat komunikasi menjadi tidak berjalan
dengan baik. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kelompok-kelompok yang
memahami tentang Bahasa isyarat yang sering dipergunakan oleh para tuna
rungu.
Profesi pekerja sosial menjadi profesi yang diharapkan mampu
memberikan pelayanan sosial kepada kelompok tuna rungu. Mahasiswa
program studi kesejahteraan sosial sebagai calon pekerja sosial yang
memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat yang memiliki ketidak
berfungsian sosial harus mempersiapkan diri untuk memahami Bahasa isyarat
yang dipergunakan oleh para kelompok tuna rungu.

1.2. Permasalahan Mitra


Program Studi Kesejahteraan Sosial Universitas Sumatera Utara adalah
mitra dari pengabdian ini. Program Studi Kesejahteraan Sosial Fisip Universitas
Sumatera Utara dijadikan mitra dalam kegiatan pengabdian ini karena memiliki
mahasiswa sebagai caloln pekerja sosial
Dalam hal ini kegiatan pengabdian dalam bentuk pelatihan Bahasa isyarat
ini sekaligus untuk menambah keterampilan para calon pekerja social khususnya
mahasiswa program studi ilmu kesejahteraan social agar lebih terampil dalam

7
menangani masalah klien disabilitas khususnya tuna rungu.

Dalam beberapa kasus, terdapat beberapa pekerja social yang dalam


prakteknya , ketika menghadapi beberapa klien yang merupakan kelompok
disabilitas seperti tuna rungu, mereka didapati cukup kesulitan untuk memberikan
pelayanan yang terbaik karena tidak memiliki kemampuan ataupun keterampilan
khusus untuk menangani anak disabilitas terutama kelompok tuna rungu.
Oleh karena itu pelatihan Bahasa syarat terhadap kelompok disabilitas tuna
rungu menjadi hal yang sangat penting.

8
BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN

2.1. Solusi

Mahasiswa program studi kesejahteraan sosial sebagai calon pekerja


sosial harus mempersiapkan diri untuk memberikan pelayanan sosial kepada
kelompok masyarakat termasuk masyarakat kelompok disabilitas tuna rungu.
Pelatihan Bahasa isyarat menjadi solusi yang ditawarkan untuk memberikan
keterampilan dalam berbahasa isyarat kepada calon pekerja sosial. Sehingga
diharapkan setelah menjadi pekerja sosial ,mampu berbahasa atau berkomunikasi
baik dengan kelompok tuna rungu. Pelatihan Bahasa isyarat adalah pelatihan yang
tidak memerlukan waktu yang lama untuk bisa sampai mahir. Pelatihan Bahasa
isyarat adalah pelatihan yang memiliki masa depan yang baik bagi para calon
pekerja sosial.
Tahapan pelaksanaan pelatihan Bahasa isyarat bagi mahasiswa program
studi kesejahteraan sosial
1. Tahap Penyadaran
Tahap penyadaran ini diberikan kepada calon pekerja sosial yaitu
mahasiswa program studi kesejahteraan sosial yang dipilih pada setiap
angkatan yakni sebanyak 5 orang, pelatihan ini diikuti oleh sebanyak 20
orang. Pada tahap ini, akan diberikan penyadaran kepada calon pekerja
sosial bahwa setiap calon pekerja sosial harus mempersiapkan dirinya
mampu memberikan pelayanan sosial kepada semua kelompok masyarakat
yang membutuhkan atau kelompok masyarakat yang terganggu fungsi
sosialya, termasuk didalamnya kelompok yang mengalami kesulitan
berbicara sehingga harus mempergunakan bahasa isyarat.

2. Pembentukan kelompok
Selanjutnya pada tahap berikutnya yaitu pembentukan kelompok. Salah
satu cara untuk mempermudah memahami bahasa isyarat maka
dibentuklah kelompok kecil menjadi 5 kelompok, dimana dalam hal ini
setiap kelompok terdiri dari 4 orang yang didampingi oleh fasilitator.

9
3. Pelaksanaan Pelatihan :
Pada tahap ini semua anggota kelompok yang terdiri dari 5 kelompok akan
didampingi oleh fasilitator yang paham ,bisa, berbahasa isyarat. Pelatihan
ini dilakukan 2 kali dalam seminggu sehingga diharapkan dalam kurun
waktu 8 kali pertemuan, sudah bisa memahami dasar-dasar bahasa isyarat.

4. Peningkatan Kapasitas
Peserta pelatihan setelah memahami dasar-dasar Bahasa isyarat, maka
dilanjutkan peningkatan kapasitas peserta pelatihan dalam memahami
bahasa isyarat dengan menghadirkan beberapa beberapa kelompok.
Untuk beberapa kali pertemuan, akan dilakukan kegiatan bakti sosial
bersama para tuna rungu.

10
Lebih jelasnya solusi yang ditawarkan dapat dilihat pada bagan berikut :

Gambar 2.1: Bagan Alur Pikir

PENGABDIAN MASALAH MITRA

Kurangnya Perhatian lembaga baik


Sosialisasi Kegiatan Pengabdian pemerintah maupun swasta terhadap
Mayarakat Oleh Lembaga Pengabdian keluarga kurang mampu yang
Masyarakat USU memiliki anak disabilitas.
Peningkatan
Keterampilan Calon
Pekerja Sosial Dalam
Meningkatkan Masih banyak mahasiswa
Tahap Penyadaran kepada calon pekerja
Pelayanan Sosial Bagi kesejahteraan sosial yang belum
Kelompok Disabilias sosial untuk dapat memberikan memahami pelayanan sosial semua
Melalui Pelatihan pelayanan kepada masyarakat termasuk kelompokyang membutuhkan
Bahasa Isyarat
kelompok tuna rungu

Masih kurangnya kemampuan


mahasiswa calon pekerja sosial dalam
Pembentukan kelompok pelatihan yang
memahami Bahasa isyarat
terdiri dari 5 kelompok

Pelaksanaan Pelatihan dasar 8 kali Masih kurangnya dilakukan kegiatan


pertemuan bersama antara mahasiswa dengan
kelompok tuna rungu

Peningkatan Kapasitas membuat


kegiatan Bersama dengan
kelompok tuna rungu

11
2.2. Target Luaran

Adapun rencana target luaran Pengabdian Pada Masyarakat dengan judul


Kesejahteraan Keluarga Yang Memiliki Anak Disabilitas Melalui Pemberdayaan
Pembentukan Usaha Penjahit Gorden, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Rencana Target Capaian Luaran

N Jenis Indikator
o
Luaran Wajib Luaran Capaian
1 Publikasi ilmiah pada Jurnal ber ISSN/Prosiding jurnal v
Nasional1)
2 Publikasi pada media masa cetak/online/repocitory PT) 6 v

Peningkatan daya saing (peningkatan kualitas, kuantitas, v


3 serta nilai tambah barang, jasa, diversifikasi produk, atau
sumber daya lainnya ) 4)
Peningkatan penerapan iptek di masyarakat v
4 (mekanisasi, IT, dan manajemen)4)
Perbaikan tata nilai masyarakat (seni budaya, sosial, v
5 politik, keamanan, ketentraman, pendidikan, kesehatan) 2)

Luaran Tambahan 1)
1 Publikasi di jurnal internasional -
5)
2 Jasa; rekayasa sosial, metode atau sistem, produk/barang -
5)
3 Inovasi baru TTG -
Hak kekayaan intelektual (Paten, Paten sederhana, Hak -
4 Cipta, Merek
dagang, Rahasia dagang, Desain Produk Industri,
Perlindungan Varietas
3)
Tanaman, Perlindungan Desain Topografi Sirkuit
Terpadu)
6)
5 Buku ber ISBN -

12
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Terkait dengan permasalahan dan kegiatan yang akan dilakukan untuk
mengatasi permasalahan tersebut di atas dan sejalan dengan konsep dan teori
pemberdayaan, maka solusi yang diajukan untuk mengatasi dan
memecahkan permasalahan tersebut dilakukan dengan metode :

1. Diskusi Kelompok Terfokus (Fokus Group Discussion)

Dalam diskusi kelompok digunakan metode Fokus Group


Discussion(FGD). Metode ini dilakukan agar materi diskusi
kelompok yang dibahas berfokus pada curah pendapat tentang
permasalahan yang dihadapi oleh mitra ( memiliki warga
penyandang disabilitas). FGD ini dilakukan dengan menghadirkan
penyandang disabilitas, keluarga penyandang disabilitas, tokoh
masyarakat, tokoh agama, pihak kelurahan dan pihak kecamatan.
Diadakannya FGD ini disamping untuk menggali permasalahan
keluarga penyandang disabilitas juga memberikan pemahaman
kepada masyarakat yang bukan penyandang disabilatas bahwa
perlu menghadirkan penyandang disabilitas disetiap aktivitas di
masyarakat dan pemerintah. Membiasakan menghadirkan para
penyandang disabilitas di tengah-tengah masyarakat menjadikan
masyarakat inklusi.

2. Pembentukan kelompok terampil disabilitas bagi mahasiswa


kesejahteraan social dengan perwakilan 5 orang setiap Angkatan.

3. Pelatihan keterampilan Bahasa syarat

13
Pelatihan dilakukan kepada kelompok disabilitas tuna rungu

a) Memberikan pemahaman kepada mahasiswa kesejahteraan sosial


tentang pentingnya menguasai keterampilan Bahasa syarat

b) Persiapan Pelatihan

No Justifikasi Kuantitas
1 Menentukan Narasumber 2 orang
2 Infocus 1
3 ATK Pelatihan 40
4 Laptop 1

c) Pemberian peralatan penunjang pelatihan, antara lain;


1. Paper out bentuk visualisasi Bahasa syarat
d) Hal lain yang perlu diperhatikan:
1) Pelatihan keterampilan Bahasa syarat disesuaikan dengan
waktu luang dari mahasiswa kesejahtetraan sosial.
2) Peralatan penunjang akan sepenuhnya menjadi milik para
peserta pelatihan, dengan harapan para peserta bisa
meningkatkan keterampilan berbahasa syaratnya di sela
sela waktu luangnya diluar jam pelatihan
3) Peralatan penunjang pelatihan akan menjadi milik
kelompok peserta pelatihan
4) Ketua program pelatihan adalah sebagai
penanggungjawab dengan tujuan keberlangsungan dari
kelompok pelatihan Bahasa syarat ini
5) Anggota kelompok akan dilatih untuk berbahasa syarat
dengan klien disabilitas tuna rungu.

e) Manfaat media pembelajaran


1) Proses pelatihan lebih sistematik;

14
2) Proses pelatihan lebih efektif;
3) Proses pelatihan lebih menyenangkan tidak membuat peserta bosan;
4) Motivasi peserta pelatihan lebih meningkat.

15
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya


Justifikasi anggaran disusun secara rinci dan dilampirkan sesuai dengan format
(terlampir). Ringkasan anggaran biaya yang diajukan sesuai bentuk tabel 5.3

Tabel 4.1 : Ringkasan anggaran biaya

No. Komponen Biaya yang


diusulkan (Rp)
1. Biaya sewa jasa expert bahasa syarat 30.000.000
2. Perjalanan dan akomodasi 5.000.000
3. Lain-lain: publikasi, laporan, lainnya sebutkan 5.000.000
Total 40.000.000
Catatan : tidak boleh ada anggaran honorarium untuk tim pelaksana

16
17
Untuk justifikasi anggaran
secara terperinci dapat dilihat pada
lampiran berikut:

No Justifikasi pembelian Harga


1 Sewa jasa expert 30.000.000
Bahasa syarat

1) Pembelian Bahan Baku Habis Pakai Untuk ATK, Fotocopy, Surat Menyurat, Penyusunan
Laporan, Cetak, Penjilidan Laporan, Publikasi, Pulsa, Internet, Bahan Pelatihan, Langganan
Jurnal (Maksimum 60%)
Harga
Peralatan
Penunjang
Justifikasi Harga satuan (Rp)
Material pembelian Kuantitas (Rp) Tahun 1
Kertas Surat menyurat 1 rim 50.000 50.000
Cetak materi dan
Tinta printer administrasi 1 paket 100.000 200.000
Publikasi ilmiah Pembayaran arikel 1 paket 3.000.000 4.000.000
Sosialisai Kegiatan
Publikasi Media Massa Pengabdian 1 berita 500.000 500.000
Cetak dan penjilitan laporan Laporan 5 eksemplar 50.000 250.000
TOTAL 5.000.000

2) Perjalanan Untuk Biaya Survei/ Sampling Data, Seminar/Workshop DN-LN, Biaya Akomodasi-
Konsumsi, Perdiem/Lumsum, Transport (Maksimum 40%)
Material Justifikasi Kuantitas Harga satuan Harga

18
Peralatan
Penunjang
pembelian (Rp) (Rp)
Transportasi Perjalanan 10 hari 250.000 2.00.000
Nasi dan kue Konsumsi Pelatihan 10 hari 300.000 3.000.000
Total 5.000.000

3) Sewa untuk peralatan/mesin/ruanglaboratorium, kendaraan, kebun percobaan, peralatan


penunjang penelitian lainnya (maksimum 40%)
Sewa Ruangan/ kebersihan
ruangan Proses Pelatihan 15 hari 100.000 1.500.000
Pembuatan Plank Plank Pengabdian 1 set 850.000 850.000
Cetak Spanduk Spanduk Pengabdian 2 set 400.000 800.000
Apresiasi kepada
Cendra mata mitra 1 set 350.000 350.000
Total 3.500.000

4.2. Jadwal Kegiatan


Rancangan jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.3. Jadwal Kegiatan

Tabel 5.2. Jadwal Kegiatan

19
No Tahapan Kegiatan Bulan
1 2 3
1 Sosialisasi Kegiatan
2 FGD
3 Penyerahan alat pelatihan
4 Pelatihan dasar 1
5 Pelatihan lajutan 1
6 Pelatihan lanjutan 2
6 Monitoring dan evaluasi
7 Penyusunan Laporan
8 Pengiriman laporan

DAFTAR PUSTAKA

BPS Kota Medan, (2019), Kecamatan Medan Polonia Dalam Anggka 2019.

Izza. Mafruhah, (2009). Multidimensi Kemiskinan. Surakarta: Sebelas Maret


University Press.

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sumatera Utara, (2020),


Panduan Penyusunan Proposal Pengabdian Masyarakat Edisi 4

Majda El Muhtaj, 2008 Dimensi-Dimensi HAM Mengurai Hak Ekonomi, Sosial


danBudaya , RajaGrafindo Persada, Jakarta

Monika & Waruwu, 2006 DAN Wasito, Sarwindah, & Sulistiani, 2010

20
Thamrin, H., Masril, M., & Sembiring, W. M. (2017). Model of Social Service in
Empowerment Welfare Issue in Medan. Proceedings of the 1st
International Conference on Social and Political Development (ICOSOP
2016). doi: 10.2991/icosop-16.2017.45

https://id.wikipedia.org/wiki/Difabel [ONLINE] ( Terakhir Di Akses 20-09-2017 [


21:54] )
http://www.kemenpppa.go.id/index.php/data-summary/profile-perempuan-
indonesia/641-penyandang-disabilitas [ONLINE] ( Terakhir Di Akses
20-09-2017 [ 21:54] )
http://digilib.unila.ac.id/5849/14/BAB%20II.pdf [ONLINE] ( Terakhir Di Akses
20-09-2017 [21:55] )
http://erlinaheria.blogspot.co.id/2012/10/penyandang-disabilitas.html [ONLINE]
(Terakhir Di Akses 20-09-2017 [ 21:56] )
http://teknohere.com/disabilitas-dan-pandangan-masyarakat/[ONLINE] ( Terakhir
Di Akses 20-09-2017 [ 21/:56] )

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul yang telah ditandatangani
asli

Lampiran 2 Biodata Peneliti

Ketua Peneliti

Nama : Hairani Siregar, S.Sos, M.SP

21
NIDN/NIDK/NIP : 0027097103/197109271998012001
Pangkat/Jabatan : Lektor Kepala/IVA
E-mail : hairani_fisipusu@yahoo.co.id
ID Sinta : 6109261
H index Scopus :0

Publikasi di Jurnal Internasional Terindeks


Nama Jurnal,
Tahun Terbit, URL
No Volume, Artikel
Judul Artikel Peran
. Nomor, P-
ISSN/E/E- (jika ada)
ISSN

Penulis Pertama/
Penulis
Koresponden

Publikasi di Jurnal Nasional Teakreditasi

Nama Jurnal,
Tahun Terbit, URL
No Volume, Artikel
Judul Artikel Peran
. Nomor, P-
ISSN/E/E- (jika ada)
ISSN

Penulis Pertama/
Penulis
Koresponden

22
Proseding Seminar / Konferensi Internasional Terindeks

Nama Jurnal,
Tahun Terbit, URL
No Volume, Artikel
Judul Artikel Peran
. Nomor, P-
ISSN/E/E- (jika ada)
ISSN

Penulis Pertama/
Penulis
Koresponden

Penerbitan Buku

No Tahun URL
Judul Buku ISBN Penerbit
. Penerbitan (jika ada)

Perolehan Kekayaan Intelektual (KI)

No Tahun URL
Judul KI Jenis KI Nomor Status KI
. Perolehan (jika ada)

Terdaftar /
Granted

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

23
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan proposal Penelitian Skema Penelitian Dosen Muda.

Medan, April 2020


Ketua Penelitian

Hairani Siregar, S.Sos, MSP

Publikasi di Jurnal Nasional Terakreditasi


No Judul Artikel Peran Nama Jurnal, Tahun TERBIT, URL
Volum, Nomor, P-ISSN/E- artikel
ISSN

Penerbitan Buku
No Judul Buku Tahun ISBN Penerbit

Perolehan Kekayaan Intelektual (KI)


No Judul KI Tahun Jenis KI Nomor Status KI URL
Perolehan

24
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan proposal Penelitian Skema Penelitian Dasar

Medan, 20 Februari 2020


Anggota Pengusul

Siti Hazzah Nur, R, S.Sos, M.AP

25
Lampiran 2. Gambaran Iptek yang akan ditransfer kepada mitra

PENGABDIAN MASALAH MITRA

Sosialisasi Kegiatan Pengabdian Kurangnya Perhatian lembaga baik


Mayarakat Oleh Lembaga Pengabdian pemerintah maupun swasta terhadap
Keterampilan mahasiswa Masyarakat USU keluarga kurang mampu yang
ilmu kesejahteraan social memiliki anak disabilitas
dalam menggunakan
Bahasa syarat sebagai
cara dalam
Penyadaran kepada masyakat untuk
mempermudah
merima anak disabilitas dengan baik Masih banyak anggota masyarakat
menghadapi klien
seperti anak biasa lainnya yang tidak dapat menerima kehadiran
disabilitas
anak disabilitas, sehingga anak
disabilitas tidak dapat tumbuh
kembang dengan baik

Pembentukan kelompok usaha gorden Masih kurangnya kapasitas


yang anggotanya adalah keluarga Individu,
kurang mampu yang memiliki anak organisasi,
disabilitas dan kelembagaaan.sistem nilai

Pemberian daya Masyarakat kurang berdaya


Pelatihan pembuatan gorden untuk Ketidakmampuan membentuk usaha,
anggota kelompok dan mengelolanya

26
Lampiran 3. Gambar Lokasi mitra

27
Lampiran 4. Denah Lokasi Wilayah Mitra. (memuat petunjuk arah ke lokasi)

28
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Mitra
Pengabdian bermaterai Rp 6.000, dan nomor telepon mitra yang dapat
dihubungi. (Lampiran 5)

29
30

Anda mungkin juga menyukai