Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang

Pandemi Covid-19 telah menjangkiti hampir seluruh negara di dunia. Hal ini
membuat segala sesuatunya menjadi lebih sulit dan serba terbatas. Masyarakat kini
dihadapkan pada pilihan yang membuat mereka harus memilih mana yang paling
diprioritaskan untuk dilakukan. Kondisi ini kemudian berdampak pada berbagai sektor yang
sangat fundamental dalam negara, salah satunya adalah sektor perekonomian. Tak heran jika
kemudian perekonomian Indonesia menjadi terlihat lesu. Hal ini dikarenakan, pasca
pemberlakuan social distancing dan ditambah lagi baru-baru ini pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Berskala Besar Dalam
Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 ( Covid -19 ). Peraturan ini
kemudian diikuti dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 2019 ( Covid-19 ). Adapun aturan yang dimuat dalam beberapa pasalnya
adalah mengenai pekerjaan apa saja yang masih boleh beroperasi dan tidak boleh beroperasi
di masa pandemic, bahkan sekalipun ada yang boleh hanya beberapa sektor saja yang bisa
beroperasi itupun tetap harus menyesuaikan pada situasi dengan cara Work From Home
( WFH ).

Kondisi ini lah yang kemudian berdampak pada sektor formal dan informal. Banyak
perusahaan yang mulai gulung tikar dan terpaksa harus melakukan pemutusan hubungan
kerja ( PHK ) terhadap para pekerja atau buruhnya. Walaupun memang bisa dibilang ada
indikasi pelanggaran dalam fenomena tersebut, tapi kita memang tak bisa pungkiri bahwa hal
ini merupakan salah satu bentuk sikap yang harus diambil oleh setiap perusahaan. Artinya
disana, kita tidak bisa menepis kenyataan bahwa hal ini merupakan imbas dari pandemic
Covid-19 dan hal tersebutlah yang membuat perekonomian Indonesia menjadi lesu.

Dalam situasi dan kondisi seperti ini, kebijakan pemerintah sangatlah dibutuhkan dan
dianggap sangat penting . Hal ini dikarenakan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah ini
nantinya akan menentukan nasib masyarakat Indonesia kedepannya. Pemerintah diharapkan
bisa memberikan solusi berupa program yang bisa menjawab setiap keresahan masyarakat di
masa pandemi. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah untuk bisa meredam dampak
ekonomi yang ditimbulkan pandemic covid-19 dan fokus untuk menjaga daya beli
masyarakat. Pemerintah dalam hal ini perlu mengambil tindakan dan melakukan percepatan
untuk mengatasi setiap permasalahan yang timbul sebagai akibat dari pandemi covid-19.
Program Kartu Pra kerja menjadi salah satu program pemerintah yang diharapkan
mampu menyelamatkan perekonomian Indonesia yang lesu. Kartu Pra Kerja juga disebut
menjadi salah satu jarring pengaman sosial ( safety social net ) yang dibuat oleh pemerintah
yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi para pekerja sekaligus memberikan
kesempatan bagi para pekerja yang terdampak pemutusan hubungan kerja ( PHK ) serta
membantu pekerja/buruh yang sedang membutuhkan dukungan finansial tambahan.

Saat ini, Program Kartu Pra Kerja ini sudah berjalan hingga tahap pendaftaran
gelombang ke-20. Untuk para pendafttar yang telah lolos seleksi nantinya akan mendapatkan
dana sebesar Rp3.550.000.. Adapun rincian dana tersebut yakni Rp1.000.000, untuk biaya
pelatihan , insentif Rp600.000,- per bulan selama empat bulan, serta insentif survey
kebekerjaan dengan total Rp150.000.

Kartu Pra Kerja menjadi salah satu program unggulan presiden Joko Widodo yang
mempunyai misi untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu
bersaing baik didalam maupun luar negeri dengan titik focus yaitu untuk melatih
keterampilan individu dan untuk mempersiapkan angkatan kerja yang mampu bersaing di
dunia kerja. Meski begitu, belakangan ini kerap kali menuai polemik. Bagaimana tidak,
program ini pada awalnya didesain guna mewujudkan visi pembangunan Sumber Daya
Manusia ( SDM ) unggul dan sejatinya tidak dirancang untuk menghadapi pandemic covid
-19. (Supriyatna, 2020). Itulah mengapa, tak heran jika ternyata Program Pra Kerja ini justru
mengundang beragam reaksi dari masyarakat , baik reaksi positif maupun reaksi negatif. Para
pejabat pemerintahan dan para pakar pun kerap kali berseteru memperdebatkan program
tersebut. Stimulus ekonomi menjadi alasan yang paling utama yang banyak dikemukakan
sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap implementasi Program Kartu Pra Kerja.

Banyak masyarakat yang menjadikan Program Kartu Pra Kerja ini sebagai harapan
ditengah lesunya roda prekonomian. Hal ini dibuktikan dengan antusiasme yang tinggi dari
masyarakat di setiap gelombang pendaftaran. Namun, meski begitu tidak dapat tipungkiri
juga bahwa sebenarnya banyak juga masyarakat yang mempertanyakan efektifitas dari
implementasi program Kartu Pra Kerja ini. Mulai dari kontroversi mengenai sasaran
masyarakat penerima manfaat, kemudian persepsi masyarakat yang lebih menguntungkan
uang atau insentif dibandingkan pelatiha, pelibatan platform digital yang dinilai memiliki
konflik kepentingan, dan masih banyak lagi.

Selain itu, apabila di telaah kembali, lahirnya program Kartu Pra Kerja ini sebenarnya
bukan tanpa alasan. Program ini sebenarnya dirancang untuk memenuhi 3 tujuan utama yang
berkaitan dengan peningkatan kualitas amgkatan kerja, yaitu mengembangkan kompetensi
angkatan kerja,meningkatkan produktifitas dan daya angkatan kerja; serta mengembangkan
kewirausahaan sebagaimana yang dimuat dalam Peraturan presiden Nomor 76 Tahun 2020
yang dikeluarkan pada 26 Februari 2020 yang lalu ( CNN Indonesia,2020 ). Namun, seiring
berkembangnya isu Covid-19 , program ini terpaksa mengalami modifikasi menjadi semi-
bantuan sosial. Modifikasi tersebut berkaitan dengan teknis atau mekanisme pelaksanaan
program, penganggaran , sasaran prioritas dan lain sebagainya. Artinya perencanaan program
Pra Kerja tersebut tidak lagi sama seperti diawal dan justru diharapkan bisa menyesuaikan
dengan situasi masyarakat di masa pandemi Covid-19.

Pasar Doloksanggul merupakan sebuah kelurahan yang berada Di Kecamatan


Doloksanggul , Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Doloksanggul merupakan ibukota dari kabupaten Humbang Hasundutan

Anda mungkin juga menyukai