Anda di halaman 1dari 8

UTS Fisip USU

MK, Patologi Kriminologi


Hari tgl, Senin, 19 April
Pkl, 8,30 -9.30 (60 menit)
Dosen, Dr Bengkel Ginting MSi,
Dep, Kesos

Nama : Samuel Christian Pardede


NIM : 180902035

1. Jelaskan dengan contoh perbedaan masalah sosial, patologi sosial


Jawab :
 Konsep Masalah Sosial :

Masalah sosial adalah suatu kondisi yang terlahir dari sebuah keadaan masyarakat
yang tidak ideal, atau definisi masalah sosial yaitu keditaksesuaian unsur-unsur
masyarakat yang dapat membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Masalah sosial merupakan suatu kondisi yang dapat muncul dari keadaan masyarakat
yang kurang atau tidak ideal, artinya selama terdapat kebutuhan dalam masyarakat
yang tidak terpenuhi secara merata maka masalah sosial akan tetap selalu ada didalam
kehidupan

Contoh:
a. Pengangguran di Kota Medan
Pengangguran merupakan salah satu contoh dari permasalahan sosial yang dihadapi
kota Medan saat ini, Meningkatnya jumlah pengangguran di kota Medan disebabkan
oleh ketidaksesuaian antara jumlah penduduk dan lapangan kerja yang
tersedia. Jumlah penduduk semakin lama semakin meningkat sedangkan jumlah
lapangan kerja cenderung terbatas atau masih sedikit, hal seperti ini harus segera di
atasi oleh pemerintah kota Medan dengan cara menyediakan lapangan kerja yang
memadai supaya dapat mengurangi jumlah pengangguran.

b. Masalah Pendidikan Di Kecamatan Tarabintang, Kabupaten Humbang


Hasundutan
Masalah pendidikan merupakan salah satu masalah sosial yang terjadi dalam
masyarakat. Hal ini dikarenakan banyak anak-anak di daerah Tarabintang yang ikut
membantu orang tuanya untuk mencari nafkah karena tidak mampu serta tidak
memiliki kesempatan dalam mengakses layanan pendidikan. Ditambah lagi daerah ini
merupakan daerah yang termasuk terpencil dan jauh dari pusat kota yang membuat
mereka sulit dalam mengakses berbagai sarana dan prasarana.
Hal ini lah yang saat ini memang menjadi perhatian khusus bagi pemerintah
kabupaten Humbang Hasundutan. Yakni untuk memastikan layanan Pendidikan
tersebar secara merata di berbagai kecamatan terutama daerah daerah terpencil yang
jauh dari pusat kota.

 Konsep Patologi Sosial :

Patologi sosial merupakan kondisi yang terlahir sebagai akibat dari tingkah laku yang
merusak ataupun meruntuhkan system sosial yang ada dalam masyarakat . Patologi
sosial berbicara tentang nilai dan norma yang berlaku didalam masyarakat serta pola-
pola kehidupan yang tersistem.

Contoh:

a. Rasisme
Fenomena Rasisme Di Indonesia.
Studi Kasus : Masyarakat Papua vs Everyone

Perilaku rasis adalah perilaku sosial yang patologis Hal ini dikarenakan
Pembedaan masyarakat secara horizontal secara ras seharusnya tidak melahirkan
perlakukan yang berbeda. Warna kulit tidak menentukan kelas sosial seseorang, itu
seharusnya. Namun kenyataanya rasisme eksis di masyarakat.
Seperti halnya apa yang terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu, dimana saudara
kita masyarakat papua mendapatkan perlakuan yang kurang mengenakkan dari
masyarakat Indonesia lainnya yang membuat mereka menjadi minder ketika bertemu
dengan masyarakat lainnya. Yang paling miris adalah ada yang menyebut mereka
seperti monyet dan menuturkan kata-kata yang tidak mengenakkan lainnya baik
secara langsung maupun melalui media.
Kasus seperti ini sempat viral beberapa waktu lalu hingga membuat beberapa
masyarakat Indonesia lainnya geram dan mengecam perilaku rasisme tersebut.
Saya juga mengecam perilaku rasisme tersebut karena dapat merusak nilai luhur
bangs ini yang mengkehendaki kita agar hidup dalam kebhinnekaan. Hendaknya
sebagai masyarakat Indonesia yang memegang teguh nilai budaya luhur bangsa, yang
namanya perbedaan harus kita pandang sebagai suatu hal yang indah yang tujuannya
adalah untuk mempersatukan dan bukan malah memecah belah. Karena keberagaman
membuat hidup ini semakin indah.

Perbedaan Masalah Sosial dengan Patologi Sosial :

 Patologi Sosial berbicara tentang suatu kondisi ketika satu permasalahan itu
berpotensi meruntuhkan sistem sosial yang mana sistem sosial ini berkaitan dengan
nilai dan norma yang rentan runtuh bila tidak dipelihara oleh anggota masyarakat.
 Sedangkan, masalah sosial merupakan suatu kondisi yang dapat muncul dari keadaan
masyarakat yang kekurangan atau tidak ideal, artinya selama terdapat kebutuhan
dalam masyarakat yang tidak terpenuhi secara merata maka masalah sosial akan tetap
selalu ada didalam kehidupan

2. Jelaskan dengan contoh tingkah laku sosiopat


Jawab :
Tingkah laku Sosiopatik merupakan tingkah laku yang menyimpang dari norma masyarakat
dimana pelakunya tidak mempedulikan keadaan sekitar (anti sosial).
Contoh:
Misalnya kasus pembunuhan terhadap raja adat di Samosir yang dilakukan oleh 4 orang
warga karena masalah sengketa warisan tanah. Saya melihat bahwa dalam kasus ini 4 orang
warga tersebut merasa terancam hak nya karena regulasi yang dikeluarkan oleh raja aat
tersebut yang menghalangi mereka alam mencapai tujuannya sehingga mereka membunuh si
raja aat tersebut.
Seseorang sudah tau bahwa membunuh atau menghilangkan nyawa seseorang itu dilarang
dalam undang-undang, akan tetapi karena sesuatu hal, dia membunuh orang lain demi
mencapai tujuannya. Dan pelaku pun sama sekali tidak menyesal akan perbuatannya yang
menghilangkan nyawa orang lain karena menurutnya yang terpenting adalah tujuannya bisa
tercapai tanpa ada seorang pun yang mengganggunya dalam mencapai tujuan tersebut.
Misalnya kasus pembunuhan terhadap raja adat di Samosir yang dilakukan oleh 4 orang
warga karena masalah sengketa warisan tanah.
Jadi bisa saya simpulkan bahwa tingkah laku sosiopatik ini berkaitan dengan tindakan yang
dilakukan seseorang tanpa memperdulikan keadaan serta system nilai dan norma yang ada
dalam masyarakat.
3. Jelaskan dengan satu kasus sehingga terinventarisir satu tabel perbedaan aliran klasik,
aliran positif dan aliran kritis
Jawab :
Tabel Perbeaan :
No Perbedaan Aliran Klasik, Positif, Dan Kritis
KLASIK POSITIF KRITIS
1 Manusia adalah Manusia cenderung Berkaitan dengan pendekatan
makhluk yang bertingkah laku interaksionis dan konflik.
hedonistic dan dipengaruhi factor Pedekatan interaksionis
rasional yang hanya internal dan eksternal. menentukan mengapa tindakan
bertindak untuk Dalam hal ini factor dan orang tertentu didefisinikan
mementingkan internal berkaitan sebagai criminal di masyarakat
kesenangan diri dengan faktor tertentu dengan cara mempelajari
sendiri serta apa yang genealogis atau bawaan persepsi makna kejahatan yang
menguntungkan lahir yang membuat dia dimiliki masyarakat yang
baginya melakukan suatu bersangkuutan. Sedangkan
tindakan, sedangkan Pendekatan kriminologi konflik
factor eksternal mengatakan bahwa orang berbeda
berkaitan dengan karena memiliki perbedaan
lingkungan dimana dia kekuasaan dan bekerjanya hukum
berada. dalam mempengaruhi
perbuatannya

Contoh kasus :

ANALISIS FENOMENA KRIMINALITAS TERHADAP 3 ALIRAN DALAM


PERSPEKTIF KRIMINOLOGI
STUDI KASUS : KASUS PEMBUNUHAN RIANTO SIMBOLON DI
KABUPATEN SAMOSIR

Adapun kasus yang akan saya analisis adalah kasus pembunuhan terhadap Rianto Simbolon
yakni seorang raja adat di salah satu desa di kabupaten Samosir.
Berdasarkan litreratur yang saya baca, kasus pembunuhan ini dilakukan oleh sekelompok
orang yakni terdiri dari 4 orang terhadap seorang raja adat bernama Rianto Simbolon.
Setelah ditelusuri, motif dari pembunuhan ini adalah tentang permasalahan harta warisan
yakni sengketa warisan tanah.
ANALISIS :

1. Aliran Klasik
Dalam aliran klasik, disebutkan bahwa perilaku kriminal bersumber dari sifat dasar
manusia sebagai mahkluk hedonistic sekaligus rasional. Hedonistik, karena manusia
cenderung bertindak demi kepentingan diri sendiri. Sedangkan rasional, karena
mampu memperhitungkan untung rugi dari perbuatan tersebut bagi dirinya menurut
aliran klasik ini, seorang individu tidak hanya hedonis tetapi juga rasional, dan dengan
demikian selalu mengkalkulasi untung rugi dari setiap perbuatannya termasuk jika
melakukan kejahatan.

Jika dikaji menggunakan pisau analisis aliran klasik, kita bisa melihat bahwa motif
dari kasus pembunuhan yang saya angkat ini berkorelasi psoitif terhadap sifat dasar
manusia sebagai makluk yang hedonistic dan juga rasional. Ketika diketahui bahwa
motif pembunuhan ini adalah karena permasalahan atau sengketa tanah warisan
artinya ada kelompok-kelompok tertentu yang menginginkan tanah warisan tersebut .
Hal inilah yang kemudian membuat saya berpikir bahwa perilaku hedonistic
didasarkan kepada hasrat untuk memenuhi suatu kebutuhan yang artinya disini,
apapun ceritanya dan dengan cara apapun dia harus memperoleh apa yang dia
inginkan. Nah berdasarkan kasus pembunuhan Rianto simbolon ini, beliau yang
merupakan seorang raja adat tentu memegang peranan penting dalam hal pembuatan
regulasi ditengah-tengah system adat untuk mengatur jalannya system adat tersebut
termasuk dalam hal ini aturan-aturan dalam hal pembagian tanah warisan di daerah
tersebut.

Bisa saja kita katakan bahwa kasus pembunuhan ini merupakan bentuk penolakan
atau protes kelompok tertentu terhadap kebijakan atau regulasi yang dibuat oleh
Rianto Simbolon untuk mengelola system pembagian tanah warisan di daerah adat
tersebut. Hal inilah yang kemudian membuat beberapa kelompok dalam masyarakat
tersebut seolah merasa terancam dalam hal penguasaan tanah warisan tadi. Nah,
karena sudah merasa terancam dan karena jiwa hedonistic tadi sudah menggebu-gebu
didalam diri si pelaku bahwa dia harus mendapatkan apa yang dia inginkan, mulailah
timbul pemikiran bahwa keberadaan Rianto Simbolon sebagai Raja Adat akan
mengancam keberadaannya dalam menguasai tanah warisan tersebut.

Hal inilah yang kemudian membuat si pelaku tadi berpikir bahwa dengan membunuh
Rianto Simbolon selaku Raja Adat maka tidak akan ada lagi yang mengganggu si
pelaku dalam menguasai tanah warisan tersebut. Atau jika kaitkan dengan konteks
rasionalitas manusia yang mempersoalkan untung rugi, maka bisa kita katakana
bahwa keberadaan Rianto Simbolon sebagai raja adat bisa merugikan posisi si pelaku.
Sebaliknya, dengan membunuh Rianto Simbolon sebagai raja adat, si pelaku
menganggap bahwa posisinya akan diuntungkan karena tidak lagi berhadapan dengan
pembuat regulasi yang mengancam dirinya.

Oleh Karena itu tanggapan yang harus diberikan oleh masyarakat terhadap hal ini
adalah dengan memperberat sanksi yang harus di berikan kepada pelaku agar orang
lain tidak memilih untuk melakuka kejahatan.
Disatu sisi, masyarakat juga harus lebih memperhatikan dan mengkaji lagi terkait
regulasi yang dalam hal ini mengatur system pembagian warisan tanah di dalam
system adat di daerah tersebut. Bisa jadi mungkin memang karena regulasi yang
dibuat oleh raja adat terlalu rumit sehingga merugikan beberapa pihak. Hal ini
bertujuan agar nantinya kasus yang sama tidak terulang kembali

2. Aliran Neo Klasik/ Positif

Bagi aliran positif, manusia dipandang tidak mempunyai kebebasan berkehendak,


tetapi dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal manusia itu sendiri.

Jika dikaji dengan pisau analisis aliran neo klasik atau positif , maka bisa kita katakan
bahwa kasus pembunuhan terhadap Rianto Simbolon disini dipegaruhi oleh factor
internal dan eksternal si pelaku.

Untuk menganalisis dasar atau motif si pelaku melakukan kejahatan secara internal
maka dalam hal ini saya memberikan sebuah teori yakni Teori Born Criminal oleh
Lambrosso
1) penjahat adalah orang yang memiliki bakat jahat;
2) bakat jahat tersebut diperoleh dari kelahiran (born criminal);
3) bakat jahat dapat dilihat dari cirri-ciri biologis (atavistic stigmata)

Berdasarkan analisis saya, saya tidak menemukan adanya relasi terhadap factor
internal termasuk ketiga hal yang dijelakan dalam teori diatas terhadap tindak kejahatan si
perilaku.
Faktor yang paling dominan dalam menganalisis tindak kejahatan justru lebih
mengarah kepada factor eksternal yaitu factor lingkungan. Lingkungan adat yang rentan
dilanda konflik atau sengketa tanah warisan memang merupakan setting yang paling
berpotensi muncul tindak kejahatan.

3. Aliran Kritis
Peranan aliran kriminologi kritis adalah menganalis proses-proses bagaimana cap jahat
tersebut diterapkan terhadap tindakan dan orang-orang tertentu.
Dalam menganalisis kasus pembunuhan ini , aliran kritis memberikan 2 pendekatan untuk
mempermudah kita dalam mengidentifikasi suatu tindak kejahatan.

Aliran kritis ini menggunakan pendekatan interaksionis dan konflik.

Pedekatan interaksionis menentukan mengapa tindakan dan orang tertentu didefisinikan


sebagai criminal di masyarakat tertentu dengan cara mempelajari persepsi makna kejahatan
yang dimiliki masyarakat yang bersangkutan.

Pendekatan kriminologi konflik mengatakan bahwa orang berbeda karena memilki


perbedaan kekuasaan dalam mempengaruhi perbuatannya dan bekerjanya hokum dan
mengasumsikan bahwa manusia merupakan makhluk yang terlibat kelompok kumpulannya.

Dalam kasus pembunuhan Rianto Simbolon ini, bisa katakan bahwa teori ini lebih
mengedepankan kepada analisis mengenai bagaimana proses cap jahat atau cap criminal
yang diberikan kepada suatu tindak kejahatan dan juga pelaku kejahatan. Dan memang
benar, fenomena ini sudah termasuk kedalam tindak kejahatan dan memang pantas
mendapatkan sanksi yang tegas yang sudah diaturkan dal undang undang sekaligus
pemberian label sebagai tindak criminal terlepas dari motif apapun yang ada pada si pelaku.
Oleh karena itu, untuk kedepannya, diperlukan peran agen control sosial untuk tetap bisa
mengendalikan perilaku masyarakat sekaligus untuk mengurangi resiko timbulnya tindak
kejahatan baru dikemudian hari.

4. Apa yang anda pahami tentang teori anomi dan teori konflik
Jawab :
 Teori konflik
Teori Konflik melihat bahwa ada dominasi, koersi, dan kekuasaan dalam masyarakat
yang menimbulkan konflik karena adanya perbedaan kepentingan. Namun, pada satu
titik tertentu masyarakat mampu mencapai sebuah kesepakatan bersama. Hal ini
dikarenakan dalam konflik, selalu ada negosiasi-negosiasi yang dilakukan sehingga
terciptalah suatu consensus atau kesepakatan Bersama.

Contoh : Konflik antara masyarakat dengan pemerintah dimana dalam


hal ini Sebagian dari masyarakat menolak keras tindakan pemerintah yang
menggunakan Sebagian dari tanahnya untuk dijadikan lahan untuk pembangunan
jalan raya. Namun dalam hal ini konflik tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa
masyarakat yang menyerahkan Sebagian dari tanahnya akan diberikan uang ganti rugi
sesuai dengan luas
tanah yang diserahkan.
 Teori anomie
Teori anomie merupakan teori yang menggambarkan keadaan yang kacau, tanpa
peraturan. Dalam hal ini anomie dijelaskan sebagai suatu kondisi di mana masyarakat
tidak banyak memberikan petunjuk moral kepada individu yang mana hal ini
menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang.

Contoh : Kenakalan Remaja


Masyarakat sudah tau bahwa tawuran antar pelajar itu dilarang aka tetapi dalam hal
ini masyarakat tidak banyak memberikan petunjuk moral kepada para pelajar
sehingga keadaan seolah tidak memiliki aturan yang mengakibatkan kasus tawuran
antar pelajar terus terjadi.

Anda mungkin juga menyukai