Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH LAYANAN SOSIAL LANSIA

Nama : Samuel Christian Pardede

NIM : 180902035

ANALISIS PERUBAHAN FISIK, PSIKOSOSIAL, EMOSIONAL DAN SPIRITUAL


LANSIA DI KELURAHAN PASAR DOLOKSANGGUL

Studi Ksus : Analisis Perubahan Fisik, Psikososial, Emosional dan Spiritual


Bapak P. Nainggolan dan Ibu S. Simatupang

Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat
dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Hal ini disertai pula dengan meningkatnya
kerentanan terhadap penyakit dan kematian. Pada masa lansia terdapat banyak perubahan
yang terjadi mencakup perubahan-perubahan fisik, mental, psikososial, dan perkembangan
spiritual. Perubahan fisik mencakup perubahan pada persarafan, pendengaran, penglihatan,
dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam tulisan ini, penulis akan memberikan analisis
terkait perubahan fisik, psikososial, emosional, dan spiritual yang dialami oleh lansia di
lingkungan skitar tempat tinggal penulis.

Dalam hal ini, penulis memilih 2 orang lansia sebagai klien untuk dianalisis yakni
bapak P. Nainggolan dan Ibu S, Simatupang.

Adapun biodata kedua klien tersebut adalah sebagai berikut :

1. Nama : Ponis Nainggolan


Tempat , tanggal lahir : Janji Raja, 4 April 1923
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 98 Tahun

2. Nama : Sabam Simatupang


Tempat , tanggal lahir : Surabaya, 7 juni 1932
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 89 Tahun
1. Perubahan fisik, psikososial, emosional, dan spiritual pada bapak P. Nainggolan

Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan dari narasumber yang merupakan cucu
dari beliau, kondisi fisik bapak P. Nainggolan sampai dengan usia ke- 98 tahun masih tetap
sehat dan jarang terkena penyakit. Kalaupun terkena penyakit, itu memang penyakit bawaan
beliau yang sudah ada sejak lama yakni asma. System immune tubuh beliau bisa sekuat itu
karena dulunya beliau sering mengkonsumsi makanan-makanan yang cenderung ekstrim
misalnya, katak si jukkot, tapak kuda, dan makanan lainnya yang alami. Hal ini membuat
beliau jarang terkena penyakit. Selain itu, beliau ini juga masih terlihat sehat. Sampai
sekarang, keluarga juga tetap merawat dan mempertahankan kondisi beliau dengan cara yang
sama yakni memberikan asupan gizi dengan bahan -bahan alami.

Kemudian, untuk perubahan pada psikosisalnya, beliau ini sudah mulai mengalami
pikun atau lemah dalam berpikir dan juga mengingat. Hal ini saya nilai sebagai suatu
kewajaran dikarenakan beliau sudah menginjak usia yang cenderung lebih lama dari lansia
pada umumnya yakni 98 tahun. Tapi, meski begitu beliau ini tetap masih bisa ingat dengan
beberapa hal misalnya isi ayat-ayat alkitab yang sudah pernah beliau baca. Saya menilai ini
sebagai masalah ingatan jangka pendek. Hal ini didukung oleh fakta yang menyebutkan
bahwa beliau ini terkadang lupa apakah ia sudah makan atau belum, lupa meletakkan
uang/dompetnya, dan hal-hal umum lainnya. Tapi, meski begitu beliau ini masih tetap ingat
dengan anak dan cucunya. Selain itu, beliau ini juga dikenal ramah dan malah semakin ramah
ketika berinteraksi dengan orang lain terutama ketika usianya sudah menginjak usia yang
sudah renta. Hal ini membuat beliau memiliki lebih banyak teman dan kenalan di usianya
yang sudah renta. Dalam hal perilaku dan sikap, belum ada perubahan yang signifkan yang
terjadi pada beliau. Hal ini jelas saya lihat sebagai suatu fenomena yang cenderung berbeda
dengan fenomena lansia pada umumnya yang cenderung lebih kekanak-kanakan ketika sudah
menginjak usia lansia. Malah justru yang terjadi adalah kebalikannya, di usia yang ke -98
beliau justru bersikap lebih bijak.

Dalam hal emosional, sama seperti yang saya katakan diawal tadi bahwa beliau ini
belum mengalami perubahan yang signifikan dalam hal perubahan sikap dan perilaku secara
emosional. Yang terjadi justru sebaliknya, beliau malah lebih bijak dan bersikap sebagaimana
orang tua yang kerap kali memberikan petuah dan nasihat kepada anak anak muda. Hal ini
jelas saya lihat sebagai suatu fenomena yang menarik karena berbeda dengan fenomena
lansia pada umumnya yang cenderung lebih kekanak-kanakan ketika sudah menginjak usia
lansia.

Yang terakhir dalam hal spiritual, beliau ini memang merupakan sosok yang religious
dari dulu dan sangat memegang teguh nilai-nilai agama. Tak heran beliau ini dianggap
sebagai sosok yang taat akan agama. Beliau sampai dengan sekarang juga masih tetap rajin
beribadah sama seperti dulu. Jadi dalam hal spiritual, bisa saya simpulkan bahwa belum ada
perubahan yang signifikan yang saya lihat dari beliau dalam hal spiritual. Beliau tetap
merupakan pribadi yang dekat dengan Tuhan.

2. Perubahan fisik, psikososial, emosional, dan spiritual pada ibu S. Simatupang

Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari narasumber yang juga merupakan
cucu dari beliau. ibu S. Simatupang ini ternyata sudah menginjak usia yang ke -89 tahun.
Usia yang fantastis untuk seorang yang sudah berusia renta. Namun meski begitu, tak bisa
dipungkiri bahwa di usia yang ke- 89 tahun, beliau ini sudah mengalami penurunan dalam
banyak hal terutama dalam hal fisik. Hal ini dikarenakan dulunya beliau ini kerap
mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung bahan kimia semasa hidupnya. Beliau ini juga
memiliki penyakit bawaan yakni darah tinggi. Hal ini lah yang kadang membuat kondisi
tubuh beliau dari dulu kerap tidak stabil sehingga membutuhkan perawatan ekstra dibarengi
dengan konsumsi obat-obatan. Namun meski begitu, meski sudah menginjak usia yang ke 89-
tahun penampilan beliau masih terbilang fresh. Berbeda dengan lansia pada umumnya, beliau
ini tetap merawat dirinya dan menerapkan perilaku hidup sehat. Hal ini juga lah yang
diterapkan anak -anak dan cucu nya ketika merawat beliau agar kesehatan beliau bisa tetap
terjaga ditengah usia yang sudah sangat renta.

Untuk perubahan pada psikosial , dari dulu beliau ini memang merupakan pribadi
yang jarang berinteraksi dengan orang lain. Tapi meski begitu, bukan berarti beliau ini
memiliki sikap antisosial. Hanya saja memang beliau ini merupakan contoh dari pribadi yang
introvert. Meski begitu, beliau ini merupakan orang yang dikenal baik dan murah hati
dilingkungannya. Beliau ini sudah mulai pikun atau mengalami penurunan dalam hal berpikir
dan mengingat semenjak berumur 70 tahun.
Beliau ini bahkan sangat sering lupa dengan anak dan cucunya. Saya memang menilai
hal tersebut sebagai hal yang wajar untuk seorang lansia yang sudah menginjak usia 89 tahun.
Mungkin bisa saya katakana bahwa perubahan yang paling signifikan yang dialami oleh ibu
S. Simatupang ini terletak pada aspek psikososialnya yang mengalami penurunan yang cukup
drastis.

Kemudian dalam hal emosional , beliau ini bisa dibilang cenderung stabil dalam hal
emosional. Beliau tetap bersikap dan berperilaku baik dan bijak di usianya yang sudah sangat
renta. Belum ada tanda-tanda bahwa beliau mengalami perubahan yang signifikan dalam hal
emosional. Padahal seperti halnya lansia pada umumnya semakin renta usia maka akan
terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam hal emosional yang membuat si lansia bisa
berperilaku layaknya anak anak yang dingin diperhatikan dan di manja. Namun menariknya,
hal ini tidak saya temukan pada ibu S. Simatupang. Beliau tetap menjadi peribadi yang bijak
meski di usianya yang sudah sangat renta di usianya yang ke -89 tahun.

Yang terakhir dalam hal spiritual, beliau ini juga sama seperti suami beliau yakni
bapak P. Nainggolan, beliau ini juga dikenal sebagai pribadi yang memegang teguh nilai-
nilai agama dan dikenal rajin beribadah. Hal ini juga diturunkan kepada anak dan cucunya,
mereka diajarkan untuk dekat dengan Tuhan.

Jadi, bisa saya simpulkan bahwa keberadaan kedua beliau ini yakni bapak P .
Nainggolan dan ibu S. Simatupang merupakan salah satu contoh nyata dari beberapa lansia
yang menjaga kesehatannya sejak dini. Meski sudah menginjak usia yang sangat renta, kedua
beliau ini tetap menerapkan pola hidup sehat terhadap dirinya dan juga keluarganya. Selain
itu, faktor emosional dan spiritual ternyata sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
lansia. Semakin baik kondisi emosional dan spiritual seseorang maka semakin baik pula
kondisi orang tersebut. Begitupula dengan orang-orang yang sudah menginjak usia lansia.
Bapak P. Nainggolan dan ibu S. Simatupang adalah contoh nyatanya.

Demikianlah yang bisa disampaikan oleh penulis, semoga tulisan ini bisa memberi
manfaat bagi berbagai pihak.

Sekian dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai