A. Latar Belakang
Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir (60 ke atas).
Perlu memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang sudah menginjak lansia dan anaknya
yang butuh dukungan juga untuk menjadi seorang dewasa yang bertanggungjawab. Di
samping itu permasalahan dari diri sendiri dengan perubahan fisik, mulai tanda penuaan
yang cukup menyita perhatian.
Saat individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala penurunan fisik dan psikologis,
perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik, pencarian makna hidup
selanjutnya. Menurut erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu
kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip positif
dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam
menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada hubungan sosial
dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati dan hidup
terlalu singkat, rasa kekecewaan.
Kepribadian merupakan prediktor yang kuat dari emosi dan kesejahteraan (well being)
subyektif. Dalam studi longitudinal, emosi negatif menurun seiring dengan bertambahnya
usia, sedangkan emosi positif cenderung stabil hingga lansia kemudian menurun secara
bertahap.
Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya
hidup sehat, dan kesehatan fisik. Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka
perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan
lingkungannya.
B. Pembahasan
MASA TUA
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari
umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang
bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik,
psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa
dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Penggolongan lansia menurut
Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni :
a) Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.
c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
(Kakek saya berada pada kelompok ketiga, beliau berumur 79 thn.)
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu :
Menurut Butler dan Lewis (1983) serta Aiken (1989) terdapat berbagai karakteristik lansia
yang bersifat positif. Beberapa di antaranya adalah:
Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam
berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan
berkurangnya komitmen.
(Kakek saya merupakan orang yang cukup disegani oleh warga disekitar rumahnya,
banyak yang masih mengganggap kakek saya sebagai teladan karena kegigihan nya,
keuletan nya dan keaktifan nya pada masa tua nya.)
Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala
penting, yaitu : keintiman, generatif, dan integritas.
1. Perkembangan Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan
membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan
intim dengan orang lain akan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini
merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.
2. Perkembangan Generatif
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu selama
masa pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir,
pandangan mereka mengenai jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi
memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak muda
memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang tersisa
untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali kehidupan mereka
dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu
yang masih tersisa.
3. Perkembangan Integritas
- Disengagement theory hal yang normal lansia menolak terlibat secara sosial dan
lebih tertarik pada diri sendiri
- Activity theory semakin aktif lansia, semakin panjang umur
- Continuity theory orang perlu untuk menjaga hubungan antara masa lalu dan
masa kini.
(Kakek saya dapat dibilang sebagai lansia yang cukup optimal, karena di masa tuanya
ini, beliau masih aktif dalam sosial terutama dengan keluarga, karyawan, dan warga
sekitar rumahnya. Beliau juga berusaha menjaga pola makan agar Kesehatannya tetap
terjaga)
Pola hidup sangat mempengaruhi penampilan untuk menjadi awet muda dan
panjang umur atau sebaliknya. Mengatur pola makan setelah berusia 40 tahun keatas,
sangatlah penting. Asupan gizi seimbang sangat diperlukan tubuh jika ingin awet muda dan
berusia lanjut dalam keadaan tetap sehat.
Continuity theory mengemukakan bahwa orang yang menjaga aktivitasnya dan gaya
hidupnya sejak dini dapat beradaptasi dengan baik.
Menurut Hanata (2010), faktor-faktor penting yang mempengaruhi pola hidup sehat pada
Lansia antara lain:
a. Faktor Makanan
Usia tua sudah di mulai pada umur 40 tahun, karena perkembangan fisik akan menurun, tapi
perkembangan mental terus berlangsung. Mulai saat itulah kita harus bisa menahan diri
untuk tidak mengkonsumsi makanan yang hanya di sukai dan yang memberi kepuasan,
karena enak di mulut. Tapi memikirkan akibatnya dalam tubuh, karena bukan lagi kesehatan
jadi baik, tapi sudah membuat penyakit di tubuh kita.
Bagi lansia sebaiknya mengkonsumsi makanan seperti sayuran segar yang di cuci bersih
dengan pestisida, buah segar, tahu, tempe yang berprotein tinggi. Terutama hati yang
banyak mengandung gizi seperti kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, B2, B12 dan vitamin C.
b. Faktor Istirahat
Istirahat yang cukup sangat di butuhkan dalam tubuh kita. Orang lansia harus tidur lima
sampai enam jam sehari. Banyak orang kurang tidur jadi lemas, tidak ada semangat, lekas
marah, dan stress. Bila kita kurang tidur hendaknya di isi dengan ekstra makan. Dan bila
tidur terganggu perlu konsultasi ke dokter. Hobi untuk menonton televisi boleh saja, tapi
jangan sampai larut malam.
c. Faktor Olahraga
Olahraga yang teratur apapun itu, baik untuk kesehatan kita seperti senam, berenang, jalan
kaki, yoga, waitangkung, taichi, dan lain-lain. Berolahraga Bersama orang lain lebih
menguntungkan, karena dapat bersosialisasi, berjumpa dengan temanteman, dan
mendapat kenalan baru, mengadakan kegiatan lainnya, seperti bisa berwisata dan makan
bersama. Kebanyakan olahraga dilakukan pada pagi hari setelah subuh. Dimana udara masih
bersih. Berolahraga dapat menurunkan kecemasan dan mengurangi perasaan depresi dan
lowself esteem. Selain fisik sehat jiwa juga terisi, membuat kita merasa muda dan sehat di
usia tua.
d. Faktor Perilaku
1) Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu reaksi seseorang (organisme) terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan
serta lingkungan. Respon atau reaksi manusia dapat bersifat pasif (pengetahuan, persepsi
dan sikap) serta dapat bersifat aktif (tindakan yang nyata). Menurut Budioro (2000), perilaku
kesehatan mencakup:
Merupakan respon seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik terhadap fasilitas
pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatan yang terwujud dalam
pengetahuan, persepsi, sikap, penggunaan fasilitas, petugas dan obat-obatan
Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek terhadap makna serta unsur
yang terkandung di dalamnya, pengolahan makanan dan sehubungan dengan kebutuhan.
(Gaya Hidup dan Sosial kakek saya cukup baik, mengingat diusia nya saat ini, Beliau
menjaga baik pola makan dan jam istirahatnya, namun untuk olahraga, kakek saya hanya
olahraga ringan untuk melatih motorik tangan nya dengan bola remas dan senam ringan
untuk kakinya.
Perilaku nya terhadap penyakit yang dideritanya saat ini (Liver) cukup positif, terlihat dari
cara beliau menyikapi sakitnya dengan tetap melakukan hal2 positif bagi dirinya dan bagi
kesembuhan penyakitnya. Beliau juga sangat kooperatif ketika diminta untuk
mengkonsumsi makanan sehat dan minum beberapa obat yang dianjurkan.
Terhadap sistem pelayanan Kesehatan, pada suatu momen beliau sempat dirawat
dirumah sakit, salah satu perawat disana bercerita bahwa walaupun dalam kondisi sedang
sakit sekalipun, kakek saya tetap berusaha untuk ramah dan komunikatif dengan
perawat2 yang merawatnya disana, hal ini sudah cukup menunjukan bahwa kakek saya
tetap enjoy walau kondisi sedang tidak baik sekalipun.)
Merupakan segala tindakan disengaja yang menyebabkan kerusakan atau bahaya yang
serius terhadap orang lanjut usia. Salah perlakuan juga dapat didefinisikan sebagai
kegagalan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan melindungi orang lanjut usia dari bahaya.
Salah perlakuan ini pada umumnya disebabkan oleh care giver atau pengasuh. Salah
perlakuan terhadap orang lanjut usia dapat dicurigai terkait dengan berbagai sindrom
geriatri yang terjadi. Di negara berkembang, lansia biasanya tinggal dengan anaknya yang
dewasa atau cucu. Lansia yang sudah tidak memiliki pasangan lagi, biasanya tinggal dengan
anaknya, tinggal seorang diri, atau bahkan kemudian tinggal di panti jompo.
3. Financial explotation : penggunaan uang, kekayaan, dan aset lansia secara tidak
layak atau ilegal. Financial abuse dapat berupa mengambil uang milik lansia demi
kepentingan atau keuntungan pribadi tanpa persetujuan lansia, menggunakan
kekuasaan untuk mendesak lansia, menjual rumah milik lansia,penggunakan sumber
finansial untuk keuntungan caregiver, dan tidak mengembalikan uang milik lansia.
(Kakek saya tidak pernah sekalipun mendapat mistreatment di masa tua nya ini, keluarga
sangat sabar dalam merawat kakek saya, bahkan cucu2 nya yg masih kecil sangat lekat
dengan kakeknya, mungkin hal ini lah yang membuat kakek saya semangat dalam
menjalani hari-harinya.)
Perkawinan yang tetap langgeng hingga lansia dinilai memiliki kepuasan yang lebih besar.
Namun untuk memperoleh perkawinan ini mengalami banyak tantangan seperti kondisi fisik
yang menurun dari pasangan sehingga harus merawatnya dan dapat mengalami isolasi.
Lansia yang menjadi duda lebih banyak yang menikah kembali daripada lansia yang menjadi
janda. Lansia lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan sahabatnya daripada
dengan keluarganya. Lansia bisa mendapatkan dukungan besar dari anaknya seperti ia dulu
merawat anaknya. Namun ada juga yang mengalami depresi karena tidak ingin membebani
anak.
Biasanya pada periode lansia ini, cucu mereka sudah semakin besar dan akhirnya mereka
jarang bertemu. Namun saat cucu dewasa dan menjadi orang tua, mereka memiliki peran
yang baru yaitu sebagai kakek/nenek buyut.
(Kakek saya sudah ditinggal pergi oleh istrinya sejak lama, dikarenakan nenek saya
mengidap penyakit yang cukup parah sehingga beliau mendahului kakek saya. Setelah
beberapa tahun berlalu, akhirnya kakek saya memutuskan untuk menikah pada tahun
2005 dengan teman dekatnya, beliau merupakan guru sastra, berusia 69 tahun dan masih
aktif mengajar hingga saat ini.)
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik,
psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara
khusus pada lansia.
Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa lansia. Faktor-faktor
tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat menikmati hari tua
mereka dengan bahagia. Adapun beberapa faktor yang dihadapi para lansia yang sangat
mempengaruhi kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut:
a. Gangguan persepsi
b. Proses berpikir
c. Gangguan Sensorik dan kognitif
d. Gangguan Kesadaran
e. Gangguan Orientasi
f. Gangguan Daya ingat
g. Gangguan Fungsi intelektual
Didalam buku “Psikologi Agama” yang ditulis oleh Bambang Syamsul Arifin, mengatakan
bahwa manusia dari masa ke masa selalu bergerak melakukan kegiatan untuk meraih
harapan kesempurnaan dalam hidup dan terhindar dari kekawatiran mereka, hal demikian
tentu juga masih dirasakan oleh golongan orang-orang lanjut usia.
C. PENUTUP
Makhluk hidup mempunyai fase dimana manusia yang paling besar adalah fase manusia
dewasa awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dianggap kritikal selepas alam
remaja yang berumur dua puluhan (20-an) sampai tiga puluhan (30 an). Ia dianggap kritikal
karena disebabkan pada masa ini manusia berada pada tahap awal pembentukan karir dan
keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu membuat pilihan yang tepat demi menjamin
masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada masa ini juga seseorang akan
menghadapi dilema antara pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul
terutama dalam perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga.
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari
umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang
bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.