Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu : Perobahan Nainggolan, M.Th


Topik Tugas : Masa usia lanjut (Lansia)
Oleh : Christian Simarmata/2010121, Verredi Silitonga/2010151,
Ramoc Sitorus/2010145, Julbin Sinurat, Dendi Christian.

I. Pendahuluan
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi
sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana
pada manusia seseorang mengalami kemunduruan fisik, mental dan social sedikit
demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Masa tua
disebut juga dengan masa lanjut usia(lansia). Lansia atau lanjut usia adalah periode
dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu,
lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya
waktu. Perubahan yang terjadi pada masa ini cukup terlihat terutama pada aspek
fisik. Perubahan yang terjadi tidak hanya pada fisik, namun juga pada aspek kognitif
dan sosioemosional. Namun pada lansia perubahan yang terjadi tidak selamanya
penurunan. Pada aspek tertentu lansia mengalami peningkatan ataupun lebih baik
dari dewasa awal atau tengah. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini, dalam
makalah kami akan menjelaskan tentang periode lanjut usia.

II. Pembahasan
II.1 Pengertian
Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu
suatu periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu
yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. 1
Usia 60-an biasanya dipandang sebagai garis pemisah antara usia madya dan usia
lanjut. Tahap akhir dalam rentang kehidupan sering menjadi usia lanjut dini yang
berkisar antara usia 60 sampai 70 dan usia lanjut yang mulai pada usia 70 sampai
akhir kehidupan seseorang. Orang tua sedikit lebih tua atau setelah usia madya
dan usia lanjut setelah mereka mencapai usia 70, yang berarti semakin lanjut usia
seseorang dalam periode hidupnya dan telah kehilangan kejayaan masa mudanya.

1
Elizabet Harlock, 2002. Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta:
Erlangga
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut
usia menjadi 3 yaitu :
a. Lanjut usia (alderly) kelompok usia 60 – 74 tahun.
b. Lanjut usia tua (old) kelompok usia 75 – 90 tahun.
c. Usia sangat tua (very old) kelompok usia diatas 90 tahun .
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa usia lanjut
merupakan periode di mana seseorang individu telah mencapai kemasakan dalam
proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh
sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 60 tahun sampai
meninggal.
II.2 Ciri-ciri usia lanjut
Menurut Hurlock 1980 terdapat beberapa ciri – ciri orang lanjut usia, yaitu :
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagai dating dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran
yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin
cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi
yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap
sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh
pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat - pendapat klise
itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya dari pada
mendengarkan pandapat orang lain.
3.Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk, karena perlakuan yang buruk itu mebuat penyesuaina diri
lansia menjadi buruk.
II.3 Tugas perkembangan usia lanjut
Pada setiap tahap kehidupan, manusia memiliki tugas perkembangan tertentu,
demikianlah pada hal usia lanjut. Kebanyakan dari tugas perkembangan usia
lanjut berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang/individu bukan kehidupan
orang lain. Beberapa tugas perkembangan usia lanjut ialah sebagai berikut :
a. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.
b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurang nya penghasilan
keluarga
c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
d. Menyesuaikan diri dengan orang-orang seusianya.
e. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
f. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.
Di usia lanjut diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan menurunnya
kekuatan, dan menurunnya kesehatan secara bertahap.2
II.4 Perubahan-perubahan yang terjadi di usia lanjut.
 Perubahan fisik
Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, perubahan akan selalu ada.
Yang pasti terjadi adalah perubahan pada fisik manusia. Perubahan itu sebagian
besar terjadi ke arah yang buruk, proses dan kecepatannya berbeda setiap
individu. Perubahan-perubahan yang akan terjadi adalah sebagai berikut :
a. Perubahan penampilan : perubahan ini tampak pada bagian tubuh luar seperti
kulit yang mulai keriput dan pengunaan gigi palsu.
b. Perubahan system saraf: Perubahan pada sistem saraf (nervous systems) yang
sangat perlu diperhatikan ialah pada otak. Pada usia lanjut, berat otak
berkurang, bilik-bilik jantung melebar sedang pita jaringan cortical menyempit.
Sistem saraf pusat juga berubah sejak awal periode lanjut. Perubahan ini
ketahuan dari menurunnya kecepatan belajar sesuatu, yang diikuti dengan
menurunnya kemampuan intelektual. Isi perut (viscera) mengalami perubahan

2
https://www.psychologymania.com/2013/05/tugas-perkembangan-lansia.html
bentuk seiring dengan bertambahnya usia. Berhentinya pertumbuhan
(athropia) khususnya ditandai dan diketahui lewat limpa, hati, paru-paru,
pankreas, dan ginjal.
c. Perubahan fungsi fisiologi : Perubahan ini diakibatkan karena menurunnya
fungsi organ tubuh seperti meningkatnya tekanan darah, berkurangnya
produksi air seni dan waktu tidur yang cukup.
d. Perubahan panca indera : Pada usia lanjut, fungsi seluruh organ pengindraan
kurang mempunyai sensitivitas dan eisiensi kerja dibanding yang dimiliki oleh
orang yang lebih muda. Mata dan telinga menjadi dua panca indera yang paling
menonjol perubahannya.
e. Perubahan seksual : Secara umum, orang berusia lanjut berkurang kelaki-
lakiannya dibanding pada masa sebelumnya. Begitu juga wanita berkurang
keluwesannya setelah masa menopause terjadi. Pada masa ini, laki laki baru
memasuki masa klimakterik yaitu berhentinya reproduksi keturunan, sama
halnya yang terjadi di wanita yaitu menopause. Tetapi menopause lebih cepat
terjadi yaitu di usia 50an, sementara klimakterik terjadi di usia 60an.

 Perubahan Motorik
Akibat dari perubahan fisik mempengaruhi perubahan-perubahan dalam
kemampuan motorik seperti :
a. Kekuatan
Penurunan kekuatan yang paling nyata ialah pada kelenturan otot-otot tangan
bagian depan dan otot-otot yang menopang tegaknya tubuh. Orang berusia
lanjut lebih cepat dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk memulihkan
diri dari keletihan dibanding orang yang lebih muda.
b. Kecepatan
Penurunan kecepatan dalam bergerak bagi orang usia lanjut dapat dilihat dari
tes terhadap waktu reaksi dan keterampilan dalam bergerak, seperti dalam
menulis tangan. Kecepatan dalam bergerak tampak sangat menurun setelah
usia 60 tahun.
c. Belajar Keterampilan Baru
Bahkan pada waktu orang usia lanjut percaya bahwa belajar keterampilan
baru akan menguntungkan pribadi mereka, mereka lebih lambat dalam belajar
dibanding orang yang lebih muda dan hasil akhir cenderung kurang
memuaskan.
d. Kekakuan
Orang usia lanjut cenderung menjadi canggung dan kagok, yang menyebabkan
sesuatu yang dibawa dan dipegangnya tertumpah dan jatuh dan melakukan
sesuatu dengan tidak hati-hati, dan dikerjakan secara tidak teratur.

 Perubahan Mental
Perubahan mental pada lansia juga di berpengaruh dengan bertambahnya
umur. Faktor–faktor yang mempengaruhi perubahan mental yaitu perubahan
fisik khususnya organ perasa kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan
(hereditas), dan lingkungan. Perubahan mental pada lansia, terdiri dari
perubahan ingatan. Kenangan (memory) terdiri dari kenangan jangka panjang
(berjam–jam sampai berhari–hari yang lalu mencakup beberapa perubahan),
dan kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit, kenangan buruk).
Perubahan–perubahan mental pada lansia berkaitan dengan 2 hal yaitu
kenangan dan intelegensia. Lansia akan mengingat kenangan masa terdahulu
namun sering lupa pada masa yang baru, sedangkan intelegensia tidak berubah
namun terjadi perubahan dalam gaya membayangkan.3

 Perubahan Pekerjaan
Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan
ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan
hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena
pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan,
peran, kegiatan, status dan harga diri.

 Perubahan peran sosial dalam masyarakat


Dengan semakin lanjut usia, biasanya lansia akan melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya dikarenakan segala keterbatasan yang ia miliki. Keadaan
ini berdampak pada menurunnya interaksi sosial para lansia, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut mengakibatkan hilangnya peran

3
https://www.psychologymania.com/2012/08/perubahan-mental-pada-lansia.html
ditengah masyarakat dikarenakan kualitas fisik yang menurun sehingga para
lansia merasa tidak dibutuhkan lagi karena energi nya sudah melemah.
Misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang,
penglihatan kabur dan sebagainya4

II.5 Peran keluarga dalam menangani usia lanjut.


Keluarga menjadi bagian terpenting dalam setiap individu. Setiap anggota-
anggota keluarga haruslah memberikan dukungan dan arahan bagi setiap
individu terutama pada orang-orang yang memasuki usia lanjut. Menurut
friedman, Bowden dan jones (2013) ada beberapa tugas perkembangan keluarga
dalam menangani lansia yaitu sebagai berikut :
 Mempertahankan dan menerapkan suatu peraturan dalam kehidupan yang
sesuai dengan kehidupan yang lebih bermanfaat bagi diri-sendiri dan anggota
keluarga lainnya.
 Akibat dari pekerjaan yang memasuki pension maka diperlukan penyesuaian
diri bahwa pendapatan semakin berkurang
 Menjaga hubungan pernikahan yang bertujuan untuk mempertahakan
kesejahteraan pasangannya.
 Menyesuaikan diri dengan kehilangan pasangannya.
 Mempertahankan silsilah keluarga atau ikatan keluarga dari setiap generasi
 Mempertahankan eksitensi/keberadaan individu/lansia dalam keluarga. 5
II.6 Permasalahan Psikologi Lansia
Permasalahan psikologis yang dialami oleh lansia pada umumnya antara lain :
 Kesepian, kehilangan pasangan hidup atau berada jauh dengan anak-anak yang
telah mempunyai kesibukannya masing-masing kadang membuat para lansia
merasa kesepian. Namun ada juga lansia yang memiliki aktivitas sosial yang
tinggi tidak merasa kesepian ketika ditinggal atau berada jauh dengan orang
yang dicintainya.
 Duka cita, duka cita akibat kehilangan orang yang dicintai adalah hal yang dapat
menimbulkan depresi yang sangat mendalam pada lansia sehingga memicu

4
Yudrik Jahja. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP
5
Friedman, Bowden, dan Jones. 2003. Family Nursing : research, theory and practice. New Jersey: Pearson
Education.
gangguan fisik dan kesehatannya. Depresi dikarenakan duka cita biasanya
bersifat self limiting.
 Depresi, beragam permasalahan hidup seperti kemiskinan, penyakit yang tak
kunjung membaik, kematian pasangan, keturunan yang tidak bisa merawatnya
dapat menyebabkan depresi.
 Kecemasan yang berlebihan, gangguan kecemasan biasanya terjadi karena
depresi, efek samping obat ataupun penghentian konnsumsi suatu obat.
 Parafenia, merupakan suatu bentuk scizofenia yang berbentuk pada rasa curiga
yang berlebihan. Hal ini terjadi pada lansia yang terisolasi atau menarik diri dari
kehidupan sosial.
 Sindroma diganose, keadaan dimana seorang lansia menunjukan tingkah atau
prilaku yang mengganggu seperti bermain-main dengan urin atau menumpuk
barang-barangnya dengan tidak teratur.6

II.7 Kebutuhan hidup orang lanjut usia


Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki
kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup orang
lanjut usia antara lain kebutuhan akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan
kesehatan secara rutin, perumahan yang sehat dan kondisi rumah yang tenteram
dan aman, kebutuhan-kebutuhan sosial seperti bersosialisasi dengan semua orang
dalam segala usia, sehingga mereka mempunyai banyak teman yang dapat diajak
berkomunikasi, membagi pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan
yang baik.7
Kebutuhan hidup diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri. Kebutuhan
tersebut sejalan dengan pendapat Maslow dalam Koswara (1991) yang menyatakan
bahwa kebutuhan manusia meliputi:
 Kebutuhan fisik (physiological needs) adalah kebutuhan fisik atau biologis
seperti pangan, sandang, papan, seks dan sebagainya.
 Kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah kebutuhan akan rasa
keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah seperti kebutuhan
akan jaminan hari tua, kebebasan, kemandirian dan sebagainya.

6
https://dosenpsikologi.com/psikologi-lansia
7
Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga
 Kebutuhan sosial (social needs) adalah kebutuhan untuk bermasyarakat atau
berkomunikasi dengan manusia lain melalui paguyuban, organisasi profesi,
kesenian, olah raga, kesamaan hobby dan sebagainya.
 Kebutuhan harga diri (esteem needs) adalah kebutuhan akan harga diri untuk
diakui akan keberadaannya.
 Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) adalah kebutuhan untuk
mengungkapkan kemampuan fisik, rohani maupun daya pikir berdasar
pengalamannya masing-masing, bersemangat untuk hidup, dan berperan
dalam kehidupan.8
Sejak awal kehidupan sampai berusia lanjut setiap orang memiliki kebutuhan
psikologis dasar (Setiati,2000). Kebutuhan tersebut diantaranya orang lanjut usia
membutuhkan rasa nyaman bagi dirinya sendiri, serta rasa nyaman terhadap
lingkungan yang ada. Tingkat pemenuhan kebutuhan hidup tergantung pada diri
orang lanjut usia, keluarga dan lingkungannya. Jika kebutuhan- kebutuhan tersebut
tidak terpenuhi akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan orang lanjut usia
yang akan menurunkan kemandiriannya.

II.8 Manfaat Praktis Topik Makalah


Dari penjelasan makalah kami yang diatas, kami dapat memberi manfaat
praktis yaitu :
 Dimana melalui informasi mengenai usia lanjut, kiranya para individu
ataupun setiap orang dapat memiliki pemahaman yang begitu dalam
mengenai kepribadian dari orang yang mengalami masa lanjut usia
 Melalui informasi dari pembahasan diatas, kiranya setiap pembaca dan
individu dapat mengerti situasi dan kebutuhan yang diperlukan oleh para
lansia.
 Melalui informasi diatas, kiranya para pembaca dan setiap orang memiliki
peranan penting dalam memahami permasalahan yang terjadi pada lansia.
II.9 Kontribusi Bagi Teologi
 Gereja harus mampu menawarkan dan memberikan kesempatan yang baik
bagi lansia dalam meningkatkan kehidupan bersosial dan persahabatan.

8
Abraham H. Maslow, 2010, Motivation and Personality. Rajawali, Jakarta.
 Gereja juga harus mampu memotivasi para lansia dalam melepaskan
kecemasan tentang kematian dan kehidupan setelah mati.
 Para lansia yang pada umumnya mengalami penurunan fisik harus mampu
berkontribusi dalam gereja seperti dalam pelayanan doa syafat dan rajin
mengikuti acara kebaktian sebelum kematiannya.

III. Penutup
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
 Pada usia 60 tahun, seseorang telah dianggap memasuki masa usia lanjut.
Usia lanjut dipandang sebagai masa kemunduran.
 Adapun ciri-ciri karateristik dari usia lanjut adalah usia lanjut merupakan
sebuah periode kemunduran, Orang lanjut usia memiliki status kelompok
minoritas, Menua membutuhkan perubahan peran dan penyesuaian buruk
 Pada lansia memiliki banyak tugas dalam menyesuaikan diri ketika memasuki
masa yang baru
 Pada lansia terdapat beberapa perubahan yaitu perubahan fisik, perubahan
motorik, perubahan mental, perubahan dalam pekerjaan, dan perubahan
peran sosial dalam masyarakat.
 Akibat dari menurunnya kesehatan pada fisik membuat lansia memiliki
beberapa permasalahan yaitu seperti kesepian, depresi, duka cita, kecemasan,
parafenia dan Sindroma diagnose
 Para lansia juga harus mendapatkan perhatian lebih dari orang lain, terutama
dari keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga
2. Friedman, Bowden, dan Jones. 2003. Family Nursing : research, theory and
practice. New Jersey: Pearson Education.
3. Harlock, Elizabeth. 2002. Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga
4. Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP
5. Maslow, Abraham H.2010, Motivation and Personality. Rajawali, Jakarta.

Sumber lain
1. https://www.psychologymania.com/2012/08/perubahan-mental-pada-
lansia.html diakses pada tanggal 18 April 2021 pukul 22.10
2. https://dosenpsikologi.com/psikologi-lansia diakses pada tanggal 19 April
2021 pukul 19.00
3. https://www.psychologymania.com/2013/05/tugas-perkembangan-
lansia.html diakses pada tanggal 19 April 2021 pukul 20.45

Anda mungkin juga menyukai