TENTANG
PERAN PEMERINTAH DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG
DISABILITAS
Nama : HARNANI
Nim : 2346000049
Kelas : Etika dan Akuntabilitas Publik, MAP Reguler 1 A
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hj. Sjamsiar Sjamsuddin Indradi
MATERI 1:
Peran Komisi Nasional Disabilitas RI: Implementasi Kebijakan dalam Perlindungan dan
Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas
Dr. Rachmita Maun Harahap, ST., M.Sn (Komisioner Komisi Nasional Disabilitas RI)
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan perda tentang penyandang disabilitas
1. Dalam proses penyusunan latar belakang tujuan sasaran pokok pikiran lingkup objek
yang akan diatur jangkauan dan arah pengaturan harus merujuk pada undang-undang
nomor 9 tahun 2011 dan undang-undang nomor 8 tahun 2016 beserta aturan turunannya
2. Pihak yang terlibat dalam proses penyusunan harus melibatkan akademisi yang ahli
tentang penyandang disabilitas melibatkan organisasi penyandang disabilitas serta para
pemerhati penyandang disabilitas
3. Dalam upaya mempercepat penghormatan perlindungan dan pemenuhan hak penyandang
disabilitas, maka Perda harus mengatur mengenai pembentukan komite daerah disabilitas.
Hal yang harus diperhatikan dalam pembentukan KDD
1. Regulasi mengenai pembentukan KDD harus jelas dan sesuai dengan ketentuan
peraturan daerah yang berlaku maka dari itu perlu dipastikan pembentukan KDD ini
memiliki landasan yuridis yang kuat
2. pembentukan KDD harus melibatkan organisasi penyandang disabilitas sebab secara
sosiologis mereka dianggap akan lebih paham akan kebutuhan dan tantangan yang
dihadapi oleh penyandang disabilitas
3. Secara struktural, KDD Harus mengedepankan Prinsip inklusi, artinya lembaga ini harus
mengutamakan pemberdayaan dan penyerapan tenaga penyandang disabilitas.
4. Pembentukan KDD harus memperhatikan potensi, tantangan, sumber daya, dan kearifan
lokal serta menyesuaikan dengan anggaran daerah
5. Terkait Dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis terkait pembentukan KDD
diatur dalam peraturan kepala daerah
Penjelasan struktur KDD:
1. KDD berada langsung dibawah kepala daerah
2. KDD berkoordinasi dengan kepala daerah dan bermitra dengan seluruh stakeholder
pemerintah daerah
3. KDD menjadi perpanjangan tangan organisasi penyandang disabilitas media perguruan
tinggi dan masyarakat dalam mempercepat pemenuhan hak penyandang disabilitas
4. Anggaran KDD berasal dari pemerintah daerah dan dana lainnya yang diatur dalam
perundang-undangan.
MATERI 2:
Peran Pemerintah Kota Batu dalam Implementasi Kebijakan Tentang Disabilitas
Aries Agung Paewai, S.STP., M.M
(Pejabat Wali Kota Batu dan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur)
Negara mempunyai tanggung jawab untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dalam
memajukan kesejahteraan umum dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. untuk mewujudkan kehidupan yang layak dan bermartabat serta memenuhi hak atas
kebutuhan dasar warga negara demi tercapainya Kesejahteraan Sosial negara menyelenggarakan
pelayanan dan pengembangan Kesejahteraan Sosial secara terencana terarah dan berkelanjutan.
Kesejahteraan sosial yang terarah terpadu dan berkelanjutan memiliki prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Rehabilitasi sosial, revolusionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan seseorang
mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat
2. Pemberdayaan sosial, semua upaya yang diarahkan untuk menjadikan warga negara yang
mengalami masalah sosial mempunyai daya sehingga mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya
3. Jaminan sosial, skema yang melembaga untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat
memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak
4. Perlindungan sosial, semua upaya yang diarahkan untuk mencegah dan menangani risiko
dari guncangan dan kerentanan sosial
Disabilitas menjadi salah satu dari jenis-jenis PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan
Sosial). disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik intelektual mental dan
atau sensorik dalam jangka waktu lama dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami
hambatan dan kesulitan untuk beradaptasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya
berdasarkan kesamaan hak. Adapun kebijakan pemerintah kota Batu terkait penyandang
disabilitas yaitu rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, serta jaminan dan perlindungan sosial.
MATERI 3:
Kota Malang Sebagai Pelopor Kebijakan Inklusif
Tabrani, S.H., M.Hum.
(Staf Ahli Walikota Bidang Hukum, Pemerintahan dan Politik)
Kota Malang seperti kota-kota lain di Indonesia pada umumnya baru tumbuh dan
berkembang setelah hadirnya pemerintahan kolonial Belanda. pada masa itu tata ruang kota
dirancang sedemikian rupa oleh pemerintahan kolonial dengan tujuan utama memenuhi
kebutuhan keluarga-keluarga Belanda dan bangsa Eropa lainnya sementara penduduk pribumi
harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. adapun
gelar-gelar yang diberikan kepada kota Malang antara lain kota wisata, Kota Pendidikan, Kota
industri jasa dan ekonomi kreatif, kota peristirahatan, kota sejarah dan Kota Bunga.
Peran pemerintah kota Malang dalam implementasi kebijakan fasilitas masyarakat inklusi
salah satunya adalah pelopor pendidikan inklusi. peraturan daerah Kota Malang nomor 2 tahun
2004 tentang perlindungan dan pemberdayaan penyandang disabilitas. penyelenggaraan
perlindungan dan pemberdayaan penyandang disabilitas bertujuan untuk mewujudkan
kemandirian kesamaan hak dan kesempatan serta meningkatkan kemampuan penyandang
disabilitas dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan.
A. Sekolah Inklusi: Tercatat sebagai sekolah inklusi di kedinasan memiliki guru
pendamping khusus memiliki program khusus inklusi dan bekerjasama dengan ahli
psikologi
B. Sekolah iman dan adab: fokus pada penanaman pondasi keimanan khususnya aspek
penguatan aqidah dan ibadah serta membiasakan penerapan adab Islami dalam
pembelajaran dan kehidupan sehari-hari
C. Sekolah UKS: memiliki ruang tenaga SDM khusus program penunjang layanan
kesehatan bekerja sama dengan layanan kesehatan