PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanggung jawab negara terhadap pendidikan, kita dapat menyoroti hal yang
lebih kecil khususnya berada disekitar kita. Lembaga pendidikan yang berada di
kecamatan Kota Utara sebagai lembaga pendidikan yang merupakan lembaga yang
berada langsung di bawah pemerintah yang dalam hal ini juga sebagai pelaksana dari
amanat Konstitusi dalam ruang lingkup bertanggung jawab sebagai pemenuhan hak-
hak dasar tanpa memandang suku,ras, agama, serta fisiknya. Pemenuhan hak dasar
yang mendasar adalah sarana atau aksesbilitas yang diberikan apakah sudah
hak penyandang disabilitas. Pada pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun
intelektual, mental dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam
berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan
kesamaan hak”. Oleh karena itu sangat penting untuk dikaji dalam undang undang
1
Muhammad Eko Saputra, “ Evaluasi Kebijakan Peraturan Walikota Bambang nomor 73 Tahun
2012 tentang programFasilitas Partisipasi Masyarakat”. Ilmu Pemerintahan, : Vol 3 No (4) Oktober
2015, hal 1593-1594.
1
No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan upaya pemerintah daerah
Gorontalo.2
Manusia tidak hanya dibatasi menjadi manusia saja, tetapi juga harus ada
kemanusiaan yang melekat pada diri masing-masing. Manusia memiliki akal budi
manusia untuk senantiasa menghargai, dan menghormati harkat dan derajat manusia
tidak bersifat kasar dan tidak memandang dari fisiknya, di dalam konsep
kewarganegaraan timbul yang dinamakan hak asasi manusia. Hak asasi manusia
disini memang dinyatakan kurang adil bila penyandang disabilitas disamakan haknya
dengan manusia normal lainnya. Oleh karena itu, maka oleh negara dibuatkan sebuah
Observasi awal data yang saya temukan pada ruang Lingkup pendidikan yang
berada di Kecamatan Kota Utara adalah jumlah pendidikan itu ada 19 Lembaga
Pendidikan baik SDN, SMP,SMA, sehingga dalam penelitian yang didapatkan dalam
aksesbilitas terhadap dunia pendidikan bahwa aksi dan kebijakan tersebut sampai
2
Ismet Hadi, “Urgensi Ajsebilitas Disabilitas pada Instansi Pemerintahan”. Vol.3 No.2, Oktober
2003,hal. 223-245.
3
Sahfry Zuhair Arifin, “ Penyandang Disabilitas Juga Manusia” (https://programpeduli.org/blog/pen
yandang-disabilitas-juga-manusia/2015)
2
sekarang belum terpenuhi yaitu belum mampu melindungi dan memberikan jaminan
sekolah memiliki bangunan yang cukup baik tetapi ada beberapa yang perlu
diperhatikan secara khusus. Di sini ada beberapa sekolah dalam ketersediaan fasilitas
akses untuk siswa penyandang disabilitas dapat dikatakan fasilitas belum memadai.
Hal ini dapat dilihat melalui bangunan yang masih memiliki kekurangan , kurangnya
O
1. DISABILITAS RUNGU WICARA 1
2. DISABILITAS MENTAL 35
4. DISABILITAS DAKSA 2
kesempatan dalam aspek kehidupan dan penghidupan. Jaminan atas aksesbilitas bagi
3
penyandang disabilitas tercantum dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia, antara lain dalam Pasal 41,42, dan 54.
pendidikan yang ada di Kecamatan Kota Utara bahwa belum terpenuhi tersedianya
fasilitas pendidikan yang aksisbel, alat bantu belajar/mengajar belum terpenuhi dan
pendidikan yang bermutu disemua jenis, jalur dan jenjang pendidikan. UU Nomor 8
inklusi. Hal ini seperti yang diatur dalam pasal 40 UU Nomor 8 Tahun 2016
kewenangannya.4
4
Bambang Widodo, “Upaya Memenuhi Hak PenyandangDisabilitas”(http://ham.go.id/2020/03
/06/upaya-memenuhi-hak-penyandang-disabilitas, pada tanggal 21/12/2020) .
4
B. Rumusan Masalah
B. Manfaat Penelitian
5
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan baru terhadap
penelitian sejenis.
Kota Utara.
1. Definisi Operasional
penelitian proposal ini. Hal ini yang dimaksudkan agar memudahkan dalam
ialah kegiatan yang dilakukan melalui perencanaan dan mengacu pada aturan
dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara
6
c. Hak-hak Penyandang Disabilitas terdapat dalam pasal 10 Undang-Undang No. 8
jalur,jenjang pendidikan.
suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif
E. Telaah Pustaka
berkaitan dengan penelitian seorang peneliti. Akan tetapi fokus dari penelitian
berbeda, objek peneliti yang berbeda dan lokasi penelitian berbeda adapun peneliti
meliputi:
perspektif Hukum Islam”. Penelitian ini di latar belakangi oleh pendidikan anak
penyandang disabilitas yang dilihat bahwa anak penyandang disabilitas masih rentan
terhadap lingkungannya dan kesulitan berinteraksi dengan orang lain. Selain itu,
berbeda, jadi timbul rasa tidak percaya diri kepada mereka. Hak pendidikan
7
disabilitas, maka aturan tersebut harus dilaksanakan, bukan hanya Undang-Undang
saja yang mengatur tetapi hukum islam juga. Aturan yang tidak diterapkan ialah :
Penyandang Disabilitas Menurut Akhmad Soleh ”. Tujuan dan metode penelitian ini
yakni untuk mengetahui sebuah pengertian dari teori studi pemikiran, bagaimana
disabilitas menurut Akhmad Soleh yang harus diterapkan dalam dunia pendidikan
jenjang dasar, menengah dan perguruan tinggi adalah pendidikan inklusi. Akan tetapi
pada perguruan tinggi sendiri masih banyak yang belum bisa menerapkan inklusi
5
Ma’idatul Husna, “Hak Pendidikan Bagi Penyandang Disabilitas Menurut Undang-Undang No. 8
Tahun 2016 Tetantang Penyandang Disabilitas Dalam perspektif Hukum Islam”, Skripsi (Jurusan
Hukum Keluarga Islam Dan IAIN Tulungagung, 2018).
6
Siti Annisa Rahmayani “Pemikiran Pendidikan Bagi Penyandang Disabilitas menurut Akhmad
Soleh”, Skripsi (Jurusan Penididkan Agama Islam Dan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta,2018)
8
dalam proses pembelajaran dikarenakan ketidaksiapan dari lembaga pendidikan
F. Sistematika Penulisan
sebagai berikut:
operasional, dan ruang lingkup penelitian, telaah pustaka serta sistematika penulisan.
penyandang disabilitas.
Bagian metode penelitian adalah uraian bagian ini menjelaskan jenis penelitian,
data.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Implementasi
ialah kegiatan yang dilakukan melalui perencanaan dan mengacu pada aturan tertentu
untuk mencapai tujuan kegiatan tersebut. Dengan adanya implementasi maka akan
Dengan penjelasan itu kita bisa melihat bahwa implementasi bermuara pada
yang sudah dibuat supaya hasil yang digapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
dirancang.7
7
Alex, “Implementasi adalah” (https://pengajar.co.id/implementasi-adalah/,diakses pada tanggal 23
Desember 2020 pukul 19:35)
10
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 1 ayat 1 mendefinisikan
sensorik dalam jangka waktu yang lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan
dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisispasi secara penuh dan
amputasi, lumpuh layuh atau kau, paraplegi, celebral palsy (CP), akibat kusta,
panca indera, antara lain disabilitas netra, disabilitas rungu, dan/atau disabilitas
wicara.
11
Ragam Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat
dialami secara tunggal, ganda atau multi dalam jangka waktu lama yang ditetapkan
lanjutan ragam definisi penyandang disabilitas dan waktu serta sifat yang didasari
mempunyai dua atau lebih ragam disabilitas, antara lain disabilitas runguwicara
“Dalam jangka waktu lama” adalah jangka waktu lama” adalah jangka waktu
C. Pengertian Aksesbilitas
8
Dini Widinarsih, “ Penyandang Disabilitas di Indonesia:Perkembangan Istilah Definisi”, Ilmu
Kesejahteraan Sosial, Jilid 20, Nomor 2 Oktober 2019, hlm. 127-142
12
bangunan terutama pada bangunan pendidikan. Hal ini agar memenuhi kebutuhan
penyandang disabilitas.9
kesulitan, dan pengurangan atau penghilangan hak penyandang disabilitas. Selain itu
intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam
berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan
kesamaan hak.
Atas dasar kesamaan hak tersebut maka diaturlah upaya pelaksanaan dan
pemenuhan hak penyandang disabilitas yang terdiri dari hak hidup, bebas dari
13
kebudayaan, dan pariwisata, kesejahteraan sosial, Aksesbilitas, Pelayanan Publik,
disabilitas yang awalnya masuk dalam objek kebijakan yang hanya fokus terhadap
E. Pengertian Pendidikan
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Frichy Ndauman, “Antara Tanggung Jawab dan Pelaksanaan Oleh Pemerintah Daerah” , HAM,
10
14
masyarakat, bangsa dan negara. Para ahli mengemukakan definisi diantaranya:
agar setiap manusia mencapai satu tahapan tertentu di dalam kehidupannya, yaitu
Hak penyandang disanilitas diatur dalam Bab III, dari Pasal 5 hingga Pasal 26.
Diatur dalam CRPD ditegaskan kewajiban Negara untuk merealisasikan hak yang
a. Hak Hidup
d. Hak Privasi
e. Hak Politik
f. Hak Keagamaan
h. Hak Kewarganegaraan
a. Hak Pendidkan
11
Munir Yusuf, Pengantar Ilmu pendidikan, ( Kota Palopo : Kampus Iain Palopo, 2018), hal. 8-9 .
15
b. Hak pekerjaan
c. Hak Kesehatan
b. Hak Aksesbilitas
e. Hak Pendataan
f. Hak Keolahragaan.
16
tingkat pendidikan tinggi, menyediakan beasiswa untuk peserta didik penyandang
Dengan lahirnya UUPD sebagai kebijakan baru, tentunya penyesuaian baik dari
peraturan turunan dari UUPD maupun dari berbagai bidang dan instansi terkait.
permasalahan yang krusial saat ini yaitu sinkronisasi data jumlah penyandang
perbedaan jumlah data dari instansi terkait diantaranya BPS Kementrian Sosial,
Harapan terbesar dari kebijakan baru ini adalah dari segi implementasinya yang
melibatkan peran aktif pemerintah, semua bidang terkait, dan masyarakat. Ripley dan
Franklin menyatakan bahwa implementasi adalah apa yang terjadi setelah undang-
(benefit), atau suatu jenis keluaran yang nyata (tangible output) . berkaitan dengan
implementasi UUPD jika mengacu pada prinsip-prinsip keadilan venurut Jhon Rawls
mencakup dua hal yaitu: prinsip keadilan adalah harus memberi penilaian konkret
masyarakat tertentu ( Darmodiharjo) dan Sidartha, 2006). Hal ini juga berkaitan
17
dengan prinsip keadilan Rawls lainnya yaitu prinsip persamaan yang adil atas
material, spritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
berkualitas , adil, sejahtera lahir dan batin, bermartabat, dan jaminan pelindungan
penyandang disabilitas.
disabilitas:
4ِض4 ي4 ِر4 َم4 ْل4 ا4 ى4َ ل4 اَل َع4 َو4ج ِ 4 َر4 ْع4َ أْل4 ا4 ى4َ ل4 اَل َع4و4َ 4ج
4ٌ 4 َر4ح4َ 4ج 4ٌ 4ر4َ 4ح4َ 4ى4ٰ 4 َم4 ْع4َ أْل4 ا4 ى4َ ل4 َع4س
4َ 4 ْي4َل
ِ 4 و4ُي4ُ ب4و4ْ 4َ أ4 ْم4 ُك4ِت4 و4ُي4ُ ب4ن4ْ 4 ِم4ا4 و4ُ ل4 ُك4ْ أ4َ ت4ن4ْ 4َ أ4 ْم4 ُك4س
4ِت4و4ُي4ُ ب4و4ْ 4َ أ4 ْم4 ُك4ِئ4 ا4َب4 آ4ت 4ِ 4ُ ف4 ْن4َ أ4ى4ٰ 4َ ل4 اَل َع4و4َ 4ج
4ٌ 4ر4َ 4ح4َ
18
4 ْم4ُ ت4 ْك4َ ل4 َم4 ا4 َم4و4ْ 4َ أ4 ْم4 ُك4ِاَل ت4 ا4خ4َ 4ت
ِ 4و4ُي4ُ ب4و4ْ 4َ أ4 ْم4 ُك4ِل4 ا4و4َ 4خ4ْ 4َ أ4ت
ِ 4 و4ُي4ُ ب4و4ْ 4َ أ4 ْم4 ُك4ِت4 ا4 َّم4 َع4ت
ِ 4 و4ُي4ُب
ْ 4َ أ4و4ْ 4َ أ4 ا4 ًع4 ي4 ِم4ج4َ 4ا4 و4ُ ل4 ُك4ْ أ4َ ت4ن4ْ 4َ أ4ح
4ۚ 4 ا4ًت4 ا4َ ت4ش 4ٌ 4 ا4َ ن4ج4ُ 4 ْم4 ُك4 ْي4َ ل4 َع4س 4َ 4و4ْ 4َ أ4ُ ه4ح4َ 4ِت4 ا4َ ف4َم
4َ 4 ْي4َ ل4ۚ 4 ْم4 ُك4ِق4 ي4 ِد4ص
ِ 4ُ ف4 ْن4َ أ4ى4ٰ 4َ ل4 َع4ا4 و4 ُم4ِّ ل4س
4ً ة4 َك4 َر4 ا4َ ب4 ُم4ِ هَّللا4 ِد4 ْن4 ِع4ن4ْ 4 ِم4ًة4َّ ي4ح4ِ 4َ ت4 ْم4 ُك4س َ 4َ ف4 ا4ًت4و4ُي4ُ ب4 ْم4ُ ت4 ْل4خ4َ 4 َد4 ا4 َذ4ِ إ4َف
ٰ
44َ ن4 و4ُ ل4ِ ق4 ْع4َت ِ 4 ا4َآْل ي4 ا4 ُم4 ُك4َ ل4ُ هَّللا4ن4ُ 4ِّي4َب4ُ ي4ك4َ 4ِ ل4 َذ4 4 َك4ۚ 4ًة4َ ب4ِّ ي4ط
4 ْم4 ُك4َّ ل4 َع4َ ل4ت َ
dan kalian semua untuk makan bersama dari rumah kalian, rumah bapak
61).
sebagaimana penjelasan Syekh Ali As-Ahabuni dalam Tafsir Ayatul Ahkam (1/406).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
19
Jenis penelitian di gunakan kualitatif yaitu penelitian yang terbatas pada
pengungkapan fakta suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya sehingga hanya
dan total menyeluruh dalam arti tidak mengenal pemilihan-pemilihan sengaja secara
yang diterprespsi oleh warga-warga masyarkat itu sendiri dan dari kondisi mereka
sendiri yang diinterfensi oleh pengamat penelitinya (naturalistik). Metode ini tidak
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini pendekatan yuridis empiris ialah suatu metode
penelitian hukum yang berfungsi untuk dapat melihat hukum dalam artian nyata
Dikarenakan dalam penelitian hukum yuridis empiris ini ialah meneliti orang dalam
Hardani, Metodologi Penelitian Kualitatif dan kuantitatif(Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group
13
20
Penelitian ini dilakukan di Gorontalo, pengumpulan data dan informasi di ruang
1. Jenis Data
a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari masyarakat. Data ini
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari buku atau data pendukung
yang tidak diambil langsung dari informan tetapi diambil melalui dokumen
dan hasil penelitian yang relevan dengan masalah penelitian ini untuk
E. Pengumpulan Data
1. Wawancara
sebuah percakapan antara dua orang atau lebih dimana pertanyaan diajukan oleh
mendorong subjek untuk berbicara secara luas serta isi pembicaraan lebih banyak
21
2. Observasi
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu cara untuk memperoleh informasi dari data-data yang sudah
ada biasanya dalam bentuk surat-surat, catatan harian, cendera mata, laporan dan
sebagainya. 14
Metode yang di gunakan dalam pengolahan data yaitu penelitia kualitatif yang
2. Analisis Data
Drs. Salim, M. Pd & Drs. Syahrun, M. Pd. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Citapustaka
14
22
KERANGKA BAB
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
23
D. Manfaat Penelitian
E. Definisi Operasional
F. Telaah Pustakan
G. Sistematika Penulisan
A. Pengertian Implementasi
C. Pengertian Aksesbilitas
E. Pengertian Pendidikan
penyandang disabilitas
DAFTAR PUSTAKA
Alex. (2020). Implementasi adalah. (https://pengajar.co.id/implementasi-adalah/.
Drs. Salim, M. Pd & Drs. Syahrun, M. Pd. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Citapustaka Media.
24
Hardani. (2020). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: CV.
Pustaka Ilmu Group.
25