Tugas
untuk memenuhi tugas matakuliah Praksis Sosial
yang diampu oleh Ibu Rista Ayu Mawarti
Oleh:
Achmad Arif Rizal Ilham Putra Kusuma (190711637254)
B. Latar Belakang
jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami
hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan
dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indonesia,
manusia.
Dasar (Riskedas) tahun 2018 mendapatkan 3,3% anak umur 5-17 tahun yang
sedangkan pada usia lanjut sebanyak 74,3% lansia dapat beraktivitas sehari-hari
perlu adanya alat bantu kesehatan, akomodasi yang layak, dan fasilitas umum
khusus untuk para disabilitas. Selain butuhnya berbagai alat bantu kesehatan dan
Dengan demikian yang dapat diharapkan dengan adanya rencana kegiatan ini
disabilitas. Oleh karena itu, dalam rencana kegiatan ini berisi tentang upaya
C. Identifikasi Masalah
D. Penyebab Masalah
penyandang disabilitas.
E. Landasan Teori
1. Pengertian disabilitas
memiliki kelainan dan atau yang dapat mengganggu aktivitas. Sebagaimana yang
juga dikemukakan oleh Johnson menurut Goffman bahwa, masalah sosial utama
tingkatan yang sedemikian jelasnya sehingga orang lain tidak merasa enak atau
penyandang cacat bahwa mereka dianggap tidak mampu dalam segala hal adalah
dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat
mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif
“disabilitas” tetaplah anggota masyarakat yang memiliki hak untuk tetap berada
pelayanan sosial. Oleh karena itu, penting bagi kita mengetahui jenis-jenis
a. Disabilitas mental
b. Disabilitas Fisik
2. Pendidikan inklusi
Pendidikan inklusi merupakan sistem layanan pendidikan yang
mensyaratkan anak berkebutuhan khusus untuk belajar di sekolah-seklah terdekat
di kelas biasa bersama dengan teman-teman seusianya (Sapon Shevin, 1994).
Tentu dalam hal ini, sekolah yang menyediakan program inklusi haruslah
menyediakan program pendidikan yang layak, menantang tetapi disesuaikan
dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan dukungan
yang diberikan para guru demi keberhasilan anak-anak (Stainback, 1980).
Hal yang paling penting adalah bahwa sekolah inklusif menuntut kepada
pihak sekolah untuk melakukan penyesuaian dalam kurikulum, sarana dan
prasarana pendidikan, sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik tanpa adanya diskriminasi. Oleh karena itu, proses identifikasi dan
asssesmen yang akurat dan tepat dibutuhkan agar dapat menyusun program yang
tepat sasaran dan objektif.
Sekolah umum/reguler yang menerapkan program pendidikan inklusif
akan berimplikasi secara manajerial di sekolah tersebut. Di antaranya adalah.
Sekolah reguler menyediakan kondisi kelas yang hangat, ramah, menerima
keanekaragaman dan menghargai perbedaan.
Sekolah reguler harus siap mengelola kelas yang heterogen dengan
menerapkan kurikulum dan pembelajaran yang bersifat individual
Guru di kelas umum/reguler harus menerapkan pembelajaran yang
interaktif.
Guru pada sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dituntut melibatkan
orang tua secara bermakna dalam proses pendidikan.
3. Pengertian kampus inklusi
Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa. Namun, dalam hal ini masih
disabilitas belum menjadi isu dan tren secara meluas dan serius untuk
perbedaan
bersifat individual
proses pendidikan.
profesi
3064/M.PPN/05/2006.
F. Pemecahan Masalah
mendapatkan pendidikan.
disabilitas.
H. Rencana Program
2. Waktu: -
video di berbagai platform media sosial yang berisi tentang berbagai cara
perkuliahan daring dan cara menghargai fasilitas umum khusus untuk para
penyandang disabilitas.
4. Pelaksana
I. Evaluasi
J. Daftar Rujukan
http://dx.doi.org/10.30641/ham.2020.11.131-150