Anda di halaman 1dari 13

PPKN

15 Kasus Diskriminasi
Pendidikan terhadap
anak di Sumut

Kelompok 6
12 IPA 5
Disusun oleh Dian Citra. R
Guru Pengampu
Drs. TOTO PURWANTO, M.pd
TUJUAN
PEMBELAJARAN:

1. Mengidentifikasi hakikat hak dan kewajiban warga


negara.
2. Menganalisis substansi hak dan kewajiban warga
negara ditinjau dari nilai dasar, nilai instrumental, dan
nilai praksis Pancasila.
3. Menganalisis kasus-kasus pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara di Indonesia.
4. Menyimpulkan upaya penanganan pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban.
Tabel 1 Format
Lembar Kerja
Aktivitas

Diskriminasi Pendidikan terhadap Anak di Sumut


Kasus-kasus diskriminasi terhadap anak masih terus terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan. Di
Sumatera Utara (Sumut), setidaknya terdapat 15 kasus diskriminasi terhadap anak di dunia pendidikan.
Direktur Eksekutif Yayasan KKSP (Pusat Pendidikan dan Informasi Hak Anak) Muhammad Jailani
mengatakan, kasus-kasus diskriminasi dalam bidang pendidikan tersebut, terutama berkenaan dengan
penerimaan siswa baru maupun akses untuk bersekolah.

“Di Kota Padang Sidempuan misalnya, ada anak yang ditolak mendaftar di sekolah menengah kejuruan
karena cacat kaki. Pihak sekolah menyatakan penolakan tersebut berdasarkan SK Walikota, “ kata
Jailani yang berlangsung di Kantor KKSP Jl. Stella III, Medan, Sabtu (23/7/2011).
Dalam kasus Sumut, kata Jailani, diskriminasi dalam bidang pendidikan itu tidak saja terjadi terhadap
anak-anak cacat, tapi juga terhadap orang miskin yang tidak bisa mengakses pendidikan karena
mahalnya biaya.

sumber: https://m.detik.com
Tabel 1 Format
Lembar Kerja
Aktivitas

Berikut Indentifikasi Masalah nya:


POINT 1:

Apakah masalah tersebut adalah masalah yang dianggap penting oleh oleh Anda
juga oleh masyarakat ? Mengapa demikian ?

Menurut saya dan teman teman saya masalah tersebut sangat penting, kondisi ini merupakan
pelanggaran pada hak anak dalam sistem pendidikan. oleh karena itu pendidikan adalah hak
setiap anak. Anak merupakan calon penerus suatu keluarga yang tidak langsung akan menjadi
penerus bangsa juga, di zaman sekarang wajib sekali semua anak mendapatkan pendidikn agar
mendapatkan ilmu pengetahuan dan dapat hidup dengan layak. Jika negara membiarakn
diskriminasi ini indoensia akan terus bertamabah angka putus sekolah. maka dari itu untuk
memperoleh pendidikan adalah hak setiap warga negara sebagaimana di atur dalam konstitusi
dan pemenuhan terhadap hak tersebut adalah penghargaan besar bagi hak asasi manusia.
Namun bila hak untuk memperoleh pendidikan tersebut tidak terpenuhi maka akan menambah
panjang deretan kebodohan di tahan air. Perlu kita pahami bahwa kebodohan adalah sumber
penindasan bagi umat manusia. Jika sampai dengan saat ini negara tidak melaksanakan
kewajiban nya dalam memenuhi hak warga negaranya untuk memperoleh pendidikan maka
negara telah melakukan pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan pelanggaran konstitusi.
POINT 2:

Bagaimana kasus pelanggaran hak dan pengingkaran


kewajiban tersebut jika ditinjau dari :
a. Nilai dasar Pancasila
b. Nilai instrumental Pancasila
c. Nilai praksis Pancasila

a. nilai dasar pancasila: nilai kemanusiaan & nilai keadilan


b. nilai instrumental: tertera di dalam UU NO 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pada Pasal 4
ayat (1) berbunyi "Pendidikan di selenggarakan dengan demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa" , pada Pasal 5 ayat
(1) "Setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu" , pada Pasal 1 ayat
(18) "Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas
tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah" Pasal 11 ayat (2) "Pemerintah dan pemerintah daerah wajib
menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh
sampai dengan lima belas tahun". juga pada UU NO 39 Tahun 1999 tentang HAM, Pasal 60 berisi "Setaip anak berhak
untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya sesuai dengan minat,
bakat dan tingkat kecerdasannya". Lalu pada UUD 1945, Pasal 31 ayat (4) "Negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional".
c. nilai praksis:
Nilai praksis terhadap nilai kemanusiaan:
• Tenggang rasa kepada orang lain dan tidak semena mena serta mengakui
persamaan derajat, hak dan kewajiban sesama manusia.
• Mengakui dan memperlakukan manusia sebagaimana harkat dan
martabatnya sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa.

Nilai praksis terhadap nilai keadilan:


• Mendorong distribusi kekayaan, kesempatan dan akses yang adil bagi seluruh
rakyat Indonesia. Serta memerangi segala bentuk diskriminasi, ketidakadilan dan
kemiskinan.
• Menghargai martabat, hak dan kebebasan setiap individu tanpa adanya
diskriminasi serta mencapai keadilan sosial dan kemajuan beradab.
POINT 3:

Manakah yang merupakan pelanggaran hak dan


pengingkaran kewajiban berdasarkan kasus
tersebut ? Mengapa demikian ?

Dalam kasusu tersebut di nyatakan ada anak di tolak untuk mendaftar sekolah menengah
kejuruan dikarenakan cacat kaki, tidak hanya terjadi pada anak cacat saja dalam kasus sumut ini
terjadi diskriminasi juga terjadi terhadap orang miskin yang tidak mampu mengakses pendidikan
karena mahal nya biaya sekolah. Padahal bahwa setiap warga negara tanpa melihat kekurangan
dan kelebihan yang ada padanya berhak memperoleh pendidikan yang baik. Juga Pengadaan
dana pendidikan secara cuma-cuma wajib disediakan pemerintah bagi anak-anak yang kurang
mampu. Pemberlakuan pendidikan dasar secara gratis ini diambilkan dari sektor perolehan dana
dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) sebesar 20%, jadi diharapkan adanya kerjasama antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah untuk menyelenggarakan pemenuhan pendidikan dasar bagi warga negara Indonesia.
POINT 4:

Bagaimana upaya pemerintah dalam


menangani kasus tersebut?
Berbagai persoalan di dunia pendidikan yang terjadi selama ini, termasuk dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) dan ujian nasional, diharapkan menjadi bahan refleksi bagi negara, terutama ketika
memperingati Hari Anak Nasional (HAN). Apalagi Badan khusus PBB untuk Hak Anak telah mengingatkan
dan merekomendasikan pada pemerintah Indonesia untuk meningkatkan akses pendidikan pada anak
tanpa diskriminasi.

Pendidikan inklusif menjadi salah satu upaya perbaikan mutu sekolah untuk mempromosikan pendidikan
dasar yang berkualitas untuk semua anak. Tidak hanya berfokus pada peserta didik pada umumnya tapi
juga peserta didik yang memiliki keterbatasan dari segi latar belakang ekonomi maupun perbedaan
kemampuan, dan salah satunya pada anak berkebutuhan khusus.

Implementasi pendidikan inklusif di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Hasil dari evaluasi
Bappenas pada tahun 2017 menyatakan, bahwa kompetensi dan kesiapan guru menjadi salah satu
penentu keberhasilan terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah. Selain itu juga warga
sekolah perlu membangun lingkungan kondusif dan toleran terhadap perbedaan sehingga proses
pembelajaran peserta didik menjadi lebih optimal dan tanpa diskriminasi.
Penerapan pendidikan inklusif di tingkat satuan pendidikan selain adanya kesiapan guru juga harus ada
kesiapan fasilitas pendidikan. Oleh karenanya dengan tegas Sri Wahyuningsih mengatakan pemerintah
harus mendorong agar setiap satuan pendidikan memiliki kepekaan terhadap pelayanan pendidikan
inklusif, ada ataupun tidak ada peserta didik dengan kebutuhan khusus.

“Mari kita tingkatkan dan perbanyak sekolah-sekolah untuk dapat melaksanakan layanan pendidikan
yang inklusif, karena pendidikan inklusif salah satu solusi mencegah diskriminasi. Tidak dapat dipungkiri
implementasi pendidikan inklusif ini harus dimaknai dengan tepat sehingga pihak yang terlibat dalam
pendidikan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dapat memberikan layanan pendidikan
yang berkualitas kepada seluruh anak di Indonesia,” tandasnya.
POINT 5:

Apakah kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban


masih juga terjadi di lingkungan kehidupanmu baik di rumah,
sekolah, masyarakat ataupun dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara ? Jelaskan alasanmu.

Mungkin masih banyak kasus kasus diskriminasi di negara ini ntah yang
terungkap atau bahkan yang belum terungkap. Tapi, menurut
pandangan saya terhadap di sekitar saya, saya rasa tidak ada
diskriminasi. Sudah jelas bagi saya karena di sekolah saya pun (teman
saya) ada siswa yang memiliki kekurangan tetapi kami terima dengan
baik dan di perlukan dengan baik sebagaimana memperlakukan
kewajiban dalam hak asasi manusia sesama manusia. Tanpa
membedakan bedakan juga tanpa adanya diskriminasi. Begitu pula
dengan di sekitar tempat saya tinggal.
information

Hanya itu saja yang bisa saya sampaikan disini


selebihnya/selengkapnya nya tertera pada bentuk laporan

Anda mungkin juga menyukai