Anda di halaman 1dari 4

NIM : 1512622027

Nama : Ilham Fauzan


Kelas : PTIK B

Program Wajib Belajar dan Masalah dalam


Pencapaiannya

Pendidikan merupakan salah satu poin yang paling penting sebagai fondasi dari
suatu bangsa. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan salah satu cara yang sangat
efektif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara penanaman
moral serta ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk membangun negara dan membuatnya
lebih maju. Sehingga dapat disimpulkan seluruh rakyat Indonesia terlebih para
generasi muda perlu menjalani pendidikan formal untuk mencapai kemakmuran serta
tujuan negara.
Indonesia sendiri telah memiliki sebuah program untuk mendukung pendidikan
masyarakatnya. Program ini disebut dengan program Wajib Belajar 12 Tahun. Di
dalamnya terdapat pernyataan bahwa anak-anak bangsa Indonesia diwajibkan untuk
menempuh pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas atau sekolah
menengah kejuruan. Pernyataan ini bertumpu pada Pasal 31 ayat (1) UUD 1945 yang
menyatakan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan” Program
tersebut telah dirintis oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud). Hamid Muhammad selaku Direktur Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa
program Wajib Belajar 12 Tahun memiliki banyak kendala yang dimana salah satunya
adalah angka putus sekolah yang tinggi di tingkat sekolah menengah. Terdapat
delapan persen dari para siswa yang berhasil lulus dari sekolah menengah pertama.
Meskipun begitu, sebagian dari mereka tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang
berikutnya.
Salah satu penyebab dari kesulitan untuk melanjutkan pendidikan adalah
tingkat kesejahteraan keluarga yang rendah terutama ekonomi. Hal ini diperkuat
dengan rendahnya harapan siswa maupun dari orangtua. Harapan ini sendiri
merupakan ekspektasi dari para siswa dan orangtua yang berpikir bahwa ilmu-ilmu
yang diberikan di sekolah tidak memiliki manfaat yang berkelanjutan dalam kehidupan
mereka. Mereka berpikir bahwa pendidikan tidaklah relevan dan memiliki manfaat
yang cukup kuat untuk dijadikan acuan pekerjaan. Dalam faktor ekonomi, para orang
tua yang tidak berkecukupan akan kesulitan dalam pembayaran biaya sekolah serta
perlengkapan sekolah. Hal-hal ini belum termasuk biaya lainnya seperti ongkos untuk
menggunakan kendaraan pribadi atau umum untuk berangkat ke sekolah. Sehingga
para orangtua memilih untuk tidak menyekolahkan anak-anak mereka. Mereka lebih
memilih untuk mempekerjakan anak-anak untuk menambah penghasilan. Padahal
program Wajib Belajar 12 Tahun telah digaungkan oleh pemerintah. Bahkan juga
tertera dalam pasal 1 ayat (18) undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menyatakan “Wajib belajar adalah program pendidikan
minimal yang harus diikuti oleh warga Negara Indonesia atas tanggung jawab
pemerintah dan pemerintah daerah”. Tidak hanya itu, setiap orang di Indonesia
berhak untuk menempuh pendidikan dikarenakan itu adalah hak dasar manusia. Hak
dasar ini terterang dalam pasal 12 undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia yaitu “Setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan
pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan
kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, bertanggungjawab,
berakhlak mulia, bahagia dan sejahtera sesuai dengan hak asasi manusia” dan juga
pasal 60 undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, antara lain
“Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya”.
Semua ini juga tertera dalam UUD 1945, yaitu pasal 31 UUD 1945 yang menyatakan
bahwa:
1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh
persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan
dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional.
5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.
Aksi pemerintah dalam mendukung dan menyokong perkembangan pendidikan
di Indonesia dengan memberikan dana melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yaitu sebesar 81.000.000.000.000 rupiah pada tahun 2021 untuk
mencukupi kebutuhan pendidikan di Indonesia. Pengalokasian dana ini tertuang
dalam pasal 31 ayat (94) UUD 1945 yang menyatakan “Negara memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran
pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”.
31.000.000.000.000 dari total anggaran tersebut digunakan untuk membiayai
Program Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Pintar, dan kebutuhan pendidikan lainnya.
Pendanaan ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
10 Tahun 2020 yang bertujuan:
a. Pendidikan dasar dan pendidikan menengah
1. Meningkatkan akses bagi anak usia 6 (enam) tahun sampai dengan 21 (dua puluh
satu) tahun untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan
menengah untuk mendukung pelaksanaan pendidikan menengah universal/rintisan
wajib belajar 12 (dua belas) tahun;
2. Mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah (drop out) atau tidak
melanjutkan pendidikan akibat kesulitan ekonomi; dan/atau
3. Menarik siswa putus sekolah (drop out) atau tidak melanjutkan agar kembali
mendapatkan layanan pendidikan di sekolah, sanggar kegiatan belajar, pusat kegiatan
belajar masyarakat, lembaga kursus dan pelatihan, satuan pendidikan nonformal
lainnya, atau balai latihan kerja;
b. Pendidikan tinggi:
1. Meningkatkan perluasan akses dan kesempatan belajar di Perguruan Tinggi bagi
Mahasiswa warga negara Indonesia yang tidak mampu secara ekonomi;
2. Meningkatkan prestasi Mahasiswa pada bidang akademik dan nonakademik;
3. Menjamin keberlangsungan studi Mahasiswa yang berasal dari daerah terdepan,
terluar, atau tertinggal, dan/atau menempuh studi pada perguruan tinggi wilayah yang
terkena dampak bencana alam atau konflik sosial; dan/atau
4. Meningkatkan angka partisipasi kasar pendidikan tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat di Indonesia memiliki hak untuk


mendapatkan pendidikan tidak peduli akan latar belakang ataupun status sosial
mereka. Pemerintah juga telah berupaya untuk melaksanakan pendidikan secara
merata dan menopang orang-orang yang kurang mampu dalam menempuh
pendidikan.
Daftar Pustaka
Suteja, Vanessa. 2021. Tingginya Angka Putus Sekolah Jadi Kendala WajibBelajar 12
Tahun. https://www.studocu.com/id/document/universitas-ciputra/international-
business-management/studi-kasus-1-tingginya-angka-putus-sekolah-jadi-kendala-
wajib-and-studi-kasus-2-kesadaran-bayar-pajak-warga-masih-rendah/16661353
(Diakses tanggal 22 September 2022)
2021. KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG PENDIDIKAN APAKAH TELAH SESUAI
DENGAN NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DI DALAM PANCASILA SEBAGAI DASAR
NEGARA?.https://www.studocu.com/id/document/universitas-palangka
raya/pancasila/kebijakan-pemerintah-di-bidang-pendidikan-apakah-telah-sesuai
dengan-nilai-nilai-yang-terkandung-di-dalam-pancasila-sebagai-dasar
negara/20859962 (Diakses tanggal 22 September 2022)
Sujatmoko, Emmanuel. 2010. Hak Warga Negara Dalam Memperoleh Pendidikan.
https://jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/download/208/204 (Diakses
tanggal 22 September 2022)
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, 2021 https://kip-
kuliah.kemdikbud.go.id/ (Diakses tanggal 22 September 2022)
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 2016.
https://www.dpr.go.id/jdih/uu1945 (Diakses tanggal 22 September 2022)

Anda mungkin juga menyukai