Anda di halaman 1dari 15

KAJIAN PIP DI

PERGURUAN TINGGI
KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK:

• 1.HAFID KARUNA T. D10122196


• 2. ANWAR IRMAN D10122038
Pengertian PIP
Adalah salah satu program perlindungan sosial nasional
(tercantum dalam RPJMN 2015-2019) yang Bertujuan untuk:
1. Meningkatkan angka partisipasi pendidikan dasar dan
menengah.
2. Meningkatkan angka keberlanjutan pendidikan yang
ditandai dengan menurunnya angka putus Sekolah dan angka
melanjutkan.
3. Menurunnya kesenjangan partisipasi pendidikan antar
kelompok masyarakat, terutama antara Penduduk kaya dan
penduduk miskin, antara penduduk laki-laki dan penduduk
perempuan, Antara wilayah perkotaan dan perdesaan, dan
antar daerah.
4. Meningkatkan kesiapan siswa pendidikan menengah
untuk memasuki pasar kerja atau Melanjutkan ke jenjang
pendidikan tinggi.
PIP Pendidikan Tinggi bertujuan untuk membantu biaya
hidup, biaya pendidikan, dan/atau biaya pengelolaan dalam
rangka sebagai berikut:

Meningkatkan perluasan akses dan kesempatan belajar di


Perguruan Tinggi bagi Mahasiswa warga negara Indonesia
yang tidak mampu secara ekonomi, Meningkatkan prestasi
Mahasiswa pada bidang akademik dan non akademik,
Menjamin keberlangsungan studi Mahasiswa yang berasal dari
daerah terdepan, terluar, atau tertinggal, dan/atau menempuh
studi pada Perguruan Tinggi wilayah yang terkena dampak
bencana alam atau konflik sosial; dan/atau
Meningkatkan angka partisipasi kasar Pendidikan Tinggi.

Program KIP Kuliah diberikan dalam bentuk uang tunai


dengan komponen pembiayaan yang terdiri atas:
Bantuan biaya pendidikan dan Bantuan biaya hidup.
Selain komponen biaya, Kementerian dapat menetapkan
bantuan biaya pengelolaan dalam Program KIP Kuliah sesuai
dengan anggaran Kementerian. Bantuan biaya pendidikan
diberikan secara langsung ke rekening Perguruan Tinggi
Setiap semester untuk membiayai operasional pendidikan
yang terkait langsung dengan proses pembelajaran bagi
penerima Program KIP Kuliah sesuai dengan ketentuan
lamanya waktu studi.
Contoh kartu KIP
Landasan Hukum
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia 4355); Petunjuk Teknis Program Indonesia
Pintar Untuk Siswa Madrasah Tahun 2017 3
d. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 240,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5948);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan ((Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4864);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423)
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara sebagaimana
anamah konstitusi pada pasal 31 ayat 1
UUD 1945.
Hal ini berimplikasi terhadap penyelenggaraan pendidikan
menjadi kewajiban pemerintah, Sehingga segala bentuk
sarana-prasarana menjadi tanggungjawabnya. Salah satu
tanggungjawab Pemerintah dalam penyelenggaraan
pendidkan ialah melalui pendanaan. Setidaknya 20% anggaran
Dana baik dari pemerintah pusat maupun daerah harus
dialokasikan untuk pendidikan. Jumlah tersebut
Dibagi lagi menjadi beberapa bentuk pendanaan seperti untuk
biaya operasional, gaji dan tunjangan
Pendidik, dan bantuan lainnya baik dari jenjang pendidikan
anak usia dini sampai pendidikan tinggi.
Sayangnya ada ketidakseimbangan alokasi dana untuk
pendidik dan kegiatan operasional. Sebagian besar anggaran
dialokasikan untuk gaji dan tunjangan guru, bukan kegiatan
operasional. Pun, jika dilihat dari hasil pengukuran kualitas
pendidikan di kancah internasional, posisi Indonesia Belum
menggembirakan.
Pemerintah memiliki tanggungjawab dalam
penyelenggaraan pendidikan sekaligus Bertanggungjawab
terhadap orang-orang yang rentan untuk menjamin
kesejahteraan mereka.
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial diprioritaskan
kepada mereka yang memiliki kehidupan yang Tidak layak
secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial
seperti; kemiskinan, ketelantaran, Kecacatan, keterpencilan,
ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, korban bencana
dan/atau Korban kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi
(Peraturan Pemerintah No 39/2012).
Hal ini sesuai Dengan amanat UUD 1945 pasal 34 yang
menyebutkan bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk
Melindungi fakir miskin dan anak terlantar dengan
menyelenggarakan sistem perlindungan sosial
Secara eksplisit dituliskan dalam petunjuk pelaksanaan
Program Indonesia Pintar tahun 2017 Bahwa tujuannya antara
lain;
 meringankan biaya operasional,
 meningkatkan akses bagi anak usia 6 sampai 21 tahun
untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat
satuan pendidikan menengah Untuk mendukung
pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal/ Rintisan
Wajib Belajar 12 tahun,
 Mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah
(drop out) atau tidak melanjutkan pendidikan Akibat
kesulitan ekonomi,
 menarik anak usia sekolah yang tidak bersekolah dan/atau
peserta didik Putus sekolah (drop out) atau tidak
melanjutkan agar kembali mendapatkan layanan
pendidikan di Sekolah/Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB)/Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)/Lembaga
Kursus dan Pelatihan (LKP) atau satuan pendidikan
nonformal lainnya.
Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan
Salah satu cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
Tercantum dalam Alinea ke-4 Undang-Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
(UUD 1945).
Salah satu cara untuk mencerdaskan
Kehidupan bangsa adalah melalui pendidikan, di
Mana pendidikan merupakan sarana bagi terciptanya
Sumber daya manusia yang handal yang nantinya
Akan memberikan sumbangan bagi pembangunan
Nasional.
Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UU Sisdiknas), tujuan pendidikan nasional adalah
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Es
KESIMPULAN
Pip merupakan salah satu sarana pemerintah dalam
Meningkatkan perluasan akses dan kesempatan belajar di
Perguruan Tinggi bagi Mahasiswa warga negara Indonesia
yang tidak mampu secara ekonomi melalui bantuan biaya
pendidikan dan bantuan biaya hidup yang sebagaimana
tertera pada amanah konstitusi pasal 31 ayat 1 UUD 1945 .
Pemerintah memiliki tanggungjawab dalam penyelenggaraan
pendidikan sekaligus Bertanggungjawab terhadap orang-
orang yang rentan untuk menjamin kesejahteraan mereka hal
ini juga di landasi pada UUD 1945 pada alenia ke 4 pendidikan
merupakan sarana bagi terciptanya Sumber daya manusia
yang handal yang nantinya
Akan memberikan sumbangan bagi pembangunan
Nasional.
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai