LANDASAN TEORITIS
A. Landasan Teoritis
pemerintah kepada anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu yang ditandai
dengan pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP) sebagai kelanjutan dari Program
Bantuan Siswa Miskin. Kartu Indonesia Pintar kepada anak usia sekolah dari
keluarga kurang mampu yang memiliki Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dengan
PIP adalah bantuan berupa uang tunai dari pemerintah yang diberikan kepada
peserta didik yang orang tuannya tidak atau kurang mampu membiayai
Siswa Miskin (BSM). Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
jalur, jenjang, jenis dan pendidikan tertentu. Kartu Indonesia Pintar, yang
selanjutnya disebut KIP adalah kartu yang diberikan kepada anak dari keluarga
14
15
dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten atau kota, dan satuan
Indonesia Pintar (KIP) berdasarkan Basis Data Terpadu (BDT) yang Tim
lainnya guna mendukung wajib belajar bertujuan untuk meringankan beban biaya
yang terlalu berat bagi orang tua yang berasal dari status ekonomi bawah.
berupa Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi anak-anak yang rawan putus agar dapat
2) Mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah (drop out) atau
3) Menarik anak usia sekolah yang tidak bersekolah dan/atau peserta didik
b. Landasan Hukum
Nasional
Nasional Pendidikan
Pendidikan
Penyelenggaraan Pendidikan
Penanggulangan Kemiskinan
11) Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah
Kementerian/Lembaga
Kebudayaan;
merupakan:
c) Peserta didik yang berstatus yatim piatu/ yatim/ piatu dari sekolah/
e) Kelainan fisik (peserta didik inklusi), korban musibah, dari orang tua
lainnya
20
kemaritiman.
d. Persyaratan Penerima
Peserta didik yang berasal dari prioritas sasaran penerima PIP, dapat
tahun:
e. Besaran Dana PIP diberikan per peserta didik lembaga kursus dan peatihan,
Anak usia sekolah (16 sampai dengan 21tahun) pemegang KIP yang
mengikuti kursus terstandar dalam satu periode kursus dalam satu tahun
f. Mekanisme Pengusulan
menerima peserta didik diluar program PKK dan PKW, sebagai berikut:
1) Peserta didik usia 16 sampai 21 tahun yang sudah terdaftar pada tahun
Nama Peserta Didik, (8) Tanggal Lahir, (Nama Ibu Kandung dan (10)
Nomor KIP.
bantuan.
sasaran penerima dana/ manfaat PIP apabila anak telah terdaftar sebagai
nonformal.
teknis terkait.
tua/wali
(virtual acount).
1) Rekening tabungan
Untuk peserta didik SD dan SMP yang tidak memiliki KTP didampingi
yang tercela.
5) Biaya kursus atau les tambahan bagi peserta didik pendidikan formal
Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) bagi peserta didik pendidikan
nonformal.
m. Monitoring Evaluasi
Teknis.
dan evaluasi secara sampel untuk mendapatkan data dari informasi dari
2. Motivasi Belajar
bahwa: “Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar
untuk melakukan sesuatu tindakan yang dengan tujuan tertentu. Motivasi juga
orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
756).
motivasi adalah “perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”. Motivasi tumbuh
diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseoran untuk melakukan sesuatu.
“Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek
a. Tujuan Motivasi
pencapaian tujuan tertentu. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika
tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan
kebutuhan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang
b. Fungsi Motivasi
motivasi. Motivasi ini lah yang mendorong mereka untuk melakukan sesuatu
Hasil belajar optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang
diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan
Dengan demikian motivasi dapat meberikan arah dan kegiatan yang harus
Seseorang siswa akan menghadapi ujian dengan harapan lulus, tentu akan
untuk bermain.
baik dalam belajar akan menujukan hasil yang baik. Dengan kata lain,
adanya usaha yang tekun dan terutama didasri adanya motivasi. Maka
seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
c. Macam-macam Motivasi
Macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi.
Motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik:
1) Motivasi Intrinsik
atau berfungsinya tidak peru dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki tujuan menjadi orang yang
terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-
satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar,
dan berpengetahuan. Jadi motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri
2) Motivasi ekstrinsik
karena tahu besok paginya akan dipuji oleh temannya.Jadi yan penting
mendapatkan nilai yan baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat
bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu,
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang
itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah
dan kadang-kadang juga bisa kurang sesuai. Hal ini guru harus hati-hati
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan
belajar:
1) Memberi angka
belajarnya.
2) Hadiah
menggambar.
3) Pujian
4) Hukuman
pemberian hukuman.
Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang
berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan mengurangi resiko
paling berat dikarenakan masalah-masalah yang kadang tidak ada dalam konsep
muncul di lapangan.
34
4. Pengertian Belajar
perubahan yaitu perubaha ntingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
terebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat
maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri
tingkah laku seseorang yang berbeda dalam keadaan mabuk, perubahan yang
a. Teori Gestalt
Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari jerman, hukum yang
berlaku pada pengamatannya adalag sama dengan hukum dalam belajar yaitu :
memberikan dua definisi, yaitu: “Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh
instruksi.
Dari ke tiga ahli tersebut belajar dapat diartikan sebagai proses yang
dari adanya respon individu terhadap situasi tertentu. Perubahan tersebut tidak
a. Prestasi belajar
dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor yang berasal dari dalam
belajar:
1). Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut
faktor individual.
37
2). Faktor dari luar individu yang kia sebut faktor sosial. Yang
c. Keseriusan belajar
rasa malas, itu merupakan salah satu hal yang dianggap biasa oleh para
pelajar namun hal itu dapat pula menyebabkan pelajar menjadi pelajar
menentukan masa depan. Apabila belajar saja masih terdapat saja rasa
malas, itu berarti kita juga malas menjadi sukses, seberanya kemalasan
http://nina-nurse.blogspot.com/2013/01/keseriusan-
belajar_31.html?m-1
d. Kreativitas
bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi orang
e. Disiplin belajar
3) Panjang akal
7) Berfikir fleksibel
5. Pengertian Pelatihan
berarti: (1) memberi pelajaran dan praktik (give teaching and practice), (2)
menjadikan berkembang dalam arah yang dikehendaki, (3) persiapan, dan (4)
praktik.
daripada teori”.
negara.
belajar mengajar yang terogranisir dan terus menerus yang dirancang untuk
bernilai, untuk seluruh aktivitas hidup” (dalam Jarvis 1990, hal 105). Kata
institusi, walapun pendidikan tersebut bisa saja melalui teks ataupun program
komputer.
(Iihat Boudieu and Passeron 1990, Blowles and Gintis 1976, Young 1998).
seseorang dalam melaksanakan suatu peran atau tugas, biasanya dalam dunia
kerja. Namun demikian, pelatihan bisa juga dilihat sebagai elemen khusus
atau keluaran dari suatu proses pendidikan yang lebih umum. Peter
pada teori”.
peran dan pada kebutuhan untuk melakukan pengulangan latihan hingga bisa
a. Tujuan pelatihan
adalah untuk:
berikut:
usahanya.
b. Prinsip-prinsip Pelatihan
sebagai berikut:
2) Prinsip motivasi
3) Prinsip belajar
Belajar harus dimulai dari yang mudah menuju kepada yang sulit,
diketahui.
45
c. Landasan Pelatihan
1) Landasan Filosofis
harus didasarkan pada sistem nilai yang diakui dan terarah pada
masyarakat.
2) Landasan Humanistik
utuh.
46
3) Landasan psikologis
bertahap.
terhadap hal-hal yang sama pada penelitian ini. Berikut penelitian yang
Pintar (Studi Kasus Di Smp Negeri 9 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya)
Kartu perlindungan sosial (KPS) sedangkan siswa yang tidak berasal dari
dilakukan oleh peserta didik bersama orang tua atau dengan cara kolektif,
hadapi, ada yang memanfaatkan dengan benar dan semestinya yang telah
dengan kedua sebagai sebab akibat teknik pengumpulan data yang yang
Sedangkan subjek penelitian ini diambil dari seluruh populasi siswa kelas
sebagai berikut: nilai rata-rata Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah 32.21
dan nilai rata-rata Peningkatan Motivasi sebesar 28.86. setelah semua data
tabel dengan dk1= k-1 dan dk2= n-k, sehingga menghasilkan harga F tabel
tabel (49.534>3,99). Jadi hipotesis kerja (Ha) yaitu ada pengaruh Kartu
C. Kerangka Berpikir
pendidikan ini merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia. Hak tersebut
tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu setiap orang berhak atas
pengajaran.
Implementasi Program
Indonesia Pintar
D. Pertanyaan Penelitian