Anda di halaman 1dari 5

DANA PENDIDIKAN KURANG

Oleh : Nanek

PENDAHULUAN
Kualitas sekolah yang ada di Indonesia saat ini sangat kurang baik karena kita tahu bahwa sarana

dan prasarana sekolah di berbagai sekolah di negara kita sangat kurang memadai padahal

pendidikan sangat penting untuk pembangunan bangsa. Pendidikan berperan aktif dalam

mengembangkan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Pertanyaannya, apakah kualitas

sumber daya manusia di negeri ini sudah baik. Apakah pendidikan di negeri ini berkualitas

tinggi? Sebesar itulah rendahnya mutu pendidikan. Apakah ada yang salah dengan sistem

pendidikan kita? Hal ini tentunya karena kita tahu sangat sulit untuk mendapatkan fasilitas yang

layak untuk belajar, apalagi bagi mereka yang tinggal di pedesaan, sarana dan prasarana

pendidikan sangat penting, letak/lokasi, gedung sekolah, lapangan olah raga, uang, ruang, Buku,

perpustakaan, lab, dan banyak alat pendukung lainnya. Apakah setiap sekolah memiliki semua

ini dan pemerintah bungkam tentang situasi masa depan bangsa ini.

PEMBAHASAN
Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Amandemen IV) “(1)

Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan. (2) setiap warga negara wajib

menyelesaikan pendidikan dasar dan negara wajib membiayainya. (3) Pemerintah mengusahakan

dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang mengedepankan keimanan dan

ketakwaan serta akhlak mulia serta pendidikan kehidupan masyarakat yang diatur dengan

undang-undang.Negara mengutamakan anggaran pendidikan yang menempati sekurang-

kurangnya dua puluh persen anggaran pendapatan dan belanja negara. besaran dan anggaran

pendapatan dan belanja daerah untuk kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional, hal ini
berarti negara bertanggung jawab atas kualitas pendidikan dan pembiayaan, disini negara harus

bungkam dalam hal pengaktifan atau pembiayaan pendanaan.

Pemerintah menyadari tanggung jawab tersebut dan tetap berkomitmen menjaga anggaran

pendidikan sebesar 20 persen dari APBN pada APBN 2023. Anggaran pendidikan tahun 2023

bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

KEMENKEU mengatakan pada 30/08/2022 bahwa “Anggaran pendidikan tahun 2023 sebesar

Rp 608,3 triliun menunjukkan 20 persen komitmen telah terpenuhi,” kata Menteri Keuangan

(Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja anggaran DPR. lembaga dengan pemerintah

Dalam paparannya, Menkeu juga menyampaikan pedoman anggaran pendidikan tahun 2023.

Antara lain meningkatkan akses pendidikan di semua jenjang pendidikan dengan memperluas

wajib belajar dan dukungan pendidikan, meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung

kegiatan pendidikan. , khususnya di daerah 3T, penguatan koneksi pasar tenaga kerja,

pemerataan kualitas pendidikan dan penguatan kualitas layanan PAUD. (dj/hpy) kemudian ada

kekurangan dana pemerintah diberikan anggaran (Banggar) tahun lalu DPR menyetujui usulan

pemerintah untuk meningkatkan anggaran pendidikan sebesar Rp 78,5 triliun menjadi Rp 621,3

triliun dari pendapatan pemerintah dan pertumbuhan pendapatan. Anggaran belanja (anggaran

PEMERINTAH). Artinya anggaran tahun ini lebih rendah dari tahun lalu, sedangkan dana tahun

ini berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya tidak dapat mendukung sarana dan

prasarana sekolah, yang berarti dana tersebut tidak mencukupi. Lalu apa penyebab kekurangan

dana? Di tingkat nasional, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) membiayai 20

persen dari anggaran pendidikan, yang secara logis berarti seluruh warga negara Indonesia dari

Sabang sampai Merauke tanpa terkecuali dapat mengenyam pendidikan yang layak. Namun,

fakta berbicara lain: masih banyak anak Indonesia kurang mampu yang tidak bersekolah. Oleh
karena itu, anggaran pendidikan tidak sesuai rencana. Sebagai anggota Komisi X DPR RI yang

membidangi dunia pendidikan, Dr. Warga Irlandia Hetifah Sjaifudian, MPP, mempertanyakan

hal itu. Agar pemerintah mengetahui proses penyaluran dana pendidikan 20 persen itu sehingga

tepat sasaran. Pemerintah juga perlu mengetahui apakah anggaran berkorelasi positif dengan

pertumbuhan partisipasi usia sekolah, dengan pertumbuhan sistem pendidikan umum. Jika kita

lihat anggaran pendidikan terus berkembang dari waktu ke waktu karena seiring dengan

pertumbuhan anggaran APBN. Artinya, ketika APBN meningkat, secara logika anggaran juga

meningkat.

Namun, peningkatan tersebut masih belum menunjukkan bahwa anggaran pendidikan sesuai

dengan rencana. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya warga yang mengeluhkan

penganiayaan yang seharusnya tidak terjadi. Korupsi juga menjadi penyebab anggaran

pendidikan tidak on track. Halaman ini menyebutkan praktik korupsi dan pungutan yang

dibebankan beberapa sekolah kepada orang tua siswa, padahal pemerintah menganggarkan dana

atau bahkan membebaskan beban biaya kepada siswa.

Menurut DATO, Indonesia Corruption Watch (ICW) menunjukkan 40-50% anggaran pendidikan

hilang sebelum sampai ke siswa. Salah satu penyebab kebocoran anggaran ini adalah manajemen

pendidikan yang teknokratis dan umumnya terprogram. Jenis manajemen pendidikan ini terkait

erat dengan masalah administrasi dan anggaran

ini sudah menjadi jawaban yang sering kita dengar dari mulut para penanggung jawab cost

control ya selalu bilang tidak tepat sasaran, dana bocor dan sebagainya, pertanyaannya kenapa

kesalahan tersebut terus di ulang, seolah-olah kesalahan tersebut menguntungkan suatu pihak,

anggapan seperti ini sudah bukan hal yang biasa di masyarakat, ini dikarenakan hal tersebut

secara terang-terangan terjadi seolah dana yang ada telah masuk namun sekolah tidak ada
perkembangan, entah dana tersebut sebenarnya tidak tepat sasaran atau dana tersebut hilang

ditengah jalan, ya bukan tidak mungkin dana tersebut bisa hilang, mengingat tingkat korupsi di

Indonesia Negara kita tercinta ini masih tinggi. Memang solusinya kita harus menghapus semua

sistem lama dalam penyaluran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di bidang

pendididkan dan menggantinya dengan sistem penyaluran Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) bidang pendidikan yang baru sedemikian rupa yang di awasi dengan ketat.

PENUTUP

Kesimpulan

Kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan kualitas pendidikan

di negara lain. Menurut penelitian United Nations Educational, Scientific and Cultural

Organization (UNESCO) tentang kualitas pendidikan di negara-negara berkembang di Asia dan

Pasifik, Indonesia menempati urutan ke-10 dari 14 negara. Hal ini menjadi perhatian pemerintah

yang memutuskan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan dukungan dana

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), namun Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) yang disediakan oleh pemerintah tidak diketahui, hal ini terjadi setiap

saat. untuk alasan yang sama itu adalah target yang salah. Solusi dari permasalahan di atas antara

lain mengubah sistem keuangan yang terkait dengan sistem pendidikan dan meningkatkan

kualitas guru profesional dan prestasi siswa.

Saran

Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang menuntut banyak perubahan dalam sistem

pendidikan nasional yang lebih baik dan berdaya saing di segala bidang. Salah satu cara yang

harus dilakukan oleh masyarakat Indonesia agar tidak tertinggal dari negara lain adalah dengan

terlebih dahulu meningkatkan kualitas pendidikan. Indonesia harus bisa mendukung sekolah
dengan menyediakan fasilitas seperti pembelian komputer hidup minimal untuk menghasilkan

sumber daya manusia berkualitas yang tidak tertinggal. Peningkatan mutu pendidikan berarti

sumber daya manusia yang tercipta akan lebih berkualitas dan dapat mengantarkan bangsa ini

untuk bersaing dalam segala bidang secara sehat. dunia internasional.

Anda mungkin juga menyukai