Anda di halaman 1dari 8

MAHALNYA BIAYA PENDIDIKAN

_________________________________________________________________

Esti Labda Palupi

292017166@student.ukws.edu labdapalupi@yahoo.com

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRACT

Education is a very important thing for human life. With education, people get many things
like natural science, social life, behavior, character building, and much more. However,
today the cost of education in Indonesia is very expensive. Not all students are able to pay,
and many students ultimately decide not to continue their studies. This situation affects the
perception that only the rich alone who get a good educational facilities, inversely
proportional to people with low economic just get enough facilities. The high cost of this
education has a bad impact on society, the government, schools and parents should work
together to get the best solution to this problem. This article will discuss the consequences of
the high cost of education in Indonesa and solutions to solve the problem.

Keywords: Education, high cost of education, the impact of high cost of education, solution
to overcome the high cost of education.

ABSTRAK

Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan
pendidikan, manusia mendapat banyak hal seperti ilmu pengetahuan alam, kehidupan sosial,
perilaku, pembangunan karakter, dan masih banyak lagi. Namun, sekarang ini biaya
pendidikan di Indonesia sangatlah mahal. Tidak semua siswa mampu membayar, dan banyak
siswa yang pada akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya. Keadaan ini
membuat suatu persepsi dalam masyarakat bahwa hanya orang-orang yang berekonomi
tinggi saja yang mendapatkan fasilitas pendidikan yang baik, berbanding terbalik dengan
orang-orang yang berekonomi rendah hanya mendapat fasilitas secukupnya. Mahalnya biaya
pendidikan ini mempunyai dampak yang buruk bagi masyarakat, pihak pemerintah, sekolah
serta orang tua haruslah bekerja sama untuk mendapatkan solusi terbaik untuk masalah ini.
Tulisan ini akan membahas akibat-akibat dari mahalnya biaya pendidikan di Indonesa dan
solusi-solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Kata kunci: Pendidikan, mahalnya biaya pendidikan, dampak mahalnya biaya pendidikan,
solusi mengatasi mahalnya biaya pendidikan.

PENDAHULUAN

Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini yang kerap kali muncul untuk menjelaskan
bahwa masyarakat harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk pendidikan yang berkualitas.
Mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) semua menetapkan tarif
yang sangat mahal, membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak
bersekolah bahkan banyak yang beranggapan bahwa orang miskin tidak boleh sekolah.

Biaya untuk masuk TK dan SDN saja butuh biaya mulai dari 500 ribu sampai 1 juta.
Namun banyak juga yang mengambil tarif lebih dari 1 juta. Untuk di tingkat SMP/SMA bisa
mencapai 1 juta hingga 5 juta. Semakin mahal biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari
kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). MBS di
Indonesia kenyataannya diartikan sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena
itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan
adanya unsur pengusaha.

Asumsinya, pengusaha mempunyai jangkauan modal yang lebih besar. Hasilnya,


setelah Komite Sekolah dibentuk, segala pungutan uang sekolah selalu berkedok, "sesuai
keputusan Komite Sekolah". Namun, pada realisasinta, mereka tidak transparan, karena yang
dipilih menjadi pengurus Komite Sekolah adalah orang-orang yang notabene dekat dengan
Kepala Sekolah. Komite Sekolah tidak memiliki peran yang kuat, mereka hanya menjadi
orang yang membenarkan kebijakan Kepala Sekolah, dan MBS pun hanya menjadi pembenar
dari pelepasan tanggung jawab negara terhadap permasalahan pendidikan rakyatnya. Kondisi
ini diperburuk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP).
Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki
konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan tersebut Pemerintah
dengan mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada
pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan Tinggi Negeri pun berubah
menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalah
beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial. BHMN sendiri mempunyai
dampak pada melambungnya biaya pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi favorit.

KAJIAN PUSTAKA

Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 - 1959)


menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan umumnya berarti daya upaya
untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani
anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan adalah proses


pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang di usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.

Pendidikan memberi pengaruh yang paling mendasar bagi manusia dalam


meningkatkan kualitas hidup, dan mengembangkan sosial. Pendidikan diartikan sebagai
usaha yang secara sistematis dan mendukung untuk menyalurkan, mendapatkan ilmu
pengetahuan, perilaku, skill, maupun perasaan, sebaik hasil yang di dapatkan dari usaha
tersebut (Lawrence A. Cremin, 1997, pp 135-135). Dari penjabaran definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa pendidikan sangatlah perperan penting dalam kehidupan manusia.

Di Indonesia, pendidikan formal dibagi menjadi empat tahap, yaitu sekolah dasar
(SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan perguruan
tinggi. Tujuan utama sekolah dasar adalah membangun fondasi awal untuk kecerdasan,
pengetahuan, perilaku dan skill untuk hidup mandiri dan mendapatkan pendidikan
selanjutnya.
Berdasarkan Data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional menunjukan Angka
Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia SD pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta
siswa). Dan kemudian pada tahun 2003 menunjukkan bahwa dari 146.052 SD di Indonesia
ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The
Primary Years Program (PYP). Hal ini menunjukkan kualitas pendidikan di Indonesia saat
ini sangat memprihatinkan. Salah satu penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia
adalah mahalnya biaya pendidikan itu sendiri.

Pada tahun ajaran baru, biaya yang harus di keluarkan untuk sekedar masuk sekolah
dasar swasta di berbagai wilayah bisa mencapai 10 juta. Dapat dibayangkan betapa mahal
biaya tersebut, menyadari bahwa hampir separuh penduduk Indonesia ada di tingkat ekonomi
rendah dan hal ini yang mendasari mereka tidak mempunyai keinginan kuat untuk
melanjutkan sekolah.

Kualitas pendidikan membutuhkan biaya yang sangat tinggi, sekalipun pihak sekolah
telah menerima dana BOS (Biaya Operasional Sekolah) tidak berarti semua fasilitas dapat
terpenui, khususnya bagi masyarakat miskin.

Dari total 100 persen siswa sekolah dasar hanya 61 persen yang melanjutkan ke
tingkat sekolah menegah pertama, bahkan dari jumlah tersebut lanjutnya hanya 40 persen
siswa yang melanjutkan pendidikan hingga ke  perguruan tinggi. Keadaan ini tentunya harus
segera diatasi dengan memeberiakn jaminan hingga ke perguruan tinggi. Keadaan ini
tentunya harus segara diaatsi dengan memeberiakn jaminan pendidika bagi setiap anak.
Dengan adanya jaminan pendidikan ini. Dirinay menagtakan, anak tidak akan mengalami
putus sekolah karena tingginya biaya pendidikan ke perguruan tinggi.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Lehman


(Yusuf, 2005:83) penelitian ini merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk
mendiskripsikan suatu masalah atau persoalan secara sistematis, faktual dan akurat serta
untuk menggambarkan fenomena secara detail. Pengambilan sampel dilakukan kepada 25
orang secara acak di lingkungan wilayah Kelurahan Kalicacing, Salatiga.
Random sampling, jumlah sampel sebanyak 25 orang. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data interval, saya menggunakan data primer yaitu dari warga
sekitar dan teknik pengumpulan data menggunakan angket. Teknik analisis data
menggunakan presentase yang dikemukakan oleh Sudijono (2010:43) seperti berikut :

P = x 100

Keterangan :

P = tingkat presentase jawaban responden

F = frekuensi jawaban yang di cari

N = jumlah responden yang di jadikan sampel

f
P= ×100 %
n

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Dari penelitian yang dilakukan terdapat beberapa dampak dari mahalnya biaya pendidikan :

a. Lemahnya Sumber Daya Manusia


Pendidikan sangat berpengaruh pada perkembangan dan standar sumber daya
manusia untuk mengembangkan Indonesia kearah yang lebih baik kedepannya. Dari
penelitian yang saya lakukan, lemahnya sumber daya manusia menjadi dampak yang
paling berpengaruh terhadap masyarakat. Hal ini di tunjukkan dengan prosentase
yang di dapatkan yaitu 60%.
b. Lemahnya Taraf Ekonomi Masyarakat
Pendidikan memiliki daya dukung yang representatif atas pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya prosentase tertinggi kedua adalah lemahnya taraf ekonomi masyarakat
yaitu 40%.
c. Kurangnya Kesadaran Masyarakat akan Kesehatan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin sadar akan pentingnya
kesehatan. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan merupakan dampak
ketiga dari mahalnya biaya pendidikan dengan prosentase 25%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dilihat dari analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai
dampak mahalnya biaya pendidikan :
a. Lemahnya Sumber Daya Manusia
Dalam usaha pengembangan Sumber Daya Manusia salah satu sektor strategis
adalah sektor pendidikan. Hal ini memberikan peran yang sangat besar untuk
menentukan kualitas dan standar SDM di Indonesia untuk membangun Indonesia
menjadi lebih baik di kemudian hari. SDM menjadi elemen yang terlibat secara
langsung dalam dunia pendidikan, pihak yang paling merasakan semua dampak
baik itu dampak yang baik maupun buruk dari perubahan yang terjadi pada sektor
pendidikan adalah pelajar. Termasuk di dalamnya adalah biaya pendidikan yang
mahal tidak sesuai dengan mutu atau kualitas serta output pendidikan tersebut.
Banyaknya pengangguran bisa juga disebabkan karena mereka tidak mampu
membayar biaya pendidikan dan memutuskan untuk putus sekolah.
b. Lemahnya Taraf Ekonomi Masyarakat
Pendidikan memiliki daya dukung yang representatif atas pertumbuhan ekonomi,
hal ini bisa di lihat dari peningkatan pendapatan yang di dapat dari produktivitas
kerja seseorang. Peningkatan pendapatan ini juga berpengaruh pada pendapatan
nasional negara yang bersangkutan. Pendidikan memiliki peran yang sangat
penting dalam penyediaan tenaga kerja, maka haruslah ada perencanaan yang
matang pendidikan. Permasalahan yang dihadapi adalah jarangnya ekuivalensi
yang kuat antara pekerjaan dan pendidikan yang dibutuhkan.
c. Kurangnya Kesadaran Masyarakat Akan Kesehatan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi pula kesadaran
seseorang tentang seberapa pentingnya kesehatan bagi masyarakat. Pada jenjang
pendidikan tinggi, peran pendidikan sangat sentral dengan menghasilkan output-
output yang berkontribusi mengubah pengetahuan kepada masyarakat dalam
meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti penting kesehatan.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, saran yang saya berikan yaitu :


Pemerintah sebagai lembaga yang mempunyai peran sangat besar harus lebih aktif
dalam pengalokasian dana dalam bidang pendidikan. Anggaran pendapatan nasional
(APBD) yang telah dianggarkan harus tepat sasaran dan bersifat transparan. Selain
APBD beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh sekolah serta orang tua dalam
mengatasi masalah tingginya biaya pendidikan yaitu:
a. Orang tua, sekolah, dan pemerintah harus bekerja sama dalam berbagai aspek
yang berhubungan dengan pendidikan.
b. Dalam urusan pembiayaan atau pendanaan, pihak sekolah harus memberikan
sikap terbuka atau transparan kepada orang tua siswa.
c. Komunikasi yang terjalin baik antara pemerintah sekolah dan orang tua.

DAFTAR PUSTAKA

Kartasasmita, G. (1996). Pembangunan Untuk Rakyat Memadukan Pertumbuhan dan


Pemerataan. Jakarta: CIDES
Nawawi, H. (1989). Administrasi Pendidikan, Jakarta: Mas Agung
Sastrosoenarto, H. (2006). Menuju Visi Indonesia 2030. PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta
Sidarta, M. (2004). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta
Todaro, P., Michael, Smith, Steven. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan. Erlangga:
Jakarta.
Bappenas. (2001). Indonesia Human Development Report 2001
Towards a New Consensus: Democracy and Human Development in Indonesia. Diunduh
pada: http://www.undp.or.id/pubs/ihdr2001/ihdr2001_full.pdf
Kaim, M. (2009). Masalah pendidikan di Indonesia. Diunduh
pada: http://meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah-pendidikan-di-
indonesia/
Klugman, J. (2011). Human Development Research Paper 2011/01 The HDI 2010: New
Controversies, Old Critiques. Diunduh
pada: http://hdr.undp.org/en/reports/global/hdr2011/papers/HDRP_2011_01.pdf
______. (2010). Penyebab mahalnya biaya sekolah. Diunduh
dari: http://todoeducare.posterous.com/penyebab-mahalnya-biaya-sekolah
Nurcahyanti, E. (2010). Permasalahan pendidikan di Indonesia. Diunduh
dari: http://blog.elearning.unesa.ac.id/elly-nurcahyanti/makalah-permasalahan-pendidikan-
di-indonesia-beserta-solusinya
Nadhirin, A. (2008). Mahalnya pendidikan di Indonesia. Diunduh
pada: http://nadhirin.blogspot.com/2008/07/mahalnya-pendidikan-di-indonesia_13.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2214781-dampak-mahalnya-pendidikan-di-
indonesia/#ixzz1rcDCCajt
Rahman, Y. N. (2010). mutu dalam mahalnya biaya pendidikan. Diunduh pada:
http://edukasi.kompasiana.com/2010/05/12/jujur/
Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang:UNP Press.

Anda mungkin juga menyukai