YANG DITAWARKAN
ABSTRAK
Artikel ini ditulis untuk membicarakan tentang rendahnya mutu pendidikan nasional
saat ini. Faktanya, semua orang setuju bahwa pendidikan adalah hal terpenting di negara
mana pun. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa adalah kualitas
pendidikannya. Dengan kata lain, tingkat pendidikan suatu bangsa atau negara dapat memberi
tahu Anda banyak hal tentang kemajuannya. Oleh karena itu, permasalahan yang dihadapi
Indonesia yang dapat menghambat penyelenggaraan pendidikan berkualitas tinggi menjadi
fokus makalah ini. Kemudian, pada saat itu juga digambarkan bagaimana pengaturan yang
dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia.
Penulis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan kajian literatur.
Sesuai dengan pembahasan dalam artikel ini, penulis mengumpulkan data dan informasi dari
jurnal dan buku terpercaya. Tulisan ini diharapkan dapat menyadarkan semua orang akan
perlunya membangun Indonesia yang lebih baik dan lebih maju guna mendidik orang-orang
baik.
PENDAHULUAN
Dalam rangka membangun diri dan bangsa secara utuh, pendidikan merupakan proses
yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, karakter, kepribadian,
dan semangat gotong royong. Saptono, 2017) Setiap orang harus memiliki akses pendidikan
sebagai kebutuhan dasar. Aktivitas manusia tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Manusia
tidak dapat menghindari dampak dari penerapan pendidikan dalam kehidupan sehari-hari,
bagaimanapun keadaannya. Pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan
nonformal adalah tiga jenis pendidikan. Sekolah formal terdiri dari dasar hingga perguruan
tinggi. Jenis pendidikan atau pelatihan yang berlangsung dalam keluarga atau komunitas
tanpa organisasi tertentu dikenal sebagai pendidikan informal. Segala bentuk pendidikan
terorganisir yang berlangsung di luar pendidikan formal dianggap sebagai pendidikan
nonformal. Selanjutnya, saat ini akan dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan formal.
Singkatnya, setiap aktivitas manusia memiliki dampak positif dan negatif. Efek
positifnya tidak diragukan lagi merupakan harapan yang dirindukan setiap manusia. Selain
itu, dampak negatif adalah sesuatu yang berpotensi menghambat kehidupan manusia.
Penyelenggaraan pendidikan yang tidak berjalan dengan baik akan berdampak negatif jika
dikaitkan dengan bidang pendidikan. Proses belajar mengajar tidak dapat berjalan tanpa
hambatan ini. Selain itu, kejadian ini sering terjadi di luar pendidikan formal. Setiap tahun,
isu pendidikan Indonesia terus berkembang. Selain itu, masalah muncul di tingkat input,
proses, dan output. Padahal, ketiga tingkatan ini saling berhubungan satu sama lain.
Keberlanjutan dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh input. Hasil keluaran juga
dipengaruhi oleh proses pembelajaran. Output tersebut kemudian akan terus menjadi input
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja, dimana teori akan
mulai dipraktekkan. Megawati 2012)
Sekolah adalah sesuatu yang disetujui untuk menjadi hal utama di negara manapun.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa adalah kualitas pendidikannya.
Dengan kata lain, tingkat pendidikan suatu bangsa atau negara dapat memberi tahu Anda
banyak hal tentang kemajuannya. Bangsa atau negara akan mengalami rasa ketertinggalan
akibat buruknya kualitas pendidikan saat ini. Nandika mengklaim bahwa sejak tahun 1972,
United NationsEducational, Scientific, andCulturalOrganization (UNESCO) telah
menekankan pentingnya pendidikan dalam membuka jalan bagi pembangunan dan
peningkatan suatu bangsa (Nandika: 2007).
Bagaimanapun, pelatihan tidak pernah lepas dari berbagai masalah. Fajri membagi
tantangan yang dihadapi pendidikan ke dalam dua kategori: microproblems dan
macroproblems. Masalah mikro, seperti masalah kurikulum, adalah masalah yang muncul
dalam sistem pendidikan secara keseluruhan. Sebaliknya, masalah makro adalah masalah
yang muncul ketika pendidikan sebagai suatu sistem berinteraksi dengan sistem lain yang
lebih luas yang mencakup seluruh kehidupan manusia, seperti distribusi pendidikan yang
tidak merata antar wilayah. Mirip dengan Indonesia, pendidikan Indonesia terus bergelut
dengan berbagai persoalan. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia terutama disebabkan
oleh masalah-masalah tersebut. Indonesia menempati peringkat ke-74 dari 79 negara lain
dalam survei yang dilakukan pada tahun 2019 oleh PISA (Program Penilaian Pelajar
Internasional) tentang sistem pendidikan menengah dunia pada tahun 2018. Dengan kata lain,
Indonesia berada di peringkat keenam dibandingkan dengan negara lain. Ini adalah situasi
yang sangat mengkhawatirkan. Hal ini tentu sangat disayangkan karena pendidikan yang
seharusnya mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, ternyata
tidak demikian.
Uraian di atas dapat digunakan untuk menarik kesimpulan bahwa program pendidikan
Indonesia menghadapi berbagai macam persoalan sebagai bagian dari Masalah Pendidikan
Nasional. Permasalahan sulit yang muncul di bidang pendidikan, seperti; pemerataan,
relevansi dan kualitas, serta efektifitas dan efisiensi IPTEK, laju pertumbuhan penduduk,
ketidakmampuan tenaga pengajar dalam menangani tugas-tugas yang dihadapinya, dan
kurangnya fokus siswa selama proses pembelajaran menjadi faktor-faktor yang menyebabkan
perkembangan isu-isu tersebut, padahal setiap masalah memiliki faktor pendukung.
Indonesia saat ini menerapkan kurikulum 2013 yang dianggap sebagai tambahan dari
kurikulum sebelumnya. Pelaksanaan program pendidikan tahun 2013 diharapkan menjadi
kesempatan yang baik bagi Indonesia untuk memperbaiki kualitas pendidikannya dan
meningkatkan keseriusannya agar bisa bersaing dengan negara lain.
C . Isu penempatan guru ini masih ada di sejumlah lembaga pendidikan di Indonesia.
Khususnya penempatan guru pada bidang studi yang tidak terkait dengan penempatan atau
keahliannya. Akibatnya, guru mungkin tidak dalam kondisi terbaiknya. Jakaria menegaskan,
ada berbagai faktor yang menyebabkan ketidakcukupan guru, salah satunya adalah
ketidaksesuaian antara mata pelajaran yang diajarkan dan latar belakang pendidikan guru.
2014). Sering terjadi kekurangan guru di daerah tertentu yang menyebabkan masalah
penempatan guru. Untuk memenuhi kebutuhan siswanya, guru yang ada harus dapat
mengajar mata pelajaran lain. Karena distribusi guru yang tidak merata ke daerah-daerah
tersebut, kekurangan guru ini biasa terjadi di daerah-daerah terpencil.
D. Guru memberikan ilmu kepada murid-muridnya. Tugas seorang pendidik sangat
penting dalam membuat kemajuan instruktif. Sebagai seorang guru, Anda memiliki banyak
tugas karena hidup itu sulit. Namun, masih banyak guru yang memandang pekerjaan mereka
sebagai hal yang mudah dan hanya melakukannya demi uang. Herlambang mengklaim bahwa
pemahaman profesi guru saat ini didasarkan pada paradigma yang cacat yang meliputi: 1)
Mengembangkan individu siap kerja; (2) Karena pendidikan merupakan pekerjaan sederhana
yang dapat dilakukan oleh siapa saja; (3) Terutama berkaitan dengan menghasilkan uang
(Herlambang: 2018).
F. Saat ini anggapan bahwa “semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi biaya
yang dikeluarkan” sudah menjadi rahasia umum. Karena mahalnya biaya pendidikan
mempengaruhi begitu banyak orang, pemerintah perlu memperhatikan hal ini. Masyarakat
Indonesia dibebani oleh mahalnya biaya pendidikan yang mayoritas adalah pelajar kelas
menengah ke bawah. Dibandingkan dengan harus membayar banyak uang untuk sekolah,
tidak banyak orang yang lebih suka tidak hadir. Ada juga anak yang ingin sekolah tapi tidak
bisa karena tidak punya cukup uang. Akibatnya, mereka tidak bisa. Perlu diketahui bahwa
mahalnya biaya pendidikan akan menimbulkan ketimpangan pendidikan di Indonesia dan
akan berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan. Seperti yang ditunjukkan oleh Idris,
persoalan instruktif ini akan berdampak pada semua lini kehidupan, akan meluasnya
pengangguran, zalim liar, meluasnya kemelaratan, dll (Idris: 2010).
G. Ketika sumber daya seperti waktu, tenaga, dan uang digunakan secara efektif,
lulusan dan produktivitas pendidikan dimaksimalkan dan proses pendidikan yang efektif
dilaksanakan. Sistem pendidikan Indonesia saat ini jauh dari efektif, dan meskipun telah
menggunakan semua sumber daya yang tersedia, lulusannya tidak memenuhi harapan.
Tingginya kualitas pendidikan mereka menjadi faktor utama tingginya angka pengangguran
di Indonesia. Terlepas dari tingkat pendidikan mereka, mereka tidak akan dijamin
mendapatkan pekerjaan. Pelaksanaan pendidikan yang hasilnya sesuai dengan rencana atau
program yang telah ditetapkan disebut pendidikan efektif. Penyelenggaraan pendidikan tidak
efektif jika rencana pembelajaran dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna.
Kegagalan dalam melaksanakan pendidikan secara efektif tidak akan menghasilkan lulusan
yang berkualitas. Namun, akan menghasilkan lulusan yang tidak terduga. Masalah lain,
seperti pengangguran, akan muncul dari keadaan ini.
2.
a. Teknik pembelajaran yang suram ini mengandung arti tidak ada perubahan dan
kemajuan, pada akhirnya strategi ini dilakukan sangat mirip sehingga tidak ada perbedaan
saat menyampaikan materi. Padahal, cara belajar siswa memiliki dampak yang signifikan
terhadap hasil belajar mereka. Hal ini disebabkan siswa dan guru berinteraksi selama proses
pembelajaran yang merupakan kegiatan pendidikan. Nilai interaksi edukatif dalam kegiatan
pembelajaran bermula dari kenyataan bahwa siswa dituntut untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu menuntut siswa untuk memahami
materi yang disampaikan (Kartiani: 2015). Oleh karena itu, untuk mendapatkan perhatian
siswa dan memungkinkan mereka mencapai hasil belajar yang diharapkan, pendidik atau
guru harus menggunakan pendekatan inventif dan baru dalam kegiatan pembelajaran.
b. Wajar saja, Indonesia masih menjadi negara berkembang dengan banyak hal yang
harus dibangun dan disempurnakan. Termasuk dalam peningkatan sarana dan prasarana
pendidikan. Sampai saat ini, sekolah di beberapa daerah masih sering kekurangan fasilitas
yang memadai atau bahkan memadai. Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan masalah
sarana dan prasarana pendidikan yang kurang berkualitas, seperti keterlambatan penyaluran
dana, penyelewengan dana sekolah, pemeliharaan sarana dan prasarana yang tidak memadai,
pengawasan oleh sekolah yang tidak berkepentingan. Sarana dan prasarana, dan faktor
lainnya. Akibatnya, banyak siswa yang tidak dapat memanfaatkan fasilitas sekolah secara
maksimal.
Padahal sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Yustikia menegaskan bahwa pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sarana dan
prasarana. Proses pembelajaran akan berdampak buruk jika sarana dan prasarana yang
digunakan tidak memadai. Pembelajaran dianggap kurang bermakna (Yustikia: 2019).
Solusiiiii
Jika dibandingkan dengan negara lain, kualitas pendidikan Indonesia masih rendah.
Padahal, pendidikan sangat penting bagi kehidupan. Kemajuan negara Indonesia sangat
dinantikan oleh para pelajar bangsa. Namun, penting untuk dicatat bahwa pendidikan sangat
penting untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas tinggi. Oleh karena itu, untuk
mencapai pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan menghasilkan
individu yang berkualitas diperlukan upaya dan solusi. Berikut adalah beberapa solusi untuk
masalah ini:
Pertama, teknologi dan sains. Peningkatan dan penciptaan SDM dan inovasi dalam
menata masa depan suatu negara terbantu melalui pembelajaran di sekolah. ( Saptono, 2016)
Terungkapnya inovasi baru di bidang pelatihan mengharapkan Indonesia melakukan
perubahan di bidang persekolahan. Implementasi reformasi sulit dan membutuhkan kesiapan
sumber daya manusia Indonesia.
Kedua, laju pertambahan penduduk. Masalah pemerataan, serta relevansi dan kualitas
pendidikan, akan dipengaruhi oleh laju pertumbuhan yang cepat. Jumlah siswa akan
dipengaruhi oleh perluasan populasi. Untuk menampung jumlah penduduk yang terus
bertambah, diperlukan jumlah sekolah yang lebih banyak. Banyak siswa akan terlantar atau
tidak bersekolah jika sekolah kekurangan daya tampung. Isu pemerataan pendidikan akan
diangkat sebagai hasilnya. Namun, akan terjadi ketimpangan antara tenaga pengajar dan
siswa jika sekolah dipaksakan memiliki jumlah siswa dan kapasitas tertentu. Relevansi dan
kualitas pendidikan akan menurun jika keadaan ini terus berlanjut.
Ketiga, Masalah Pembelajaran Pada saat ini, kegiatan pembelajaran cenderung pasif,
dan seorang pendidik selalu menganggap dirinya mengetahui segalanya. Ini akan membuat
siswa malu. Sehingga pembelajaran selesai menjadi membosankan dan umumnya akan
melelahkan. Kegiatan pembelajaran terpusat semacam ini merupakan masalah besar bagi
dunia pendidikan.
Keempat, menjamin pemerataan pendidikan. Kita tidak asing lagi dengan isu
ketimpangan pendidikan di Indonesia. Sampai saat ini masih sering dijumpai beberapa daerah
tertentu yang kurang mendapatkan perhatian yang cukup dalam hal pendidikannya. Masalah
kesenjangan pendidikan dapat diselesaikan dengan berbagai cara. Kurniawan menegaskan
bahwa pilihan tradisional untuk mengatasi masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1)
Pembangunan gedung atau tempat belajar bagi mahasiswa masing-masing daerah; 2)
Melakukan kerjasama bersama antar penghuni agar benar-benar fokus dan mengikuti
perkembangan yang diberikan oleh pihak sekolah; (3) pengiriman tenaga pendidik
profesional ke daerah terpencil atau tertinggal; 4) Adanya program untuk mengedukasi warga
tentang pentingnya pendidikan dengan mendatangi rumah-rumah warga. 5) Adanya
Universitas Terbuka yang saat ini tersebar luas di sejumlah lokasi (Kurniawan: 2016).
Kesimpulan
Semua orang setuju bahwa hal terpenting di negara mana pun adalah pendidikan.
Indonesia merupakan bangsa yang sangat memperhatikan penyelenggaraan pendidikan.
Namun, selalu ada sejumlah persoalan yang menghalangi pendidikan Indonesia untuk
mencapai tujuan dan harapannya. Ada 2 macam soal instruktif, yaitu soal khusus dalam
lingkup skala penuh dan soal tingkat mini. Ini adalah masalah makro: a) kurikulum terlalu
rumit dan membingungkan; b) Ketimpangan pendidikan; c) Masalah penempatan guru; d)
Guru berkualitas rendah; e) Pendidikan sangat mahal.
Daftar pustaka