pendidikan di k
ota dirasa serba canggih karena dapat didukung olehteknologi.hal ini berbanding terbalik dengan kondisi
pendidikan di pedesaan.Bisa dikatakan pendidikan dipedesaan jauh dari kata layak. Pemerintah pastinyat
elah melakukan berbagai langkah untuk mengatasinya.
Namun kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. MenurutPISA,program yang mengurut
kan kualitas sistem pendidika 72 negara,Indonesiamenduduki peringkat 62 dari 72 negara pada tahun 2
015,sedangkan pada tahun2013 indonesia menduduki posisi 71(https://www.jpnn.com/news/kualitas-
pendidikan-indonesia-masuk-ranking-bawah?page=2,11 Desember 2018). Haltersebut tentunya
merupakan sebuah pukulan telak bagi pemerintah. Rendahnyakualitas Pendidikan di Indonesia disebabk
an oleh banyak faktor,salah satunyaadalah Rendahnya Pemerataan Pendidikan Di Indonesia. Di Indonesia
masihterdapat kesenjangan pendidikan yang tinggi antara di Perkotaan dengan diPedesaan.
Rumusan Masalah1.
BAB 2 PEMBAHASANA.
Pengertian Pemerataan Pendidikan
DI Indonesia pendidikan merupakan salah satu bagian dari tujuannegara,dalam hal ini
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang
Walaupun Anggaran Pendidikan setiap tahun mencapai 20% dariAPBN,namun hal tersebut
tidak sebanding dengan pemerataan pendidikan,baikmelalui pembangunan infrastruktur
penunjang maupun perbaikan sistempendidikan. Sebagai Contoh di kampong Bara-barayya,
KabupatenMaros,Sulawesi Selatan disana terdapat sekolah yang berlokasi
dikolongrumah.disekolah tersebut hanya ada 4 buah bangku panjang yang terbuatseadanya
bahkan tak jarang ada siswa yang terpaksa berdiri karena tidakkebagian
(https://news.detik.com/berita/d-3803222/mirisnya-pendidikan-di-maros-kolong-rumah-
jadi-sekolah diakses pada 12 desember 2018).melihatkondisi tersebut sangat ironis memang
jika dibandingkan dengan pendidikan dikota-kota besar seperti Jakarta yang memiliki segala
fasilitas yang lengkap dansangat memadai. Ketimpangan antara di kota besar dan di luar
jawa tersebutseharusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dalam hal ini
menteripendidikan dan kebudayaandan Depaertemen Pendidikan Nasional.
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan
Saran