Anda di halaman 1dari 12

JPD: Jurnal Pendidikan Dasar Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional

E-ISSN 2549-5801 Pendidikan Dasar 2020

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB SISWA PUTUS SEKOLAH DI


TINGKAT SEKOLAH DASAR WILAYAH DURI KEPA
Wiwid Novia Utami
Universitas Esa Unggul. Jakarta
Email: wiwidnoviautami08@gmail.com

Ainur Rosyid
Universitas Esa Unggul. Jakarta
Email: ainur.rosyid@esaunggul.ac.id

Abstract: Getting proper Basic of Education is a citizen's right without exception. But in reality there
are many children’s primary schools chose not to continue their schools. People knows that the
Government of DKI Jakarta provided programs to support Education DKI Jakarta. However, the data
in 2016 to 2019 showing that number of students are dropout from school has increased by a bad
level. This study aims to find out the factors students of elementary schools in the West Jakarta area
not continue their school. This methide uses descriptive qualitative research, in the research finded
internal and external factors background’s why their choosing for dropout from their school are: a)
Lazy b) inability to take lessons c) having some problem in their family d) get less attention from their
parents e) they worked

Keywords: Elementary School, Dropout, Factors

Abstrak: Memperoleh pendidikan dasar yang layak merupakan hak sebagai warga negara tanpa
terkecuali. Tetapi pada kenyataannya masih banyak anak-anak tingkat sekolah dasar memilih untuk
tidak melanjutkan sekolahnya. Yang kita ketahui Pemerintah DKI Jakarta menyediakan program-
program yang bertujuan menekan angka putus sekolah di DKI Jakarta. Tetapi, pada kenyataannya
data yang diperoleh tahun 2016-2019 memperlihatkan bahwa setiap tahun angka putus sekolah DKI
Jakarta meningkat baik sekolah negri maupun swata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor
yang menyebabkan anak-anak yang masih duduk di sekolah dasar wilayah Jakarta Barat pada
Kelurahan Duri Kepa memilih untuk tidak melanjutkan sekolahnya. Metode ini menggunakan
penelitian kualitatif deskriptif dan hasil penelitian ini ditemukan faktor internal dan eksternal yang
melatarbelakangi mereka memilih untuk putus sekolah adalah: a) Malas b) Ketidakmampuan
mengikuti pelajaran. c) Memiliki permasalahan keluarga d) Kurangnya perhatian orang tua e) bekerja.

Kata Kunci: Sekolah Dasar, Putus Sekolah, Faktor Penyebab


Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

PENDAHULUAN

Pendidikan erat kaitannya dengan warganya untuk mengenyam pendidikan


Sumber Daya Manusia (SDM) dan dasar 12 tahun. Namun pada prakteknya
Sekolah dasar adalah pondasi utama untuk pelaksanaan wajib belajar 12 tahun ini,
melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi, tidak berjalan dengan mulus begitu saja,
dari hal tersebut singkat kata perlu adanya banyak kendala yang dihadapi oleh
perhatian lebih khusus bagi setiap anak pemerintah, salah satu masalah yang
usia sekolah dasar baik di sekolah dasar timbul dalam pencapaian wajib belajar 12
swasta maupun negeri, untuk menekan tahun adalah siswa yang putus sekolah
angka putus sekolah yang ada. Data Dinas dan yang tidak dapat melanjutkan
Pendidikan menunjukan bahwa tahun pendidikan ketingkat yang lebih tinggi.
2018-2019 angka putus sekolah sekolah Sebenarnya pemerintah telah memberikan
dasar di Indonesia dari masing-masing progam yang sesuai untuk penuntasan
provisi sebanyak 57.246 orang. wajib belajar 12 tahun, namun dalam
implementasinya masih banyak siswa
Tabel 1. Jumlah Siswa Putus Sekolah
yang putus sekolah pada usia wajib
Jumlah Putus sekolah Dasar Jumlah Siswa
Sekolah Dasar Tahun 2016-2019 di 34 Provinsi belajar 12 tahun. Jakarta yang kita ketahui
Indonesia
adalah salah satu kota kota tujuan utama
2016-2017 2017-2018 2018-2019
Jumlah bagi orang-orang yang ingin menimba
25.618.078 25.486.506
Siswa 25.238.923
Jumlah ilmu dan salah satu kota tujuan untuk para
Putus 39.213 32.127 57.246
sekolah pencari kerja. Namun jika dilihat dari data
Kemendikud periode 2018-2019 DKI
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
Jakarta terletak pada urutan ke 15 dari 34
angka putus sekolah di Indonesia selalu
Provinsi dengan jumlah anak putus
meningkat dari tahun ke tahun. Dalam
sekolah tingkat sekolah dasar sebanyak
Undang-Undang Pendidikan Nomor 20
1.164 anak. Dalam hal lain untuk
Tahun 2003 pasal 6 ayat 1 yang berbunyi:
menunjang pendidikan, khususnya
“Setiap warga negara yang berusia tujuh Pemerintah DKI Jakarta juga sudah
sampai dengan lima belas tahun wajib memfasilitasi siswa DKI Jakarta dengan
mengikuti pendidikan dasar.“ program KJP (Kartu Jakarta Pintar)
dengan tujuan membantu siswa untuk
Dalam isi undang-undang tersebut
menjalankan pendidikannya, namun
pemerintah mewajibkan bagi seluruh
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

dengan demikian meskipun Pemerintah terkait, terhadap keputusan yang diambil


sudah memfasilitasi dengan program oleh siswa untuk putus sekolah.
pendidikan dengan cukup baik melalui PENDIDIKAN
programnya, pada kenyataannya DKI Ki Hajar Dewantara dalam (Putu
Jakarta masih memiliki angka putus Ayub, 2017) menyatakan bahwa
sekolah yang cukup tinggi. Hal tersebut pendidikan adalah upaya kebudayaan
tidak berjalan sesuai dengan tujuan dari yang berazaskan keadaban untuk
program-program yang dibuat oleh memberikan dan memajukan tumbuhnya
pemerintah dalam meminimalisir angka budi pekerti kekuatan batin, karakter,
putus sekolah. Maka dari paparan tersebut pikiran dan tumbuh anak yang selaras
penulis tertarik untuk mengetahui lebih dengan dunianya. Hal yang sama
dalam untuk mencari faktor apa saja yang diuraikan oleh (Melinda & Susanto,
menyebabkan siswa di DKI Jakarta 2018) yang berpendapat bahwa
khusunya Jakarta Barat pada Kelurahan pendidikan pada dasarnya merupakan
Duri Kepa masih memilih untuk putus suatu usaha yang dilakukan secara sadar
sekolah, padahal pemerintah sudah menuju kearah kedewasaan. Sedangkan
memfasilitasi dengan program pendidikan (Nurkholis, 2013) menyatakan
yang memadai kemudian akan di pendidikan juga merupakan sebuah
deskripsikan pada skripsi yang berjudul aktifitas yang memiliki maksud atau
“Identifikasi Faktor Penyebab Siswa tujuan tertentu yang diarahkan untuk
Putus Sekolah di Tingkat Sekolah Dasar mengembangkan potensi yang dimiliki
Wilayah Duri Kepa“ manusia baik sebagai manusia ataupun
Berdasarkan pada latar belakang sebagai masyarakat dengan sepenuhnya
tersebut, maka fokus yang hendak diteliti Berdasarkan beberapa pengertian
yaitu fokus pada faktor yang pendidikan di atas, dapat disimpulkan
menyebabkan anak untuk putus sekolah. bahwa pendidikan ialah usaha manusia
Penelitian ini bertujuan untuk yang terencana yang dilakukan orang
mengetahui faktor apa yang dewasa secara sadar dengan maksud dan
menyebabkan anak-anak tingkat sekolah tujuan yang digunakan untuk
dasar masih memilih untuk putus sekolah mengembangkan potensi yang ada di diri
dan mengetahui tindakan apa saja yang manusia untuk memajukan tumbuhnya
sudah dilakukan orang tua juga guru budi pekerti, pikiran dan berkembang
sesuai dengan dunianya.
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

PENDIDIKAN DASAR lembaga pendidikan formal, yang


Pendidikan dasar sebagai sebuah disebabkan oleh berbagai faktor, salah
“paspor” yang sangat diperlukan individu satunya kondisi ekonomi keluarga yang
untuk hidup dan mampu memilih apa tidak memadai. Padahal anak adalah
yang mereka lakukan, mengambil bagian manusia yang akan meneruskan cita-cita
dalam pembangunan masyarakat masa orang tuanya dan sebagai estafet untuk
depan secara kolektif, dan terus menerus masa yang akan datang. Wajib belajar
belajar (Sumantri, 2003). Kemudian merupakan salah satu program yang
menurut (Simamora, 2016) Pendidikan gencar digalakkan oleh Kementrian
dasar adalah jenjang pendidikan awal Pendidikan Nasional (Kepdiknas).
pada umur 7-18 tahun masa sekolah anak- Program ini mewajibkan setiap warga
anak. Hal lain juga dikemukakan negara Indonesia untuk bersekolah selama
(Sudiapermana, 2013) Pendidikan Dasar sembilan tahun pada jenjang pendidikan
adalah jenjang pendidikan yang berbentuk dasar, yaitu dari tingkat kelas satu SD
sekolah dasar (Sekolah Dasar), Madrasah hingga kelas Sembilan SMP. Kemudian
Ibtidaiyah (MI), sekolah menengah dinyatakan juga oleh (Dewi, Zukhri, &
pertama (SMP), dan madrasah tsanawiyah Dunia, 2014) putus sekolah adalah murid
(MTs) atau bentuk lain yang sederajat yang tidak menyelesaikan pendidikannya
yang diselenggarakan untuk sebelum waktunya dari lembaga
mengembangkan sikap, pengetahuan, pendidikan formalnya. Putus sekolah juga
kemampuan dan keterampilan dasar yang juga dijelaskan sebagai keadaan anak
diperlukan. Dari uraian di atas maka dapat yang usianya seharusnya masih dalam
disimpulkan bahwa bahwa pendidikan usia sekolah namun tidak dapat
dasar adalah sebuah awalan pendidikan melanjutkan atau berhenti dari lembaga
yang diperlukan oleh individu untuk pendidikannya (Rizqa, 2015).
melanjutkan pendidikan selanjutnya. Dari beberapa pendapat mengenai
pengertian anak putus sekolah, maka
SISWA PUTUS SEKOLAH
dapat disimpulkan bahwa anak putus
Putus sekolah menurut (Rahmad.
sekolah adalah anak yang tidak
M, 2015) adalah proses berhentinya siswa
menuntaskan atau tidak dapat
secara terpaksa dari suatu lembaga
melanjutkan pendidikannya sehingga
pendidikan tempat dia belajar. Artinya
tidak memiliki tanda tamat belajar atau
adalah terlantarnya anak dari sebuah
Ijazah.
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

FAKTOR PUTUS SEKOLAH Anak-anak berkebutuhan khusus baik


Terdapat 2 faktor yang penyandang tunadaksa, tunagrahita
menyebabkan siswa mengalami putus maupun tunalaras adalah aspirasi
sekolah menurut Mc Millen Kaufman dan bersekolah yang dipengaruhi oleh
Whitener dalam (Putri, 2018) yaitu faktor respon sosial, dimana respon sosial itu
eksternal dan faktor Internal. sendiri ditentukan oleh tahap
A. Fakor Internal Yaitu faktor dari dalam perkembangan kognitif anak.
diri anak putus sekolah yang kecenderungan yang diperlihatkan oleh
menyebabkan anak tersebut memilih anak-anak berkebutuhan khusus baik
untuk putus sekolah. Adapun contoh Artinya, semakin tinggi perkembangan
faktor internal yang menyebabkan anak kognitif anak, maka semakin baik
putus sekolah yaitu: (positif) respon sosial yang ditampakkan
1. Rendahnya motivasi kepada anak difabel (Miftakhuddin,
Motivasi adalah hal yang penting dalam 2018)
meningkatkan kualitas siswa dari proses B. Faktor Eksternal
pembelajaran, karna menjadikan Yaitu faktor dari luar diri anak putus
kelangsungan dari kegiatan belajar siswa sekolah yang menyebabkan anak
yang terarah sehingga tujuan yang tersebut memilih untuk putus sekolah:
dihendaki oleh siswa dapat tercapai. 1. Faktor Ekonomi yaitu pemenuhan
Motivasi merupakan daya penggerak di kebutuhan pada pendidikan siswa.
dalam diri siswa yang menimbulkan Sebagian besar siswa yang putus
keinginan untuk belajar yang dapat sekolah dikarenakan faktor ekonomi,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar hal ini diutarakan oleh (Udiutomo,
siswa (Santosa, 2016) 2013).
2. Penyakit 2. Kondisi Sekolah.
Menurut Imron dalam (Liani, 2019) Menurut (Udiutomo, 2013)
ketika seseorang mempunyai penyakit rendahnya partisipasi sekolah suatu
tertentu seperti contoh paru-paru basah wilayah juga sangat dipengaruhi oleh
anak akan mudah lelah, mudah terbatasnya ruang kelas dan gedung
mengalami sesak nafas. Mengakibatkan sekolah serta infrastruktur lainnya.
kegiatan belajarnya terganggu. 3. Lingkungan Tempat Tinggal.
3. Berkebutuhan Khusus Banyak siswa yang mengalami putus
sekolah karena siswa-siswa di
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

lingkungan sekitar tempatnya tinggal bahwa kompetensi pedagogik dengan


memilih untuk pergi bekerja dari membangun komunikasi dan
pada sekolah Purwo Udiutomo keterkaitan emosional terhadap guru
(Fitriana, 2015). Beliau juga dan peserta didik berguna untuk
menegaskan kembali bahwa siswa pengembangan peserta didik dan
yang tinggal di lingkungan siswa membangun pandangan postif
putus sekolah akan rawan mengalami sehingga dapat hal tersebut
putus sekolah jika dibandingkan berpengaruh terhadap keberlanjutan
siswa yang tinggal di lingkungan studi siswa itu sendiri, karena
yang teratur dan lingkungan kemampuan memahami, meneliti,
pembelajar. dan membangun rasa nyaman, aman
4. Keterkaitan Emosional dan merasa menyenangkan sehingga
Menjadi seorang guru yang perlu hal tersebut memiliki arti untuk siswa
memiliki kompetensi secara dalam menjalankan pembelajarannya.
akademik yaitu kompetensi Keterkiatan emosional guru dengan
pedagogik, kepribadian maupun peserta didik yang diajarnya berguna
sosial dan Profesional Nurtanto membantu pertumbuhan dan
dalam (Syofyan & Rahmania, 2020). perkembangannya secara efektif,
Kecerdasan pedagogik merupakan serta dapat membantu guru untuk
lisensi mengajar bagi guru hal mengetahui kesulitan-kesulitan
tersebut dikemukakan oleh (Rosyid & peserta didik dalam belajar Mulyasa
Marwan, 2018). Kecerdasan dalam (Rosyid & Marwan, 2018).
pedagogik salah satunya keterkaitan Menurut (Susanto, Rozali, &
emosional yang dikemas dalam Agustina, 2019) Kecerdasan
bentuk kepemimpinan guru pedagogik dengan bentuk keterkaitan
berinteraksi di dalam kelas dalam emosional yang dimiliki guru dengan
upaya mempengaruhi, menggerakkan siswa dapat berpengaruh terhadap
membimbing dan berkomunikasi keberlanutan sekolah siswa karna
dengan peserta didik untuk dapat dibangunnya rasa nyamn aman
tercapainya tujuan pembelajaran dan menjalankan pembelajaran yang
(Rahayu & Susanto, 2018). Hal yang menyenangkan dan meminimalisir
sama diuraikan oleh (Susanto, kemungkinan siswa untuk putus
Rachmadtullah, & Rachbini, 2020) sekolah.
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

5. Pendidikan Orang Tua dapat berpengaruh terhadap


Pendidikan orang juga termasuk keberlangsungan siswa untuk
dalam salah satu faktor anak tidak bersekolah.
melanjukan sekolahnya. menurut
(Mutrofin, 2009) sebagaian besar METODE PENELITIAN
orang tua tamatan sd yang tidak Penelitian ini akan dilaksanakan di
melanjutkan sekolah tergolong wilayah Jakarta Barat, khususnya
berpendidikan rendah dan dilakukan di beberapa sekolah yang
berpengaruh terhadap partisipasi dan ada di wilaya kelurahan Duri Kepa
kesadaran orang tua terhadap dengan menggunakan metode
pentingnya pendidikan untuk anak. deskriptif kualitatif.
Persepsi Orang tua terhadap Teknik Pengumpulan Data
pendidikan anak dipengaruhi juga a. Observasi: adalah untuk
oleh pendidikan orang tua mengamati seseorang atau sesuatu
sebelumnya. dengan tepat guna mendapatkan
6. Permasalahan keluarga informasi keseharian anak-anak
Penelitian (Fajrie, 2013) adanya putus sekolah.
permasalahan keluarga dari dampak b. Wawancara: adalah untuk
perceraian merupakan faktor mengetahui faktor penyebab siswa
penyebab anak putus sekolah. putus sekolah dengan tanya jawab.
Dijelaskan juga oleh (Susanto, 2017) c. Dokumentasi: adalah untuk
bahwa proses pendidikan dan membuat merekam isi wawancara
pembalajaran diawali dari lingkup dan mengabadikan kegiatan setela
keluarga, sekolah dan masyarakat, anak putus sekolah.
maka tanggung jawab pendidikan
menjadi tanggung jawab bersama HASIL
antara keluarga, sekolah dan Dari hasil wawancara dan
masyarakat. Dalam penjelasan observasi yang sudah dilakukan dalam
tersebut menjelaskan bahwa keluarga penelitian ini yaitu adanya beberapa
memiliki fungsi dan peranan penting faktor yang menyebabkan anak-anak
terhadap proses pendidikan siswa, usia sekolah dasar memilih putus
apabila keluarga memiliki kendala sekolah yaitu faktor internal yang
dalam menjalankan fungsinya maka disebabkan dari dalam dirinya sendiri
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

maupun faktor eksternal yang mempengaruhi kualitas siswa terhadap


disebabkan dari luar dirinya yang sekolah, maka jika kualitas yang
menyebabkan mereka memilih untuk dimiliki
tidak melanjutkan sekolahnya lagi. b. Ketidakmampuan Mengikuti
Pelajaran
PEMBAHASAN Kesulitan atau ketidakmampuan dalam
Dari hasil yang di paparkan di atas mengikuti pelajaran di kelas memaksa
bahwa terdapat 2 faktor yang anak-anak yang sulit mengikuti
menyebabkan anak-anak sekolah dasar pelajaran tersebut untuk mengikuti
putus. Adapun hal-hal yang pembelajaran yang ada yang akan
menyebabkan anak-anak putus sekolah bedampak kepada semangat mereka
dari faktor internal maupun eksternal untuk datang ke sekolah dan
sebagai berikut. menyebabkan mereka malas untuk
Faktor Intenrnal : mengikuti pelajaran, kesulitan mengikuti
a. Malas merupakan salah satu faktor pembelajaran membuat peserta didik
yang menyebabkan siswa memilih untuk merasa berat untuk melanjutkan
tidak melanjutkan sekolahnya lagi pendidikannya (Palasara Brahmani,
karena tidak adanya motivasi di dalam 2016).
dirinya untuk bersekolah. Motivasi Dari peneltiian ini tidak hanya faktor
merupakan suatu daya gerak yang dapat Internal yang menyebabkan anak-anak
mempengaruhi kualitas siswa terhadap usia sekolah dasar memilih untuk putus
sekolah (Kamsihyati, 2016). Maka jika sekolah, ternyata hasil dari wawancara
kualitas yang dimiliki siswa rendah hal beberapa responden menjelaskan bahwa
tersebut menjadikan siswa tidak faktor dari luar menyebabkan mereka
memiliki tujuan yang hendak dicapai. untuk putus sekolah yaitu faktor
Sehingga menyebabkan siswa tidak eksternal sebagai berikut:
memilih arah dalam kegiatan a. Permasalahan Keluarga
pembelajaran. Menurut (Syofyan & Permasalahan keluarga juga menjadi
Yuliati, 2017) motivasi salah satu hal salah satu penyebab anak memilih untuk
yang penting dalam meningkatkan tidak melanjutkan sekolahnya Perceraian
kualitas siswa terhadap proses orang tua menyebabkan anak kurang
pembelajaran. Motivasi juga merupakan mendapatkan perhatian dari kedua orang
suatu daya gerak yang dapat tuanya. Perceraian orang tua
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

menyebabkan kurangnya peran orang ditemukan bahwa ketidakmampuan


tua untuk melakukan motivasi yang baik orang tua untuk mencukupi kebutuhan
terhadap anak sehingga anak hidup sehari-hari dan didorong oleh
memutuskan untuk tidak bersekolah faktor rendahnya motivasi anak untuk
karena kurangnya perhatian dari orang bersekolah akhirnya anak memilih untuk
tua (Sabarudin, 2018) bekerja (Wassahua, 2016). Sehingga
b. Kurangnya Perhatian Orang Tua kegiatannya selain bersekolah anak
Kurangnya dukungan orang tua dalam tersebut juga bekerja untuk mencukupi
pentuk perhatian terhadap pembelajaran kebutuhan hidupnya.
dan sekolah anak menjadi salah satu
KESIMPULAN
faktor anak tidak melanjutskan
sekolahnya. Karena dari kurangnya Berdasarkan hasil pentilian dan
perhatian orang tua menyebabkan anak pembahasan yang sudah peneliti lakukan
berperilaku bebas sesuka hatinya, suka mengenai faktor penyebab siswa putus
membolos dan cenderung malas untuk sekolah di wilayah Duri Kepa,
bersekolah. Dijelaskan oleh Bergman disimpulkan sebagai berikut:
dalam (Rani, 2018) orangtua sebagai 1. Faktor Internal
lingkungan sosial terdekat dengan siswa Adanya faktor dari dalam diri siswa itu
berkewajiban dalam mendukung proses sendiri dan juga faktor dari luar diri
pembelajaran siswa sehingga ia siswa. a) Malas karena memiliki motivasi
terhindar dari keinginan untuk putus yang rendah terhadap sekolah. Sehingga
sekolah dan semakin besar anak maka menyebabkan anak-anak tersebut malas
perhatian orang tua makin diperlukan. mengerjakan tugas sekolah, tugas rumah
c. Faktor lain dari malas, kurang maupun datang ke sekolah, b) Kesulitan
perhatian dari orang tua ternyata di mengikuti pelajaran menjadi faktor
lapangan ditemukan bahwa penyebab beberapa anak memilih untuk
ketidakmampuan orang tua untuk tidak melanjutkan sekolahnya. Karena
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari merasa sulit dan keberatan dalam
dan didorong oleh faktor rendahnya mengikuti pelajaran yang dijalaninya
motivasi anak untuk bersekolah sehingga menyebabkan anak-anak
akhirnya anak memilih untuk bekerja. tersebut menyelesaikan sekolahnya
Faktor lain dari malas, kurang perhatian sebelum mereka tamat sekolah,
dari orang tua ternyata di lapangan 2. Faktor Eksternal
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

Faktor yang disebabkan dari luar diri Faktor Penyebab Anak Putus
Sekolah di Desa Jangrana
siswa yaitu a) Permasalahan keluarga
Kecamatan Kesugihan Kabupaten
menjadi faktor dari luar diri anak yang Cilacap. Geo Edukasi, 5(1), 16–21.
menyebabkan anak-anak putus sekolah. Liani, T. (2019). FAKTOR PENYEBAB
Karena permasalahan yang dialami kedua ANAK PUTUS. Pendidikan Agama
Islam, 4(2), 26–38.
orangtuanya berdampak pada
Melinda, I., & Susanto, R. (2018).
keberlangsungan sekolah anak-anakya Pengaruh Reward dan Punishment
salah satu alasan anak tersebut Terhadap Motivasi Belajar Siswa.
Internasional Jurnal of Elementary
menyelesaikan sekolahnya sebelum tamat
Education, 2(2), 81–86.
karena mengikuti keinginan salah satu
Miftakhuddin, M. (2018). Kecenderungan
orang orang tuanya. Karena masalah yang Putus Sekolah Difabel Usia
timbul setelah permasalahan orang tua Pendidikan Dasar di Jember. Inklusi,
5(1), 95.
tersebut menyebebabkan anak putus https://doi.org/10.14421/ijds.050105
sekolah, b) Kurangnya perhatian orang Mutrofin. (2009). Mengapa Mereka Tak
tua dalam hal ini juga menjadi faktor Bersekolah.
penyebab anak-anak memilih putus Nurkholis. (2013). Pendidikan
sekolah, c) Bekerja juga merupakan salah Dalamupaya Memajukan Teknologi.
Jurnal Kependidikan, 1(1), 24–44.
satu faktor pendukung anak untuk tidak
Palasara Brahmani. (2016). Studi
melanjutkan sekolahnya lagi karena Eksplorasi Penyebab Putus Sekolah
mereka harus mencukupi kebutuhan Pada Siswa-Siswi Sekolah Dasar Di
Desa Srimartani Piyungan Bantul
keluarganya dan mimilih untuk hanya Yogyakarta, 1–12.
bekerja.
Putri, A. E. (2018). Analisis Faktor –
Faktor Penyebab Anak Putus
Sekolah Jenjang Pendidikan Dasar
DAFTAR PUSTAKA
Di Kecamatan Ambarawa Kabupaten
Pringsewu.
Dewi, N. A. K., Zukhri, A., & Dunia, I.
K. (2014). Analisis Faktor-Faktor Putu Ayub, I. D. (2017). Pandangan dan
Penyebab Anak Putus Sekolah 2012 / Konsep Pendidikan Ki Hadjar.
2013. Jurnal Juruan Pendidikan Prosiding Seminar Nasional Dan
Ekonomi, 4(1), 1–12. Bedah Buku, (May 2016), 119–130.
https://doi.org/10.1136/sextrans-
Fajrie, M. (2013). Psikologi Komunikasi 2014-051772
Anak Putus Sekolah Di Blokagung
Karangdoro Tegalsari Kabupaten Rahayu, R., & Susanto, R. (2018).
Banyuwangi. Komunikasi Islam, Pengaruh Kepemimpinan Guru Dan
5(2), 45–52. Keterampilan Manajemen Kelas
Terhadap Perilaku Belajar Siswa
Kamsihyati, T. (2016). Kajian Faktor- Kelas Iv. Jurnal Pendidikan Dasar
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

Perkhasa: Jurnal Penelitian Orangtua Terhadap Dampak


Pendidikan Dasar, 4(2), 220–229. Penggunaan Gadget Pada Anak Usia
https://doi.org/10.31932/jpdp.v4i2.17 Pendidikan Dasar Di Perumahan
8 Bukit Kemiling Permai Kecamatan
Kemiling Bandar Lampung. E-
Rahmad. M. (2015). Perilaku Sosial Anak Jurnal Akuntansi, 15(2), 1–23.
Putus Sekolah. Equilibrium https://doi.org/.1037//0033-
Pendidikan Sosiologi, IV(1), 1–10. 2909.I26.1.78
https://doi.org/10.1002/hlca.1977060
0336 Sumantri, M. & U. S. S. (2003).
Pendidikan dasar dan menengah.
Rani, S. (2018). Jurnal Inovasi Pendidikan Indonesia Dalam Arus Sejarah VIII,
Ekonomi. Jurnal Inovasi Pendidikan (021), 1–39.
Ekonomi, 8(2), 127–135. Retrieved
from Jurnal Inovasi Pendidikan Susanto, R. (2017). Keterampilan
Ekonomi Available at h Manajemen Kelas Melalui Gerakan
Sederhana Senam Otak ( Brain Gym
Rizqa, N. (2015). Faktor Penyebab Anak ) Di Sd Pelita 2 , Jakarta.
Putus Sekolah Pada Tingkat Smp Di
Desa Bumi Rejo Kecamatan Susanto, R., Rachmadtullah, R., &
Baradatu Kabupaten Way Kanan Rachbini, W. (2020). Technological
Tahun 2014. Journal of Chemical and Pedagogical Models : Analysis
Information and Modeling, 53(9), of Factors and Measurement of
1689–1699. Learning Outcomes in Education,
https://doi.org/10.1017/CBO9781107 7(2), 1–14.
415324.004
Susanto, R., Rozali, Y. A., & Agustina, N.
Rosyid, A., & Marwan, R. H. (2018). (2019). Development of Pedagogical
Upaya Guru Sekolah Dasar Non Competency Models for Elementary
Kependidikan Dalam School Teachers : Pedagogical
Mengembangkan Kompetensi Knowledge , Reflective Ability ,
Pedagogik, 3. Emotional Intelligence and
Instructional Communication
Sabarudin. (2018). Faktor-Faktor Pattern, (October).
Penyebab Putus Sekolah. Journal of https://doi.org/10.13189/ujer.2019.07
Chemical Information and Modeling, 1010
53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107 Syofyan, H., & Rahmania, Y. (2020).
415324.004 Pendekatan Keterampilan Proses
Dalam Pembelajaran IPA Mahasiswa
Sanjaya, W. (2015). Jenis, Metode dan PGSD.
Prosedur.
Syofyan, H., & Yuliati. (2017). Pengaruh
Santosa, D. T. (2016). Faktor-Faktor gaya belajar dan motivasi berprestasi
Penyebab Rendahnya Motivasi terhadap hasil belajar ipa mahasiswa
Belajar Dan Solusi Penanganan Pada pgsd universitas esa unggul.
Siswa Kelas Xi Jurusan Teknik Prosiding Seminar Nasional Multi
Sepeda Motor. Jurnal Pendidikan Disiplin Ilmu &Call for Papers
Teknik Otomotif, 13(2), 14–21. Unisbank Ke-3, 3(Sendi_U 3), 779–
788.
Simamora, A. S. (2016). Persepsi
Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar 2020 E-ISSN 2549-5801
Tema: Transformasi Pendidikan Menyongsong SDM di Era Society 5.0

Udiutomo, P. (2013). Perlindungan


Hukum Terhadap Hak Anak Putus
Sekolah Atas Pendidikan, 1–68.
Wassahua, S. (2016). Analisis Faktor -
Faktor Penyebab Anak Putus
Sekolah Di Kampung Wara Negeri
Hative Kecil Kota Ambon. Al -
Iltizam, 1(2), 93–113.

Anda mungkin juga menyukai