Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

PERENCANAAN PENGAJARAN BIOLOGI

(Isu-isu terkait pendidikan)

Dosen Pengampu MK: Fitriah, M.Pd

Disusun oleh

Afika Fitrah (201901040010)

Rana ( 20190104014)

Yohane Yan Vardus (20190104025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH


MAUMERE

2022
1. Siswa kelas 5 SD belum bisa baca tulis

Sejak tahun 2012 sistem pendidikan kelas jauh SDK 064 Watubala dibuka dan dibina
oleh Yayasan Cerdas Anak Bangsa (YCAB). Namun, belakangan yayasan itu lepas
tangan dan nasib pendidikan anak-anak diabaikan begitu saja.

Penelusuran media ini, puluhan anak usia sekolah di wilayah itu tak dapat lagi
mengenyam pendidikan layaknya anak-anak lainnya. Nasib mereka terlunta-lunta.
Jangankan dapat belajar di ruang kelas yang nyaman, mendapat bimbingan guru
sekali dalam satu minggu pun sulit.

Akibatnya, kemampuan para siswa sangat jauh di bawah standar kompetensi yang
harus mereka miliki. Bahkan belum bisa membaca dan menulis, padahal sudah kelas
5. Para siswa kelas 4 lebih parah, belum mengenal huruf.

Media ini kembali mencoba menelusuri peran YCAB kepada beberapa komunitas
‘Relawan Mengajar’ yang sering datang ke Wairbukan sejak 2016-2021 untuk
memberikan bantuan, dan ditemukan jawaban serupa bahwa kegiatan belajar hampir
tidak ada.

Seharusnya guru (YCAB) datang 3-4 kali seminggu, namun hal itu tidak terjadi. Di
sisi lain berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, kegiatan mengajar tak
berjalan baik di sana.

Isu tak sedap tentang dugaan penyalahgunaan dana BOS pun kian merebak, sejalan
dengan kondisi peserta didik yang semakin tertinggal.

Hal itu terus berlangsung hingga masa pandemi Covid-19 tiba. Selama masa pandemi
anak-anak total tidak mendapatkan pendidikan apapun.
2. Kabupaten Sikka hingga saat ini belum memiliki grand desain pendidikan untuk
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Demikian disampaikan Anggota Komisi I DPRD Sikka, Benediktus Lukas Raja, SE


kepada media, Rabu 22 Januari 2020, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara
Timur.

Dikatakan, fisik, sarana dan prasarana pendidikan memang menjadi salah satu elemen
penting di dalam pendidikan, tetapi bukan satu satunya. Masih ada hal penting lainnya
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan.

“Ketika berbicara tentang pendidikan, maka fokus berpikir hanyalah soal struktur,
sarana dan prasarana. Memang itu penting. Tetapi kita belum miliki sebuah konsep
atau gagasan besar tentang bagaimana memajukan pendidikan dasar di Kabupaten
Sikka,” jelasnya.

Ia mencontohkan program ‘Merdeka Belajar’ besutan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan (Mendikbud) RI, Nadiem Makarim yang salah satu konsepnya
menghapus Ujian Nasional (UN) dan diganti dengan assessment Kompetensi
Minimum dan Survei Karakter.

“Konsep Merdeka Belajar ini adalah bagaimana pendidikan itu dijalankan dalam
suasana bahagia dengan mengusung tingkat kesetaraan antara siswa dan guru. Ini
salah satu contoh,” jelasnya.

Menurutnya, saat ini dunia pendidikan dasar dihadapkan pada salah satu tantangan
terbesar yakni penggunaan android di kalangan pelajar SD dan SMP yang tidak
terkontrol.

“Coba lihat anak anak SD dan SMP di Kabupaten Sikka saat ini, sudah diperbudak
oleh android hingga cenderung melupakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pelajar. Selepas sekolah anak anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan
bermain android, lupa waktu belajar,” jelasnya.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Sikka ini tak menampik bahwa
pendidikan bukan hanya tanggung jawab pihak sekolah saja, tetapi tanggung jawab
pemerintah dan orang tua. Hanya saja, kondisi itu bergeser selepas jam normal
sekolah.
“Nah pada titik ini pemerintah harus hadir melakukan intervensi. Tanggung jawab
pemerintah tidak hanya sebatas pada jam belajar di sekolah, tetapi pemerintah juga
perlu memiliki konsep bagaimana pendidikan di luar jam sekolah,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah bisa melakukan intervensi itu melalui formulasi gerakan


bersama seperti pemberlakuan 2 jam belajar setiap sore mulai pukul 18.00-20.00 wita
setiap hari Senin-Jumat.Tentunya saja semua komponen baik pemerintah dan orang
tua perlu duduk bersama membahas masalah itu.

“Ada RT sebagai perpanjangan tangan pemerintah paling terkecil. Nantinya RT dan


orang tua akan membahas itu pada forum RT. Dinas PKO, Camat, Desa, Lurah, RW,
RT, Linmas semua duduk bersama bahas tentang jam belajar bagi pelajar,” ujarnya
optimis jika itu bisa dilakukan maka otomatis akan semakin meningkatkan kualitas
pendidikan di Kabupaten Sikka. (Vianey Tinton)

Dapat disimpulkan bahwa, saat ini dunia pendidikan dasar dihadapkan pada salah
satu tantangan terbesar yakni penggunaan android yang tidak terkontrol. Sehingga
perlu adanya Grand Desain untuk hal ini, sebagaimana yang diusul oleh Anggota
Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Sikka bahwa harus adanya intervensi RT
atau orang tua terhadap pendidikan anak sebagai perpanjang tangan dari
pemerintah, sehingga bukan hanya tanggung jawab pihak sekolah saja, tetapi
tanggung jawab pemerintah dan orang tua juga.

3. Keterbatasa guru yang terampil

Entah disadari atau tidak, masalah pendidikan di Indonesia adanya keterbatasan


jumlah guru yang terampil. Umumnya, guru-guru terampil dan berkualitas tersebar di
kawasan kota atau daerah yang notabenenya mudah di akses. Sedangkan daerah-
daerah terpinggir dan terpencil, sulit sekali mendapatkan guru. 

Memang ada banyak faktor hal ini terjadi. Dari banyak alasan, salah satunya masalah
minat dari guru itu sendiri. lebih banyak guru yang memilih lokasi yang mudah
diakses dari segi transformasi dan akses untuk mendapatkan kebutuhan pokok mudah
didapatkan.

Sedangkan daerah terpencil, lagi-lagi tidak dilirik sama sekali. Mungkin ada saja guru
yang terpanggil hati untuk bertugas di daerah pelosok yang minim akses, sayangnya
hanya 1:10 saja. Jumlahnya pun sangat kecil sekali. Sehingga wajar saja jika terjadi
kesenjagan tenaga guru terampil di pelosok dan di kota. 

Sehingga terdapat pula kesenjangan kualitas lulusan peserta didik. Tidak heran jika
regenerasi yang tinggal di pelosok, nyari tidak terekspose atau muncul ke permukaan.
Itu sebabnya, ini menjadi PR bagi pemerintah dalam upaya pemerataan tenaga
pendidik terampil di pelosok, agar terjadi pemerataan.

4. Turunnya minat belajar siswa saat pembelajaran daring


Adanya pandemi Covid-19, semua sistem pendidikan di Indonesia harus
melaksanakan pembelajaran daring. Pembelajaran ini dilakukan via aplikasi-aplikasi
yang mendukung pembelajaran daring di Hp maupun Laptop.

Pembelajaran daring berpengaruh terhadap minat belajar siswa dikarenakan


pembelajaran yang berbeda dari pembelajaran di kelas. Jika pembelajaran dikelas
kalau siswa minat belajarnya sudah turun dan tidak semangat lagi.

5. Dampak pembelajarn Shif


Dampak dari pembelajarn Shif tentunya memiliki dampak positif juga negatif.
Dampak positifnya yaitu baik dari guru maupun peserta didik tentunya semua
komponen dalam pembelajaran akan memperlancar proses pembelajaran Shift serta
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Akan tetapi tidak semuanya
berjalan dengan baik tentu saat pembelajarn dimulai kurangnya keefektifan dalam
belajar, sehingga guru seperti dikejar waktu.

Anda mungkin juga menyukai