Anda di halaman 1dari 4

1.

Permasalahan pendidikan di Indonesia


c) Aksesibilitas
Aksesibilitas pendidikan adalah kemudahan yang diberikan kepada setiap warga masyarakat
untuk menggunakan kesempatannya memasuki suatu program pendidikan. Akses tersebut dapat
berupa sikap sosial yang nondiskriminatif, kebijakan politik dalam bentuk peraturan perundang-
undangan yang mendukung dan mencegah diskriminasi, tersedianya fasilitas pendidikan yang
aksesibel, tersedianya alat bantu belajar/mengajar yang sesuai, dan biaya pendidikan yang
terjangkau, yang memungkinkan setiap warga masyarakat menggunakan kesempatannya untuk
mengikuti proses belajar/mengajar pada program pendidikan yang dipilihnya.

Aksesibilitas pendidikan di Indonesia yang terhitung masih rendah dapat dilihat pada banyaknya
siswa putus sekolah di Indonesia. Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik
tahun 2008-2013 mengenai persentase penduduk Indonesia umur 15 tahun ke atas menurut
ijazah/STTB tertinggi yang ditamatkan, lulusan terbesar penduduk Indonesia masih pada jenjang
Sekolah Dasar (SD) dengan persentase 30,4%. Sekarang pun, pekerja di RI masih di dominasi
lulusan SD dengan persentase 38,89% menurut Data Pusat Statistik pada Februari tahun 2020.
Dapat dilihat bahwa akses pendidikan di Indonesia hingga saat ini masih belum merata. Berikut
adalah contoh berita di lapangan terkait masalah aksesibilitas Pendidikan tingkat SD di Indonesia
:

1. Desa Kahayya, Dusun Gamaccayya, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi

2. Desa Suwatu, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah


3. Jombang, Jawa Timur

Dari berita diatas dapat diketahui bahwa masalah akses Pendidikan di Indonesia tidak terbatas
hanya diluar area pulau jawa saja, di pulau jawa sendiri yang dianggap pendidikannya masih
lebih baik pun tetap ada kendala dalam aksesnya. Menurut pengamat Pendidikan Najeela Shihab
(mediaindonesia.com, 2019) ada tiga masalah utama Pendidikan di Indonesia, yaitu akses yang
menduduki peringkat pertama, diikuti oleh kualitas, dan kesenjangan.
Masalah aksesibilitas Pendidikan di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
yaitu,
a. Wilayah Tempat Tinggal
Pembangunan daerah di Indonesia yang masih belum merata menyebabkan anak yang
tinggal pada wilayah desa atau daerah agak terpencil seringkali akses jalannya sulit untuk
menuju ke sekolah dibanding akses ke sekolah bagi anak yang tinggal di daerah
perkotaan.
b. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua
Orang tua dengan pendidikan tinggi cenderung ingin anaknya juga berpendidikan tinggi.
Beberapa orang tua berpendidikan rendah cenderung mementingkan anaknya untuk
segera bekerja setelah cukup usianya.
c. Pendapatan per kapita Orangtua
Meski sudah ada wajib sekolah 12 tahun dan ada bantuan dana BOS, sekolah di
Indonesia masih membutuhkan banyak biaya. Bagi sekolah negeri SD, masih perlu
membayar seragam dan beberapa buku tulis juga keperluan belaar lainnya yang bagi
orang tua dengan pendapatan rendah, hal tersebut terhitung cukup mahal.
d. Jumlah Anggota Rumah Tangga
Berhubungan dengan pendapatan per kapita, semakin banyak anggota rumah tangga
maka semakin banyak pendapatan yang harus dikeluarkan, maka pendidikan semakin
tinggi bukanlah fokus utama keluarga tersebut, melainkan segera bekerja saat cukup usia.
2. Inovasi yang dilakukan Kemendikbud
c) Aksesibilitas
Terkait beberapa permasalahan yang telah disebutkan diatas, pemerintah telah mengeluarkan
beberapa kebijakan untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) di
Indonesia. Berikut beberapa kebijakan tersebut :
a. Program Penyetaraan Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi
diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam UU
20/2013 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan
formal, nonformal, dan informal. Pemerintah mengagas jalur pendidikan ini dikarenakan
untuk menggapai keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu
agar tercapai tujuan pendidikan nasional yang salah satu di antaranya adalah kemudahan
mengakses pendidikan agar tercapai pemeratan kualitas dan kuantitas peserta didik di
seluruh wilayah Indonesia.
b. PIP (Program Indonesia Pintar)
merupakan kerja sama tiga kementerian yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), Kementerian Sosial (Kemensos), dan Kementerian Agama (Kemenag).
PIP dirancang untuk membantu anak-anak usia sekolah dari keluarga miskin/rentan
miskin/prioritas tetap mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat pendidikan
menengah, baik melalui jalur pendidikan formal (mulai SD/MI hingga anak Lulus
SMA/SMK/MA) maupun pendidikan non formal (Paket A hingga Paket C serta kursus
terstandar). Peserta didik SD/MI/Paket A mendapatkan Rp450.000,-/tahun.
c. Bantuan Kuota Internet
Ditengah pandemi dan sekolah yang kini diadakan secara daring, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyalurkan bantuan kuota data internet
untuk siswa, guru, mahasiswa, dan dosen. Peserta didik jenjang pendidikan dasar dan
menengah mendapatkan 35 GB per bulan dengan rincian 5 GB untuk kuota umum dan
kuota belajar 30 GB.

https://www.researchgate.net/publication/322547758_Faktor-
Faktor_yang_Berpengaruh_Terhadap_Aksesibilitas_Memperoleh_Pendidikan_untuk_Anak-
Anak_di_Indonesia
https://mediaindonesia.com/humaniora/274971/ini-3-masalah-utama-di-sistem-pendidikan-
indonesia
https://www.aa.com.tr/id/nasional/tenaga-kerja-berpendidikan-tinggi-di-indonesia-
meningkat/1829620
https://regional.kompas.com/read/2020/07/21/15370171/perjuangan-siswa-sd-bulukumba-
menuju-sekolah-lewati-jalan-hancur-dan?page=all.
https://www.metrotvnews.com/play/KRXCgGrB-perjuangan-siswa-sd-di-desa-ikuti-belajar-
daring
https://regional.kompas.com/read/2020/06/02/14420311/perjuangan-siswa-sd-naik-turun-bukit-
cari-sinyal-untuk-belajar-online?page=all
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/11/kemendikbud-distribusikan-sekaligus-bantuan-
kuota-internet-november-dan-desember-2020
https://pip.kemdikbud.go.id/index/summary#

Anda mungkin juga menyukai