NIM : 1810211220109
TUGAS:
Abstract
“The states Parties to the present Covenant recognize the right of everyone to
education. They agree that education shall be directed to the full development of the
human personality and the sense of its dignity, and shall strengthen the respect for
human rights and fundamental freedoms. They further agree that education
shallenable all persons to participate effectively in a free society, promote
understanding, tolerance and frienship among all nations and all racial, ethnic or
religious groups, and further the activities of the United Nation for the maintenance
of peace”.
Selanjutnya terdapat dalam Pasal 2 angka 1 Kovenan Ekosob menyatakan
bahwa pendidikan bersifat gratis untuk semua orang dan negara wajib
memenuhinya :
“The states parties to the present covenant recognize that,with a view to achieving
the full realization of this right: (a) Primary education shall be compulsory and
available free to all;”
Sebenarnya hak atas pendidikan juga terdapat dalam konstitusi negara Indonesia
yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28 C ayat (1)
yang menyatakan “setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak memperoleh pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”. Adapula dalam Pasal 31 ayat (1)
UUD 1945 menyatakan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.”
Dan Pasal 31 ayat (4) UUD 1945 yang berbunyi: “Negara memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran
pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.” Begitu pula
Pasal 32 ayat (2) UUD 1945.
RUMUSAN MASALAH
Pada bulan Maret 2020 ini ditemukan virus influenza baru yang diberikan
status oleh World Health Organizations sebagai pandemi. Hal ini memberikan
banyak pengaruh terhadap kelangsungan hak-hak manusia diseluruh dunia. Karena
bahayanya virus ini maka banyak negara yang mengumumkan untuk melakukan
PSBB dan pembelajaran atau pengajaran dari rumah (Study and Work From Home)
agar menghindari diri dari terserangnya dan tersebarnya virus Covid-19 ini.
Bagaimanakah pemenuhan terhadap hak atas pendidikan dan pengajaran saat
pandemic Covid-19 ini?
PEMBAHASAN
Hak atas pendidikan adalah hak asasi manusia dan sarana yang mutlak
diperlukan demi terpenuhinya hak-hak yang lain. Penyelenggaran pendidikan
hingga selesai merupakan prasyarat untuk mendapatkan hak atas pekerjaan, dengan
asumsi bahwa dengan pendidikan yang tinggi, maka akan mudah mendapatkan
pekerjaan. Peran negara terhadap pemenuhan hak untuk pendidikan dan pengajaran
ini bersifat positif berdasarkan prespektif hukum HAM internasional, dimana jika
tidak ada campur tangan oleh negara maka hak ini tidak dapat terwujud dengan
baik. Oleh sebab itu, Negara memiliki kewajiban yang mutlak dan penuh untuk
mewujudkan dan menjalankannya. Sifat lain dari hak atas pendidikan dan
pengajaran ialah ia bersifat non-derogable rights dimana hak ini tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun.
Pada masa pandemi Covid-19 ini terjadi perubahan besar dalam metode
pembelajaran di setiap bidang pendidikan, dimana pemerintah mengumumkan untuk
melakukan work from home (WFH) dan study from home (SFH) untuk mengurangi
penyebaran virus berbahaya ini. Dengan adanya WFH dan SFH ini tentu saja
memberikan dampak baik positif dan negatif bagi seluruh murid, mahasiswa,
guru/pengajar, dosen, dsb hingga bagi negara dan pemerintahan. Pemenuhan hak
pendidikan dan pengajaran menurut saya, sebagian besar terlihat sudah dipenuhi
oleh negara dan pemerintahan dimana pada Maret 2020 Menteri Pendidikan
menerbitkan Surat Edaran bernomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran
secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran
Covid-19. Surat tersebut ditujukan kepada semua kepala dinas pendidikan dasar,
menengah, hingga tinggi. Di dalamnya disampaikan imbauan untuk mengikuti
protokol pencegahan Covid-19 yang dikeluarkan oleh Kantor Staf Presiden. Dan
selanjutnya dikeluarkan SE Mendikbud 4/2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 yang diikuti dengan SE
Sekjen Kemendikbud 15/2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari
Rumah (BDR) dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 pada 18 Mei 2020.
SIMPULAN