Anda di halaman 1dari 10

Nama : Puteri Amrina Rosyada

NIM : 1810211220109

Kelas : D REG A (Angkatan 2018)

TUGAS:

Membuat artikel tentang pengaruh pandemi COVID-19 terhadap hak atas


pendidikan dan pengajaran.

PEMENUHAN TERHADAP HAK ATAS PENDIDIKAN DAN


PENGAJARAN PADA SAAT PANDEMIC COVID-19

Fullfilment of Rights To Education and Instruction During The COVID 19


Pandemic

Abstract

The importance of fulfilling right to education and instruction during Covid-19 is


part state obligations, furthermore described in Article 28 C Paragraph (1), Article
31 paragraph (1) and paragraph (4) of the 1945 Constitution of the Republic of
Indonesia. The state are obliged to ensure a quality education and without
discrimination to every citizen, to meet the educational rights of every citizens, in
order to produce the output quality of education really qualified. The basic level
educations has been done since the existence of 4th amendment of UUD1945
Constitution which further followed up with the Law on National Education System
No. 20 of 2003. Also can be found in Law No. 39 of 1999 on Human Rights also
provide legal protection for Indonesian citizens to be able to obtain the education
although not explicit and explicit set free education at the basic level.

Keywords: hak untuk pendidikan, kewajiban negara, pandemi, covid-19


PENDAHULUAN

Pendidikan wajib diberikan kepada seluruh manusia oleh negara dan


merupakan salah satu dasar elemen hak asasi manusia. Anak menjadi prioritas
utama dalam pendidikan, karena anak merupakan salah satu kelompok yang sangat
rentan terhadap pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang memerlukan bantuan
orang dewasa dalam melindungi hak-haknya. Perlindungan anak di sini tidak hanya
sampai pada pemenuhan hak hidup, tetapi mencakup pula segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi hak-haknya agar dapat tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Negara berkawajiban
penuh dalam memberikan dan memnuhi hak anak maupun siapapun dalam
pendidikan dan minatnya untuk belajar.

Indonesia telah meratifikasi kovenan internasional Ekonomi Sosial dan


Budaya dan Kovenan Sipil dan Politik pada bulan September 2005. Ratifikasi itu
kemudian dituangkan dalam UU Nomor 11 dan 12 tahun 2005. Indonesia menjadi
tunduk dalam ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam konvesi tersebut. Dalam
pasal 13 dan 14 Kovenan Internasional Ekonomi Sosial dan Budaya, secara khusus
diatur tentang hak atas pendidikan bagi warga negara di satu sisi, yang di sisi lain
adalah sebagai kewajiban negara untuk memenuhinya (state obligation). Dalam
pasal 13 ayat 1 Kovenan Internasional Ekonomi Sosial dan Budaya dinyatakan :

“The states Parties to the present Covenant recognize the right of everyone to
education. They agree that education shall be directed to the full development of the
human personality and the sense of its dignity, and shall strengthen the respect for
human rights and fundamental freedoms. They further agree that education
shallenable all persons to participate effectively in a free society, promote
understanding, tolerance and frienship among all nations and all racial, ethnic or
religious groups, and further the activities of the United Nation for the maintenance
of peace”.
Selanjutnya terdapat dalam Pasal 2 angka 1 Kovenan Ekosob menyatakan
bahwa pendidikan bersifat gratis untuk semua orang dan negara wajib
memenuhinya :

“The states parties to the present covenant recognize that,with a view to achieving
the full realization of this right: (a) Primary education shall be compulsory and
available free to all;”
Sebenarnya hak atas pendidikan juga terdapat dalam konstitusi negara Indonesia
yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28 C ayat (1)
yang menyatakan “setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak memperoleh pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”. Adapula dalam Pasal 31 ayat (1)
UUD 1945 menyatakan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.”
Dan Pasal 31 ayat (4) UUD 1945 yang berbunyi: “Negara memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran
pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.” Begitu pula
Pasal 32 ayat (2) UUD 1945.

Tidak kalah pentingnya adalah peranan pemerintah dalam penyelenggaraan


pendidikan nasional yang berupa hak dan kewajiban. Dalam hal ini pemerintah
mempunyai hak untuk mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 10 Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pemerintah juga mempunyai
kewajiban untuk memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa
diskriminasi, dan wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya
pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas
tahun, sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 10 dan Pasal 11 Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

RUMUSAN MASALAH

Pada bulan Maret 2020 ini ditemukan virus influenza baru yang diberikan
status oleh World Health Organizations sebagai pandemi. Hal ini memberikan
banyak pengaruh terhadap kelangsungan hak-hak manusia diseluruh dunia. Karena
bahayanya virus ini maka banyak negara yang mengumumkan untuk melakukan
PSBB dan pembelajaran atau pengajaran dari rumah (Study and Work From Home)
agar menghindari diri dari terserangnya dan tersebarnya virus Covid-19 ini.
Bagaimanakah pemenuhan terhadap hak atas pendidikan dan pengajaran saat
pandemic Covid-19 ini?
PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan kewajiban bagi setiap warga negara untuk dipenuhi


hingga negara untuk memenuhi. Pendidikan dalam arti yang luas meliputi semua
perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya,
pengalamnnya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai
usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah
maupun rohaniah. Dalam pengertian yang lebih sederhana dan lebih umum,
pendidikan adalah usaha manusia memupuk dan mengembangkan potensi bawaan,
baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat
dan budaya. Pendidikan menjalankan fungsi-fungsi pendukung pembangunan
negara dalam arti luas yaitu menghasilkan tenaga pengembangan yang terampil,
menguasai, dan teknologi sejalan dengan kebutuhan pembangunan. Inti dari proses
pendidikan itu adalah proses pemberdayaan, yaitu proses mengungkap potensi
mereka ada pada manusia sebagai individu yang dapat berkontribusi untuk ini
pemberdayaan masyarakat dan bangsa.

Hak atas pendidikan adalah hak asasi manusia dan sarana yang mutlak
diperlukan demi terpenuhinya hak-hak yang lain. Penyelenggaran pendidikan
hingga selesai merupakan prasyarat untuk mendapatkan hak atas pekerjaan, dengan
asumsi bahwa dengan pendidikan yang tinggi, maka akan mudah mendapatkan
pekerjaan. Peran negara terhadap pemenuhan hak untuk pendidikan dan pengajaran
ini bersifat positif berdasarkan prespektif hukum HAM internasional, dimana jika
tidak ada campur tangan oleh negara maka hak ini tidak dapat terwujud dengan
baik. Oleh sebab itu, Negara memiliki kewajiban yang mutlak dan penuh untuk
mewujudkan dan menjalankannya. Sifat lain dari hak atas pendidikan dan
pengajaran ialah ia bersifat non-derogable rights dimana hak ini tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun.
Pada masa pandemi Covid-19 ini terjadi perubahan besar dalam metode
pembelajaran di setiap bidang pendidikan, dimana pemerintah mengumumkan untuk
melakukan work from home (WFH) dan study from home (SFH) untuk mengurangi
penyebaran virus berbahaya ini. Dengan adanya WFH dan SFH ini tentu saja
memberikan dampak baik positif dan negatif bagi seluruh murid, mahasiswa,
guru/pengajar, dosen, dsb hingga bagi negara dan pemerintahan. Pemenuhan hak
pendidikan dan pengajaran menurut saya, sebagian besar terlihat sudah dipenuhi
oleh negara dan pemerintahan dimana pada Maret 2020 Menteri Pendidikan
menerbitkan Surat Edaran bernomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran
secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran
Covid-19. Surat tersebut ditujukan kepada semua kepala dinas pendidikan dasar,
menengah, hingga tinggi. Di dalamnya disampaikan imbauan untuk mengikuti
protokol pencegahan Covid-19 yang dikeluarkan oleh Kantor Staf Presiden. Dan
selanjutnya dikeluarkan SE Mendikbud 4/2020  tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 yang diikuti dengan SE
Sekjen Kemendikbud 15/2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari
Rumah (BDR) dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 pada 18 Mei 2020.

Surat-surat edaran dari Menteri pendidikan berisi tentang prosedur dan


ketentuan lain tentang tetap berjalannya pembelajaran namun caranya saja yang
berubah yaitu melalui daring dan metode lainnya selain tatap muka. Tujuan
dibuatnya ketentuan-ketentuan ini tidak lain adalah untuk memastikan terpenuhinya
hak warga negara untuk tetap mendapatkan layanan pendidikan walaupun dalam
masa darurat pandemi Covid-19, serta memastikan pemenuhan dukungan
psikososial bagi pendidik/pengajar dan orang tua/wali. Dengan prosedur
pembelajaran daring, fokus belajar dari rumah, aktivitas dan tugas pembelajaran
selama belajar dari rumah, serta peran guru dalam memberikan umpan balik.
Adapun belajar dari rumah (SFH) dilaksanakan dengan dua cara, yakni
pembelajaran jarak jauh daring dan luring sesuai dengan ketersediaan dan kesiapan
sarana dan prasarana. Pembelajaran jarak jauh secara daring dapat menggunakan
sumber yang diambil dari Rumah Belajar dari Pusdatin Kemendikbud, TV edukasi
Kemendikbud, Pembelajaran Digital oleh Pusdatin dan SEAMOLEC Kemendikbud,
hingga menggambil dari berbagai buku digital yang tersedia di internet. Bagi
sekolah yang menerapkan pembelajaran jarak jauh luring, media dan sumber belajar
dapat diambil dari televisi, radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja, bahan
ajar cetak, dan alat peraga dari lingkungan sekitar.

Pemenuhan hak pendidikan dan pengajaran telah diwujudkan sesuai dengan


Pasal 31 UUD RI 1945, Pasal 12 dan Pasal 60 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia, Pasal-Pasal dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional seperti Pasal 11 ayat (1): “Pemerintah dan pemerintah daerah
wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”. Peranan
pemerintah pusat dan daerah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan
di tiap-tiap daerah tanpa pengecualian, dan Peraturan Internasional (Kovenan) Yang
Menjamin Hak Setiap Manusia Untuk Memperoleh Pendidikan. Selain itu,
Kemendikbud juga meberikan pendanaan data jaringan kuota gratis untuk lebih
memudahkan para murid, mahasiswa ataupun pengajar yang kurang memadai dalam
terlaksananya pembelajaran via daring dengan pembagian kuota sebanyak minimal
30 GB.

Dengan dikeluarkannya ketentuan baru dalam proses ajar mengajar menurut


SE Kemendikbud ini, diharapkan terlaksananya tetap pembelajaran seperti biasa.
Para murid, mahasiswa dan warga yang berhak menerima pendidikan akan selalu
diberikan pembelajaran sesuai kebutuhan masing-masing, sehingga hak-hak mereka
akan selalu terpenuhi. Dan bagi para pengajar tetap melakukan tugasnya dalam
pemeberian materi dalam studi dan pengajaran, dengan perkembangan teknologi
yang ada pada saat ini banyak sekali cara pengajaran seperti melalui group call dari
berbagai macam aplikasi yang tersedia, video-video yang sudah disiapkan, materi-
materi yang dijadikan bahan buku online dan masih banyak lagi. Negara sudah
membentuk ketentuan tentang prosedur pembelajaran pada saat pandemi ini, inilah
sarana bantuan oleh negara. Selanjutnya tergantung kepada para pengajar dan
murid-murid dalam melaksanakan sesuai yang sudah ditentukan.

SIMPULAN

Pemenuhan hak pendidikan dan pengajaran pada saat pandemi Covid 19


menurut saya sudah terlaksana sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran
Covid-19 dan diikuti oleh Surat Edaran Sekjen Kemendikbud No. 15 Tahun 2020
tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah (BDR) dalam Masa Darurat
Penyebaran Covid-19, dimana isi dalam ketentuan tersebut menyatakan bahwa
pembelajaran tetap dilakukan, namun tidak dilaksanakan secara tatap muka
melainkan melalui jarak jauh yaitu dengan daring dan sumber pembelajaran online
lainnya. Hal ini dilakukan agar terpenuhinya kewajiban negara dan pemerintahan
dalam penyediaan pelayanan pendidikan kepada warga negaranya sesuai dengan
Pasal 28 C ayat (1) UUD RI 1945 dan Pasal 31 ayat (1) sampai dengan (5).
Selanjutnya, pelaksanaan pendidikan dan pengajaran diarahkan kepada pengajar dan
penerima pendidikan untuk mewujudkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyadi, F. (2020, Maret). Kewajiban Warga Negara Dalam Bidang Pendidikan
Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Muhammadiyah Law Review 4.
Christianto, H. (2020, Agustus). Penggunaan Media Internet Dalam Pemenuhan
Hak Atas Pendidikan Di Masa Pandemi COVID-19: Perspektif Hak Asasi
Manusia Dan Hukum Pidana. Jurnal HAM, Volume 11, Nomor 2.
Nadziroh, Chairiyah, dan Wachid Pratomo. (2018, Mei). Hak Warga Negara Dalam
Memperoleh Pendidikan Dasar Di Indonesia. Trihayu: Jurnal Pendidikan
Ke-SD-an, Vol. 4, Nomor 3.
Sirait, S. C. (2017, Januari-Juli). Tanggung Jawab Pemerintah Untuk Memberikan
Pendidikan Kepada Anak Terlantar Dalam Perspektif Undang-Undang
Perlindungan Anak. De Lega Lata, Volume 2, Nomor 1.
Sujatmoko, E. (2010, Februari). Hak Warga Negara Dalam Memperoleh
Pendidikan. Jurnal Konstitusi, Volume 7, Nomor 1.

Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945


Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-
19
Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
15 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Belajar Dari Rumah Selama
Darurat Bencana COVID-19 di Indonesia
https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/kebijakan-pendidikan-formal-
anak-pada-masa-pandemi-covid-19
https://elearning.ulm.ac.id/pluginfile.php/154332/mod_resource/content/0/110344-
ID-hak-warga-negara-dalam-memperoleh-pendid.pdf

Anda mungkin juga menyukai