OLEH :
1810211220109
KELAS D REG A
ANGKATAN 2018
FAKULTAS HUKUM
BANJARMASIN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan kliping berjudul
“Memperkejakan Anak, Sebagai Pengemis sampai PSK” dengan tema tentang seperti apa
perlindungan terhadap pekerja anak sebenarnya, dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.
Tujuan dibentuknya kliping ini ialah tidak lain untuk memberi pengetahuan lebih
kepada para pembaca sekaligus dalam memenuhi pengumpulan tugas mata kuliah Hukum
Perburuhan dengan Ibu Dr. Yulia Qamariyanti S.H., M.Hum. sebagai dosen pengampu
Semoga kliping ini bisa memberikan manfaat kita semua. Saya menyadari bahwa
kliping ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan kliping ini. Apabila
ada kekeliruan kata atau kalimat, kami mohon maaf yang sebesar besarnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
ISI ................................................................................................................................. 4
PENUTUP .................................................................................................................... 6
3
Mempekerjakan anak, sebagai
pengemis sampai PSK
Dua bulan lalu, di Depok, Jawa Barat, polisi mendapati FA, seorang gadis pelajar 15
tahun, dijadikan pekerja seks di warung minuman keras di Taman Jaya, Cipayung.
Si gadis oleh pemilik warung ditawarkan kepada seorang pria. Di warung tersebut ada
sejumlah anak-anak di bawah 18 tahun sebagai pelayan. Polisi menduga yang dijadikan
pekerja seks tak hanya FA (h/t Kompas.com).
Mempekerjakan anak tak hanya terjadi sektor informal yang kacau – misalnya mengamen
dan bekerja di warung miras tak berizin, pakai jasa seks pula, termasuk dalam pengertian
itu. Di pabrik pun bisa terjadi. Celakanya hal itu terungkap setelah pekerja anak
ditemukan mati terbakar akibat sebuah pabrik petasan dan kembang api meledak.
4
Dalam petaka Oktober 2017 di Kosambi, Tangerang, Banten, itu tiga dari 48 korban
meninggal, semuanya pekerja PT Panca Buana Cahaya, adalah anak-anak di bawah
umur (h/t BBC Indonesia).
Dalam catatan Lokadata Beritagar, kejahatan mempekerjakan anak memang meningkat.
Selama 2015-2017 tingkat pertumbuhan kejahatan jenis itu tumbuh 14,34 persen.
Kejahatan? Ya. Mempekerjakan anak itu melanggar sejumlah undang-undang. Patokan
seseorang bisa disebut anak, menurut UU Perlindungan Anak, adalah jika dia berusia di
bawah 18 tahun. Lalu Pasal 68 UU Ketenagakerjaan melarang pengusaha
mempekerjakan anak. Usia anak merujuk ke UU Perlindungan Anak.
Maka terhadap kasus pabrik mercon 2017 itu Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty berkata,
"Tentu saja hal tersebut sangat melanggar UU no 13 tahun 2003 mengenai ketenaga
kerjaan. Tidak sepantasnya disitu anak-anak bekerja di lokasi yang sangat beresiko
tinggi." (h/t Okezone).
Sebenarnya ada pengecualian soal usia anak. UU Ketenagakerjaan membolehkan
pemberian kerja untuk anak berusia 13 tahun sampai 15 tahun. Tentu ada syaratnya.
Misalnya ada izin tertulis dari orang tua, ada perjanjian kerja pengusaha dengan orang
tua, atau wali, lalu waktu kerja maksimum tiga jam, dan dilakukan pada siang hari namun
tidak mengganggu jam sekolah.
5
PENUTUP
Dari isi yang sudah saya masukan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya
masih banyak anak-anak dibawah umur (sudut pandang hukum) yang dipekerjakan secara paksa
demi keuntungan masing-masing. Dalam Pasal 68 UU No. 13 tahun 2003 menyebutkan bahwa
pengusaha dilarang mempekerjakan anak. Dan dalam ketentuan undang-undang tersebut, anak
adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 tahun. Berarti 18 tahun adalah usia minimum yang
mempekerjakan pekerja anak pada suatu jenis/sifat pekerjaan tertentu, sesuai dengan kelompok
1. Anak berumur antara 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun untuk
2. Anak berumur antara 15 (lima belas) tahun sampai dengan 18 (delapan belas) tahun, sudah
membahayakan dapat dilihat dalam Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan