Anda di halaman 1dari 4

MATERI HUKUM LINGKUNGAN (BAGIAN GUGATAN CLASS

ACTION DALAM BIDANG LINGKUNGAN HIDUP)


FAKULTAS HUKUM,ULM
OLEH : INDAH RAMADHANY,SH,MH

Berdasarkan Pasal 91 Undang-Undang N0.32 tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam hal mengalami kerugian akibat pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup dapat mengajukangugatan perwakilan (class action). Adapun
definisi class action atau gugatan perwakilan mengutip definisi dari Mas Achmad Santosa,
bahwa class action sebagai prosedur beracara dalam hukum perdata yang memberikan hak
prosedural bagi seseorang atau sekelompok orang untuk menjadi penggugat demi
memperjuangkan sengketa yang menyebabkan kerugian atau penderitaan bagi puluhan atau
ratusan bahkan ribuan orang.

Terkait hal ini ada dikenal istilah class representative, dan class members. Class
representative atau perwakilan kelas adalah individu atau sekelompok orang yang mengajukan
gugatan sedangkan anggota kelas (class members) adalah kelompok yang diwakilinya. Menurut
PERMA No.1 Tahun 2002 mengganti istilah class action menjadi gugatan kelompok yaitu tata
cara pengajuan gugatan, yang mana satu orang atau lebih bertindak sebagai perwakilan
kelompok untuk mengajukan gugatan.

Class action atau gugatan perwakilan terbagi atas beberapa jenis :

1. Plaintiff class action, yaitu pengajuan gugatan perwakilan oleh individu maupun kelompok
untuk memperjuangkan kepentingan sendiri dan kelompok dalam jumlah yang besar;
2. Defendant class action, yaitu pihak perwakilan yang akan melayangkan gugutan ditunjuk oleh
kelompok yang akan diwakilkan. Prosedur hukum yang satu ini diterapkan di Indonesia,
Kanada, Inggris, Australia, India, Amerika Serikat;
3. Public class action, yaitu diajukan untuk gugatan terhadap pelanggaran hak publik. Biasanya,
gugatan perwakilan ini diajukan oleh instansi pemerintah yang memiliki kapasitas khusus dan
bukan merupakan anggota kelompok yang mengalami kerugian secara langsung.
Dalam mengajukan class action tentu diperlukan persyaratan, namun Undang-Undang
No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup tidak mengatur
hal ini, sehingga merujuk pada PERMA no.1 Tahun 2002, dimana syarat yang wajib dipenuhi :
1. Syarat jumlah (numerosity ).Dimana gugatan perwakilan harus menyangkut kepentingan
banyak orang. Maksud banyak orang disini haruslah berjumlah sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) orang. Hal ini ditujukan untuk menciptakan efisiensi dalam proses gugatan ;
2. Syarat kesamaan fakta (commonality). Baik pihak perwakilan maupun anggota kelas yang
diwakilkan harus memiliki kesamaan dasar hukum (question of law) dan kesamaan fakta
(question of fact) yang bersifat substansial. Misalnya dalam kasus pencemaran, penyebabnya
berasal dari sumber yang sama, waktu yang sama serta perbuatan dari pihak tergugat
berdampak dilokasi yang sama.;
3. Syarat kesamaan jenis tuntutan (typicality). Pihak penggugat dan anggota kelas yang
diwakilkan harus memiliki kesamaan jenis tuntutan. Persyaratan ini tidak selalu mewajibkan
penggugat mengajukan besaran kerugian yang sama. Pokok dari syarat ini adalah adanya
kesamaan jenis tuntutan;
4. Syarat kelayakan perwakilan (adequancy of representation). Pihak yang akan menjadi
perwakilan kelas harus memenuhi sejumlah persyaratan untuk menentukan layak tidaknya ia
dalam mengajukan gugatan kepengadilan. Beberapa syarat tersebut meliputi :
 Memiliki kesamaan fakta/dasar hukum dengan kelompok yang diwakilkan;
 Memiliki bukti-bukti kuat yang dapat dipertanggung jawabkan;
 Berintegrasi dan mampu mempertanggungjawabkan pernyataan serta tindakannya
dimata hukum;
 Berkomitmen dalam memperjuangkan hak-hak kelompok yang diwakilinya atas
kerugian yang disebabkan pihak tergugat;
 Mendahulukan kepentingan kelompok diatas kepentingan pribadi;
 Bersedia dan sanggup menanggung biaya-biaya yang diperlukan selama proses
pengajuan gugatan dan peradilan.
Pihak perwakilan kelompok kemudian wajib menyerahkan surat gugatan perwakilan
kelompok yang isinya memuat :
 Identitas wakil kelompok yang lengkap dan jelas;
 Definisi kelompok secara jelas dan spesifik. Dalam hal ini, wakil kelompok tidak harus
mencantumkan nama-nama pihak yang diwakilinya satu persatu;
 Keterangan mengenai anggota kelompok sebagai syarat dalam pembuatan
pemberitahuan ;
 Posita (dasar gugatan) dari seluruh kelompok baik perwakilan maupun anggotanya,
yang dikemukakan secara jelas dan rinci;
 Perwakilan dapat mencantumkan gugatan berdasarkan sub kelompok jika tuntutan yang
dilayangkan berbeda karena besaran kerugian yang juga berbeda;
 Tuntutan harus dikemukakan secara jelas dan rinci, mencakup besaran tuntutan masing-
masing anggota kelompok, mekanisme ganti rugi, jangka waktu pelunasan ganti
kerugian, bahkan bila perlu pembentukan tim khusus yang bertugas memantau serta
membantu kelancaran proses ganti rugi.
Setelah gugatan dinayatakan sah oleh hakim, perwakilan berkewajiban memberikan
pemberitahuan kepada kelompok yang akan diwakilkannya. Pemberitahuan tersebut dapat
dilayangkan melalui media cetak dan/atau elektronik, surat yang ditujukan untuk kantor
pemerintahan seperti kecamatan, kelurahan atau desa serta kantor pengadilan.
Dalam pemberitahuan, setidaknya harus dicantumkan informasi detil seperti kasus,
definisi kelompok, ganti rugi, penjelasan tentang kemungkinan anggota kelompok untuk keluar
dari keanggotaannya serta siapa saja yang layak menjadi penyedia informasi tambahan.
Dalam ketentuan Pasal 92 Undang-Undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan hidup, ada ditemukan istilah gugatan organisasi lingkungan yang
disebut legal standing, jika dibandingkan dengan class action berbeda, dimana legal standing,
pihak yang boleh mengajukan gugatan hanyalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau
organisasi lingkungan hidup untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Namun
bentuk gugatan ini terbatas pada tuntutan untuk melakukan tindakan tertentu tanpa adanya
tuntutan ganti rugi, kecuali biaya atau pengeluaran riil. Organisasi lingkungan hidup dapat
mengajukan gugatan apabila memenuhi persyaratan:
 Berbentuk badan hukum;
 Menegaskan didalam anggaran dasarnya bahwa organsiasi tersebut didirikan
untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup; dan
 Telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai dengan anggaran dasarnya paling
singkat 2 tahun.
Terkait biaya atau pengeluaran riil adalah biaya yang nyata-nyata dapat dibuktikan telah
dikeluarkan oleh organisasi lingkungna hidup. Dalam legal standing gugatan dapat diajukan
keperadilan umum ataupun peradilan tata usaha negara.
Class action dan legal standing memiliki prinsip yang sama yakni gugatan kelompok
yang diwakilkan oleh seseorang /beberapa orang, sama-sama memperjuangkan kepentingan
publik yang dikorbankan atas pelanggaran hak dari pihak-pihak dengan wewenang untuk
membuat kebijakan. Namun kalau class action pengajuan gugatan hanya dapat dilakukanpihak
yang mengalami kerugian secara langsung dan tidak memerlukan surat kuasa khusus. Class
action menuntut ganti rugi dalam gugatannya baik berupa pembayaran uang tunai, biaya
pemulihan, kesehatan atau perbaikan kerusakan.

Anda mungkin juga menyukai