Anda di halaman 1dari 9

PENEGAKAN HUKUM

LINGKUNGAN

HANIN ALYA’
Pokok Bahasan:
1. Tindak pidana lingkungan
2. Tanggungjawab badan hukum
3. Tanggungjawab berdasarkan kesalahan
4. Tanggungjawab mutlak
5. Class action
6. Hak gugat LSM
Tanggungjawab Berdasarkan Kesalahan

• Prinsip ini menyatakan, seseorang baru dapat dimintakan pertanggungjawabannya secara hukum jika ada
unsur kesalahan yang dilakukannya
• Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan, didasarkan pada perbuatan melanggar hukum
sebagaimana di atur dalam Pasal 1365, 1366, dan 1367 KUHPdt.
• Adapun unsur-unsur perbuatan melanggar hukum adalah:
(1) Adanya suatu perbuatan;
(2) Perbuatan tersebut melawan hukum;
(3) Adanya kesalahan dari pihak pelaku;
(4) Adanya kerugian bagi korban;
(5) Adanya hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian.
TANGGUNG JAWAB MUTLAK

• Yang dimaksud dengan “bertanggung jawab mutlak” atau strict liability adalah unsur kesalahan tidak
perlu dibuktikan oleh pihak penggugat sebagai dasar pembayaran ganti rugi”. 
• Di Dalam prinsip tanggungjawab mutlak tergugat atau pencemar Dalam hal ini, selalu bertanggungjawab
tanpa melihat ada atau tidaknya kesalahan atau tidak melihat siapa yg bersalah. Dengan kata lain, di
Dalam prinsip tanggungjawab mutlak ini memandang kesalahan sebagai suatu yg tidak relevan untuk
dipermasalahkan apakah pada kenyataannya ada atau tidak.
CLASS ACTION
• Pengertian atau definisi dari class action beraneka ragam di berbagai negara, namun dari semua penertian
tersebut pd intina bahwa class action (gugatan perwakilan) merupakan cara untuk mengajukan gugataan
di Dalam perkara perdata ke pengadilan.
• Gugatan ini diajukan oleh penggugat yang terdiri dari beberapa orang . Orang-orang tsb mengajukan
gugatan atas nama dirinya sendiri dan untuk mewakili orang-orang lain Dalam jumlah yg besar, yg
mempunyai kepentingan yg sama dengn penggugat, akibat tindakan atau perbuatan tergugat atau para
tergugat.
• Orang-orng yg brtindak sbgai penggugat disebut sebgai wakil kelas, sedangkan orang-orang yg diwakili
oleh pengugaat disebut sebagai kelas
HAK GUGAT LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM)

• Istilah Legal Standing disebut juga dengan standing, ius standi, persona standi, yang bila diindonesiakan
menjadi hak gugat atau adapula yang menyebutnya dengan kedudukan gugat. Hak demikian tidak saja
dimiliki setiap orang, tetapi juga berlaku bagi kelompok masyarakat yang bertujuan untuk kepentingan
perlindungan lingkungan, bahkan pula oleh pemerintah. UUPLH 2009 mengenal beberapa hak
mengajukan gugatan atau kedudukan gugat, yang dapat dirinci sebagai berikut:
1. Hak gugat individual (Pasal 84 ayat (1) UUPLH 2009)
2. Hak gugat masyarakat dalam bentuk class actions (Pasal 91 UUPLH 2009)
3. Hak gugat pemerintah (Pasal 90 UUPLH 2009)
4. Hak gugat organisasi lingkungan (Pasal 92 UUPLH 2009)
5. Hak gugat administrasi (Pasal 93 UUPLH 2009)
• Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dapat mengajukan
gugatan praperadilan terhadap suatu proses hukum. Hal itu tertuang dalam putusan pengujian materi
Pasal 80 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

• Perkembangan zaman menuntut perkembangan lebih jauh di bidang hukum. Gugatan legal
standing atau disebut juga hak gugat organisasi, adalah gugatan yang diajukan oleh Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) kepada pihak yang melanggar hukum dalam kompetensi kemampuan LSM tersebut
bergerak
• Hak gugat organisasi lingkungan atau LSM di dalam Pasal 92 ayat (1) UUPLH 2009 tersebut dibatasi dengan
menyebut syarat-syarat tertentu, sehingga tidak semua LSM dibidang lingkungan dapat tampil sebagai
standing bilamana syarat tersebut tidak dipenuhi. Pasal 92 ayat (3) memberikan kriteria yang harus dipenuhi
oleh LSM bilamana tampil sebagai standing di pengadilan. Kriteria dimaksud di dalamPasal 92 ayat (3)
adalah sebagai berikut:

“Organisasi lingkungan hidup dapat mengajukan gugatan apabila memenuhi persyaratan:

a. Berbentuk badan hukum;


b. Menegaskan di dalam anggaran dasarnya bahwa organisasi tersebut didirikan untukkepentingan pelestarian
fungsi lingkungan hidup; dan
c. Telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai dengan anggaran dasarnya paling singkat
2 (dua) tahun”.
• Secara tekstual yuridis mengenai aspek legal standing, yang menurut deskripsi penulis adalah seperti di bawah
ini:

1. Prinsip selective suit, yakni hak gugat lingkungan hanya terbatas kepada hak gugat organisasi lingkungan
hidup. Dengan demikian tidak membedakan antara citizen suit atau privat suit dengan group action atau group
actie ;

2. Hak gugat organisasi lingkungan hidup memiliki prinsip organisasi administrative yuridis, yakni hanya bisa
diakui legalitas dan standingnya jika memenuhi syarat juridis berupa organisasi tersebut berbentuk Badan
Hukum atau Yayasan;

3. Prinsip environmental oriented statute, yakni dalam anggaran dasarnya (statute) secara tegas menyebut tujuan
pendirian organisasi adalah kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup;

4. Prinsip actively environmental statute , yakni telah melaksanakan kegiatan sesuai anggaran dasarnya;

5. Prinsip injunctive suit, yakni tuntutan yang dilakukan hanya sebatas melakukan tindakan tertentu tanpa
menuntut gantirugi, kecuali biaya atau pengeluaran riil

Anda mungkin juga menyukai