0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan12 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pajak penghasilan (PPh) di Indonesia. PPh diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 dan mengalami beberapa kali perubahan. Subjek pajak PPh adalah orang pribadi, badan, dan bentuk usaha tetap. Objek pajaknya adalah penghasilan yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan.
Dokumen tersebut membahas tentang pajak penghasilan (PPh) di Indonesia. PPh diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 dan mengalami beberapa kali perubahan. Subjek pajak PPh adalah orang pribadi, badan, dan bentuk usaha tetap. Objek pajaknya adalah penghasilan yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan.
Dokumen tersebut membahas tentang pajak penghasilan (PPh) di Indonesia. PPh diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 dan mengalami beberapa kali perubahan. Subjek pajak PPh adalah orang pribadi, badan, dan bentuk usaha tetap. Objek pajaknya adalah penghasilan yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan.
Pajak penghasilan sebelum terjadi reformasi perpajakan pada tahun 1983 diatur dalam beberapa ketentuan perundang- undangan yakni ordonansi pajak pendapatan tahun 1984, pajak pendapatan tahun 1944 dan pajak perseroan yg diatur dalam ordonasi pajak perseroan tahun 1925 serta pajak atas bunga, dividen, dan royalty yang diatur dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1970 Undang-undang pajak penghasilan ini dilandasi dengan falsafah pancasisla dan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat ketentuan yg menjunjung tinggi hak warga negara dan menempatkan kewajiban perpajakan sebagai kewajiban kenegaraan dan merupakan sarana peran serta rakyat dalam pembiayaan negara dan pembangunan nasional Definisi Pajak Penghasilan atau PPh adalah pajak yang dibebankan atas suatu penghasilan yang diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar negeri. Dasar hukum PPh adalah Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. UU ini mengalami empat kali perubahan, yakni: • Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991 tentang Perubahan Atas UU No.7/1983 tentang Pajak Penghasilan DEFINISI • Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994 tentang Perubahan Kedua UU No.7/1983 tentang Pajak Penghasilan • Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga UU No.7/1983 tentang Pajak Penghasilan • Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat UU No.7/1983 tentang Pajak Penghasilan. Yang menjadi subyek pajak adalah: 1. Orang pribadi
SUBYEK PPH 2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
3. Badan 4. Bentuk usaha tetap Pengertian BADAN adalah sekumpulan orang dan/atau modal yg merupakan kesatuan baik yg melakukan usaha maupun yg tidak melakukan usaha yg meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan, dll. BENTUK USAHA TETAP dalah bentuk usaha yg dipergunakan oleh orang pribadi yg tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yg berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (serratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yg tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI
1. Orang pribadi
2. Badan yg didirikan atau bertempat kedudukan di
Indonesia
3. Warisan yg belum terbagi sebagai satu kesatuan
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
1. Orang pribadi yg tidak bertempat tinggal di Indonesia
2. Badan usaha tetap menggantikan orang pribadi atau
badan sebagai subyek pajak luar negeri Yang tidak termasuk subjek pajak adalah:
1. Kantor perwakilan negara asing
2. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat
3. Organisasi-organisasi internasional dengan beberapa
syarat
4. Pejabat perwakilan organisasi internasional
Objek pph adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yg diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yg berasal dari Indonesia maupun dari luar OBJEK PPH Indonesia, yg dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yg bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun BUKAN OBJEK PPH (DIKECUALIKAN): 1. Bantuan atau sumbangan 2. Warisan 3. Harta termasuk setoran tunai yg diterima oleh badan sebagai pengganti saham 4. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan 5. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi 6. Dividen 7. dll